Anda di halaman 1dari 11

e-ISSN : 2621-5934

p-ISSN : 2621-7112

Perancangan Co-Working Space Di Gading Serpong


Tangerang dengan Pendekatan Arsitektur Biofilik
Riandha Farraditha1*, Diptya Anggita1
1
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila, Jakarta

Abstrak.

Meningkatnya jumlah perusahaan start up yang memulai bisnis pada saat ini, berbanding lurus dengan
perkembangan tren bekerja pada ruang kantor fleksibel dan remote working. Hal tersebut menimbulkan
peluang besar terhadap co-working space untuk berkembang dikarenakan permintaan yang bertumbuh cepat
dengan pergeseran permintaan co-working space yang meningkat. Target pengguna co-working space di
gading serpong tangerang mempertimbangkan keberadaan berbagai perguruan tinggi, sekolah – sekolah,
perkantoran sekitar, pemukiman warga dengan kepadatan sedang hingga tinggi, mall, universitas, dan
apartment. Menggunakan konsep ruang kerja open space mengacu pada co-working space yang
memperhatikan psikologis hubungan antara manusia dengan alam sekitar serta menciptakan suasana yang lebih
produktif secara sosial yang sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dalam bekerja
maupun berkegiatan. Tujuan perancangan co-working space ini untuk memperhatikan kondisi psikologis
penggunanya dalam bekerja dengan merancang ruangan yang sehat, aman, nyaman sehingga terhindar dari
rasa jenuh, meningkatkan kreatifitas dan menjernihkan pikiran, mempercepat penyembuhan, dan
meningkatkan kesejahteraan.

Kata kunci— Arsitektur, Biofilik, Co-Working, Psikologis, Ruang.

1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Peningkatan jumlah start up yang memulai bisnis pada saat ini, berbanding lurus dengan
perkembangan tren bekerja yang tidak lagi harus dilakukan dari gedung perkantoran pada umumnya
yang selama ini kita ketahui. Potensi penyewaan ruang kantor konvensional telah didominasi oleh ruang
kerja yang lebih bersifat co-working space. Pergeseran permintaan ruang kantor yang bersifat remote
working atau kerja jarak jauh membuat permintaan co-working space menjadi semakin bertumbuh
cepat. Perusahaan start up umumnya lebih membutuhkan tempat bekerja dengan kapasitas tertentu yang
sifatnya bebas khususnya pada aktivitas, jam kerja dan tempat bekerja yang dapat diatur oleh mereka
sendiri sebagai pemilik dan pengelola perusahaan.
b. Tujuan Penelitian
Tujuan pada perancangan ini adalah menghasilkan rancangan ruang – ruang pada co-working space
berdasarkan permasalahan serta potensi yang terdapat dengan memperhatikan kondisi psikologis
penggunanya sehingga mampu menghasilkan rancangan ruang dan prasarana lainnya yang mampu
menunjang fungsi bangunan utama yang lebih sehat, aman, nyaman dari rasa jenuh yang ideal sesuai
dengan standar dan mampu mewadahi aktivitas pengguna.
c. Cakupan Penelitian
Menghasilkan konsep perancang co-working space yang memperhatikan kondisi psikologis
penggunanya dalam bekerja dengan standar kebutuhan ruang co-working space yang ideal, lebih sehat,
aman dan nyaman sehingga dapat terhindar dari rasa jenuh dengan tatanan ruang pada bangunan yang
dapat mewadahi aktivitas pengguna melalui fasilitas pendukung yang memadai.

*
Corresponding author: riandhaaaa@gmail.com

155
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Co–Working Space
Perancangan co-working space menggabungkan kebutuhan ruang untuk para perusahaan start up,
freelancer, mahasiswa maupun pengguna yang membutuhkan space untuk memenuhi kebutuhan
aktivitasnya dengan dilengkapi fasilitas pendukung yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas
seperti kegiatan kantor sewa. Co-working space dengan konsep ruang kerja open space mengacu pada
tempat yang memiliki nuansa bersantai dan berkerja dengan orientasi penggunanya yang dimana
individu – individu tersebut memiliki latar belakang yang tentunya berbeda khususnya dalam pekerjaan
saling berinteraksi dan membuka peluang untuk membentuk networking menjadi sebuah partnership
dan berbagai keuntungan lainnya jika bekerja di co-working space dibandingkan bekerja di gedung atau
perkantoran biasa.
Ruang kerja pada co-working space umumnya digunakan oleh orang-orang dengan latar yang berbeda-
beda antara lain yaitu, enterpreneur, freelancer, start up, asosiasi, konsultan, investor, pelajar,
dll[8]. Batasan pengguna pada perancangan Co-Working Space Di Gading Serpong Tangerang
diklasifikasikan pada enterpreneur, freelancer, start up, pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum.
Perancangan co-working space mengedepankan kenyamanan pengguna pada kegiatan sharing dalam
satu ruangan yang dimana bagi komunitas maupun perusahaan start up tetap memiliki kebebasan dalam
menentukan ruangan dengan kapasitas apa yang akan di sewa oleh mereka baik sewa secara individu
maupun perkomunitas atau perusahaan. Dengan peluang yang ada, "Menurut Co-founder Pace Ventures
pada the guardian.com, Mark Corbett, co-working space muncul sebagai alternative dari ruang digedung
perkantoran yang relative mahal. Kebutuhan atas ruang kerja muncul karena banyak bisnis start-up dan
semakin diminatinya freelance job”.
b. Arsitektur Biofilik
Tema desain arsitektur biofilik dipilih untuk menghasilkan konsep perancang co-working space yang
memperhatikan kondisi psikologis penggunanya dengan pertimbangan permasalahan yang ada di sekitar
tapak. Melalui desain perancangan arsitektur biofilik sebagai konsep visualisasi arsitektur dapat
memberikan beberapa manfaat berupa mengurangi stress, meningkatkan kreatifitas dan menjernihkan
pikiran, mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan kesejahteraan[7].
Desain arsitektur biofilik merupakan istilah yang berasal dari kata Biophilia. Menurut Edward O.
Wilson, biofilia merupakan suatu dorongan yang dimiliki oleh manusia untuk berafiliasi dengan bentuk-
bentuk kehidupan. Memahami mengenai manusia yang secara alami memiliki kebutuhan dengan alam
pada seluruh aspek kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan dan kenyamanan dalam meningkatkan
kualitas hidup sebagai tujuan dari penerapan desain arsitektur biofilik. Desain arsitektur biofilik sebagai
desain yang menyediakan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan bekerja pada tempat yang sehat,
minimum tingkat stres, serta menyediakan kehidupan yang sejahtera dengan cara mengintegrasikan
alam, baik dengan material alami maupun bentuk-bentuk alami kedalam desain.
Arsitektur biofilik sebagai konsep arsitektur yang menghubungkan alam dengan psikologis
penggunanya yang mengacu kepada 14 pola desain arsitektur biofilik menurut Terrapin Bright Green
sehingga berdampak besar pada gaya hidup manusia.

Tabel 1 Prinsip Desain Biofilik


Nature in the Space Patterns
(Hubungan antara alam dan sebuah ruang)
Visual Connection with Nature Interaksi manusia dengan alam melalui pandangan secara
Hubungan dengan alam secara langsung terhadap unsur-unsur alam, sistem kehidupan dan
langsung proses alami.
Non-Visual Connection with Interaksi manusia dengan alam melalui pendengaran, sentuhan,
Nature penciuman, dan perasa yang menimbulkan ketenangan.
Hubungan non-visual dengan alam
Non-Rhythmic Sensory Stimuli Indikator dan hubungan dengan alam melalui rangsangan
Stimulasi sensorik yang tidak beritme sensorik alami yang menarik perhatian.
Thermal & Airflow Variability
Kenyamanan thermal dan ventilasi
156
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

udara Menciptakan kenyamanan thermal seperti perubahan suhu,


Presence of Water kelembapan,
Kondisi yang dan gerakan interaksi
menciptakan angin antara
yang pengguna
meniru suasana
Keberadaan Air lingkunganunsur
dengan alam. air melalui penglihatan, pendengaran
maupun sentuhan.
Dynamic & Diffuse Light Memaksimalkan pencahayaan alami untuk memberikan
Pencahayaan yang dinamis efek pencahayaan yang dinamis dan menyebar.
Connection with Natural Systems Memberikan kesadaran akan proses alamiah, khususnya
Hubungan dengan Sistem Alami perubahan karakter dari ekosistem lingkungan alamil
Natural Analogues Patterns
(Pola analogi alam)
Biomorphic Forms & Pattern Mengadaptasi bentuk, tekstur, dan pola yang terinspirasi
Bentuk & Pola Biomorfik yang dari alam dan diimplementasikan dalam bangunan
terinspirasi dari alam
Material Connection with Nature Menggunakan material dan elemen dari alam untuk
Hubungan Material dengan Alam memberikan nuansa alam kedalam bangunan
Complexity & Order Membuat informasi yang didapat melalui kemampuan
Kompleksitas & Keteraturan sensorik yang beragam pada ruangan untuk
menggambarkan kejadian dialam yang sebenarnya
Nature of the Space Patterns
(Pola lingkungan terhadap sebuah ruang)
Prospect Membuat ruangan luas tanpa hambatan, leluasa dan
Prospek lapang.
Refuge Memberikan rasa aman dan terlindungi kepada pengguna
Perlindungan ketika berada dalam bangunan.
Mystery Menciptakan sebuah lingkungan yang menarik untuk
Misteri dijelajahi lebih dalam.
Risk/Peril Memberi nuansa rasa bahaya atau ancaman namun dapat
Resiko/bahaya memberi ra sa aman.
3. METODOLOGI
Perancangan Co-working Space Di Gading Serpong Tangerang yang dilakukan ini menggunakan
beberapa tahapan antara lain :
c. Eksplorasi Data
• Studi Literatur
Pendalaman data literatur secara teori untuk menyelesaikan permasalahan dan memenuhi
kebutuhan tapak, pemahaman dan pendalaman mengenai implementasi tema arsitektur biofilik
biofilik pada perancangan.
• Studi Lapangan
Tinjauan langsung ke lokasi tapak untuk mengetahui kondisi eksisting bangunan maupun kondisi
sekitar tapak. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan keadaan atau situasi yang terjadi
saat penelitian terkait perancangan sedang berlangsung.
• Studi Komparasi
Pencarian ide dengan membandingkan studi preseden bangunan yang menggunakan Peningkatan
konsep arsitektur biofilik design dan co-working space untuk menjadi inspirasi dan studi kasus dalam
proses mendesain.
• Analisis
Melakukan analisa makro dan mikro terhadap pemilihan lokasi tapak yang digunakan meliputi
kebijakan tata ruang wilayah gading serpong tangerang, peraturan teknis wilayah gading serpong
tangerang, gambaran potensi dan masalah tapak yang terpilih. Melakukan analisis terhadap
program ruang, bangunan, arsitektur, struktur dan mekanikal elektrikal dan plumbing.
• Desain
Pembuatan rancangan desain berdasarkan konsep yang dihasilkan dari analisis. Desain rancangan
berupa master plan, denah, tampak, potongan, detail, perspektif, poster.

157
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

4. HASIL
PENELITIAN
d. Kebijakan Tata Ruang
Pada Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031 diuraikan pada pasal 53 bahwa kawasan
kecamatan kelapa dua dengan peruntukan industri dan pada pasal 11 sebagai perancangan pusat
perkotaan meliputi pusat – pusat pelayanan yang dipromosikan menjadi PKLp perkotaan
Kecamatan Kelapa Dua sebagai pusat pemerintahan kecamatan, industri, permukiman kepadatan
sedang, dan pertahanan dan keamanan.
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan diuraikan pada Peraturan Daerah Kabupaten
Tangerang
Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-
2031
pasal 67 nomor 4 kegiatan yang diperbolehkan PKLp diarahkan sebagai : pasar regional, bank
perkreditan rakyat, perkantoran, kantor pos pembantu, terminal penumpang type C, dermaga,
dermaga perikanan, perumahan, gedung serba guna, pertokoan, hotel, perguruan tinggi, toko
swalayan, industri dan pergudangan, dan kegiatan lain yang menunjang fungsi PKL dan PKLp.
e. Analisis Tapak

(a)
(b)
Gambar 2 (a) Analisis bangunan sekitar, sirkulasi dan
pencapaian;
(b) Analisis hidrologi dan
klimatologi

• Analisis Bangunan Sekitar, Sirkulasi dan


Pencapaian
Tabel 2 Analisis bangunan sekitar, sirkulasi dan
pencapaian
Potensi dan Masalah Solusi dan Respon Desain
Lokasi tapak berada di jalan utama dan Strategis dan mudah diakses oleh pengunjung
mudah di akses dengan kendaraan; akses tol dengan kendaraan pribadi atau bus yang
: Gading serpong–Jakarta–Merak–Karawaci, melalui tapak dari summarecon mall serpong
Alam Sutera Toll Akses–Jakarta Barat dan (tidak ada kendaraan umum selain bus dan
BSD Toll Akses–Jakarta Selatan–Serpong. transportasi online).
Lingkungan sekitar tapak di dominasi Membangun bangunan dengan ketinggian 4 – 5
bangunan komersil (perkantoran, pertokoan, lantai akan tetap terlihat oleh masyarakat
hotel, pasar modern, perumahan dengan disekeliling.
kepadatan sedang-tinggi, dan lahan hijau).
Dapat diakses oleh dua jalan besar ; Jalan Membuat 2 akses masuk dan keluar di dua arah
Gading Serpong Boulevard - Jalan Pd Hijau jalan.
Golf Raya dan melalui Jalan Klp Lilin Raya.
Pada bagian depan tapak (sisi tenggara) Sirkulasi didepan tapak dapat dilalui pejalan
sudah terdapat pedestrian diluar tapak. kaki.

158
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

• Analisis hidrologi dan klimatologi


Tabel 3 Analisis hidrologi dan klimatologi
Potensi dan Masalah Solusi dan Respon Desain
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Pada tapak diberikan banyak pepohonan untuk
Geofosika menyatakan wilayah Tangerang mereduksi panas di lingkungan tapak dan zona
memiliki kelembapan rata-rata 77% - 85% a diberikan bukaan untuk memanfaatkan
dengan suhu rata-rata 22°C - 33°C dengan penghawaan alami.
arah angin barat daya 10 km/h.
Pada zona c dan e terdapat bangunan. Pada zona c dan e diberikan bukaan karena
terhalang bangunan sebagai pengcahayaan dan
penghawaan alami pada bangunan.
Pada pagi dan siang hari matahari akan Diletakan bukaan yang cukup baik untuk
maksimal pada zona d dan pada sore hari pencahayaan alami dan sun buffer dan sun
matahari akan maksimal pada zona a. shadding untuk mengurangi intensitas sinar
matahari secara berlebihan.

(a) (b)
Gambar 3 (a) Analisis orientasi dan zoning tapak; (b) Analisis kebisingan tapak

• Analisis orientasi dan zoning tapak


Tabel 4 Analisis orientasi dan zoning tapak
Potensi dan Masalah Solusi dan Respon Desain
Letak jalan utama pada sisi tenggara dan Orientasi bangunan menghadap ke arah
barat daya. tenggara dan barat daya ; Zoning pada tapak
terbagi menjadi 4 zona yaitu: publik, semi
publik, private dan servis berdasarkan tingkat
privasi antara pengguna bangunan.

• Analisis kebisingan tapak


Tabel 5 Analisis kebisingan tapak

159
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

Analisis view Tabel 6 Analisis view


Potensi dan Masalah Solusi dan Respon Desain
Arah pandang terbaik dari luar tapak menuju Orientasi bangunan menghadap ke tenggara dan
tapak, pada arah tenggara dan barat daya. barat daya yang akan menempatkan main view
pada arah tersebut.
Memperbanyak view ke arah luar bangunan. Membuat kenyamanan ruang bekerja secara
psikologis dengan mengutamakan bukaan pada
arah tenggara dan barat daya.
Beberapa lokasi view ada yang kurang baik. Perancangan interior yang baik dan nyaman.

• Analisis eksisting tapak


Tabel 7 Analisis eksisting tapak
Potensi dan Masalah Solusi dan Respon Desain
Pada sisi timur dan tenggara terdapat Di letakan sisi bagian depan dengan akses ke
bangunan komersil pertokoan dan dalam tapak karena terlihat dari jalan besar dan
perkantoran. dapat diakses oleh pengguna dengan berbagai
jenis transportasi.
Pada sisi selatan terdapat bangunan SPBU. Dibuat area dengan aktivitas tidak terlalu padat
dan berjarak dengan bangunan utama.
Pada sisi barat dan barat daya terdapat Di letakannya sisi bagian depan sebagai akses
bangunan komersil pasar modern. masuk ke dalam tapak karena dapat terlihat dari
jalan besar dan masyarakat yang beraktivitas di
pertokoan dan pasar modern serta dapat diakses
dengan berbagai jenis transportasi.
Pada sisi barat laut dan utara terdapat lahan Mampu memaksimalkan penghawaan yang
kosong. memasuki tapak sehingga dari sisi tersebut
mampu dibuat bukaan.
Pada sisi timur laut terdapat bangunan. Tidak banyak di letakan bukaan di sisi tersebut
karena terdapat bangunan tinggi.

(a) (b)
Gambar 5 (a) Analisis vegetasi tapak; (b) Analisis topografi dan drainase
160
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

• Analisis vegetasi tapak


Tabel 8 Analisis vegetasi tapak
Potensi dan Masalah Solusi dan Respon Desain
Vegetasi sekitar tapak didominasi oleh Ditanami vegetasi yang lebih baik sehingga
rumput yang terawat, beberapa pohon, dan dapat memperindah tapak sekitar bangunan
semak semak. agar mengurangi dampak tidak terlalu gersang,
panas dan mengurangi kebisingan suara yang
berasal dari jalan utama maupun bangunan
disekitar tapak.
Vegetasi pada area barat, barat daya dan Di letakan tanaman perdu supaya tidak gersang
timur mendapat panas matahari lebih dengan pohon rindang supaya tidak menutupi
banyak. view dari dalam atau luar tapak.

Analisis topografi dan drainase


Tabel 9 Analisis topografi dan drainase
Potensi dan Masalah Solusi dan Respon Desain
Kontur tapak cenderung rata walaupun lebih Pada perancangan tanah tidak perlu diratakan.
tinggi dari jalan utama namun tidak curam.
Terdapat drainase dekat dengan tapak yang Pada aliran air di dalam tapak akan diarahkan
mengalir ke riol kota . ke bagian sisi tapak langsung dialirkan menuju
ke saluran drainase terdekat; Drainase di dalam
tapak di berikan gril (area parkir) dan beberapa
grass block di taman untuk meminimalisir
genangan ketika curah hujan sedang tinggi; Di
bawah pedestrian tapak diletakan drainase lebar
1m dan drainase terbuka kedalaman 1–1,5m.
f. Analisis Bangunan
Bentuk gubahan yang diambil dari bentuk dasar serat daun, membentuk beberapa massa bangunan
yang digabungkan dengan memadukan bentuk bulir air pada daun kemudian diberikan perbedaan
ketinggian bangunan untuk memaksimalkan arah penghawaan alami dan pencahayaan alami.

Gambar 6 Bentuk dasar gubahan massa

5. KESIMPULAN
g. Konsep Zona Ruang dan Hubungan Ruang
Penerapan zonasi ruang terbagi juga pada setiap lantai bangunan menyesuaikan dengan fungsi dan
kegiatan yang terjadi pada setiap lantai sehingga sirkulasi di dalam massa bangunan terbagi dengan baik
sesuai dengan kebutuhannya. Pada zona warna kuning atau yang berada di lantai dasar difokus kan kepada
area komersil sehingga dapat digunakan oleh masyarakat umum maupun pengguna co-working space
dengan privasi yang rendah. Zona hijau untuk pengelola bangunan dengan tingkat privasi meningkat.
161
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

Zona coklat lebih private atau digunakan hanya untuk yang memiliki kepentingan menggunakan co-
working space dan Zona hanya digunakan oleh pengguna kantor sewa yang memiliki keperluan saja yang
dapat mengaksesnya.

Gambar 7 Zonasi bangunan


h. Konsep Rancangan Tapak
Konsep perancangan ini mengoptimalkan lahan untuk bangunan utama co-working space pada tapak
yang berlokasi di Jalan Gading Serpong Boulevard, Curug Sangereng, Kecamatan Kelapa Dua,
Kabupaten Tangerang.

Gambar 6 Konsep rancangan tapak


i. Konsep Arsitektur

Gambar 7
Perspektif

Penerapan tema “Arsitektur Biofilik mempengaruhi pemilihan pada setiap elemen


dalam perancangan co-working space ini seperti pada beberapa bagian :
162
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

• Skylight Polycarbonate Bening sebagai material atap untuk meminimalisir masuknya


cahaya dan udara alami.
• Mengaplikasikan material alami dengan dominasi kayu, batu alam (breksi, palimanan,
gravel, andesit), unfinished / exposed material memberikan sentuhan alami.
• Translucent concrete beton tembus cahaya untuk mentransmisikan cahaya ke dalam
bangunan.
• Aluminium louvres dan dinding roster pada façade menciptakan pencahayaaan yang
dinamis kedalam bangunan.
• Plafond yang didominasi terbuat dari mateterial kayu.
• Kolam ikan pada longue indoor, longue office dan area outdoor pada tapak membawa efek
suara suasana pengunjung seolah sedang berada di alam.
• Menggunakan extensive green roof dengan dak beton pada area workspace outdoor.
• Memaksimalkan kondisi alam melalui celah masuk dan keluar penghawaan alami dengan
skylight, pintu kaca sehingga cahaya matahari secara alami yang dibutuhkan masuk melalui
bukaan yang ada dalam elemen pembentuk ruang.
• View dari dalam ruangan mengacu kepada lingkungan sekitar dengan kondisi interior yang
mampu memberikan rasa nyaman dalam bekerja kepada penggunanya.
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya
dapat menyelesaikan penulisan paper ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak atas
bantuan dan bimbingan yang telah membantu saya dalam penyelesaian penulisan paper ini. Saya
berharap paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukannya. Semoga
selalu diberikan kesuksesan untuk kita semua. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
[1] CNBC Indonesia, “Kerja Tak Harus Di Kantor Geser Tren Sewa Ruang Perkantoran,” Jakarta, 2021.
[2] L. DISHMAN, “The Future Of Coworking And Why It Will Give Your Business A Huge Edge,” Fast
Company, 15 Januari 2013. [Online]. Available: https://www.fastcompany.com/3004788/future-
coworking-and-why-it-will- give-your-business-huge-edge. [Diakses 10 April 2021].
[3] M. Haryandi, “CoWorking Tawarkan Solusi untuk Kebutuhan Bisnis Startup,” Tribun Bisnis, 27
Maret 2017. [Online]. Available: https://www.tribunnews.com/bisnis/2017/03/27/coworking-tawarkan-
solusi-untuk-kebutuhan-bisnis-startup. [Diakses 10 April 2021].
[4] Gapuraoffice, “SURVEI: 89 Persen Orang Yang Bekerja di Coworking Space Merasa Lebih
Bahagia,” Gapuraoffice, [Online]. Available: https://www.virtualofficeku.co.id/blog_posts/orang-yang-
bekerja-di-coworking- space-merasa-lebih-bahagia/. [Diakses 19 Oktober 2021].
[5] Badan Pusat Statistik, “Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota Provnsi Banten 2010 - 2020,” 2015.
[Online]. [Diakses 8 April 2021].
[6] B. Maress, “15 Faktor Psikologi Dalam Lingkungan Kerja Paling Penting,” Dosen Psikologi, [Online].
Available: https://dosenpsikologi.com/faktor-psikologi-dalam-lingkungan-kerja. [Diakses 03 Februari
2022].
[7] R. C. C. C. Browning WD, 14 Patterns of Biophilic Design. Terrapin Bright Green, 2014. [8] Leforestier,
The Co-working Space Concept. Ahmedabad: CINE Term Project, 2009.
[8] Corespace, “Corespace,” Pengertian Coworking Space, [Online]. Available:
http://corespace.id/blog3.html. [Diakses 2 April 2021].
[9] S. W. E. Kallert, Biophilia, Biophobia, and Natural Landscapes. In the Biophilia Hypothesis.
[10] Oliver Heath Desain, “Biophilia & Design for Wellbeing,” Oliver Heath Desain, [Online].
Available: https://www.oliverheath.com/our-approach-and-its-impact/biophilia-and-design-for-wellbeing/.
[Diakses 2 Februari 2022].
[11] P. Pintos, “Vinted Vilnus Office,” Archdaily, [Online]. Available:
https://www.archdaily.com/974403/vinted- vilnius-office-do-
architects?ad_source=search&ad_medium=projects_tab. [Diakses 2 Februari 2022].
[12] H. Abdel, “The Grey Box Office / TRAANSPACE,” Archdaily, [Online].
Available: https://www.archdaily.com/973402/the-grey-box-office-
traanspace?ad_source=search&ad_medium=projects_tabs. [Diakses 3 Februari 2022].

163
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

[13] P. Pintos, “Shenzen Rural CommeciaL Bank Headquarters,” Archdaily, [Online].


Available: https://www.archdaily.com/974492/shenzhen-rural-commercial-bank-headquarters-skidmore-
owings-and-merrill?ad_source=search&ad_medium=projects_tab . [Diakses 3 Februari 2022].
[14] M. Pereira, “Archdaily,” IT'S Biofilia Office, [Online]. Available: https://www.archdaily.com/920540/its-
biofilia- office-its-informov?ad_source=search&ad_medium=projects_tab. [Diakses 3 Februari 2022].
[15] Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, “Profil Kabupaten Tangerang - Letak Geografis,”
[Online]. Available: https://ppid.tangerangkab.go.id/profil/letak-geografis. [Diakses 10 11 2021].
[16] KABUPATEN TANGERANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 13
TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2011-2031, TANGERANG: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
TANGERANG DAN BUPATI TANGERANG, 2011.
[17] ilmugeografi.com, “Tanah Aluvial - Sifat - Sifat Morfologis dan Kandungan,” [Online].
Available: https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-aluvial. [Diakses 12 11 2021].
[18] R. D. Pramedesty, “Perancangan Interior Creative Co-Working Space di Bandung,” dalam Literatur
Laporan Tugas Akhir Program Studi Desain Interior Universitas Telkom. Bandung, Bandung, 2018.
[19] A. Fauzi, “Co-Working Spaces for promoting enterpreneurship in sparse regions,” The case of south
wales, vol. 2, no. 1, pp. 462 - 469, 2015.
[20] B. S. Putri, “Perancangan Co-Working Space di Jakarta Selatan,” dalam Literatur Laporan Tugas Akhir
Program Studi Desain InteriorUniversitas Telkom. Bandung, Bandung, 2019.
[21] Pluang, “Perusahaan Start Up Ramai Pilih Co-Working Space, Apa Alasannya?,” Pluang, 25
Oktober 2019. [Online]. Available: https://blog.pluang.com/artikel/perkembangan-co- working-space-di-
indonesia/. [Diakses 1 April 2021].
[22] Cohive Voza, “Cohive Voza,” Cohive Voza, [Online]. Available:
https://cohive.space/buildings/cohive-voza. [Diakses 6 April 2021].
[23] Dub Architect, “Dub Architect,” The Edge, September 2020. [Online]. Available:
https://dubarchitects.ca/the-edge. [Diakses 8 April 2021]
[24] Google Earth, Google Earth, [Online]. Available:
https://earth.google.com/web/@-
6.24834219,106.62585444,30.43408775a,0d,60y,0.02395079h,85t,0r/data=IhoKFjBxc2NaSk9. [Diakses
28 Maret
2021].
[25] G. Kunjana, “Investor.id,” Investor, Senin Maret 2017. [Online]. Available:
https://investor.id/business/coworking- solusi-ampuh-untuk-kebutuhan-bisnis-startup. [Diakses 19 Oktober
2021].
[26] Warta Ekonomi, “Industri Coworking Space Tumbuh, GoWork: Kenyamanan Adalah Kunci,” Warta
Ekonomi, Jumat Desember 2019. [Online]. Available:
https://www.wartaekonomi.co.id/read261422/industri-coworking-space-tumbuh-gowork- kenyamanan-
adalah-kunci. [Diakses 28 Maret 2021]. [28] S. Nitisemito, “Manajemen Personalia,” dalam Manajemen
Personalia, 1992.
[27] Cohive, “Mengenal Lebih Dalam: Apa Itu Coworking Space?,” Cohive, [Online].
Available: https://cohive.space/blogs/mengenal-lebih-dalam-apa-itu-coworking-space- cohive/. [Diakses 1
April 2021].
[28] Voffice, “Pengertian Coworking Space,” Voffice. [Online]. [Diakses 8 April 2021].
[29] C. Foersch, Coworking Spaces: Coworking Forecast 2012, 2009.
[30] M. Schuerman, Coworking space : A potent bussines model for Plug’n Play and Indie Workers, Berlin,
2014. [33] D. Erin, Handbook How to Creat a Co-Working, 2014.
[31] K. D. Purnama, “Perencanaan Co-Working Space di Padangsambian Klod dengan Pendekatan
Arsitektur Biophilic”,” dalam Program Studi arsitektur Universitas warmadewa. Denpasar, Bali, 2021.
[32] R. RR, Strategi Komunikasi Pemasaran El Samara Coworking Space Dalam Meningkatkan Community
Relations Perusahaan Program Studi Ilmu Komunikasi., 2020. [36] M. a. J. E, Designing for Tommorow‟s
Workplace.
[33] T. A. S. P, “KAJIAN DESAIN INTERIOR KANTOR PT. PUPUK SRIWIDJAJA DENGAN KONSEP
MODERN MINIMALIS,” dalam Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana Jakarta,
Jakarta.
[34] M. S, “DESAIN INTERIOR KANTOR PT. KERTAS LECES BERNUANSA MODERN
KLASIK,” dalam Jurusan Desain Interior Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surbaya, 2015.
[35] R. Walidonna, “Desain Interior Coworking Space Dilo Surabaya Untuk Meningkatkan Produktifitas dan
Inovasi Pengguna,” dalam Departmen Desain Interior Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 2017.

164
e-ISSN : 2621-5934
p-ISSN : 2621-7112

[36] Pengertian Kantor, Ruang Kantor, Ruangan Kerja, Ruangan Pertemuan, RUangan Pendukung,” 08 Mei
2021. [Online]. Available: https://tamiandrn131.blogspot.com/2018/05/pengertian-kantor-ruangan-
kantor.html. [Diakses 03 01 2022].
[37] Biro PEMKERSA Provinsi Banten, “Profil Kabupaten Tangerang,” [Online].
Available: https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kabupaten-tangerang. [Diakses 10 11 2021].
[38] KABUPATEN TANGERANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NO 9
TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TAPAK, TANGERANG: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KABUPATEN TANGERANG DAN BUPATI TANGERANG, 2006

165

Anda mungkin juga menyukai