N.78SPS02.022.1
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi
lebih efektif.
Jakarta, 2021
Direktur
Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja
( ................................)
3
A. PENDAHULUAN
a. Bacaan Referensi
b. Pengantar Teori
c. Langkah Kerja
e. Lampiran :
1) Kamus istilah
2) Daftar referensi
3) Unit kompetensi
4) Daftar penyusun
4
3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Ikon Keterangan
5
Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada
aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-
prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi
lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Referensi
material/manual
D. BACAAN REFERENSI
6
E. PENGANTAR TEORI
Dalam proses pembelajaran secara umum, ada tiga hal yang harus
diperhatikan oleh instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yaitu input pembelajaran, proses pembelajaran, dan output pembelajaran.
Output pembelajaran adalah hasil dari proses pembelajaran yang harus
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran digunakan untuk memeriksa apakah output
pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan proses pembelajaran yang
diinginkan. Oleh karena itu sangat penting untuk instruktur mampu
merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran sebagai suatu
sistem.
8
Dalam menentukan pelatihan berbasis kompetensi, metode evaluasi
yang digunakan adalah metode berdasarkan aspek kompetensi, yaitu
evaluasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam penggunaan metode
ini harus diperhatikan pula tujuan dari pelatihan yang dilaksanakan, dan
instruktur harus mampu merencanakan metode apa yang harus digunakan
sesuai dengan tujuan pelatihannya.
1. 1.1
1.2
1.3
Formatif I
2. 2.1
2.2
2.3
Formatif II
3. 3.1
3.2
3.3
Formatif III
Sumatif
9
ranah pengetahuan) dan kriteria capaian (untuk ranah keterampilan dan
sikap). Materi evaluasi harus mengacu pada dua bagian silabus ini untuk
evaluasi teori (pengetahuan) dan pratik (keterampilan dan sikap). Harus
dipastikan pula dalam penyusunan materi evaluasi dapat terukur
menggunakan perangkat materi evaluasi yang sesuai.
Untuk mengidentifikasi materi evaluasi, dapat menggunakan tabel
seperti dibawah ini :
10
Tes ini dapat berupa tes essay, tes jawaban singkat, tes
pilihan ganda, tes benar-salah, dan tes menjodohkan.
2) Tes Lisan/Wawancara
Tes ini dilakukan secara verbal, dimana penguji akan
menanyakan secara langsung kepada peserta tes. Jawaban
dari peserta tes akan dicatat dan dinilai oleh penguji.
Tes lisan adalah tes verbal yang dilakukan untuk
memeriksa tingkat pengetahuan dari peserta tes,
sedangkan wawancara adalah tes verbal yang digunakan
untuk memeriksa tingkat pemahaman dari peserta tes dari
unjuk keterampilan yang sudah dilakukan.
b) Evaluasi Praktik
1) Tes Simulasi
Tes yang dilakukan yang dibuat mendekati
keadaan/kondisi aslinya dalam tempat kerja peserta tes.
2) Aktivitas Praktik
Tes yang dilakukan secara nyata di tempat kerja peserta
tes.
c) Evaluasi Sikap
1) Observasi
Tes yang dilakukan oleh penguji dalam bentuk pengamatan
terhadap sikap peserta tes selama melakukan unjuk
keterampilan yang ditugaskan.
Berdasarkan macam-macam metode tersebut di atas, sudah jelas metode
yang digunakan kalau melakukan penilaian pengetahuan, praktik, dan
sikap.
Aspek yang dinilai / dievaluasi ditetapkan berdasarkan tujuan evaluasi
yang telah dirumuskan. Dalam pelatihan berbasis kompetensi, aspek-aspek
yang dinilai sudah jelas sehingga instruktur tinggal menindaklanjuti
dengan menentukan metode dan alat evaluasi yang akan digunakan,
tentunya dengan memenuhi ketentuan penggunaan metode dan alat
evaluasi tersebut. Aspek-aspek tersebut berupa indikator unjuk kerja yang
dapat terlihat di bagian kriteria capaian dan pokok pembahasan pada
silabus unit kompetensi.
Menyiapkan perangkat evaluasi tergantung pada metode dan tujuan
evaluasi yang sudah ditetapkan. Kalau metode tes tertulis yang dipilih,
11
artinya harus disiapkan materi tes tertulis.
Untuk menyiapkan tes tertulis ini juga harus memilih bentuk tesnya,
apakah obyektif tes atau subyektif tes (essay). Untuk menghindar-kan
pengaruh subyektivitas dominan waktu melakukan scoring, dianjurkan
menggunakan bentuk obyektif tes. Kalau terpaksa menggunakan essay,
siapkan essay yang terstruktur/tertutup, bukan yang terbuka.
Di samping itu, pemilihan bentuk tes pun juga ditentukan prinsip
penggunaan bentuk tes tersebut terhadap materi yang akan diukur.
a) Penggunaan Tes Essay
1) Jumlah siswa yang dinilai kecil jumlahnya;
2) Untuk mengetahui perkembangan kemampuan peserta
pelatihan dengan menyatakan jawabannya dalam bentuk
tulisan;
3) Untuk mengetahui cara memecahkan persoalan, tidak
hanya pada hasil, dan hal ini sulit dilakukan melalui tes
obyektif.
b) Penggunaan Tes Jawaban Singkat
1) Peserta tes diminta untuk memberikan jawaban secara
singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol
2) Bisa menggunakan kalimat pernyataan atau kalimat
pertanyaan
c) Penggunaan Tes Benar-Salah
Untuk mengukur kemampuan peserta pelatihan dalam
mengidentifikasi kebenaran pernyataan tentang:
1) Fakta-fakta
2) Definisi
3) Istilah-istilah
4) Prinsip, rumus, dan sejenisnya.
d) Penggunaan Tes Menjodohkan
1) Untuk mengukur pengetahuan tentang informasi faktual
yang berdasarkan pada asosiasi sederhana;
2) Untuk mengukur pengetahuan tentang gambar dan arti
gambar tersebut;
3) Untuk mengetahui pengetahuan tentang pengenalan
suatu letak dalam peta, chart atau diagram.
12
e) Penggunaan Tes Pilihan Ganda
1) Untuk mengukur berbagai jenis hasil belajar, baik
tingkat rendah maupun tingkat tinggi;
2) Untuk mengukur pengetahuan tentang istilah-istilah,
fakta-fakta khusus, prinsip-prinsip, metode dan
prosedur.
f) Penggunaan Tes Praktik
1) Untuk mengukur kemampuan aplikatif (penerapan
pengetahuan ke dalam praktik) yang lebih
menitikberatkan pada aspek psikomotorik.
13
negatif ganda.
8) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
9) Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, “Semua
pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan
jawaban di atas benar”.
10) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya angka, dari nilai
angka paling kecil ke nilai angka paling besar atau
sebaliknya.
11) Stimulus berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan
sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas, berfungsi,
dan konstektual.
12) Soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
13) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia.
14) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
komunikatif. Artinya, soal menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta didik.
15) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat,
terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain
atau nasional.
16) Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang
bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Kata atau
frase yang sama yang bukan satu pengertian diletakkan
di pokok soal.
b) Tes Benar-Salah
Keunggulan
1) Dapat mengukur berbagai jenjang kemampuan kognitif.
2) Materi yang diujikan dapat mencakup lingkup materi yang
luas.
3) Jawaban peserta didik dapat diskor dengan mudah, cepat,
dan objektif.
Keterbatasan
1) Probabilitas menebak dengan benar adalah besar, yaitu
50%, karena pilihan jawabannya hanya dua, benar/salah
dan ya/tidak.
14
2) Bentuk soal ini tidak dapat digunakan untuk menanyakan
sesuatu konsep secara utuh karena peserta tes hanya
dituntut menjawab benar/salah dan ya/tidak.
Kaidah Penyusunan
1) Konsep pada soal harus benar dan mutakhir
(perkembangan terbaru) serta tidak multitafsir.
2) Soal harus sesuai dengan indikator pada kisi-kisi
penulisan yang telah disusun.
3) Soal harus logis ditinjau dari segi materi.
4) Soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5) Soal merupakan pernyataan yang berkaitan dengan
materi yang diukur.
6) Soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
maupun salah.
7) Soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
8) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang
terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
9) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia.
10) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
komunikatif.
11) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat,
terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain
atau nasional.
c) Tes Menjodohkan
Keunggulan
1) Relatif lebih mudah dalam perumusan butir soal
2) Ringkas dan efektif dilihat dari segi rumusan butir soal
dan pilihan jawaban
3) Penskoran dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan
objektif
Keterbatasan
1) Cenderung mengukur kemampuan mengingat, sehingga
kurang tepat digunakan untuk mengukur kemampuan
15
kognitif yang lebih tinggi.
2) Kemampuan menebak dengan benar relatif tinggi karena
jumlah pernyataan soal (dalam lajur sebelah kiri) dengan
pernyataan jawaban (dalam lajur sebelah kanan) tidak
banyak berbeda.
3) Tidak semua materi atau konsep dapat dilakukan bentuk
soal menjodohkan.
Kaidah Penyusunan
1) Soal harus sesuai dengan indikator.
2) Soal harus logis dan homogen ditinjau dari segi materi.
3) Rumusan pokok soal dan jawaban harus merupakan
pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur.
4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5) Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban.
6) Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat
negatif ganda.
7) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang
terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
8) Setiap butir soal dalam satu paket tes yang sama tidak
boleh berisi informasi yang bisa mempengaruhi peserta
didik dalam menjawab butir soal lain.
9) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
10) Jumlah jawaban lebih banyak dari pokok soal.
11) Pokok soal dan jawaban disusun secara sistematis dan
kronologis.
12) Pokok soal dan jawaban disusun secara homogen dan
paralel.
13) Soal merupakan pernyataan yang berkaitan dengan
materi yang diukur.
14) Soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
maupun salah.
15) Kalimat pada pokok soal relatif lebih panjang daripada
jawaban.
16) Pokok soal menggunakan angka sedangkan jawaban
menggunakan huruf.
16
17) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia.
18) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
komunikatif.
19) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat,
terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain
atau nasional.
d) Tes Jawaban Singkat
Keunggulan
1) Mencakup lingkup materi yang banyak.
2) Dapat diskor dengan mudah, cepat, dan objektif.
Keterbatasan
1) Cenderung mengukur kemampuan mengingat
Kaidah Penyusunan
1) Pokok soal harus sesuai dengan indikator.
2) Pokok soal harus logis ditinjau dari segi materi.
3) Hanya ada satu kunci jawaban yang benar.
4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5) Soal jawaban singkat menggunakan kalimat tanya.
6) Soal isian menggunakan kalimat pernyataan.
7) Pokok soal merupakan pernyataan/pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang diukur.
8) Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban.
9) Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat
negatif ganda.
10) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang
terdapat pada pokok soal harus jelas dan berfungsi.
11) Setiap butir soal dalam satu paket tes yang sama tidak
boleh berisi informasi yang bisa mempengaruhi peserta
didik dalam menjawab butir soal lain.
12) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti
yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, atau
waktu.
13) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia.
17
14) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
komunikatif.
15) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat,
terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau
nasional.
e) Tes Essay
Keunggulan
1) Dapat mengukur kemampuan menyajikan jawaban terurai
secara bebas, mengorganisasikan pikiran, mengemukakan
pendapat, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri.
Keterbatasan
1) Jumlah materi atau pokok bahasan relatif terbatas.
2) Waktu untuk memeriksa jawaban lama.
3) Penskoran relatif subjektif.
4) Tingkat reliabilitasnya relatif lebih rendah karena sangat
tergantung pada penskor tes.
Kaidah Penyusunan
1) Soal harus sesuai dengan indikator.
2) Pokok soal harus logis ditinjau dari segi materi.
3) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas.
4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5) Rumusan pokok soal harus merupakan pernyataan yang
berkaitan dengan materi yang diukur.
6) Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban.
7) Stimulus berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan
sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan
berfungsi.
8) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus
menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
jawaban terurai.
9) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia.
10) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
komunikatif. Artinya, soal menggunakan bahasa yang
18
mudah dipahami oleh peserta didik.
11) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat,
terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau
nasional.
Di bawah ini disampaikan tabel yang digunakan untuk memilih bentuk
tes yang akan digunakan untuk penilaian pengetahuan.
Tabel 3
Daftar Materi Pelatihan Pengetahuan dan Pemilihan Bentuk Tes
MATERI JENIS BENTUK TES JUMLAH
NO. %
PELATIHAN PENGETAHUAN Isian B-S PG Essay ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Contoh:
Tabel 4
Contoh Daftar Materi Pelatihan Pengetahuan dan Pemilihan Bentuk Tes
MATERI JENIS BENTUK TES JUMLAH
NO. (%)
PELATIHAN PENGETAHUAN B-S Match. PG Essay ITEM
1. Sumber Panas 15 · Fakta 1 1 1 - 3
· Pengertian 1 1 1 3
· Aplikasi - - - -
2. Mengukur Suhu 32 · Fakta - 2 2 - 4
· Pengertian 2 2 2 - 6
· Aplikasi 1 1 1 - 3
3. Pengaruh Panas 33 · Fakta 1 2 1 - 4
· Pengertian 1 2 2 - 5
· Aplikasi 1 1 2 - 4
19
4. Perpindahan 20 · Fakta - 1 1 - 2
panas
· Pengertian 1 1 2 - 4
· Aplikasi 1 1 - - 2
Jumlah 100 10 15 15 - 40
20
b) Pelaksanaan Tes Lisan
1) Suasana tes agar dipertahankan sebagai suasana
penilaian, bukan suasana diskusi.
2) Penguji/instruktur agar tetap membuat suasana
penilaian membuat peserta pelatihan nyaman untuk
menjawab setiap pertanyaan, misalnya jangan
membentak atau marah-marah.
3) Jangan ada kecenderungan membantu peserta pelatihan
menjawab pertanyaan yang diajukan.
4) Siapkan terlebih dahulu pertanyaan yang akan diajukan
sebagai pedoman tes lisan.
5) Laksanakan skoring secara teliti terhadap setiap jawaban
peserta pelatihan. Untuk itu, hindarkan skoring setelah
selesai melakukan tes lisan.
c) Pelaksanaan Tes Praktik
1) Suasana tes agar dipertahankan setiap peserta pelatihan
dapat melakukan tes praktik dengan tenang, tidak
terganggu.
2) Setiap peserta pelatihan memperoleh lembar kerja,
peralatan dan mesin yang digunakan tes praktik dengan
kondisi yang sama dengan peserta lain sehingga diperoleh
aspek keadilan.
3) Karena waktu merupakan salah satu unsur yang dinilai,
maka harus dipastikan bahwa semua peserta pelatihan
mulai dan berhenti pada waktu yang sama.
Tabel 5
Contoh Batas Bawah Penguasaan Minimum
TINGKAT PENGUASAAN NILAI AKHIR KETERANGAN
90% – 100% Baik Sekali
80% - 89% Baik
65% - 79% Cukup
Batas Minimum Berhasil
55% - 64% Sedang
55%
24
F. LANGKAH KERJA
Membuat Jadwal
Evaluasi
Mengidentifikasi Materi
Evaluasi Berdasarkan
IUK
Selesai
25
MERENCANAKAN EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN
Selesai
26
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Diskusikan 1.2 :
Aktivitas 1.3 :
Diskusi 2.2:
Aktivitas 2.3:
Aktivitas 2.4:
28
Video Youtube 2.5 :
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Memenuhi/Belum Memenuhi
Capaian Pembelajaran
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
29
H. LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
30
REFERENSI
1. Daftar Pustaka
a. Departemen Tenaga Kerja RI, Metodologi Latihan Kerja, Modul MLK 4,
Evaluasi, Jilid I, Jakarta, 1991
b. ________, Metodologi Latihan Kerja, Modul MLK 4, Evaluasi , Jilid III,
Jakarta, 1991
c. ________, Evaluasi Hasil Belajar,Modul 2.6, Jakarta, 1990
d. Mudji Santoso, Drs., dkk, Evaluasi Latihan,ML.36, Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi RI, Jakarta, 1982
e. Slameto, Drs., Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Surabaya, 1988
f. Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Usaha
Nasional, Surabaya, 1986
2. Buku Referensi
a. Rusli Syarif, Ir., Teknik Manajemen Latihan dan Pembinaan, Angkasa,
Bandung, 1991
b. Subagio Atmodiwirio, Drs.,M.Ed., Manajemen Pelatihan, Ardadizya, Jakarta,
2005
c. Panduan Penilaian Tertulis, Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019
31
UNIT KOMPETENSI
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menyusun rencana
evaluasi hasil pembelajaran kepada peserta pelatihan
secara individu setelah mengikuti program pelatihan kerja.
1.2 Materi evaluasi menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja.
1.3 Materi evaluasi mencakup per elemen kompetensi, unit
kompetensi dan program.
1.4 Format laporan hasil evaluasi mencakup laporan kepada
pimpinan dan peserta pelatihan.
32
1.5 Perangkat evaluasi harus valid dan andal.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap kerja, proses dan hasil yang dicapai
dalam melaksanakan unit kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode:
lisan, tertulis, observasi, praktik dan/atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan disalah satu atau
kombinasi dari
workshop, kelas, dan/atau di tempat kerja.
2. Persyaratan
kompetensi (Tidak
ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
33
3.1.1 Metode evaluasi proses pembelajaran
3.1.2 Cara mengidentifikasi materi evaluasi berdasarkan
indikator unjuk kerja
3.1.3 Kaidah penyusunan perangkat evaluasi
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menentukan metode evaluasi proses pembelajaran
3.2.2 Menjadwalkan evaluasi peserta pelatihan
3.2.3 Menentukan materi evaluasi yang sesuai
3.2.4 Menyusun perangkat evaluasi
3.2.5 Menyusun laporan hasil evaluasi
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi materi evaluasi
berdasarkan indikator unjuk kerja
5.2 Ketepatan dan kesesuaian dalam menyusun perangkat
evaluasi
34
NAMA PENYUSUN
35