Infrastruktur+Dan+Lingkungan 6+ (Riandha+Farraditha)
Infrastruktur+Dan+Lingkungan 6+ (Riandha+Farraditha)
p-ISSN : 2621-7112
Abstrak.
Meningkatnya jumlah perusahaan start up yang memulai bisnis pada saat ini, berbanding lurus dengan
perkembangan tren bekerja pada ruang kantor fleksibel dan remote working. Hal tersebut menimbulkan
peluang besar terhadap co-working space untuk berkembang dikarenakan permintaan yang bertumbuh cepat
dengan pergeseran permintaan co-working space yang meningkat. Target pengguna co-working space di
gading serpong tangerang mempertimbangkan keberadaan berbagai perguruan tinggi, sekolah – sekolah,
perkantoran sekitar, pemukiman warga dengan kepadatan sedang hingga tinggi, mall, universitas, dan
apartment. Menggunakan konsep ruang kerja open space mengacu pada co-working space yang
memperhatikan psikologis hubungan antara manusia dengan alam sekitar serta menciptakan suasana yang lebih
produktif secara sosial yang sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dalam bekerja
maupun berkegiatan. Tujuan perancangan co-working space ini untuk memperhatikan kondisi psikologis
penggunanya dalam bekerja dengan merancang ruangan yang sehat, aman, nyaman sehingga terhindar dari
rasa jenuh, meningkatkan kreatifitas dan menjernihkan pikiran, mempercepat penyembuhan, dan
meningkatkan kesejahteraan.
1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Peningkatan jumlah start up yang memulai bisnis pada saat ini, berbanding lurus dengan
perkembangan tren bekerja yang tidak lagi harus dilakukan dari gedung perkantoran pada umumnya
yang selama ini kita ketahui. Potensi penyewaan ruang kantor konvensional telah didominasi oleh ruang
kerja yang lebih bersifat co-working space. Pergeseran permintaan ruang kantor yang bersifat remote
working atau kerja jarak jauh membuat permintaan co-working space menjadi semakin bertumbuh
cepat. Perusahaan start up umumnya lebih membutuhkan tempat bekerja dengan kapasitas tertentu yang
sifatnya bebas khususnya pada aktivitas, jam kerja dan tempat bekerja yang dapat diatur oleh mereka
sendiri sebagai pemilik dan pengelola perusahaan.
b. Tujuan Penelitian
Tujuan pada perancangan ini adalah menghasilkan rancangan ruang – ruang pada co-working space
berdasarkan permasalahan serta potensi yang terdapat dengan memperhatikan kondisi psikologis
penggunanya sehingga mampu menghasilkan rancangan ruang dan prasarana lainnya yang mampu
menunjang fungsi bangunan utama yang lebih sehat, aman, nyaman dari rasa jenuh yang ideal sesuai
dengan standar dan mampu mewadahi aktivitas pengguna.
c. Cakupan Penelitian
Menghasilkan konsep perancang co-working space yang memperhatikan kondisi psikologis
penggunanya dalam bekerja dengan standar kebutuhan ruang co-working space yang ideal, lebih sehat,
aman dan nyaman sehingga dapat terhindar dari rasa jenuh dengan tatanan ruang pada bangunan yang
dapat mewadahi aktivitas pengguna melalui fasilitas pendukung yang memadai.
*
Corresponding author: riandhaaaa@gmail.com
155
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Co–Working Space
Perancangan co-working space menggabungkan kebutuhan ruang untuk para perusahaan start up,
freelancer, mahasiswa maupun pengguna yang membutuhkan space untuk memenuhi kebutuhan
aktivitasnya dengan dilengkapi fasilitas pendukung yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas
seperti kegiatan kantor sewa. Co-working space dengan konsep ruang kerja open space mengacu pada
tempat yang memiliki nuansa bersantai dan berkerja dengan orientasi penggunanya yang dimana
individu – individu tersebut memiliki latar belakang yang tentunya berbeda khususnya dalam pekerjaan
saling berinteraksi dan membuka peluang untuk membentuk networking menjadi sebuah partnership
dan berbagai keuntungan lainnya jika bekerja di co-working space dibandingkan bekerja di gedung atau
perkantoran biasa.
Ruang kerja pada co-working space umumnya digunakan oleh orang-orang dengan latar yang berbeda-
beda antara lain yaitu, enterpreneur, freelancer, start up, asosiasi, konsultan, investor, pelajar,
dll[8]. Batasan pengguna pada perancangan Co-Working Space Di Gading Serpong Tangerang
diklasifikasikan pada enterpreneur, freelancer, start up, pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum.
Perancangan co-working space mengedepankan kenyamanan pengguna pada kegiatan sharing dalam
satu ruangan yang dimana bagi komunitas maupun perusahaan start up tetap memiliki kebebasan dalam
menentukan ruangan dengan kapasitas apa yang akan di sewa oleh mereka baik sewa secara individu
maupun perkomunitas atau perusahaan. Dengan peluang yang ada, "Menurut Co-founder Pace Ventures
pada the guardian.com, Mark Corbett, co-working space muncul sebagai alternative dari ruang digedung
perkantoran yang relative mahal. Kebutuhan atas ruang kerja muncul karena banyak bisnis start-up dan
semakin diminatinya freelance job”.
b. Arsitektur Biofilik
Tema desain arsitektur biofilik dipilih untuk menghasilkan konsep perancang co-working space yang
memperhatikan kondisi psikologis penggunanya dengan pertimbangan permasalahan yang ada di sekitar
tapak. Melalui desain perancangan arsitektur biofilik sebagai konsep visualisasi arsitektur dapat
memberikan beberapa manfaat berupa mengurangi stress, meningkatkan kreatifitas dan menjernihkan
pikiran, mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan kesejahteraan[7].
Desain arsitektur biofilik merupakan istilah yang berasal dari kata Biophilia. Menurut Edward O.
Wilson, biofilia merupakan suatu dorongan yang dimiliki oleh manusia untuk berafiliasi dengan bentuk-
bentuk kehidupan. Memahami mengenai manusia yang secara alami memiliki kebutuhan dengan alam
pada seluruh aspek kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan dan kenyamanan dalam meningkatkan
kualitas hidup sebagai tujuan dari penerapan desain arsitektur biofilik. Desain arsitektur biofilik sebagai
desain yang menyediakan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan bekerja pada tempat yang sehat,
minimum tingkat stres, serta menyediakan kehidupan yang sejahtera dengan cara mengintegrasikan
alam, baik dengan material alami maupun bentuk-bentuk alami kedalam desain.
Arsitektur biofilik sebagai konsep arsitektur yang menghubungkan alam dengan psikologis
penggunanya yang mengacu kepada 14 pola desain arsitektur biofilik menurut Terrapin Bright Green
sehingga berdampak besar pada gaya hidup manusia.
157
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112
4. HASIL
PENELITIAN
d. Kebijakan Tata Ruang
Pada Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031 diuraikan pada pasal 53 bahwa kawasan
kecamatan kelapa dua dengan peruntukan industri dan pada pasal 11 sebagai perancangan pusat
perkotaan meliputi pusat – pusat pelayanan yang dipromosikan menjadi PKLp perkotaan
Kecamatan Kelapa Dua sebagai pusat pemerintahan kecamatan, industri, permukiman kepadatan
sedang, dan pertahanan dan keamanan.
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan diuraikan pada Peraturan Daerah Kabupaten
Tangerang
Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-
2031
pasal 67 nomor 4 kegiatan yang diperbolehkan PKLp diarahkan sebagai : pasar regional, bank
perkreditan rakyat, perkantoran, kantor pos pembantu, terminal penumpang type C, dermaga,
dermaga perikanan, perumahan, gedung serba guna, pertokoan, hotel, perguruan tinggi, toko
swalayan, industri dan pergudangan, dan kegiatan lain yang menunjang fungsi PKL dan PKLp.
e. Analisis Tapak
(a)
(b)
Gambar 2 (a) Analisis bangunan sekitar, sirkulasi dan
pencapaian;
(b) Analisis hidrologi dan
klimatologi
158
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112
(a) (b)
Gambar 3 (a) Analisis orientasi dan zoning tapak; (b) Analisis kebisingan tapak
159
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112
(a) (b)
Gambar 5 (a) Analisis vegetasi tapak; (b) Analisis topografi dan drainase
160
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112
5. KESIMPULAN
g. Konsep Zona Ruang dan Hubungan Ruang
Penerapan zonasi ruang terbagi juga pada setiap lantai bangunan menyesuaikan dengan fungsi dan
kegiatan yang terjadi pada setiap lantai sehingga sirkulasi di dalam massa bangunan terbagi dengan baik
sesuai dengan kebutuhannya. Pada zona warna kuning atau yang berada di lantai dasar difokus kan kepada
area komersil sehingga dapat digunakan oleh masyarakat umum maupun pengguna co-working space
dengan privasi yang rendah. Zona hijau untuk pengelola bangunan dengan tingkat privasi meningkat.
161
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112
Zona coklat lebih private atau digunakan hanya untuk yang memiliki kepentingan menggunakan co-
working space dan Zona hanya digunakan oleh pengguna kantor sewa yang memiliki keperluan saja yang
dapat mengaksesnya.
Gambar 7
Perspektif
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya
dapat menyelesaikan penulisan paper ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak atas
bantuan dan bimbingan yang telah membantu saya dalam penyelesaian penulisan paper ini. Saya
berharap paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukannya. Semoga
selalu diberikan kesuksesan untuk kita semua. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
[1] CNBC Indonesia, “Kerja Tak Harus Di Kantor Geser Tren Sewa Ruang Perkantoran,” Jakarta, 2021.
[2] L. DISHMAN, “The Future Of Coworking And Why It Will Give Your Business A Huge Edge,” Fast
Company, 15 Januari 2013. [Online]. Available: https://www.fastcompany.com/3004788/future-
coworking-and-why-it-will- give-your-business-huge-edge. [Diakses 10 April 2021].
[3] M. Haryandi, “CoWorking Tawarkan Solusi untuk Kebutuhan Bisnis Startup,” Tribun Bisnis, 27
Maret 2017. [Online]. Available: https://www.tribunnews.com/bisnis/2017/03/27/coworking-tawarkan-
solusi-untuk-kebutuhan-bisnis-startup. [Diakses 10 April 2021].
[4] Gapuraoffice, “SURVEI: 89 Persen Orang Yang Bekerja di Coworking Space Merasa Lebih
Bahagia,” Gapuraoffice, [Online]. Available: https://www.virtualofficeku.co.id/blog_posts/orang-yang-
bekerja-di-coworking- space-merasa-lebih-bahagia/. [Diakses 19 Oktober 2021].
[5] Badan Pusat Statistik, “Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota Provnsi Banten 2010 - 2020,” 2015.
[Online]. [Diakses 8 April 2021].
[6] B. Maress, “15 Faktor Psikologi Dalam Lingkungan Kerja Paling Penting,” Dosen Psikologi, [Online].
Available: https://dosenpsikologi.com/faktor-psikologi-dalam-lingkungan-kerja. [Diakses 03 Februari
2022].
[7] R. C. C. C. Browning WD, 14 Patterns of Biophilic Design. Terrapin Bright Green, 2014. [8] Leforestier,
The Co-working Space Concept. Ahmedabad: CINE Term Project, 2009.
[8] Corespace, “Corespace,” Pengertian Coworking Space, [Online]. Available:
http://corespace.id/blog3.html. [Diakses 2 April 2021].
[9] S. W. E. Kallert, Biophilia, Biophobia, and Natural Landscapes. In the Biophilia Hypothesis.
[10] Oliver Heath Desain, “Biophilia & Design for Wellbeing,” Oliver Heath Desain, [Online].
Available: https://www.oliverheath.com/our-approach-and-its-impact/biophilia-and-design-for-wellbeing/.
[Diakses 2 Februari 2022].
[11] P. Pintos, “Vinted Vilnus Office,” Archdaily, [Online]. Available:
https://www.archdaily.com/974403/vinted- vilnius-office-do-
architects?ad_source=search&ad_medium=projects_tab. [Diakses 2 Februari 2022].
[12] H. Abdel, “The Grey Box Office / TRAANSPACE,” Archdaily, [Online].
Available: https://www.archdaily.com/973402/the-grey-box-office-
traanspace?ad_source=search&ad_medium=projects_tabs. [Diakses 3 Februari 2022].
163
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112
164
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112
[36] Pengertian Kantor, Ruang Kantor, Ruangan Kerja, Ruangan Pertemuan, RUangan Pendukung,” 08 Mei
2021. [Online]. Available: https://tamiandrn131.blogspot.com/2018/05/pengertian-kantor-ruangan-
kantor.html. [Diakses 03 01 2022].
[37] Biro PEMKERSA Provinsi Banten, “Profil Kabupaten Tangerang,” [Online].
Available: https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kabupaten-tangerang. [Diakses 10 11 2021].
[38] KABUPATEN TANGERANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NO 9
TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TAPAK, TANGERANG: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KABUPATEN TANGERANG DAN BUPATI TANGERANG, 2006
165