Anda di halaman 1dari 12

JURNAL INFORMATIKA, Vol.5 No.1 April 2018, pp.

145~156
ISSN: 2355-6579
E-ISSN: 2528-2247 145

Pengembangan Knowledge Management System


Berbasis Knowledge Audit
Panji Madya Ramdani

AMIK BSI Jakarta


email: panji.pmr@bsi.ac.id

Abstrak
Dasar dari sumber daya ekonomi saat ini bukan lagi berupa modal uang, sumber daya alam maupun
tenaga kerja melainkan juga pengetahuan (knowledge). Pengetahuan sebagai intangible asset yang
harus dikelola perusahaan menjadi paradigma baru dalam lingkungan bisnis sebagai pusat kekuatan dan
keunggulan dalam bersaing. Namun masih banyak organisasi belum atau tidak mengetahui potensi
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya karena organisasi kesulitan dalam menangkap (capture)
tacit knowledge. Lambatnya penyebaran pengetahuan disebabkan oleh terbatasnya ruang dan waktu.
Transfer knowledge hanya menggunakan metode tatap muka, konsultasi secara langsung dengan atasan,
dan briefing pagi (socialization-tacit totacit). Adapun Explicit knowledge hanya terdapat dalam
bentuk berkas (hardcopy), dimana terdapat kesulitan dalam proses pencarian. Penelitian ini telah berhasil
mempermudah transfer knowledge di dalam perusahaan melalui pengembangan knowledge
management system berbasis knowledge audit dengan knowledge management processes
sebagai standar pengembangan. Audit yang dihasilkan telah mampu mengidentifikasi kompetensi dan
kapabilitas dari karyawan, serta mengoptimalisasi mekanisme knowledge management yang ada di
organisasi.

Kata kunci: Tacit Knowledge, Explicit Knowledge, Knowledge Audit, Knowledge Management
System.

Abstract
The basic economic resources now adays is no longer capital, natural resources, nor labor, but
also knowledge. Knowledge as intangible asset, that need to be managed by organization
became new paradigm in the business environment where knowledge is now considered to be
central to organizational performance and integral to the attainment of a sustainable competitive
advantage. Many organizations still do not realize the knowledges and experiences their
employees had. It happens because the organizations have difficulties in detecting the tacit
knowledge, thus the sharing of knowledge and experience did not run smoothly. If the
employees had to share what they know then they do it by meeting face to face with their
superior or share it in the morning briefing.Time and spaces are still the main problems in this
case. Explicit knowledge only shared in form of a hardcopy archives, while there is also a
problem in archiving files within the organization. This research has succeeded in easing the
transfer of knowledge through knowledge management system with knowledge audit as a base
and knowledge management process as a development standard. The audit result has the
capability in identifying competence and capability of the workers, and also optimize the existing
knowledge management mechanism within the organization.

Keywords: Tacit Knowledge, Explicit Knowledge, Knowledge Audit, Knowledge Management


System

Diterima 17 Oktober 2017; Revisi 22 Oktober 2017; Disetujui 15 Maret 2018


14

1. Pendahuluan dokumen elektronik, d.12% knowledge base


Persaingan global saat ini semakin ketat, serta elektornik.
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat, menuntut perusahaan untuk 2. Metode Penelitian
lebih efektif, efisien dan inovatif. Inovasi adalah Penelitian ini menggunakan metode analisis
keberhasilan dalam meng-eksploitasi ide-ide deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan
baru menjadi suatu produk atau proses. gambaran yang lebih mendalam dan lengkap dari
Sementara untuk mempercepat penemuan produk obyek penelitian, dengan melakukan pengamatan
yang baru dan inovasi semakin tergantung pada serta wawancara langsung di lapangan.
penggunaan informasi dan teknologi Ada beberapa tahapan penting dalam
pengetahuan yang canggih untuk membangun penelitian ini, diantaranya adalah sebagai
lingkungan yang mendukung proses inovasi yang berikut:
sistematis dan efisien (Specht, Beckmann, & a. Tahap 1: Pemilihan Permasalahan Penelitian
Amelingmeyer, 2002; Amidon, 2002). dimulai dengan mengidentifikasi domain
Sedangkan dasar dari sumber daya ekonomi permasalahan, pada penelitian ini yang menjadi
saat ini bukan lagi berupa modal uang, sumber inti permasalahan bahwa banyak organisasi
daya alam maupun tenaga kerja melainkan juga belum atau tidak mengetahui
pengetahuan (Peter F. Drucker, 1998). potensi pengetahuan dan tacit knowledge
Pengetahuan sebagai intangible asset yang yang dimiliki oleh karyawannya. Merujuk hasil
harus dikelola perusahaan menjadi paradigma riset yang dilakukan oleh Delphi Group
baru dalam lingkungan bisnis sebagai pusat (Setiarso, Bambang dkk., 2009), menunjukkan
kekuatan dan keunggulan dalam bersaing yang bahwa pengetahuan dalam organisasi persentase
harus dikelola perusahaan yang menjadi terbesar dalam bentuk tacit knowledge.
paradigma baru dalam lingkungan bisnis sebagai Dimana organisasi kesulitan dalam menangkap
pusat kekuatan dan keunggulan dalam bersaing (capture) dan menyebarkan/kodifikasi dari tacit
(Davenport & Grover, 2001; Peter F Druker, knowledge tersebut.
1998). Dalam pengelolaan pengetahuan b. Tahap 2: Analisis Penelitian Terdahulu Untuk
(Knowledge Management), telah digunakan menjaga originalitas dari penelitian, maka
berbagai model dan kerangka kerja untuk diperlukan studi literatur terhadap penelitian-
mewakili alur pengetahuan dalam suatu penelitian terdahulu yang relevan dengan
organisasi. penelitian ini. Hal ini juga berguna sebagai
Metode yang pertama dan paling popular alat pemetaan atau identifikasi posisi
dalam Knowledge Management yaitu konversi penelitian yang akan dilakukan.
pengetahuan atau lebih dikenal SECI Model Setelah dikumpulkan sejumlah penelitian yang
(Socialization, Externalization, Combination, dinilai relevan dengan penelitian ini baik yang
Internalization) model yang dipaparkan oleh berasal dari dalam negeri maupun luar negeri,
Nonaka dan Takeuchi (1995), Nonaka dan maka selanjutnya adalah memilih
Konno (1998), Nonaka dan Toyama (2003), yang penelitian-penelitian mana saja yang
menyajikan berbagai pengetahuan interaksi dan memiliki kontribusi cukup besar
kreasi antara pengetahuan terbatinkan (tacit terhadap proses pencapaian tujuan dari penelitian
knowledge) dan pengetahuan yang terkodifikasi ini.
(explicit knowledge). Nonaka dan Takeuchi c. Tahap 3: Pemodelan Bisnis Proses
(1995) telah menganalisis proses penciptaan Organisasi/Kondisi Organisasi saat ini
pengetahuan pada organisasi di Jepang, dan Pemodelan bisnis proses sangat penting, hal ini
mengembangkan kerangka kerja (SECI model). dikarenakan apabila dalam penelitian telah
Namun, masih banyak organisasi belum atau terlebih dahulu mengetahui proses bisnis dari
tidak mengetahui potensi pengetahuan dan tacit organisasi, maka akan dengan mudah diperoleh
knowledge yang dimiliki oleh karyawannya. pembatasan masalah yang sesuai dengan tujuan
Riset Delphi Group (Setiarso, Bambang dkk. , penelitian.
2009) menunjukkan bahwa pengetahuan dalam d. Tahap 4: Pengembangan Metode Penelitian
organisasi tersimpan dalam struktur: a. 42% Penelitian ini berusaha untuk melakukan
dipikiran (otak) karyawan, b. 26% dokumen beberapa modifikasi terhadap penelitian maupun
kertas, c. 20% model terdahulu, dengan menggunakan metode
knowledge audit (Liebowitz, J., Montano,
B.R., McCaw, D.,

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


14

Buchwalter, J., & Browning C,.2007) dengan Penelitian Hasil Penelitian


metode knowledge management processes
(2007) yang membutuhkan dari
(Beccerra-Fernandez, Gonzalez, A. &
pengetahuan tersebut dan
Sabherwal, R. 2004) sebagai acuan standar
yang akan menggunakannya.
dalam pengembangan knowledge
Dimana hasil dari audit
management system untuk memudahkan
sebagai rekomendasi kepada
mengidentifikasi pengetahuan dan knowledge
pihak manajemen sebagai
management system yang sudah berjalan di
perbaikan dalam aktivitas
organisasi knowledge management

Beccerra- Menjelaskan alur dan proses


Fernandez, dari manajemen pengelolaan
Gonzalez, A. pengetahuan pada organisasi
& Sabherwal, yang lebih spesifik pada proses
R. 2004 capture dan penggunaan
kembali, serta bagaimana
pengetahuan disimpan dan
bagaimana penggunaan
pengetahuan secara efektif

Penelitian ini 1. Pengembangan proses


dalam pengembangan
knowledge management
system dengan melakukan
knowledge audit
(Liebowitz, J., Montano,
B.R., McCaw, D.,
Gambar 1. Pengembangan Metode Buchwalter, J., &
Penelitian Browning C,. 2007) untuk
mengidentifikasi
Dari hasil audit akan diketahui pengetahuan yang pengetahuan dan
ada dan yang hilang atau pengetahuan yang knowledge management
terlewatkan, serta dapat diketahui knowledge yang ada pada organisasi
management processes yang berjalan pada dengan knowledge
organisasi sudah sejauh mana. Selanjutnya management processes
dilakukan perancangan model alur dan proses (Beccerra- Fernandez,
dari pengelolaan pengetahuan mengacu Gonzalez, A. & Sabherwal,
penelitian Beccerra- Fernandez, Gonzalez, A. & R. 2004) sebagai acuan
Sabherwal, R. (2004) yang dijadikan sebagai standar dalam
acuan standard pengembangan. Sehingga pengembangan
memudahkan atau memperbaiki knowledge knowledge management
management system yang ada sebelumnya system.
pada organisasi. Penjelasan lebih lanjut dapat 2. Dari hasil audit dilakukan
dilihat pada tabel 1 berikut: perancangan model alur
dan proses dari
Tabel 1. Analisa Literatur dan Posisi pengelolaan pengetahuan
Penelitian mengacu penelitian
Beccerra- Fernandez,
Penelitian Hasil Penelitian Gonzalez, A. & Sabherwal,
R. (2004) sebagai acuan
Liebowitz, J., Menjelaskan langkah-
standar pengembangan.
Montano, langkah dan instrumen
Sehingga memudahkan
B.R., dalam knowledge audit,
atau memperbaiki
McCaw, D., untuk mengidentifikasi
Buchwalter, knowledgemanagements
pengetahuan yang ada,
pengetahuan yang ystem yang ada
J., &
Browning C,. berpotensi hilang, siapa sebelumnya pada
organisasi.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


14

e. Tahap 5: Knowledge Audit pada knowledge management processes


Melakukan audit dengan menggunakan yang dikembangkan Beccerra-Fernandez,
instrument penelitian berupa angket atau Gonzalez, A. & Sabherwal, R. (2004).
kuesioner guna memperoleh data yang i. Tahap 9: Kesimpulan dan Saran
dibutuhkan dengan acuan kajian Knowledge Dalam tahap ini dilakukan penyimpulan dalam
Audit Liebowitz, J., Montano, B.R., McCaw, D., bentuk jawaban terhadap pertanyaan penelitian
Buchwalter, J., & Browning C,. (2007) dan yang telah dinyatakan pada Pendahuluan, dimana
Knowledge Management Processes hasil penelitian diringkas dalam bagian
Beccerra-Fernandez, Gonzalez, A. & Sabherwal, kesimpulan dan saran sebagai perbaikan atau
R. (2004) sebagai acuan standar dalam pengembangan penelitian lebih lanjut yang dapat
pengembangan knowledge management dilakukan
system. Kuesioner terdiri dari dua set, set
pertama digunakan untuk mengidentifikasi 3. Hasil dan Pembahasan
pengetahuan yang ada dan pengetahuan yang Beberapa penelitian yang
berpotensi hilang atau terlewatkan, mengembangkan kerangka teoritis maupun
mengidentifikasi sumber pengetahuan, alur atau pendekatan yang sudah diuji untuk Knowledge
proses pengelolaan pengetahun yang ada, serta Management System telah dilakukan oleh para
mengidentifikasi hambatan pada knowledge peneliti terdahulu. Kerangka tersebut di
management system yang ada pada antaranya dikembangkan oleh Nonaka dan
organisasi. Set yang ke dua, untuk Takeuci Hirotaka,1995; Davenport & Prusak,
mengidentifikasi pengetahuan yang hilang dan 1998; Liebowitz,1999; Wickramasinghe, N. &
gap antara pengetahuan dengan tujuan atau Sharma, S., 2005; Alavi dan Leidner, 2001;
pencapaian dari organisasi Markus, 2001; Beccerra-Fernandez, Gonzalez,
f. Tahap 6: Pemilihan Populasi dan Sample A. &Sabherwal, R., 2004. Dimana kerangka
Penentuan untuk populasi pada penelitian ini tersebut cukup representative untuk
dilakukan pada semua karyawan (census) pada menjelaskan bagaimana perilaku Knowledge
organisasi yang menjadi studi kasus, mengingat Management System dapat diterapkan di
jumlah elemen populasi sedikit (23 Karyawan) dalam organisasi.
dan semua elemen populasi memiliki peran Berdasarkan kajian literatur yang digunakan
penting dalam Knowledge Management mengidentifikasi permasalahan bahwa, masih
System. banyak organisasi dalam pengelolaan
g. Tahap 7: Pengumpulan Data Pengumpulan pengetahuan (knowledge management) masih
data dan informasi melalui dua proses, dimana mengalami kesulitan atau kurang efektif dan
proses pertama data dan informasi diperoleh efisien yang terbatas akan ruang dan waktu
melalui studi lapangan, dilakukan dimana transfer knowledge sebagian besar
dengan pengisian kuesioner dan hanya melalui proses socialization (tacit to
wawancara kepada para responden. Proses tacit knowledge). Knowledge Management
kedua diperoleh dari studi literature dan tulisan bukan suatu piranti (tool) yang lebih baik, namun
ilmiah tentang knowledge management bagaimana mengetahui untuk melakukan sesuatu
system baik sumber dari dalam negeri (transfer knowledge) dengan lebih baik
atau pun dari luar negeri. Diharapkan dengan dilakukan penelitian ini
h. Tahap 8: Hasil dan Pembahasan Melakukan yang mengacu kepada penelitian tentang
analisa dari hasil audit, Knowledge Audit dan Knowledge
kemudian menganalisa sejauh mana proses atau Management Systems & Processes ini
alur pengelolaan pengetahuan yang terjadi dapat memberikan masukan kepada pihak
dengan mengacu pada model management organisasi dalam
Knowledge Management Processes yang mempermudah pengembangan Knowledge
dikembangkan oleh Beccerra-Fernandez, Management System agar dapat lebih efektif
Gonzalez, A. & Sabherwal, R. (2004). dan efisien. Dimana hasil penelitian ini dijadikan
Selanjutnya dijadikan sebagai landasan sebagai bentuk baku dari proses pengembangan
dalam pengembangan prototype knowledge Knowledge Management System pada
management system pada organisasi. organisasi, sehingga dapat meningkatkan daya
Dilakukan pengujian terhadap prototype saing organisasi ditengah persaingan yang
yang telah dikembangkan dengan semakin tinggi.
melakukan User Acceptance Test (UAT)
berdasarkan user requirement dan mengacu

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


14

3.1 Hasil Audit manajemen pengelolaan pengetahuan sudah


3.1.1 Profil Responden baik, dimana terdapat tiga komponen penting
Pada organisasi terdapat 23 karyawan yang orang/karyawan, organisasi dan proses,
terdiri dari 1 orang Kepala Divisi, 2 orang Wakil dijelaskan sebagai berikut:
Kepala Divisi, 1 orang Group head, 2 orang 1. briefing pagi, dimana setiap briefing
Relationship Manager, 12 dilakukan pencatatan pada sebuah buku
orang Junior AO 1, 2 orang Junior Staff 1, 2 berupa notulen rapat (knowledge sharing-
orang Pelaksana dan 1 orang sekretaris. Penulis externalization – tacit to explicit
menyebarkan 23 kuesioner Knowledge Audit knowledge),
kepada seluruh karyawan yang ada di organisasi. 2. konsultasi kepada atasan, bertanya kepada
rekan kerja, (knowledge sharing
3.1.2 Analisa Hasil Wawancara dan - sosialization – tacit to tacit knowledge),
Kuesioner Knowledge Audit 3. Hasil dari konsultasi dengan atasan sebagai
Kuesioner terdiri dari dua bagian arahan dalam menyusun atau menganalisa
pertanyaan, bagian pertama terdiri dari 15 kredit (knowledge application - direction).
pertanyaan dan bagian kedua 13 pertanyaan. 4. Surat Edaran, Surat Keputusan, Executive
Kuesioner yang terkumpuldan terisi dengan Summary, Memorandum Analisa
lengkap sebanyak 16 kuesioner, profil responden Kreditberupa berkas (knowledge discovery
dapat dilihat padaTabel 2, diketahui bahwa rata- – combination - explicit to explicit
rata karyawan pada organisasi kurang dari 2 knowledge, knowledge sharing-
tahun menjabat pada posisi masing-masing dan exchange).
rata-rata sebagai Junior Staf. 5. Penyimpanan pengetahuan dalam bentuk
berkas yang dapat dipergunakan kembali
Tabel 2. Profil Responden sebagai acuan atau panduan dalam menyusun
atau menganalisa kredit (knowledge
No Jabatan Lama Bekerja capture - explicit knowledge).
1 Wakil Kepala Divisi 2 Tahun 6. Dan dari semua proses itu terulang terus-
menerus (knowledge application -
2 Kepala Bagian 10 Tahun routines).
3 Junior Staf 7 Bulan Dari hasil kuesioner knowledge audit dan
wawancara dapat diketahui mekanisme
4 Junior Staf 1 Tahun
knowledge management dengan mengacu
5 Junior Staf 1 Tahun pada Knowledge Management Systems &
Processes (Beccerra-Fernandez, Gonzalez,
6 Junior Staf 6 Bulan
A. & Sabherwal, R. (2004) yang dijadikan acuan
7 Junior Staf 6 Bulan standar pengembangan knowledge
management system dapat disimpulkan
8 Junior Staf 8 Bulan
bahwa, pada organisasi manajemen pengelolaan
9 Junior Staf 2 Tahun pengetahuan organisasi sudah terdapat 7 sub
proses pada Knowledge Management
10 Junior Staf 2 Tahun
Systems & Processes. Namun masih terbatas
11 Junior Staf 1 Tahun oleh ruang dan waktu karena proses sebagian
besar secara langsung dengan tatap muka dan
12 Junior Staf 2 Tahun
berkas berupa hardcopy dimana terdapat
13 Junior Staf 2 Tahun kesulitan dalam melakukan pencarian berkas
tersebut.
14 Junior Staf 6 Bulan
Salah satu solusi dari sisi Information
15 Junior Staf 6 Bulan Technology (IT) yang dipaparkan Beccerra-
16 Junior Staf 1 Tahun Fernandez, Gonzalez, A. & Sabherwal, R. (2004)
dalam Knowledge Management Systems &
6 Bulan Processes salah satunya adalah menggunakan
web application dalam proses konversi
Dari hasil kuesioner dan wawancara dapat pengetahuan dan penyebaran pengetahuan dalam
disimpulkan bahwa, pada organisasi organisasi. Oleh karena itu dilakukan
pengembangan Knowledge Management
System berbasis teknologi

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


15

informasi dalam pengelolaan dan proses transfer Tabel 3. Klasifikasi Pengguna


knowledge pada organisasi dengan mengacu
pada Knowledge Management Systems
&Processes (Beccerra-Fernandez, Gonzalez, A. Pengguna
Wewenang
& Sabherwal, R., 2004) berupa web Manager Staff
application. Membuat explicit
knowledge baru x x
3.2 Pengembangan dan Pengujian (KnowledgeDiscovery)
Model Knowledge Management Melakukan diskusi
x x
System (knowledge sharing)
Dalam pengembangan model dilakukan Mengunggah dokumen
dengan mengembangkan system dalam bentuk (knowledge capture- x x
externalization)
prototype menggunakan moodle, lebih
Mengunduh dokumen
dijelaskan sebagai berikut.
(knowledge capture- x x
internalization)
3.2.1 Deskripsi User Requirement
IEEE 610.12-1990 mengenai Standard Memberikan arahan
(knowledge application- x
Glossary of Software Engineering
direction)
mendefinisikan requirement sebagai berikut:
1. suatu kondisi atau kemampuan yang
dibutuhkan oleh pengguna untuk Kemudian dalam penyebaran pengetahuan
memecahkan masalah atau mencapai suatu sebagian besar dilakukan dengan diskusi atau
tujuan; konsultasi, oleh karena itu disediakan fasilitas
2. kondisi atau kemampuan yang harus dipenuhi berupa forum diskusi dan chat room yang
atau dimiliki oleh sistem atau komponen memungkinkan terjadi interaksi antar pengguna,
sistem untuk memenuhi kontrak, standar, serta dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
spesifikasi, atau lainnya secara resmi dan Explicit knowledge yang ada masih dalam
tertulis; bentuk berkas (hardcopy) dilakukan pemindaian
3. representasi terdokumentasi dari kondisi atau dengan tujuan konversi menjadi softcopy,
kemampuan seperti pada poin t1 atau point kemudian fasilitas management document
2. dalam web application dimana pengguna
Dengan menggunakan Knowledge memungkinkan untuk
Management System diharapkan dapat mengunggah atau mengunduh dokumen, mencari
mendokumentasikan atau meng-capture tacit dokumen sehingga memudahkan pengguna
knowledge dan dalam penyebaran pengetahuan mempelajari dokumen yang ada sebagai tujuan
dapat dilakukan lebih efektif. Adapun User dari konversi pengetahuan (User Requirement),
Requirement Knowledge Management dijelaskan lebih lanjut pada Tabel 4.
System yang akan dikembangkan mengacu
pada hasil Knowledge Audit yang telah
dilakukan sebelumnya dan harus memenuhi 7
(tujuh) subproses Knowledge Management
Systems & Processes (Beccerra-Fernandez,
Gonzalez, A. & Sabherwal, R., 2004) yang
dijadikan sebagai acuan standar dalam
pengembangan.
Dari hasil audit dan wawancara dimana
Knowledge Management Systems &
Processes yang dijadikan sebagai acuan
standar dalam pengembangan, dapat diketahui
potensi pengguna sebanyak 23 pengguna yang
diklasifikasikan Manager dan Staff dijelaskan
lebih lanjut pada tabel berikut.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


15

Tabel 4. User Requirement b. Exchange - Managemen t Memungkinka n


(explicit to Documents user dapat
Proses Fasilitas Fungsi
explicit - News membuat
yang knowledge) explicit
diharapkan knowledge

Knowledge Discovery baru yang


lebih baik dari
a. Combination - Manageme nt Memungkinka
(explicit to n user dapat knowledge
Documents
explicit membuat explicit

knowledge) explicit sebelumnya.

knowledge Knowledge Application


yang baru, a. Direction Forum Diskusi Memungkinka n
dari seorang ahli
knowledge (Manager/Atas
explicit an) dapat
sebelumnya. memberikan
b. Socialization - Chat Room Memungkinka arahan pada
(tacit to tacit - Forum n user untuk forum diskusi
knowledge) Diskusi dapat b. Routines Web dinamis Memungkinka n
melakukan yang user user untuk
diskusi secara friendly mudah
real time memahami,
dengan user mempelajari
lain dan
Knowledge Capture mengoperasik
a. Externalization - Manageme Memungkinka an aplikasi
(tacit to nt n user untuk
explicit Documents dapat berbagi
Dalam pengembangan Knowledge
knowledge) - Forum tacit Management System interaksiuser dengan
Diskusi knowledge sistem digambarkan dalam Use Case Diagram
b. Internalization - Manageme Memungkinka sebagai berikut:
(explicit to nt n user untuk
tacit Documents mendapatkan
knowledge) - Forum pemahaman
Diskusi dari explicit
- News knowledge
yang ada.
Knowledge Sharing
a. Socialization - Chat Room Memungkinka
(tacit to tacit - Forum n user untuk
knowledge) Diskusi dapat
melakukan
diskusi secara
real time
dengan user
lain

Gambar 2. Use Case Diagram

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


15

3.2.2 Antar Muka Halaman Utama kegiatan secara lisan atau tulisan. Socialization
dapat berlangsung dalam sebuah diskusi. Seperti
dilakukan Honda yang mendirikan
brainstorming camp untuk mencari pemecahan
masalah dalam penelitian dan pengembangan
project (Nonaka dan Takeuci, 1995). Oleh
karena itu ditarik kesimpulan, dalam
pengembangan sebuah Knowledge
Management System direkomendasikan
terdapat fasilitas forum diskusi sebagai fasilitas
untuk brainstorming antar individu pada
organisasi.

Gambar 3. Antar Muka Halaman Utama


3.2.3 Antar Muka Halaman Login
Antar muka ini berfungsi sebagai pintu
gerbang untuk memasuki knowledge
Management System ini, terdiri dari
Username dan Password.Apabila Username dan
password telah sesuai, maka user dapat
menggunakan fasilitas yang disediakan sesuai
kewenangan.

Gambar 5. Antar Muka Halaman Chat Room

3.2.5 Antar Muka Halaman News-Our


Customers dan Management
Documents (Knowledge Discovery
System-Combination)
Proses combination merupakan suatu
proses yang bertujuan untuk menciptakan
explicit knowledge yang baru. Berupa explicit
knowledge yang lebih kompleks, dari berbagai
Gambar 4. Antar Muka Halaman Login explicit knowledge (data dan informasi) yang
tersedia dan terpadu menjadi sebuah explicit
3.2.4 Antar Muka Halaman Chat Room knowledge yang baru (Irma Becerra –
(Knowledge Discovery System- Fernandez,et.al., 2004). Hal ini dapat didukung
Socialization) dengan adanya fasilitas yang memungkinkan
untuk mengunggah dan mengunduh file kedalam
Pada Knowledge Management
suatu database. Pada halaman Documents
Processes terdapat proses Knowledge tersedia fasilitas unggah file Surat Masuk, Surat
Discovery System yang mendukung Keluar, Surat Edaran, Surat Keputusan,
pengembangan tacit dan explicit knowledge Executive Summary,
yang baru, dimana berasal dari data dan Memorandum Analisa Kredit, Pencairan Kredit,
informasi atau dari perpaduan pengetahuan Portofolio Bisnis, dan lain-lain, dalam bentuk
sebelumnya. Knowledge Discovery System wiki files.
tergantung kepada mekanisme dan teknologi
yang mendukung proses combination (explicit
to explicit knowledge) dan proses socialization
(tacit to tacit knowledge).
Proses socialization merupakan
perpaduan antara tacit knowledge antar
individu, yang tertuang dalam bentuk

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


15

yang sama atau mendekati situasi tersebut. Untuk


memfasilitasi Knowledge Capture System
disediakan forum idea and complain handling
yang memungkinkan setiap individu/karyawan
berbagi ide-ide dan pengalaman (storytelling).

3.2.7 Antar Muka Halaman Management


Documents (Knowledge Sharing
System)
Knowledge sharing merupakan proses
komunikasi tacit dan explicit knowledgeantar
individu/karyawan, yang sangat penting dalam
meningkatkan inovasi dan kinerja organisasi.
Gambar 6. Antar Muka Halaman News – Dalam Knowledge Sharing System tergantung
Our Customers kepada mekanisme dan teknologi yang
mendukung proses socialization (tacit to tacit
3.2.6 Antar Muka Halaman Forum Idea knowledge) seperti pada proses knowledge
and Complaint Handling discovery dan proses exchange.
(Knowledge Capture System) Proses exchange terlihat jelas fokus pada
berbagi explicit knowledge, proses ini
Knowledge Capture System
dirncang untuk membantu mendapatkan dan digunakan untuk mengkomunikasikan atau
menyimpan pengetahuan organisasi dan mentransfer explicit knowledge diantara
individu, termasuk tacit dan explicit individu, group dan organisasi (Grant, 1996a).
knowledge.Pengetahuan dapat di-capture Untuk memfasilitasi Knowledge Sharing
menggunakan mekanisme dan teknologi, dimana System disediakan fasilitas unggah file dan
pengetahuan yang telah di-capture dapat management dokumen (kearsipan), dimana setiap
disebarkan dan digunakan oleh karyawan lain individu dapat mengunggah file dan dokumen
(internalization - explicit to tacit knowledge). yang telah dibuat sebelumnya, termasuk surat
Dengan berbagi pengalaman masuk, surat keluar, surat edaran, surat
(storytelling) dari keputusan, executive summary, Memorandum
individu/karyawan atau generasi Analisa Kredit (MAK), pencairan kredit,
sebelumnya yang telah mengalami situasi protofolio bisnis, dan lain-lain. Yang dapat
tertentu, yang mendapatkan pembelajaran dan digunakan sebagai acuan atau dasar dalam
pengetahuan dari situasi tersebut baik secara melakukan analisa bisnis.
tertulis atau pun lisan (externalization
– tacit to explicit knowledge).

Gambar 8. Antar Muka Halaman


Management Documents

Gambar 7. Antar Muka Halaman Forum Idea


and Complaint Handling

Hal ini akan meminimalisir kesalahan


atau kekurangan pada masa yang akan datang,
apabila terdapat situasi

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


15

3.2.8 Antar Muka Halaman On The Pipe Dalam proses penerapan pengetahuan,
Line (Knowledge Application terdapat subproses direction yang difasilitasi
System) dengan adanya forum yang memungkinkan user
Proses knowledge application tergantung memaparkan apa yang sedang dikerjakan dan
dari proses-proses sebelumnya yaitu knowledge memungkinkan atasan untuk memberikan arahan
discovery, knowledge capture dan proses (direction). Yang diharapkan dapat menjadi
penyimpanan. Dimana semakin baiknya proses suatu sistem yang dilakukan secara rutin
knowledge discovery, knowledge capture (routine). Pada pengembangan Knowledge
dan proses penyimpanan, semakin besar Management System disediakan fasilitas
kemungkinan pengetahuan tersebut di butuhkan forum On ThePipe Line, Seperti dapat dilihat
dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif. pada Gambar 9 berikut.

Gambar 9. Antar Muka Halaman Forum On The Pipe Line


3.2.9 Hasil Pengujian Prototype dikembangkan sudah sesuai dengan User
Knowledge Management System Requirement. Dapat dilihat pada Tabel 4.
Proses pengujian perangkat lunak Knowledge management system dibangun
(prototype Knowledge Management System) dalam bentuk prototype, setelah dilaksanakan
dilakukan dengan melakukan User Acceptance UAT (User Acceptance Test) diketahui hasil
Test (UAT) mengacu pada User Requirement yang diharapkan sesuaidengan user
yang berdasarkan hasil Knowledge Audit yang reqruirement dan metode knowledge
telah dilakukan sebelumnya dan Knowledge management processes (berita acara UAT
Management Processes (Beccerra-Fernandez, terlampir), hasil dari uji coba dapat dilihat pada
Gonzalez, Tabel 5.
A. And Sabherwal, R. 2004).

3.2.10 Materi dan Hasil Uji Coba


Knowledge Management System
Pengujian diikuti 6 user sebagai
pengamat yang diambil secara acak, penilaian
dilakukan dengan pengujian pada sistem
berjalan, dimana user melakukan penilaian
apakah sistem yang

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


15

Tabel 5. Hasil Uji Coba Knowledge Management System

4. Kesimpulan Alavi, M. And Leidner D., (2001). Review


Berdasarkan perancangan, pembahasan dan Knowledge Management and
kajian yang dilakukan sebagaimana diuraikan Knowledge Management Systems :
dalam penelitian ini, maka dapat diambil Conceptual Fundations and Research
beberapa kesimpulan bahwa Penelitian ini telah Issues. MIS Quarterly, Vol 25 No.1. pp.
berhasil mempermudah transfer knowledge 57 1-82
didalam perusahaan melalui pengembangan
knowledge management system berbasis Beccerra-Fernandez, Gonzalez, A. And
knowledge audit dengan knowledge Sabherwal, R. (2004). Knowledge
management processes sebagai standar Management : Challenges, Solutions,
pengembangan. Audit yang dihasilkan telah and Technologies, Prentice Hall, London.
mampu mengidentifikasi kompetensi dan
kapabilitas dari karyawan, serta Davenport, T.H, & Grover V., (2001). General
mengoptimalisasi mekanisme knowledge Perspectives on Knowledge
management yang ada di organisasi. Beberapa Management : Fostering a Research
saran yang diajukan berkenaan dengan penelitian Agenda. Jurnal of Management
Information Systems. Vol. 18, pp. 5-21.
ini bahwa Knowledge management system
yang dibangun dalam bentuk prototype masih Davenport, T.H, & Prusak, L, (1988) Working
merupakan model awal yang belum secara utuh Knowledge : How Organizations
memasukkan basis pengetahuan bagi organisasi. Manage What They Khow. Harvard
Dengan demikian basis pengetahuan yang ada di Bussiness School Press
dalam prototype knowledge management
system ini perlu dikembangkan untuk dapat Grant, R. M., (1996a), Prospering in
lebih efektif.Prototype knowledge Dynamically Competitive
management system ini perlu dikembangkan Environments:Organizational Capability
lagi untuk dapat berkolaborasi dengan organisasi as Knowledge Integration. Organization
terkait, agar basis pengetahuan lebih luas dan Science, 7(4), pp 375-387
transfer knowledge yang lebih efektif. Grant, R. M., (1996b), Toward a Knowledge-
Dilakukan audit secara berkala untuk Based Theory of The Firm. Strategic
pembaharuan baik secara mekanisme atau basis Management Journal, 17, pp 109-122
pengetahuan yang telah ada.
Leibowitz, J. and Beckman, (1998). Knowledge
Referensi Organizations: What Every Manager
Amidon, D. M. (2002). The Innovation Should Know. St. Lucie Press. LLC, Boca
SuperHighway. Frontiers of Raton.
Entrepreneurship and Innovation: Readings
Liebowitz, J., Montano, B.R., McCaw, D.,
in Science Park Policies and Practices.
Buchwalter, J., & Browning C,.(2007). The
International Association of Science Parks.
Knowledge Audit, ABI/INFORM Global,
pg. 3.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156


15

Nonaka, Ikujiro & Tahachi, Hirotaka. 1995. The


Knowledge-Creating Company: How
Japanese Compainies Create the Dynamics
of Innovation . Oxford: Oxford University
Press.
Peter F. Drucker (1998) “The Coming of the
New Organization” in Harvard Business
Review on Knowledge Management.
Harvard Business School Press. pp. 1- 19.
Specht, G., Beckmann,Ch., & Amelingmeyer, J.
(2002). F&E- Management. Stuttgart:
Schäffer- Poeschel-Verlag.
Setiarso, Bambang dkk. (2009) . “ Penerapan
Knowledge Management Pada Organisasi.
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wickramasinghe, N. & Sharma, S., (2005). The
Fundamentals of Knowledge
Management. Upper Saddle River, NJ,
Prentice Hall.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 145-156

Anda mungkin juga menyukai