Anda di halaman 1dari 6

Comprehensive Jurnal Self-reflection

Mutiea Ar Rifqa
130110220146

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2022
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mutiea Ar Rifqa


Npm : 130110220146
Grup : 1

Dengan ini menyatakan:


1. Sesuai dengan pedoman pelaksanaan ujian di Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran, dengan ini saya menyatakan bahwa saya tidak akan melakukan praktik
plagiarism dalam proses assessment ini.
2. Saya memahami bahwa pelanggaran aturan pelaksanaan ujian ini dapat mengakibatkan
saya dinyatakan gagal (mendapat nilai E) dalam ujian ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kahir dan batin untuk mewujudkan pakta
integritas ini.

Jatinangor, 28 Desember 2022

Mutiea Ar Rifqa
Comprehensive Written Self-reflection

1. Materi yang sudah dipelajari


Pada blok Neurobehavior and Special Senses System (NBSS) tidak banyak yang berubah
dalam cara belajar saya dan teman-teman. Materi banyak saya dan teman-teman dapat melalui sesi
tutorial bersama dokter, pada hari pertama sesi tutorial pada blok NBSS ini saya dan teman-teman
ditemani oleh dr. Putri Teesa Radhiyanti Santoso, dr., M.Kes , Kami berkenalan dengan Dokter
Putri dan langsung membahas kasus pertama mengenai seorang wanita bernama Sandy dan
perjalanannya dengan penyakit central pain sysndrome. Selain itu pada minggu pertama blok
NBSS ini saya dan teman-teman juga mengikuti seminar pakar yang dibawakan oleh dr. Sally
Mahdiani mengenai strategi deteksi dini gangguan pendengaran. Setelah itu kami juga mengikuti
skills lab pemeriksasn THT, saat sesi skills lab saya dan teman-teman dibantu oleh dokter residen.

Dokter pembimbing tutorial memberikan dua kasus, satu kasus pada setiap minggunya. Kasus
kedua yang saya dan teman-teman bahas bersama dokter putri adalah kasus motor neuro disease
pada Stephen Hawking. Setelah bersama Dokter Putri selama dua minggu saya dan teman-teman
belajar banyak tentang sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, dan setelah itu kami ditemani oleh
dr. Rusti Hanindya Sari, dr., Sp.M(k). Kami dan Dokter Rusti membahas case mengenai mata dan
telinga, pada kasus pertama kami membahas tentang para selebriti yang mengalami gangguan
pendengaran dengan keluahan dan latar belakang yang berbeda. Kasus kedua yang kami bahas
mengenai penglihatan dan gangguan refraksi pada mata. Kami juga mengikuti skills lab seperti
skills lab pemeriksaan mata yang kemarin dilakukan di Rumah Sakit Mata Cicendo di Bandung.

Dua minggu terakhir pada blok NBSS ini kami ditemani oleh dr. Lucky Saputra, dr., Sp.KJ(K).,
M.Kes. Selama ditemani dokter lucky saya dan teman-teman banyak belajar mengenai psikiatri.
Saya dan teman-teman membahas mengenai seorang selebriti bernama Fergie yang memiliki masa
lalu kecanduan meth. Tutorial bersama Dokter Lucky menjadi pertemuan tutorial terakhir kami di
blok NBSS ini. Pada blok ini kami banyak mengikuti skills lab seperti yang sudah saya sebutkan
tadi, tidak hanya itu kami juga mengikuti skills lab pemeriksaan motoric, sensorik, skills lab jiwa;
Alloanamnesis dan Heteroanamnesis.
2. Cara belajar
Pada blok kali ini sama seperti pada blok Dermato-Musculoskeletal saya banyak belajar
melalui tutorial bersama dokter-dokter yang membimbing saya dan teman-teman selama masa
pembelajaran. Setiap kali trigger case sudah diberikan kepada saya dan teman-teman, saya akan
membaca case tersebut lalu saya akan siapkan bahan yang saya ingin diskusikan bersama teman-
teman dan dokter pada jam tutorial. Contohnya seperti pada case pertama yang membahas
mengenai perempuan bernama Sandy dan perjalanannya bersama penyakit central pain syndrome.
Pada saat membaca mengenai kasus ini saya sempat melakukan sedikit pencarian mengenai
fisioterapi yang sempat dijalaninya yaitu Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS).
Maka saya tertarik untuk membahas ini pada saat tutorial kemarin.

Setelah learning issue dibagikan saya biasanya langsung melakukan pencarian dan
mempelajari learning issue tersebut, lalu belajar untuk mempersiapkan untuk tutorial selanjutnya.
Selain materi untuk tutorial, bila sudah diinfokan bahwa akan ada skills lab maka biasanya saya
melakukan research mengenai apa yang akan dipelajari di hari akan dilakukan skills lab nanti.
Selain itu biasanya setelah selesai mendengarkan seminar pakar dari para dokter saya akan
membaca kembali materi tersebut di malam hari. Seperti pada saat seminat pakar bersama dr. Sally
Mahdiani tentang strategi pendeteksi dini gangguan pendengaran. Banyak ilmu yang saya dapat
dari blok NBSS ini, mulai dari materi-materi yang ada pada tutorial, materi-materi yang
disampaikan melalui seminar pakar, dan skills yang diajarkan oleh dokter residen saat skills lab.

Saat saya mencari tahu dan mempelajari mengenai learning issue yang menjadi bagian saya,
saya akan mencari tahu dan mempelajarinya lalu membuat rangkuman pada googledoc sebagai
persiapan untuk tutorial dan sebagai bahan rangkuman materi saya. Setelah dibagikan link google
slide oleh ketua tutorial saya akan menyiapkan slide mengenai materi yang akan saya sampaikan
saat tutorial. Saya mencantumkan poin-poin penting dan gambar yang berkaitan dengan materi
yang saya akan sampaikan saat sesi tutorial.

3. Cara kelompok tutor belajar


Saya dan teman-teman selalu mempelajari materi berdasarkan dari trigger case yang diberikan
dokter pembimbing tutorial. Setelah ketua tutor mendapatkan softfile berisikan kasus yang akan di
bahas maka ia akan membagi file tersebut dengan saya dan teman-teman tutorial lainnya. File
tersebut saya dan teman-teman baca terlebih dahulu dan nantinya akan di bahas saat jam tutorial.
Saya dan teman-teman selalu berdiskusi untuk menentukan learning issue yang akan dibagikan
nanti. Setiap dari kami selalu membahas setidaknya satu learning issue yang dibagikan. Berbeda
dengan sesi tutorial pada blok Dermato-Musculoskeletal kemarin yang pada saat itu kami
membagikan materi saat tutorial mandiri, pada blok NBSS kali ini saya dan teman-teman
membahas learning issue saat sesi tutorial bersama dokter pembimbing tutorial kami.

Setelah membahas pertanyaan-pertanyaan dan materi yang ingin kami cari tahu lebih lanjut
kami selalu menuliskan apa yang akan dibahas pada link miro yang bisa saya dan teman-teman
akses bersama. Setelah learning issue dibagikan biasnya dokter pembimbing tutorial kami akan
memberikan pendapat dari hasil diskusi saya dan teman-teman tentang apa yang akan di bahas.
Saat memberikan pendapat dokter-dokter pembimbing kami memberikan pengetahuan mereka
tentang materi tersebut dan mendorong kami untuk membahas materi-materi yang sekiranya
belum masuk pada pembahasan saya dan teman-teman saya tadi.

Materi atau pembahasan yang perlu saya dan teman-teman revisi maka akan kami perbaiki lalu
kami bagikan seperti biasa. Materi yang kami bahas setelah mendapatkan trigger case selalu
diawali dengan pembahasan mengenai basic science yang berkaitan dengan kasus yang ada pada
trigger case. Seperti pada saat kami membahas trigger case mengenai sejumlah selebriti yang
memiliki gangguan pendengaran, setelah membaca kasus tersebut kami memasukkan basic
science mengenai telinga, seperti anatomi, fisiologi, dan embriologi dari telinga, baru nantiny kami
membahas kasus yang ada pada trigger case tersebut. Ketika kami mendapatkan case psikiatri
maka kami membahas basic science mengenai sistem limbik, lalu ketika basic science sudah kami
bahas maka kami akan membahas lebih lanjut mengenai kasus yang ada pada trigger case.

Setelah learing issue dibagikan kepada setiap anggota dari kelompok tutorial, saya dan teman-
teman akan mempersiapkan bahan dan materi yang akan kami sampaikan pada sesi tutorial
selanjutnya. Jika ada dari anggota kelompok tutorial kami yang merasa kesulitan dengan materi
yang menjadi bagian pembahsannya, maka akan kami diskusikan pada grup tutorial. Pada saat sesi
seminar pakar dan skills lab maupun labact kami saling membantu dan mendiskusikan materi yang
sudah disampaikan.

4. Materi yang masih sulit untuk dipahami


Saya merasa kesulitan saat memahami apa yang ada di test formative yang ada di live unpad,
saya belum sangat familiar dengan soal-soal yang ada pada test formative tersebut. Dikarenakan
belum terbiasa dengan soal-soal tersebut saya dan teman-teman lumayan kesulitan untuk
menjawab soal yang ada pada test formative. File soal test formative tahun-tahun sebelumnya
sangat membantu saya dan teman-teman dalam memahami soal-soal tersebut.

Saat saya berdiskusi setelah mengerjakan soal formative tersebut dengan teman-teman saya
ada beberapa soal yang bisa saya dan teman-teman selesaikan bersama. Terutama soal mengenai
basic science karena itulah soal yang tingkat paling mudah dibandingkan soal-soal yang lain.Kami
mengumpulkan soal-soal yang ada pada test formative dan sempat kami bahas dan cari tahu
jawaban yang paling sesuai untuk soal tersebut, tapi kami belum bisa memastikan jawaban yang
sudah kami rangkum karena belum ada pembahasan yang pasti benar. Banyak soal pada test
formative tersebut yang mirip dengan soal formative pada tahun-tahun lalu.

5. Strategi untuk meningkatkan kualitas belajar


Rencana belajar saya kedepan adalah lebih banyak membaca dan membahas menganai soal-
soal formative tahun-tahun sebelumnya, agar pada saat saya mengerjakan soal formative saya
memiliki bekal walaupun sedikit. Saya juga harus lebih sering mengulang materi ataupun
pembahasan pada saat kegiatan tutor, dll. Saya juga harus banyak membaca materi-materi
mengenai blok NBSS ini untuk mengulang kembali pelajaran yang pernah di pelajari selama di
blok ini. Saat membahas learning issue yang berkaitan dengan pathophysiology saya juga harus
lebih banyak membaca dan lebih giat dalam mencari materinya.

Anda mungkin juga menyukai