Anda di halaman 1dari 36

Menghitung Perkiraan Harga Produk

Busana
C.14FAS00.007.1

DAFTAR ISI
Daftar Isi ........................................................................1
Kata Pengantar .......................................................................................2
A. Pendahuluan …………………………………………………………………… ..3
B. Panduan Penggunaan Modul ............................................................4
C. Daftar Ikon .......................................................................................5
D. Bacaan Referensi ..............................................................................6
E. Pengantar Teori.................................................................................7
F. Langkah Kerja ..................................................................................23
G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................26
1. Elemen Kompetensi 1 ..................................................................26
1.1 Referensi ...........................................................................26
1.2 Aktivitas 1……………………….………………………………….. 26
1.3 Aktivitas 2 .........................................................................26
1.4 Video Youtube ...................................................................26
2. Elemen Kompetensi 2 ..................................................................28
2.1 Referensi……………………………………………………………. ...28
2.2 Diskusi ..............................................................................28
2.3 Membaca ...........................................................................28
2.4 Aktivitas…………………………………….…….…………...…….. 28
2.5 Video Youtube ……………………………………………………… .29
2.6 Pikirkan ……………………………………………………………… .29
H. Lampiran ..........................................................................................30
1) Kamus Istilah ..............................................................................30
2) Referensi .....................................................................................32
3) Unit Kompetensi ..........................................................................33
4) Daftar Nama Penyusun ...............................................................36
KATA PENGANTAR

Dalam proses pelatihan, materi pelatihan merupakan salah satu


instrumen yang menunjang keberhasilan suatu pelatihan. Materi Pelatihan
berisi informasi dan kegiatan yang meliputi pengetahuan (knowledge) untuk
membangun pondasi teori, keterampilan (skill) untuk memiliki pengalaman
melakukan praktek yang sebenarnya dan seluruh rangkaian prosesnya
dibangun sikap kerja yang melekat dalam perilaku kerja sesuai tuntutan
yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja (Standar Kompetensi Kerja
Nasional, Standar Kompetensi Kerja Khusus,dan Standar Internasional)
Materi pelatihan ini berorientasi kepada Pelatihan Berbasis
Kompetensi (Competence Based Training) dan dalam bentuk cetak
diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku
Asesmen. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan
instruktur/pembimbing, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien.
Materi Pelatihan dengan judul “Menghitung Perkiraan Harga Produk
Busana“, ini digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang
digunakan pada program pelatihan. Kami berharap buku materi dan buku
asesmen ini membantu para instruktur/pembimbing dalam menstimulasi
teori (softskill) ataupun praktek (hardskill) dalam proses pembelajaran,
sehingga menjadi efektif dalam proses pelatihan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita
semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses
pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga
kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja
baik nasional maupun global.

3
A. PENDAHULUAN

Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting


dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan
yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan
sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang
diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka
materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran
sehingga dapat diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan
buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat
soft copy seperti materi presentasi dan video.

B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL

Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus diperhatikan


adalah sebagai berikut:

1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan


penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan
sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:

a. Bacaan Referensi

b. Pengantar Teori

c. Langkah Kerja

d. Implementasi Unit kompetensi

e. Lampiran :

4
1) Kamus istilah

2) Daftar referensi

3) Unit kompetensi

4) Daftar penyusun

2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat


dijadikan referensi bagi para instruktur.

3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:

a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video


dan powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi,
diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan
dengan BLK masing-masing

b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan


berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik
melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek,
melakukan investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas
kelompok, presentasi, serta menonton video.

c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku


ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.

4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket


buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal
tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.

5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam


penyusunan buku panduan pelatihan ini.

6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta


bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.

C. DAFTAR IKON Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini,
antara lain:

5
Ikon Keterangan

Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau


menemui seseorang untuk mendapatkan informasi

Pemeriksaan

Icon ini memiliki arti anda diminta untuk


menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam
lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi
Aktivitas

Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada aturan


atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-prosedur
atau materi pelatihan/ sumber informasi lain untuk
dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Referensi
material/manual

Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat


berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-
gagasan yang anda miliki.
Berpikir

Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah dengan


rekan anda untuk gagasan yang anda miliki.
Komunikasi/
Diskusi

Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang dibutuhkan


sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan.
Membaca

Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang


dibutuhkan dalam materi pelatihan.
Video/Youtube

D. BACAAN REFERENSI

Membaca secara lengkap :

 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6
E. PENGANTAR TEORI

Menghitung Perkiraan Harga Produk Busana


Perhitungan kebutuhan bahan baku (main material) untuk membuat
satu produk garmen (apparel) dengan spesifikasi ukuran yang telah
ditentukan, yang dihitung dalam berat (gram) untuk kain rajut (knitting)
maupun dalam meter untuk kain tenun (woven). Penghitungan kebutuhan
bahan/kain (fabric consumption) merupakan hal utama, sebab biaya bahan
baku/kain mencapai 40% - 45% dari total biaya garmen.

1. Biaya bahan dan aksesori pembuatan sampel dan/atau produksi


massal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perhitungan
kebutuhan bahan baku terutama untuk kain rajut maupun kain tenun,
yaitu antara lain:
1. gramation
2. fabric width
3. jumlah bagian-bagian produk garmennya (apparel)
4. size atau ukuran dasar yang dipakai
5. ukuran dari bagian-bagian produk garmennya (apparel)
6. seam allowance/kampuh yang dipakai
7. efisiensi pemanfaatan luas kain
8. arah peletakan bagian produk garmennya (apparel)
9. total kebutuhan bahan (kain)

1.1 Perhitungan Bahan Baku (fabric consumption) dalam Sample


Garment

Dalam menghitung kebutuhan bahan baku pembuatan pakain dalam


skala sample garment dapat dihitung berdasarkan pecah pola dari
desain pakaian yang akan di produksi.

7
Gambar Contoh desain dan pecah polanya

Setelah dibuat pecah pola ada beberapa cara dalam menghitung


kebutuhan kainnya yaitu:
a. Dengan cara pola yang telah dibuat di letakkan diatas kain yang
akan digunakan ditata seefisien mungkin.

b. Dengan cara menggunakan software marker atau auto nesting.


Contoh hasil perhitungan dengan software marker optitex:

8
9
1.2 Perhitungan Bahan Baku (fabric consumption) dalam produksi
massal
Perhitungan kebutuhan bahan baku (main material) untuk membuat satu
produk garmen (apparel) dengan spesifikasi ukuran yang telah ditentukan,
yang dihitung dalam berat (gram) untuk kain rajut (knitting) maupun dalam
meter untuk kain tenun (woven).
Sebagai ilustrasi, berikut akan disajikan beberapa contoh perhitungan
fabric consumption dari beberapa jenis produk garmen (apparel), yaitu
sebagai berikut:
1.2.1 Penghitungan fabric consumption untuk jenis garmen kemeja lengan
Panjang berbahan dasar kain tenun.

10
Berdasarkan gambar anatomi model kemeja lengan panjang di atas, maka
dapat kita ketahui bagian-bagiannya yaitu antara lain:
a. Bagian belakang (back part of long sleeve woven shirt)
b. Yoke (yoke of long sleeve woven shirt)
c. Bagian depan (front part of long sleeve woven shirt)
d. Lengan (sleeve of long sleeve woven shirt)
e. Manset (cuff of long sleeve woven shirt)
f. Saku (pocket of long sleeve woven shirt)
g. Kerah (collar of long sleeve woven shirt)

Formula menghitung kebutuhan bahan baku/kain untuk setiap bagian


kemeja lengan panjang tersebut adalah:
a. Formula atau rumus fabric consumption untuk menghitung
kebutuhan bahan baku /kain bagian belakang (back part of long
sleeve woven shirt) pada contoh kemeja lengan panjang di atas
adalah: Required fabric = {( ℎ+ ) (12
ℎ + )} 44 36
= (31"+2") (24"+2") 44 36
= 0.541 yds
b. Formula atau rumus fabric consumption untuk menghitung
kebutuhan bahan baku/kain bagian yoke (yoke of long sleeve woven
shirt) pada kemeja lengan panjang di atas adalah sebagai berikut:
Required fabric = {( ℎ+ ) ( ℎ+ )} 44
36 = (21"+4") (4"+1") 44 36 = 0.079 yds
c. c. Formula atau rumus fabric consumption untuk menghitung
kebutuhan bahan baku/kain bagian depan (front part of long sleeve
woven shirt) pada kemeja lengan panjang di atas adalah sebagai
berikut: Required fabric = {( ℎ+ ) (12 ℎ
+ ) 2} 44 36 = (31"+1") (12"+2½") 2" 44 36 = 0.5858
yds
d. d. Formula atau rumus fabric consumption untuk menghitung
kebutuhan bahan baku/kain bagian lengan (sleeve of long sleeve
woven shirt) pada kemeja lengan panjang di atas adalah sebagai
berikut: Required fabric = {( ℎ+ ) ( ℎ ℎ
+ ) 2} 44 36

11
Atau: = {( ℎ−(½ ℎ + ½")}+ ) ( ℎ
ℎ+ ) 2 44 36 = ((34½"−11")+1") (21"+1") 2 44 36 =
0.68 yds

e. Formula atau rumus fabric consumption untuk menghitung


kebutuhan bahan baku /kain bagian manset (cuff of long sleeve
woven shirt) pada contoh kemeja lengan panjang di atas adalah:
Required fabric ={( ℎ+ ) ( ℎ+ ) 2}
44 36 = (9"+3") (2½"+ ½") 2 44 36 = 0.05 yds
f. Formula atau rumus fabric consumption untuk menghitung
kebutuhan bahan baku /kain bagian saku (pocket of long sleeve
woven shirt) pada contoh kemeja lengan panjang di atas adalah:
Required fabric = {( ℎ+ ) ( ℎ+ )}
44 36 = (6"+2") (5½"+ 1") 44 36 = 0.032 yds
g. Formula atau rumus fabric consumption untuk menghitung
kebutuhan bahan baku /kain bagian kerah (collar of long sleeve
woven shirt) pada contoh kemeja lengan panjang di atas adalah:
Required fabric = {( ℎ+ ) ( ℎ+ )
4} 44 36 = (16"+5") (2"+ 1") 4 44 36 = 0.159 yds

1.2.2 Penghitungan fabric consumption untuk jenis garmen T-shirt yang


berbahan dasar dari kain tenun (knit).

Berdasarkan gambar ilustrasi model T-shirt di atas, maka berikut adalah


beberapa hal penting yang perlu dicermati saat menghitung kebutuhan
bahan (fabric consumption) dari Kaos (T-shirt) tersebut di atas, yaitu antara
lain: a) Jenis kain dan beratnya (fabric type and weight (single jersey 145
GSM) b) Ukuran dasar (basic measurement) misalnya setengah lingkar

12
dada, panjang punggung, panjang lengan (½ Chest, back length and sleeve
length) c) Kampuh jahitan (sewing allowance) d) Kain yang dibuang saat
pemotongan atau penjahitan yaitu sekitar 10%, 15%, dan seterusnya
(wastages (cutting and sewing -10%, 15%, etc)

Misalnya, diketahui:  Panjang (length) = 70 cm  ½ lingkar dada (½ Chest)


= 60 cm/dia  Panjang lengan (sleeve length) = 25 cm  Lingkar kerung
lengan (arm hole width) = 40 cm  GSM = 145 Berdasarkan keterangan di
atas, maka kita dapat menghitung kebutuhan bahan baku rajut (fabric
consumption) untuk T-shirt tersebut di atas dengan formula atau rumus
sebagai berikut: Fabric consumption = ℎ+ ℎ 100 + ℎ
100 + 1000 x 12 = ((Back length + sleeve length) x ½ chest x 2 x GSM x
12) / 10000000 = ((70 + 5) + (25 + 5)) x 60 x 2 x 145 x 12) /10000000 = 2.28
kg + 7% (2.28) = 2.28 kg + 0.159 = 2.439 kg/doz (jika untuk leher dan
lengan diberi rib, maka ditambah 0.10)

13
1.3 Bahan Bantu (Additional Material)

Bahan bantu (additional material) dalam industri garmen adalah semua


bahan pelengkap yang digunakan dalam pembuatan garmen
(pakaian/busana jadi) selain bahan baku utama. Bahan bantu atau bahan
pelengkap tersebut berupa benang jahit dan benang hias, zipper atau
ritsluiting, kancing, pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain-
lainnya. Bahan pelengkap ini adalah detail-detail yang dipasang pada
permukaan busana, bisa dipasangkan pada permukaan garmen sebelum
bahan dipotong, pada bagian-bagian busana sebelum dijahit, atau setelah
busana selesai dijahit. Selain itu, bahan pelengkap ini juga dapat berfungsi
fungsional dan dekoratif sebagai aksesoris maupun hiasan pada busana.
Baik sebagai unsur dekoratif atau unsur fungsional, bahan pelengkap ini
harus selalu dirancang sebagai bagian tak terpisahkan dari busana.
Secara garis besar, bahan bantu garmen ini dapat diklasifikasikan menjadi
tiga jenis yaitu:
1. Bahan bantu utama (bahan pelengkap utama)
2. Bahan bantu tambahan (bahan pelengkap tambahan)
3. Bahan pelapis

14
1.2.1 Benang
Seperti diketahui bahwa untuk membuat baju diperlukan pembuatan pola
dengan memotong pola sesuai bagian bagian tubuh seperti lengan, kaki,
badan muka, badan belakang, kerah saku, manset dan lainnya.
Bagianbagian ini perlu disambungkan sehingga terbentuklah sebuah
busana yang bisa dikenakan pada badan. Untuk menyambungkan bagian-
bagian pola inilah dibutuhkan benang jahit.
1) Benang tunggal (single yarn) ialah produk yang dihasilkan oleh
mesin pintal dengan jalan memintal serat tekstil yang pendek atau
benang satu filament atau memilin dua atau lebih filament
2) Benang multi filament adalah benang yang dibuat dari dua atau
lebih benang tunggal yang disejajarkan dan tidak dipintal.
3) Benang gintir adalah benang yang dibuat dari dua atau lebih
benang tunggal yang dipintal bersama.
4) Benang kepang (cable yarn) adalah benang yang diperoleh
dengan memintal paling sedikit dua benang gintir atau memintal
satu atau lebih benang gintir dengan satu atau lebih benang
tunggal.
1.2.1 Kancing

a) 1) Kancing kemeja: Kancing ini umumnya berbentuk bulat dan


berlubang di tengah tengahnya. Banyaknya lubang bervariasi dari
2, 3 dan 4. Lubanglubang ini untuk masuknya benang jahit agar
kancing menempel pada busana. Umumnya pada industrI
dilakukan dengan mesin pasang kancing. Sedangkan untuk
mengkaitkan harus dibuatkan lubang kancing pada bagian busana
lainnya dengan mesin lubang kancing.
b) 2) Kancing Tekan (Press sap button) Kancing tekan terbuat dari
logam/plastik yang terdiri atas 2 bagian kancing timbul dan bagian
yang pipih. Kedua bagian dijahitkan pada masing-masing bagian
busana yang akan dikaitakan dan Untuk mengkaitkan kedua
bagian kancing harus ditekan. 120
c) 3) Kancing Kait (Hook Buton) Kancing ini terbuat dari logam, terdiri
atas dua bagian yang dipasang pada pertemuan ban pinggang rok
atau celana. Pemasangan kancing dikaitkan. Kancing ini terbuat
dari logam, bentuk dan ukurannya beragam sehingga fungsinya
15
selain sebagai penutup belahan juga sebagai hiasan. Salah satu
bagian nampak dari luar. Pemasangannya dengan bantuan alat
atau dipres.
d) 4) Kancing Hias Kancing berfungsi sebagai penutup belahan
sekaligus hiasan adalah kancing hias. Kancing hias banyak jenis
dan bentuk dan warnanya. Penggunaan kancing hias berwarna
harus mengutamakan keserasian dengan warna pakaian. Dari segi
ukuran kancing juga perlu disesuaikan. Kancing berukuran besar
untuk pakaian seperti jas, mantel pak blus, atau gaun yang hanya
memerlukan satu atau dua kancing, sedangkan untuk pakaian
yang 121 memerlukan banyak kancing digunakan kancing yang
berukuran kecil atau sedang. Kancing hias dapat juga digunakan
sebagai pusat perhatian pada suatu busana.
e) 5) Kancing Bungkus Kancing bungkus ialah dibungkus dengan
kain. Kancing bungkus dibuat dengan memakai alat lubang
kancing atau dijahit dengan tangan. Kancing ini termasuk kancing
hias, pembungkusnya menggunakan perca bahan busananya.
Bentuk kancing bungkus ada yang bulat datar, bulat cembung dan
berbentuk kerucut dengan berbagai macam ukuran seperti pada
kancing hias bertangkai. Kancing bungkus dapat pula di hias
dengan manik payet dan dipasangkan pada kebaya modifikasi dari
busana pesta.
f) 6) Kancing Cina Kancing Cina terbuat dari sejenis tali yang dibuat
dengan teknik simpul dan buhul, sehingga menghasilkan bentuk-
bentuk tertentu. 122 7) Kancing paku: Model kancing seperti paku

16
1.2.1 Tutup Tarik (Retsluiting = Belanda, Zipper= Inggris}
Tutup Tarik (Retsluiting = Belanda, Zipper= Inggris) Zipper
berupa selembar kain dengan tenunan yang kuat yang ditengahnya
dilengkapi gigi dan tarikan sehingga dapat dibuka dan ditutup.
Fungsinya adalah sebagai penutup belahan dan sebagai hiasan.
Penggolongan zipper umumnya berdasarkan proses jalannya slider
(tutup tariknya). Bahan kain untuk zipper umumnya terbuat dari
polyester atau nylon. Untuk rel gigi dan slidernya dapat terbuat dari
plastik maupun logam. Jenis Zipper dapat dilihat pada Tabel di bawah
:

17
.Tipe Zipper Berdasarkan Jenis Gigi

Komponen Zipper

a. Bahan Pelengkap Tambahan Bahan pelengkap tambahan adalah


bahan pelengkap busana yang tidak mutlak harus ada. Sifatnya
hanya sebagai bahan tambahan yang berfungsi untuk mempercantik
penampilan dan meningkatkan kenyamanan pakai sebuah produk
busana/garmen. Bahan pelengkap tambahan ini dapat berupa bordir,
elastic, bantalan/padding, renda, gasper, pita, pita rekat, balein, kom

18
dan mungkin bahan-bahan lain yang diperlukan.

Contoh bentuk elastic. Contoh Padding

Contoh Gasper Contoh pita rekat

Contoh Balein
Gambar Bahan Pelengkap Tambahan

b. Bahan Pelapis (Interlining) adalah bahan yang ditambahkan pada


pembuatan busana berupa kain yang terletak di bawah atau di
belakang bahan utama. Bahan pelapis berfungsi untuk membentuk,
menopang kain, menjaga tetap kuat dari gesekan, lipatan, tekanan
dan tahan rendaman. Bahan pelapis juga dapat digunakan untuk
mempercantik penampilan bahan utama dan menutupi bagian bagian
19
tubuh tertentu yang tidak ingin nampak dari luar jika bahan utama
terlalu tipis dan transparan. Juga untuk memberi rasa nyaman saat
pemakaian seperti memberi rasa sejuk, hangat dan menghindari rasa
gatal. Bahan pelapis dapat berupa kain tenun maupun kain non
woven, Bahan pelapis ini juga ada yang menggunakan perekat
maupun tanpa perekat sesuai fungsi dan penggunaannya. Perekatan
umumnya menggunakan proses panas dengan setrika atau alat
press/fusing. Dalam pembuatan busana bahan pelapis digolongkan
menjadi 4 jenis yaitu lapisan bawah (underlining), lapisan dalam
(interfacing), lapisan antara 126 (interlining) dan bahan pelapis
(lining) yang biasa disebut furing (lining). Masing-masing mempunyai
fungsi yang khusus mempengaruhi penampilan sebuah
pakaian/busana.

c. Jenis-jenis Bahan Pelapis:


a. Lapisan Bawah (Underlining), yaitu bahan pelapis yang terletak di
bagian bawah (bagian buruk) bahan utama pakaian (Garment fabric)
biasa disebut lapisan bawah atau lapisan pertama. Pada umumnya
lapisan bawah ini dimaksudkan untuk:

1) Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan,


2) Memperkuat kelim & bagian-bagian busana,
3) Mencegah bahan tipis agar tidak tembus pandang, dan
4) Menjadikan sambungan bagian bagian busana atau kampuh tidak
kelihatan dari luar.

b. Lapisan Dalam (Interfacing), yaitu bahan pelapis yang lebih kokoh


dari lapisan bawah yang dipergunakan untuk menguatkan dan
memelihara bentuk pakaian. Bahan lapisan ini dapat dipergunakan
pada seluruh bagian dari pakaian, tetapi pada umumnya hanya
dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja seperti pada kerah,
manset, saku dan lainnya. Fungsi bahan interfacing:
 Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis leher
 Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian busana
 Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu

20
seperti ujung dan detail pada busana
 Memperkuat dan mencegah bahan renggang

c. Lapisan Antara (Interlining), yaitu bahan pelapis lembut dan ringan


yang diletakkan diantara interfacing dan lining pada suatu pakaian
untuk memberikan rasa hangat selama dikenakan. Biasanya untuk
lengan baju dan bagian badan dari jaket atau mantel.

d. Bahan Pelapis (Lining) atau biasa disebut furing, yaitu bahan


pelapis yang memberikan penyelesaian yang rapi, rasa nyaman,
kehangatan, kehalusan terhadap kulit, biasanya disebut bahan
pelapis terakhir (furing) karena merupakan penyelesaian terakhir
pada pembuatan busana untuk menutupi bagian dalamnya. Fungsi
lining adalah:
1) Menutup bagian dalam konstruksi bagian dalam busana agar
tampak rapi.
2) Menahan bentuk dan jatuhnya busana.
3) Pengganti petty coat (rok dalam).
4) Agar bahan tipis tidak tembus pandang.
5) Sebagai pelapis berbulu atau kasar seperti wol.
6) Untuk memberi rasa nyaman (sejuk, hangat) pada saat dikenakan.
7) Memudahkan pakaian untuk dipakai atau dilepas .
Untuk suatu desain, semakin berstruktur dan berdetail maka
semakin besar pula kebutuhan akan lapisan bawah dan lapisan di
dalamnya. Bobot bahan pakaian merupakan faktor lain yang harus
diperhatikan, semakin ringan bobot atau kelembutan dari suatu
bahan utama pakaian, semakin lebih membutuhkan bahan
penyokong. Tidak semua busana menggunakan keempat jenis bahan
pelapis secara bersama-sama contoh pada pembuatan kebaya cukup
diperlukan bahan interfacing untuk memberi bentuk dan lining
untuk memberi rasa nyaman saat dikenakan namun ada kalanya
keempat jenis bahan pelapis digunakan secara bersama-sama.

21
2. Menghitung biaya bahan dan aksesori pembuatan sampel dan/atau
produksi massal berdasarkan kebutuhan produksi.

Pembiayaan (Costing) dilakukan melalui perhitungan biaya/ongkos yang


dibutuhkan dalam produksi garmen perhitungannya antara lain meliputi:

1. Biaya bahan baku (main material cost)

2. Biaya bahan bantu (additional material cost)

3. Biaya bahan aplikasi (applications/ applique cost)

4. Upah buruh langsung (direct labour cost)

5. Biaya overhead (overhead cost)

6. Biaya komersial (commercial cost)

7. Keuntungan (profit margin)

22
LANGKAH KERJA

MENGHITUNG PERKIRAAN HARGA. (COSTING)

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

1 Desaian baju Desain disiapkan sesuai rencana

Menyiapkan Desain baju

23
2 Teknikal drawing Dari desain yang sudah ada dibuat teknikal drawingnya

Membuat Teknikal Drawing

Pola baju 3.1 Gunakanakan gambar desain dan teknikal drawing sebagai acuannya

3.2 Gunakan ukuran sesuai instruksi desain

Membuat pola dasar dan pecah polanya

24
Efisiensi pemakain bahan 4.1 Meletakan pola diatas kain dengan seefisien mungkin

4.2 Menggunakan program auto nesting atau marking pola

Marking pola Harga Produk

5.1 Menggunakan table untuk perhitungan sample produk

5.2 Menggunakan rumus penggunaan bahan untuk produksi pabrikasi

Menghitung perkiraan harga

25
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI

Elemen Kompetensi 1

Menentukan syarat pekerjaan.

Baca Referensi 1.1:

Silahkan untuk mencari informasi dan membaca


beberapa hal jenis-jenis produk garmen termasuk
karakteristik, jenis bahan kain.

Aktivitas 1.2 :

Silahkan untuk menyiapkan daftar bahan, menyiapkan


table harga kain, peralatan pendukung dan bahan –
bahan yang digunakan untuk melaksanakan
menghitung perkiraan harga produk busana.

Aktivitas 1.3 :

Silahkan untuk menghitung perkiraan harga produk


busana
dengan benar

Video Youtube 1.4 :

Silahkan melihat youtube berikut ini:


Link:
https:// https://youtu.be/0zDxp-hsMFY

Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video


tersebut.

26
Elemen Kompetensi 2

CEK LIST
MEMPERSIAPKAN PENGHITUNGAN HARGA PRODUK BUSANA

NO ITEM CEK √/X KETERANGAN


Peralatan dan tool support
1 Meteran kain
2 Pensil
3 Penghapus
4 Bolpoint
Alat hitung /
5
kalkulator
Bahan
1 Pola Busana
2 Teknikal drawing

Keterangan symbol
√ = ada dan siap digunakan
X = Tidak ada

27
Elemen Kompetensi 3

Menghitung biaya-biaya terkait produksi busana

Baca Referensi 2.1:


Silahkan untuk mencari informasi dan membaca
beberapa hal sebagai berikut:

1. Jenis dan type bahan bantu produksi busana


2. Nilai standart jenis kain
3. Cara melakukan menghitung fabric consumption dan
costing produk busana

Diskusi 2.2:
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian
informasi mengenai hal yang telah Anda pelajari:

1. Jenis dan type marker pola


2. Nilai standart spesifikasi pola dan perhitungan
kebutuhan kain
3. Cara melakukan perhitungan fabric consumption dan
costing produk busana

Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok,


buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi
setiap kelompok.

Membacar 2.3 :

Silahkan untuk membaca langkah kerja atau SOP


sebagai panduan dalam melaksanakan perhitungan
perkiraan harga produk busana

Catat hasil pemeriksaan.

Aktivitas 2.4:

Silahkan untuk mencoba melaksanakan perhitungan


fabric consumption dan costing produk busana

28
Video Youtube 2.5 :

Silahkan melihat youtube berikut ini:


Link: https://youtu.be/0zDxp-hsMFY

Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video


tersebut.

Pikirkan 2.6 :

 Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses


pelaksanaan menghitung perkiraan harga produk
busana menurut saya adalah:

________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

Penilaian:

Penilaian Catatan :
Memenuhi/Belum Memenuhi
Capaian Pembelajaran
Peserta Instruktur

Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl

29
H. LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH

Fabric consumption Istilah untuk penyebutan banyaknya


penggunaan material pada satu garment.
Contoh consumption fabric untuk 1 garment senilai
2.06 artinya kebutuhan fabric rata-rata adalah 2.06
yard per garment.

gramation Dalam hal costing untuk mengetahui kebutuhan


bahan dalam hitungan berat

Fabric width Lebar kain dalam standar ukuran di industri garmen

Seam allowance Arah keliman adalah lebarnya keliman dari ujung


kain yang terjahit sampai jahitan benangnya

Marker garment Diagram dari pengaturan yang tepat dari potongan


pola untuk ukuran gaya tertentu yang akan dipotong
dari dalam satu gelaran.

woven Dibuat atau dibangun dengan jalinan benang


atau strip bahan atau elemen lain menjadi satu
kesatuan

knitting Membuat kain, pakaian atau perlengkapan busana


dari benang rajut dengan dua jarum. Merajut dapat
di lakukan menggunakan tangan ataupun mesin. Ada
berbagai jenis gaya dan teknik merajut. Teknik dasar
dalam merajut adalah tusuk atas dan tusuk
bawah. Tusuk atas di lakukan dengan cara
mengaitkan benang dari arah depan sementara tusuk
bawah di lakukan dengan cara mengaitkan benang
dari arah sebaliknya yaitu belakang. Hasil dari
rajutan memiliki pola seperti huruf V yang
bersambungan.

30
yoke Salah satu bagian pada kemeja yang
menghubungkan kemeja bagian depan dan
belakang, selain itu juga untuk menutupi tulang
bahu kita. Bagian ini berupa pola jahitan berupa
garis jahitan memanjang horizontal yang terletak
pada bagian di bawah collar (kerah).

pocket Salah satu bagian pada kemeja yang berfungsi


sebagai saku

collar Salah satu bagian pada kemeja yang berfungsi


sebagai kerah yang di gabung dengan jahit

Required fabric Kain yang dibutuhkan sesuai spesifikasi produksi

Mark up Merupakan salah satu metode penentuan harga


yang biasanya dianggap paling simpel dan paling
banyak diterapkan. Metode ini adalah penentuan
harga yang ditetapkan dengan tujuan tersendiri,
yakni untuk menutup biaya tidak langsung serta laba
rugi perusahaan

costing merupakan suatu metode perhitungan dimana biaya


produksi yang dikumpulkan nantinya akan
dibebankan dan menjadi biaya ke unit produksi.
Biaya ini bisa dikatakan sebagai biaya berdasarkan
pesanan

31
REFERENSI

 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3).
 Analisa Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan
Metode Full Costing Dalam Menentukan Harga Jual Produk Konveksi Pada
Cv. Champion Semarang, Meghaprana Adigandawastu, http://udinus.ac.id

 Merchandising Di Industri Garmen , Widhastuti, UNY Press

 Perencanaan Sistem Persediaan Bahan Baku Industri Garmen Di


PT.Dm, Nunung Nurhasanah1, Syarif Hidayat1, Ajeng Putri
Listianingsih1, Devi Utami Agustini1, Faikar Zakky Haidar1, Nida’ul
Hasanati2 1Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan
Teknologi 2Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia

32
UNIT KOMPETENSI

KODE UNIT : Menghitung Perkiraan Harga Produk Busana

JUDUL UNIT : C.14FAS00.007.1

DESKRIPSI UNIT :
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap
untuk menghitung dan memperkirakan biaya yang diperlukan dalam
produksi busana, termasuk produksi sampel.

ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. 1.1 Standar Operasional Prosedur (SOP)
diterapkan.
2. 1.2 Persyaratan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) diterapkan.
3. 1.3 Alat Pelindung Diri (APD) digunakan
1. Menentukan syarat
sesuai Standar Operasional Prosedur
pekerjaan
(SOP).
4. 1.4 Persyaratan pekerjaan ditentukan
berdasar spesifikasi lembar kerja atau
instruksi kerja.

1. 2.1 Harga produk busana diperkirakan


berdasar faktor dan pengaruh pasar.
2. 2.2 Biaya tak terduga dalam produksi
2. Mempersiapkan sampel diidentifikasi sesuai prosedur di
penghitungan harga tempat kerja.
produk busana 3. 2.3 Perbedaan pembiayaan pada
pembuatan sampel dan produksi massal
diidentifikasi sesuai prosedur.

1. 3.1 Biaya bahan dan aksesori pembuatan


sampel dan/atau produksi massal
dihitung berdasarkan kebutuhan
produksi.
2. 3.2 Biaya tenaga kerja untuk
memproduksi sampel dan produksi
busana massal dihitung sesuai
3. Menghitung biaya-biaya
perhitungan harga jual.
terkait produksi busana
3. 3.3 Biaya penyusutan alat dan komponen
biaya lainnya dihitung sesuai perhitungan
harga jual.
4. 3.4 Total biaya pembuatan sampel dan
produksi massal busana dihitung
berdasarkan jumlah keseluruhan modal.

33
BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel
1.1 Prosedur tempat kerja mengikuti beberapa hal berikut:

1. 1.1.1 Standar Operasional Prosedur (SOP).


2. 1.1.2 Instruksi kerja.
3. 1.1.3 Alat Pelindung Diri (APD).
4. 1.1.4 Selalu menerapkan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, Rajin).
5. 1.1.5 Komunikasi lisan, tertulis, dan visual.
6. 1.1.6 Praktik kualitas, termasuk tanggung jawab untuk
pemeliharaan kualitas kerja sendiri dan kontribusi terhadap
peningkatan kualitas hasil tim atau bagian.
7. 1.1.7 Tugas yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan,
pembuangan limbah, pengendalian pencemaran, dan daur ulang.
8. 1.1.8 Persyaratan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2. Peralatan dan perlengkapan

1. 2.1 Peralatan
1. 2.1.1 Perangkat lunak (software/program aplikasi)
2. 2.1.2 Alat hitung
2. 2.2 Perlengkapan

2.2.1 Alat Tulis Kantor (ATK)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)


4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian
1. 1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji


yang merepresentasikan tempat kerja serta dilengkapi dengan
peralatan untuk demonstrasi atau praktik.

2. 1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara demonstrasi, lisan,


dan/atau portofolio di tempat kerja dan/atau Tempat Uji
Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
1. 3.1 Pengetahuan
1. 3.1.1 Perhitungan biaya produksi
2. 3.1.2 Perhitungan harga jual
2. 3.2 Keterampilan
1. 3.2.1 Menghitung biaya produksi
34
2. 3.2.2 Menghitung harga jual
4. Sikap kerja yang diperlukan
1. 4.1 Teliti
2. 4.2 Tanggung jawab
3. 4.3 Cermat
5. Aspek kritis
1. 5.1 Ketelitian dalam menilai dan melengkapi semua informasi
yang

diperlukan pada penetapan biaya

2. 5.2 Kecermatan dalam menerapkan semua kriteria kualitas


dalam

penetapan biaya

35
NAMA PENYUSUN

NO. NAMA PROFESI

1. Sudarna Suwarsa Fashion Designer

2. Jazus Sudirman  Instruktur kejuruan


Fashion Teknologi
BBPLK Semarang
 Asesor LSP-P2 BBPLK
Semarang

36

Anda mungkin juga menyukai