1. Penemu
2. Pengertian
Terapi Realitas adalah suatu bentuk pengubahan perilaku karena dalam penerapan-
encrapan institusionalnya, merupakan tipe pengondinsian operan yang tidak ketat (Glaser dan
Zunin (1973).Menurut Corey (2007), salah satu sebab Glasser meraih popularitas adalah karena
keberhasilannya dalam menerjemahkan sejumlah konsep pengubahan perilaku ke dalam model
praktik yang relatif sederhana dan tidak berbelit-belit. Terapi realitas berlandaskan premis bahwa
ada suatu kebutuhan psikolq tunggal yang hadir sepanjang hidup, yaitu kebutuhan akan identitas
yang mencakup suatu kebutuhan untuk merasakan keunikan, keterpisahan, dan ketersendirian.
Kebutuhan akan identitas menyebabkan dinamika-dinamika perilaku, dipandang sebagai
universal pada semua kebudayaan Menurut terapi realitas, akan sangat bergura apabila
menganggi identitas dalam pengertian "identitas keberhasilan" lawan "identiti kega-galan".
Dalam pembentukan identitas, masing-masing dari kita mengem-bangkan keterlibatan-
keterlibatan dengan orang lain darn dengan bayangan diri, yang dengannya kita merasa relatif
berhasil atau tidak berhasil.
3. Karakteristik
Menurut terapi realitas,pengeksplorasian masalah masa lampau adalah bentuk usaha yang tidak
produktif dan hanya membuang waktu terapi . Masa lampau dianggap sebagai sesuatu yang tidak
dapat diubah karena hanya masa sekarang dan masa depan yang dapat diubah.
Menurut terapi realitas,perubahan hanya bisa dilihat dan dinilai dari tingkah laku klien. Oleh
karena itu ,perlu dibuat beberapa ketentuan sifat2 konstruktif dan destruktif sehingga klien
menjadi sadar bahwa mereka tidak akan memperoleh apa yang merela inginkan apabila bertindak
destruktif,begitu pula sebaliknya
Konselor harus memunculkan keberadaan dirinya yang sejati,bukan sebagai figur ayah atau ibu
seperti dalam konsep psikoanalisis. Klien bukan mengharapkam adanya pengulangan dimasa
lampau tetapi menjalin keterlibatan yang memuaskan dengan orang lain dalam keberadaan
mereka saat ini sehingga konselor hanya dituntut untuk membangun hubungan yang personal dan
tulus
Menegaskan bahwa aspek ketidaksadaran adalah bentuk penolakan dari tanggung jawab klien
terhadap kenyataan. Oleh karena itu,aspek kesadaran akan memungkinkan klien untuk melihat
bahwa kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi karena ia tidak bertanggung jawab dan tidak
realistis.
Tanggung jawab menurut glasser (dikutip dari Corey,2009) adalah kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri dan melakukannya dengan cara tidak mengurangi kemampuan orang lain
dalam memenuhi kebutuhan mereka. Mengajarkan tanggung jawab pada klien adalah inti dari
terapi realitas.
4. Pandangan Manusia
Menurut George dan Cristiani (dikutip dari Latipun,2001) kebutuhan psikologis terdiri dari :
kebutuhan dicintai dan mencintai serta kebutuhan akan penghargaan . Kedua Kebutuhan tersebut
bila digabungkan akan terbentuk menjadi kebutuhan yang sangat utama yaitu kebutuhan akan
identitas.
Menurut Latipun (2001), terapi realitas membagi identitas dalam dua bagian yang bertolak
belakang ,yaitu : (1) identitas keberhasilan (success identity) ; dan (2) identitas kegagalan (failure
identity)
Seorang konselor dalam terapi realitas bertindak sebagai pembimbing yang membantu
klien agar dapat menilai tingkah lakunya secara realistis. Untuk itulah diperlukan keterlibatan
konselor dengan klien sepenuhnya agar konselor dapat membuat klien menerima kenyataan.
Konselor daalam hal ini diharapkan mampu memberikan pujian apabila klien
bertanggung jawab atas tindakannya. Ini merupakan bentuk penilaian positif. Penilaian negatif
dapat ditunjukkan seorang konselor dalam bentuk ketidaksetujuannya apabila klien melakukan
tindakan tertentu. Memberikan penilaian pada tingkah laku klien akan sangat membantu
perubahan tingkah laku.
Menurut Glasser (dikutip dari Latipun, 2001), seorang konselor harus berfungsi sebagai
guru bagi kliennya. Konselor harus mengajarkan klien bahwa tujuan terapi realitas bukan hanya
untuk mencapai kebahagiaan, akan tetapi adalah mampu menerima tanggung jawab. Fungsi
penting lain seorang konselor adalah memasang batas-batas baik dalam suasana terapi maupun
dalam kehidupan klien. Penyelenggaraan kontrak adalah jenis pemasangan batas tersebut.
Adapun isi kontrak dapat meliputi pelaporan keberhasilan atau kegagalan klien dalam
pekerjannya di luar sesi terapi. Ataupun menetapkan berapa lama terapi akan dilaksanakan.
Secara singkat dapat dilukiskan bahwa peran dan fungsi konselor dalam terapi realitas
adalah aktif, mendidik, membimbing, mendorong dan menantang klien untuk dapat bertanggung
jawab pada tingkah lakunya. Hal ini tentu saja untuk mencapai tujuan terapi.
Secara luas tujuan dari terapi realitas adalah mencapai identitas keberhasilan (success
identity). Bagaimana individu mampu mencapainya ? tentu saja ketika ia telah dapat memikul
tanggung jawab, yaitu kemampuan untuk mencapai kepuasan terhadap kebutuhan dasarnya.
Ringkasnya adalah ketika individu telah mampu memuaskan kebutuhan dasarnya, maka di saat
yang bersamaan ia akan bertanggung jawab.
Tujuan lain terapi realitas menurut Corey (2009) adalah membantu individu mencapai
optimal. Otonomi yaitu kematangan emosional yang diperlukan individu untuk mengganti
dukungan eksternal (dari luar diri individu) dengan dukungan internal (dari dalam diri individu).
Kematangan emosional juga ditandai dengan kesediaan bertanggung jawab terhadap tingkah
lakunya.
Apabila dirumuskan secara jelas, maka berikut ini adalah beberapa tujuan terapi realitas, yaitu :
Hal terpenting yang harus disampaikan oleh konselor terhadap klien sebagai bagian dari tujuan
terapi adalah bahwa terapi sama sekali tidak bertujuan untuk menciptakan kebahagiaan bagi
klien. Kalaupun ada kebahagiaan, hal tersebut bukanlah esensi dari tujuan terapi yang ingin
dicapai. Konselor harus menyampikan bahwa kebahagiaan klien terletak pada cara berpikir klien
menyikapi hal tertentu dan keberaniannya mengambil keputusan secara bertanggung jawab.
Terapi realitas tidak menggunakan diagnostik karena dianggap membuang waktu dan merusak
klien dengan menyematkan label pada dirinya.
Adapun fokus utama teknik realitass adalahh mengembangkan kekuatan potensi klien untuk
mencapai keberhasilannya dalam hidup. Menurut Corey (2009), teknik-teknik yang dapat
dilakukan berupa :
Menggunakan humor
Melibatkan diri dengan klien untuk mencari kehidupan yang lebih efektif.
9. Pengalaman konseli
a. Konseli memutuskan pada perilaku
b. Konseli mengevaluasi perilakunya sendiri
c. Konseli membuat pilihan
Kelebihan:
1. Jangka waktu konseling relatif pendek
2. Fokus pada tingkah laku sadar
3. Fokus pada masalah saat ini
4. Konseli diharuskan membuat penilian sendiri terhadap perilaku yang sudah dilakukan
5. Tidak ada pemakluman atas kondisi gagal konseli
Kelebihan
1. Dianggap terlalu sederhana dan dangkal
2. Tidak memberikan ruang pada dinamika tidak sadar pada masa lalu sebagai bagian dari
tingkah laku
8. Contoh kasus