Anda di halaman 1dari 2

NAMA: M. Novrianda Putra KELAS:9.

2
Lahan 1000 hektar

Aku dan ayah-ku adalah seorang petani yang hidup miskin di tengah
ladang seluas 1000 hektar, Pada suatu hari ibu-ku ingin menjual
lahan itu, sebagai anak dari pewaris tanah itu ibu-ku berhak untuk
menjual tanah tersebut,ayah-ku tidak begitu setuju dengan
keputusan ibu-ku,
pada suatu malam ayah dan ibu bertengkar keras ayah sangat tidak
setuju dengan keputusan ibu yang ingin menjual lahan dan
rencananya ingin membuka toko di kota dan memulai hidup yang
baru,
yang aku lakukan hanyalah diam tak berkata,hari mulai berganti ibu
dan ayah semakin tidak akrab,ibu-ku membuat keputusan dan
berjanji kepada ayah-ku bahwa dia akan menjual tanah itu, dan
sedangkan dia akan ke kota untuk menemui pengacara.
Ayah yang sadar akan keputusan ibu-ku,sempat membuatnya
khawatir,kemudian ayah menemuiku dan menghasut ku agar berada
di pihaknya,
aku yang masih menyayangi tempat ini dan kehidupan yang sejak
lama sudah ku jalani,tetapi aku juga menyayangi ibu ku,aku tidak
ingin mereka berpisah,
lagi-lagi yang ku lakukan hanya diam,melihat ibu-ku sudah pulang
dari kota dengan rasa gembira berkata kepada ayah,bahwa
pengacara akan datang besok dan berkata tidak akan mendapatkan
sedikit pun dari lahan ini,
Pada malam hari ayah tidak bisa tidur memikirkan apa yang harus dia
lakukan,dan pada malam itu lah pemikiran ayah-ku mulai kacau dia
datang ke kamar ibu dengan membawa sebilah pisau,dan kemudian
menusuk ibu ku pada bagian perut,dan kemudian membuang jasad
ibu ke dalam sumur,
Besoknya pengacara ibu datang ,dan kemudian ayah menemui nya
Pengacara itu berkata “aku datang ke sini untuk menemui MS.luci”
Ayah-ku berkata “dia sudah pergi meninggalkan kami sejak malam
tadi” perngacara itu tidak yakin dengan perkataan ayah,dan dia
berjanji akan Kembali lagi ke sini dengan membawa polisi untuk
menyelidiki rumah ini.
Ayah yang merasa takut pun bergegas mengajak aku dan mengemas
semua perlengkapan kami,dan berencana untuk kabur dari sini,aku
yang bingun dengan apa yang sedang terjadi sempat menolak,dan
berkata “ Di mana ibu?!” ayah tidak menjawab ku,aku pun lari ke
sumur dan melihat jasad ibu-ku,
Aku pun menangis dan sangat kecewa dengan ayah ku,aku pun lari
dari rumah dan meninggalkan ayah, esok paginya pengacara benar
datang dengan membawa seorang polisi.
Mereka menyelidiki rumah kami,dan menemukan jasad ibu di sumur,
Ayah menjadi tersangka atas pembunuhan ibu-ku,

Dari cerpen di atas bisa kita simpulkan bahwa,egois,tamak,akan


harta benda akan membawa kita terjerumus ke jurang
penyesalan,kasih saying dan kebersamaan keluarga penting untuk di
kedepankan,keluarga yang akrab dan harmonis adalah keluarga yang
terbaik.

Anda mungkin juga menyukai