Anda di halaman 1dari 9

Nama : DEDY WAHYUDI

Kelas : 011 PGSD UNDIKSHA


No. UKG : 201503092319

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Analisis alternatif
No. Eksplorasi alternatif solusi Penentuan Solusi Analisis penentuan solusi
solusi
1. 1. Kajian Literatur 1. Alternatif solusi dari 1. Berdasarkan masalah yang 1. Pemilihan solusi dengan model
a. Menurut Kaswari, dkk (2013) beberapa faktor yang kajian literatur: terpilih, Guru kesulitan dalam pembelajaran Problem Based
menyebabkan guru kesulitan dalam membelajarkan a. Guru menggunakan membelajarkan matematika Learning (PBL), karena :
model Pembelajaran tentang operasi hitung campuran a. Meningkatkan ketrampilan
matematika tentang operasi hitung campuran bisa berasal
Berbasis Masalah (PBM). di kelas 6, maka solusi yang berpikir siswa.
dari siswa maupun dari guru. Adapun faktor dari siswa yaitu b. Guru menggunakan relevan dan ditentukan : b. Pembelajaran berpusat pada
siswa cenderung pasif selama kegiatan pembelajaran metode pembelajaran a. Guru menggunakan siswa.
berlangsung. Dan siswa kurang bersemangat mengikuti make a match. model Pembelajaran Berbasis c. Siswa mendapatkan
pelajaran bahkan ada beberapa siswa sering membolos Masalah (PBM). pengalaman belajar yang
ketika pelajaran matematika. Selain itu buku paket yang b. Guru menggunakan metode bermakna.
disediakan sekolah tidak boleh dibawa pulang karena 2. Analisis Pros dan Cons pembelajaran make a match. 2. Pemilihan solusi dengan metode
dari kajian literatur: make a match, karena :
jumlahnya terbatas. Sedangkan dari guru, proses
a. Pros model Pembelajaran 2. Sintaks model pembelajaran a. Suasana kegembiraan akan
pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah Berbasis Masalah: Problem Based Learning (PBL): tumbuh dalam proses
yang diselingi tanya jawab. Pembelajaran di kelas selama ini 1. Meningkatkan a. Orientasi siswa kepada pembelajaran.
selalu dilakukan secara klasikal monoton didominasi guru, ketrampilan berpikir masalah b. Kerjasama antar sesama
belum ada kolaborasi antara guru dan siswa. Guru jarang siswa. b. Mengorganisasikan siswa
2. Pembelajaran berpusat siswa akan terwujud dengan
menggunakan alat peraga sehingga pembelajaran tidak untuk belajar
pada siswa. dinamis.
menarik dan membosankan. c. Membimbing penyelidikan
3. Siswa mendapatkan c. Munculnya dinamika gotong
pengalaman belajar individual maupun kelompok royong yang merata di
Kaswari, dkk. 2013. PENINGKATAN PEMBELAJARAN yang bermakna. d. Mengembangkan dan seluruh siswa.
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA menyajikan hasil karya
ICT SISWA KELAS VI SDN 4 NANGA PINOH. b. Cons model Pembelajaran e. Menganalisis dan
Penelitian Tindakan Kelas: Universitas Tanjungpura Berbasis Masalah: mengevaluasi proses
Pontianak 1. Siswa enggan
pemecahan masalah
mencoba untuk
memecahkan masalah.
b. Menurut artikel Ayu Adelina Angelina Putri, dkk (2018) 2. Siswa cenderung tidak 3. Sintaks metode pembelajaran
Guru kesulitan dalam membelajarkan matematika tentang percaya diri untuk make a match:
operasi hitung campuran dikarenakan faktor berikut ini: memecahkan masalah a. Guru menyiapkan kartu yang
yang sedang dipelajari.
1. Guru kurang melakukan inovasi dalam memilih model berisi beberapa konsep yang
yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. cocok untuk sesi review, salah
2. Guru kurang melakukan inovasi dalam memilih media c. Pros metode make a satu bagian kartu soal dan
yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. match: bagian lainnya kartu jawaban.
3. Guru belum menciptakan suasana belajar yang 1. Suasana kegembiraan b. Masing-masing siswa
kondusif. akan tumbuh dalam mendapatkan sebuah kartu
4. Guru belum memahami karakteristik masing- masing proses pembelajaran. yang bertuliskan soal atau
2. Kerjasama antar
siswanya. jawaban dan memikirkan
sesama siswa akan
jawaban atau soal dari kartu
terwujud dengan
Ayu Adelina Angelina, dkk. 2018. Pengaruh Model yang dipegang.
dinamis.
Pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING (PBL) c. Masing-masing siswa mencari
3. Munculnya dinamika
Berbantuan Media Gambar Terhadap hasil Belajar pasangan kartu yang cocok
gotong royong yang
Siswa Kelas III SD. Journal for Lesson and Learning dengan kartunya.
merata di seluruh
Studies, Vol. 1 No. 1 d. Masing-masing siswa yang
siswa.
https://doi.org/10.23887/jlls.v1i1.14621 dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu, diberi
d. Cons metode make a
c. Kurniasih dan Sani (2016:55) mengemukakan bahwa model poin.
match:
make a match merupakan salah satu jenis dari model dalam 1. Diperlukan bimbingan e. Apabila siswa tidak dapat
pembelajaran kooperatif. Model ini dikembangkan oleh guru untuk melakukan mencocokkan kartunya
Lorna Curran (1994). Penerapan model ini dimulai dengan pembelajaran. dengan temannya akan
teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang 2. Suasana kelas menjadi mendapatkan hukuman yang
merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, gaduh sehingga dapat telah disepakati bersama.
siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Salah mengganggu kelas f. Setelah satu babak, kartu
satu keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe make a lain. dikocok lagi agar tiap siswa
match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar 3. Guru perlu persiapan mendapat kartu yang berbeda
mengenai suatu konsep atau topik dengan batas waktu yang bahan dan alat yang dari sebelumnya, demikian
ditentukan sehingga siswa dituntut untuk lebih cepat memadai. seterusnya.
berpikir dalam menemukan kartu pasangan soal dan g. Guru bersama-sama dengan
jawaban. Model pembelajaran ini juga dapat melatih siswa siswa membuat kesimpulan
untuk mengungkapkan ide atau gagasan matematika yang ia terhadap materi pembelajaran.
miliki kepada temannya.
Kurniasih, I & Sani, B. 2016. Ragam Pengembangan 3. Alternatif solusi dari
Model Pembelajaran Untuk Peningkatan hasil wawancara:
a. Pembelajaran berbasis
Profesionalitas Guru. Yogyakarta: Kata Pena.
game bisa menjadi solusi
bagi guru.
d. Menurut Andi Kaharuddin (2018) Dengan menggunakan b. Guru menerapkan model
model make a match dalam pembelajaran, aktivitas dan pembelajaran Problem
interaksi baik antar guru dengan siswa maupun antara siswa Based Learning (PBL).
dengan siswa yang lain meningkat. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran dilakukan dengan bentuk kegiatan
4. Analisis Pros dan Cons
siswa bekerja dan mengalami untuk memperoleh
dari hasil wawancara:
pengetahuan mereka. Siswa menyelidiki sendiri, a. Pros pembelajaran
menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan berbasis game:
permasalahan dibawah petunjuk fasilitator (guru). Proses 1. Meningkatkan
pembelajaran seperti ini menekankan keterlibatan siswa motivasi belajar siswa.
untuk aktif berinteraksi sehingga mereka dapat 2. Siswa lebih kreatif
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. dalam proses
pembelajaran.
Andi Kaharuddin. 2018. KEEFEKTIFAN MODEL b. Cons pembelajaran
MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN berbasis game:
MATEMATIKA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR. 1. Membutuhkan
Malang: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, waktu untuk
Vol 11. No. 1 menemukan rancangan
game yang sesuai
https://doi.org/10.18860/madrasah.v11i1.5563
dengan materi.
2. Membutuhkan waktu
e. Menurut Nurdyansyah, dkk ( 2018) pembelajaran yang
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) relatif banyak.
adalah model pembelajaran yang dapat mengembangkan
keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan
koneksi) dalam memecahkan masalah.
2. Tipe masalah yang digunakan dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) diantaranya adalah masalah
terbuka (open-ended problem atau ill-structured
problem) dan masalah terstruktur (well-structured
problem).

Nurdyansyah, dkk. 2018. Model Pembelajaran


Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi
Komponen Ekosistem. Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo.
http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/1611
2. Hasil Wawancara
a. Supriyono, S.Pd sebagai Kepala SDN 1 Ketapang
1. Untuk menyelesaikan persoalan berbasis masalah,
maka siswa harus dihadapkan pada permasalahan
yang kontekstual.
2. Guru harus memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar bagi siswa.
3. Guru bisa menggunakan berbagai metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi.
b. Lina Yulistiana, S.Pd sebagai guru penggerak
Angkatan 7 dan ketua KKG Kecamatan Kalipuro
1. Pembelajaran berbasis game bisa menjadi solusi
bagi guru untuk menyelesaikan soal berbasis
masalah.
2. Guru memberi contoh permasalahan yang
kontekstual dengan menerapakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
c. Fitria Citra Mulyana S.Pd sebagai teman sejawat
1. Guru menggunakan metode yang tepat untuk
menstimulus ide kreatif siswa
2. Guru sebagai fasilitator menyiapkan media yang
sesuai dengan materi.
2 1. Kajian Literatur 1. Alternatif solusi dari 1. Berdasarkan masalah yang terpilih, 1. Pemilihan solusi dengan model
a. Menurut Suparno, miskonsepsi adalah suatu konsep yang kajian literatur: Dalam pembelajaran matematika di pembelajaran ECIRR , karena :
tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. a. Guru dapat menggunakan kelas 6, ada beberapa siswa yang a. Mampu mengidentifikasi
Model pembelajaran miskonsepsi dalam urutan pengetahuan siswa
b. Brown berpendapat miskonsepsi adalah sebuah penjelasan
ECIRR. pengerjaan menyelesaikan operasi b. Menciptakan suasana
dan gagasan yang salah atau tidak sesuai dengan kaidah b. Guru dapat menggunakan hitung yang melibatkan
ilmiah. pembelajaran di kelas lebih
media TIK dalam proses penjumlahan, pengurangan,
c. Menurut Ritonga terjadinya miskonsepsi tidak bisa pembelajaran. perkalian, dan pembagian., maka aktif
dibiarkan begitu saja, karena miskonsepsi dipandang solusi yang relevan dan ditentukan : c. Melatih kemandirian belajar
sebagai bahaya laten dan mengganggu proses belajar. a. Guru menggunakan Model siswa untuk membentuk
Sehingga miskonsepsi merupakan keadaan ketika siswa pembelajaran ECIRR. pengetahuannya sendiri
2. Analisis Pros dan Cons b. Guru menggunakan media TIK d. Mendorong keberanian siswa
salah mengambil kesimpulan atas konsep yang telah
dari kajian literatur: dalam proses pembelajaran. untuk berdialog dengan guru
disampaikan oleh guru dan meyakini bahwa konsep 1. Pros model pembelajaran
tersebut benar. maupun dengan temannya
ECIRR : 2. Sintaks model pembelajaran ECIRR:
1. Mampu a. Elicit: Guru mencari tahu e. Mendorong siswa untuk
N. Ritonga, H. S. B. Gultom dan N. F. Sari, “Miskonsepsi mengidentifikasi konsepsi alternatif siswa melalui mengembangkan jawaban
guru biologi pada materi sistem ekskresi di sma negeri pengetahuan siswa aktivitas yang dapat merangsang f. Mampu mengasah dan
se-kabupaten labuhanbatu,” SIMBIOSA, vol. 6, no. 2, 2. Menciptakan suasana siswa untuk berpikir seperti melatih kemampuan berpikir
pp. 104-110, 2017. pembelajaran di kelas mengajukan pertanyaan, siswa
lebih aktif memperidiksi, menjelaskan dan
d. Menurut Bejo Basuki dkk (2021) Penyebab miskonsepsi 2. Pemilihan solusi dengan media
3. Melatih kemandirian membuat pernyataan klarifikasi.
TIK, karena :
yang ditemukan antara lain: belajar siswa untuk b. Confront: Guru memberikan a. Mendorong pengajar
1. Kurangnya pemahaman terhadap petunjuk pengerjaan membentuk pernyataan yang bertentangan mengakses sumber-sumber
dan mengubah bahasa dalam soal ke dalam bahasa pengetahuannya dengan pernyataan siswa untuk pelajaran yang up-to-date
matematika yang benar. sendiri menghasilkan kontradiksi siswa atau terkini, memungkinkan
2. Siswa tidak memahami konsep atau definisi operasi 4. Mendorong keberanian dan menempatkannya dalam pengajar
hitung dasar pada materi operasi hitung campuran. siswa untuk berdialog keadaan konflik kognitif. mengkomunikasikan
3. Siswa kurang tepat menentukan prosedur dan sifat dengan guru maupun c. Identify: Guru meminta siswa gagasan-gagasannya dalam
operasi hitung dengan benar. dengan temannya menjelaskan alasannya cakupan wilayah yang lebih
4. Siswa kurang lengkap dan tepat menuliskan langkah- 5. Mendorong siswa memberikan jawaban pada tahap luas.
langkah menyelesaikan soal. untuk mengembangkan elicit dan membandingkannya b. Pengajar dapat meningkatkan
5. Siswa tidak tahu operasi hitung mana yang harus jawaban dengan jawaban yang minat siswa terhadap
dikerjakan terlebih dahulu, dan lemah dan kurang teliti 6. Mampu mengasah dan didapatkan pada confront matematika sehingga dapat
mengoperasi pengurangan bilangan negatif. melatih kemampuan d. Resolve: Guru memberikan
6. Siswa salah mengoperasikan hitung campuran. berpikir siswa dorongan kepada siswa untuk
b. Cons model pembelajaran memperbaiki konsepsi alternatif meningkatkan daya
Bejo Basuki, dkk. 2021. Analisis Miskonsepsi Siswa ECIRR: dan menerapkan konsep yang matematika mereka.
pada Materi Operasi Hitung Campuran di SDN 8 1. Waktu yang diperlukan benar. Dengan cara c. Pembelajaran dengan
Pahandut Palangka Raya. Jurnal Pendidikan, Volume dalam pembelajaran memberikannya pertanyaan menggunakan media
22, Nomor 2 Desember 2021, 87 - 97 relatif lama sehingga konseptual, menyelesaikan komputer dapat
peran guru untuk memudahkan guru dalam
https://doi.org/10.52850/jpn.v22i2.3843 persoalan matematika dan
mengatur manajemen penyampaian pelajaran.
memunculkan sumber konsepsi
e. Menurut Suci Zakiah Dewi, dkk (2019) miskonsepsi pada pembelajaran sangat alternatif siswa
pelajaran matematika dapat diselesaikan melalui beberapa penting. e. Reinforce: Guru harus
hal. 2. Membutuhkan memperkuat konsepsi baru
1. Guru harus memberikan materi yang sesuai dengan keberanian dan siswa dan menghilangkan
kesiapan siswa untuk konsepsi alternatif siswa dengan
tingkatan setiap siswa.
menjadi juru bicara, cara memberikannya beberapa
2. Guru harus menguasai keterampilan mengajar yang pertanyaan sesuai dengan
mencakup pemilihan metode maupun pendekatan sehingga guru harus
persoalan pada awal
dalam pelaksanaan pembelajaran. mendorong semangat pembelajaran. Kegagalan dalam
3. Guru perlu mempersiapkan strategi pembelajaran dan keberanian memperkuat ini dapat membuat
dengan baik. belajarnya siswa kembali kepada konsepsi
4. Guru perlu menggunakan media atau eksperimen alternatif yang salah dan tidak
c. Pros Media TIK : sesuai dengan konsepsi yang
sehingga siswa diharapkan lebih memahami materi
1. Membangun interaksi benar
yang disampaikan dengan baik.
ketika peserta didik
Suci Zakiah, dkk. 2019. Pentingnya Pemahaman Konsep melakukan diskusi
Untuk Mengatasi Miskonsepsi Dalam Materi Belajar IPA secara online
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan UNIGA Vol. 13 No. khususnya dalam
1, 130-136 pelajaran matematika.
https://journal.uniga.ac.id/index.php/JP 2. Peserta didik dapat
mengulang materi
f. Menurut Hendri Raharjo, dkk (2022) Model pembelajaran pelajaran yang sulit
ECIRR diketahui merupakan sebuah model pembelajaran berkali-kali, sampai
berbasis kontruktivisme yang mana konflik kognitif terjadi pemahaman diperoleh.
pada awal pembelajaran untuk membentuk kondisi struktur 3. Peserta didik dapat
kognitif seorang siswa agar tidak salah. belajar lebih inovatif
dan kreatif.
Hendri Raharjo, dkk. 2022. Remediation of Students’ 4. Meningkatkan
Misconceptions on 3D Shapes through the motivasi peserta didik
Implementation of ECIRR Learning Model Assisted by terhadap pelajaran
Software Cabri 3D v2. Jurnal Riset Pendidikan dan matematika serta dapat
Inovasi Pembelajaran Matematika meningkatkan
journal.unesa.ac.id/index.php/jrpipm efektivitas pendidikan
dengan penyeleseian
g. Menururt Abdul Kadir, dkk (2003) teknologi informasi persoalan yang cepat
didefinisikan sebagai teknologi yang menggabungkan dan akurat.
komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang
membawa data, suara, dan video. Definisi ini
memperlihatkan bahwa dalam teknologi informasi pada d. Cons Media TIK :
dasarnya terdapat dua komponen utama yaitu teknologi 1. Kurangnya
komputer dan teknologi komunikasi. Teknologi komputer pemahaman tentang
yaitu teknologi yang berhubungan dengan komputer TIK dapat
termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan menghambat dalam
komputer. Sedang teknologi komunikasi yaitu teknologi proses pembelajaran
yang berhubungan perangkat komunikasi jarak jauh, seperti matematika.
telepon, feximil, dan televisi. 2. Butuh keahlian khusus
supaya bisa
Abdul Kadir & Terra CH. (2003). Pengenalan Teknologi mengoperasikannya.
Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. 3. Software-software
yang mendukung
h. Menurut Elly Kristini, (2020) Penerapan media TIK dalam pelajaran matematika
proses pembelajaran harus disertai dengan kemampuan belum memadai.
berfikir kritis, karenanya integrasi antara literasi dan media 4. Masih kurang sarana
TIK menjadi penting. Selain itu, bantuan media TIK dalam dan prasarana yang
model pembelajaran ini secara efektif menjadi sarana yang mendukung sehingga
sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, baik tidak semuanya dapat
dalam menyampaikan pesan atau informasi maupun dalam diterapkan.
proses transfer ilmu. Media TIK dapat dimanfaatkan untuk
mewujudkan proses pembelajaran kontekstual. Proses
belajar mengajar secara kontekstual terbukti mampu
meningkatkan tingkat pemahaman siswa, membuat siswa
menjadi lebih aktif dalam mencoba memahami materi dan 3. Alternatif solusi dari
mengoneksinaknnya dengan pengalaman mereka. Selain itu hasil wawancara:
pembelajaran secara kontekstual juga meningkatkan a. Pembelajaran
menggunakan media PPT
kemandirian siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil
belajar. 4. Analisis Pros dan Cons
dari hasil wawancara:
Elly Kristini. 2020. Pembelajaran Berbasis Literasi a. Pros media PPT :
Berbantuan Media Tik Dengan Metode Pemberian Tugas 1. Mudah diaplikasi
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Pada Siswa. sehingga dapat
Jurnal Mimbar Ilmu, Vol. 25 No. 3 digunakan untuk
semua ukuran kelas.
2. Mempunyai variasi
2. Hasil Wawancara teknik penyajian yang
a. Supriyono, S.Pd sebagai Kepala SDN 1 Ketapang menarik sehingga tidak
1. Menggunakan media pembelajaran yang tepat membosankan.
2. Metode yang tepat untuk memahamkan konsep 3. Bisa menyajikan
b. Lina Yulistiana, S.Pd sebagai guru penggerak Angkatan 7 berbagai kombinasi
dan ketua KKG Kecamatan Kalipuro gambar, warna,
animasi dan suara serta
1. Guru menerapkan metode pembelajaran yang
clipart yang menarik
bervariasi. perhatian.
2. Guru dapat menggunakan PPT agar lebih menarik 4. Bisa digunakan
menyampaikan konsep matematika berulang-ulang.
c. Fitria Citra Mulyana S.Pd sebagai teman sejawat
1. Solusi untuk mengatasi miskonsepsi pada siswa yaitu 2. Cons media PPT :
1. Pengadaannya mahal
dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan
sehingga tidak semua
media yang tepat. sekolah dapat
memiliki.
2. Tidak semua materi
bisa disajikan
menggunakan power
point.
3. Perlu mempunyai
keterampilan khusus
untuk menuangkan
ide yang baik pada
desain program yang
dibuat agar gampang
dicerna.
4. Perlu memiliki
persiapan apabila
menggunakan teknik
penyajian animasi
yang kompleks.

Keterangan:
Eksplorasi alternatif solusi dan Analisis alternatif solusi bersumber dari LK 2.1

Anda mungkin juga menyukai