Makalah Bab 10 Manajemen Keuangan
Makalah Bab 10 Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
JURUSAN MANAJEMEN
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa, Kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MENGUKUR EXPOSURE TERHADAP
FLUKTUASI NILAI TUKAR”
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memprebaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang “MENGUKUR EXPOSURE
TERHADAP FLUKTUASI NILAI TUKAR” ini dapat bermanfaat ataupun dapat menjadi
inspirasi bagi pembaca.
Tim Penyususn
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
a. Menjelaskan relevansi dari exposure sebuah MNC terhadap risiko nilai tukar,
b. Menjelaskan bagaimana exposure transaksi diukur,
c. Menjelaskan bagaimana exposure ekonomi diukur,
d. Menjelaskan bagaimana exposure translasi diukur
BAB II
PEMBAHASAN
Sejumlah kritikus mungkin menyatakan bahwa exposure sebuah perusahaan terhadap resiko
nilai tukar tidak relevan dan dengan demikian perusahaan-perusahaan tidak perlu mengukur
dan mengelola exposure mereka. Salah satu alasannya adalah menurut teori paritas daya beli
(purchasing power parity, PPP),penggerakan nilai tukar akan diimbangi oleh pergerakan
harga.
Para kritikus berpendapat bahwa keberadaan dampak yang saling mengimbangi ini membat
resiko nilai tukar tidak elevan. Namun teori PPP tidak selau eksis dalam dunia nyata. Sangat
mungkin bahwa nilai tukar tidak akan berubah dalam persentase yang sama dengan selisih
inflasi antara dua negara. Karena dampak saling meghilangkan tidak muncul, kababilitas
persaingan perusahaan bisa di pengaruhi oleh pergerakan nilai tukar. Sekalipun PPP eksis
dalam jangka sangat panjang, perusahaan-perusahaan yang berfokus pada jangka waktu 2
hingga 5 tahun ke depan tentu harus selalu peduli terhadap fluktuasi nilai tukar.
Alasan kedua adalah investor (yaitu para pemegang saham) dalam perusahaan multinasional
memiliki pilihan untuk meng-hedge resiko nilai tukar yang mereka hadapi.
Bahwa para investor memiliki informasi yang lengkap mengenai exposure korporasi terhadap
resiko nilai tukar serta memiliki kemampuan untuk mengisolasi exposure individual mereka
secara tepat. Sejauh investor lebih suka jika korporasi yang melakukan hedging bagi mereka,
exposure nilai tukar adalah sesuatu yang relevan bagi korporasi.
Gejolak laba luar negeri juga bisa menyebabkan bergejolaknyapertumbuhan dan siklus
perampingan dalam sebuah perusahaan, yang dianggap lebih merugikan daripada
pertumbuhan yang rendah tetapi stabil. Hedging bisa mengurangi gejolak arus kas
perusahaan karena pengeluaran dan penerimaan kas tidak akan berfluktuasi sebagimana
halnya fluktuasi valuta. Hedging juga bisa memungkinkan perusahaan untuk meramalkan
pengeluaran dan penerimaan kasdi masa depan dengan lebih akurat, sehingga bisa
mempertinggi kualitas dari keputusan penganggaran kas.
Nilai tukar tidak dapat diramalkan dengan akurasi yang sempurna, tetapi perusahaan paling
tidak dapat mengukur exposure terhadap fluktuasi nilai tukar. Perusahaan sangat terekspos
terhadap fluktuasi nilai tukar, perusahaan dapat mengimplementasikan teknik-teknik yang
dapat merugikan exposure tersebut. Sebelum memilih tehnik-tehnik tersebut, perusahaan
harus terlebih dahulu mengukur tingkat exposurenya.
a. Exposure transaksi
b. Exposure ekonomi
c. Exposure translasi
2. Exposure Transaksi
Exposure transksi adalah seberapa besar nilai transaksi-transaksi kas dimasa depan
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Dua langkah yang dilakukan dalam mengukur
exposure transaksi yaitu:
1. Memprediksi jumlah netto dari arus kas masuk dan keluar dalam masing-masing
valuta.
2. Menentukan risiko dari exposure secar keseluruhan terhadap valuta yang dimaksud.
Korelasi waktu merupakan pengukur hubungan pergerakan antara dua valuta. Jika
korelasi tidak konstan setiap saat MNC tidak bisa menggunakan korelasi masa lalu untuk
memprediksi korelasi-korelasi masa depan dengan keakuratan sempurna, Namun ada
sejumlah pasangan valuta yang korelasinya cukup stabil sepanjang waktu. Pergerakan
aktual penting dari sejumlah valuta penting terhadap dolar AS.
Menilai eksposure transaksi: sebuah contoh Konsep korelasi valuta dapat diaplikasikan
terhadap contoh kita sebelumnya, Yaitu eksprosure transaksi miami company. Jika valuta
eropa sepeti mark jerman, frans prancis dan frans swiss memiliki korelasi yang sangat
tinggi, maka eksprosure terhadap arus kas masuk atau keluar dalam valuta- valuta ini
akan saling menghilangkan, paling tidak secara parsial.
Jika siklus depresiasi dolar terjadi, perushaan akan dirugikan oleh eksprosure terhadap
mark jerman dan frans swiss, tetapi diuntungkan oleh eksprosure frans prancis. Selama
siklus apresiasi- dolar, eksprosure frans prancis akan merugikan dan eksprosure mark
jerman dan franc swiss akan menguntungkan. Dalam kedua kondisi ini yang akan
menjadi fokus kekhawatiran perusahaan adalah dolar kanada.
3. Exposure Ekonomi
Sejauh mana present value dari arus kas-arus kas masa depan sebuah perusahaan dapt
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Exposure transaksi merupakan bagian dari exposure
ekonomi. Namun pengaruh fluktuasi nilai tukar atas arus kash sebuah perusahaan tidak selalu
disebabkan oleh transaksi valuta. Sejumlah variabel umumnya, yang mewakili arus kas seuah
perusahaan multinational yang merupakan subyek exposure ekonomi.
3.1 Exposure Ekonomi terhadap Apresiasi Valuta Lokal
Berkenaan dengan arus kas masuk, penjualan lokal perusahaan (dalam negara asal),
diperkirakan akan menurun jika valuta lokal mengalami apresiasi. Hal ini desebabkan karena
meningkatnya dayas saing pesaing asing, yaitu konsume lokal dapat membeli produk-produk
substitusi luar negeri dengan harga lebih murah. Besarnya penurunan penjualan lokal akan
tergantung pada seberapa besar peningkatan daya saing perusahaan-perusahaan asing dalam
pasar lokal.
Arus kas dari ekspor-ekspor yang didominasi dalam valuta lokal juga diperkirakan akan
menurun jika valuta lokal mengalami apresiasi. Alasannya adalah bahwa impotir-impotir
asing akan membutuhkan lebih banyak valuta mereka sendiri untuk membayar produk-
produk tersebut. Ekspor yang didenominasi dalam valuta asing barangkali juga akan
berkurang nilainya, tetapi kerana alasan yang berbeda. Permintaan atas produk perusahaan
atas impotir-impotir asing tidak akan berubah, karena mereka bisa menggunakan valuta
meraka sendiri untuk melakukan bembelian, tidak perlu menggunakan valuta negara asal dari
MNC yang dimaksud.
Meskipun analsis diatas dapat membuat MNC mengukur exposure transaknya, kerelasi
antara valuta juga harus dinalai. Pengaru korelasi terhadap valuta korelasi pergerakan valuta
ditunjukkan oleh koefisien korelasi. Koefisian korelasi mengindikasikan sejauh mana dua
valuta bergerak dalam hubunganya dengan yang lain. Jadi, perusahaan-perusahaan
multinasional dapat menggunakan informasi semacam ini untuk mementukan tingkat
exposure transaksi mereka.
Korelasi waktu merupakan pengukur hubungan pergerakan antara dua valuta. Jika korelasi
tidak konstan setiap saat MNC tidak bisa menggunakan korelasi masa lalu untuk
memprediksi korelasi-korelasi masa depan dengan keakuratan sempurna, Namun ada
sejumlah pasangan valuta yang korelasinya cukup stabil sepanjang waktu. Pergerakan aktual
penting dari sejumlah valuta penting terhadap dolar AS.
Jika siklus depresiasi dolar terjadi, perushaan akan dirugikan oleh eksprosure terhadap mark
jerman dan frans swiss, tetapi diuntungkan oleh eksprosure frans prancis. Selama siklus
apresiasi- dolar, eksprosure frans prancis akan merugikan dan eksprosure mark jerman dan
franc swiss akan menguntungkan. Dalam kedua kondisi ini yang akan menjadi fokus
kekhawatiran perusahaan adalah dolar kanada.
Exposure Ekonomi
Sejauh mana present value dari arus kas-arus kas masa depan sebuah perusahaan dapt
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Exposure transaksi merupakan bagian dari exposure
ekonomi. Namun pengaruh fluktuasi nilai tukar atas arus kash sebuah perusahaan tidak selalu
disebabkan oleh transaksi valuta. Sejumlah variabel umumnya, yang mewakili arus kas seuah
perusahaan multinational yang merupakan subyek exposure ekonomi.
Berkenaan dengan arus kas masuk, penjualan lokal perusahaan (dalam negara asal),
diperkirakan akan menurun jika valuta lokal mengalami apresiasi. Hal ini desebabkan karena
meningkatnya dayas saing pesaing asing, yaitu konsume lokal dapat membeli produk-produk
substitusi luar negeri dengan harga lebih murah. Besarnya penurunan penjualan lokal akan
tergantung pada seberapa besar peningkatan daya saing perusahaan-perusahaan asing dalam
pasar lokal.
Arus kas dari ekspor-ekspor yang didominasi dalam valuta lokal juga diperkirakan akan
menurun jika valuta lokal mengalami apresiasi. Alasannya adalah bahwa impotir-impotir
asing akan membutuhkan lebih banyak valuta mereka sendiri untuk membayar produk-
produk tersebut. Ekspor yang didenominasi dalam valuta asing barangkali juga akan
berkurang nilainya, tetapi kerana alasan yang berbeda. Permintaan atas produk perusahaan
atas impotir-impotir asing tidak akan berubah, karena mereka bisa menggunakan valuta
meraka sendiri untuk melakukan bembelian, tidak perlu menggunakan valuta negara asal dari
MNC yang dimaksud.
Dampak dari berubahnya nilai valuta lokal atas variabel-variabel arus kas masuk dan keluar
kadang-kadang tidak langsung, dan dengan demikian, berbeda dari apa yang diperkirakan.
Sebagai contoh sebuah perusahaa AS mengimpor kayu dari Kanada dan
medenominasiimpornya dalam dolar AS. Jika dolar AS mengalami depresiasi, perusahaan
AS tersebut tidak dipengaruhi secara langsung, karena pembayaran dilakukan dalam dolar
AS sehingga tidak perlu membeli dolar kanada. Namun ekspotir Kanada, setelah menerima
pembayaran dolar AS dari perusahaan AS, mungkin mengkonversikannya ke dalam dolar
Kanada.
Walaupun fokus kita disini berada pada manajemen keuangan perusahaan multinational,
perusahaan-perusahaa domestik murni juga dipengaruhi oleh exposure ekonomi. Contohnya,
pertimbagkan sebuah produsen baja lokal yang membali semua bahan baku dari pasar lokal
dan menjual baja juga dalam pasar domestik. Karena trasaksi-transaksi perusahaan
semuanyaterjadi dalam valuta lokal, perusahaan bukan merupakan subyek exposure
transaksi.
Tingkat exposure ekonomi terhadap fluktuasi nilai tukar yang dihadapi oleh perusahaan-
perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional akan lebih besar daripada perusahaan
domestik murni. Contoh mengenai exposure ekonomi perusahaan multinational, General
Corporation menjual perangkar lunak kepada konsumen meksiko kemudian didevaluasi
sekitar 40% terhadap dolar, sehingga meningkatkan harga yang haus dibayarkan konsumen
meksiko terGeneral Corporation konsukensinya, penjualan GM di meksiko menurun.
Dampak pergerakan nilai tukar atas perusahaan-perusahaan multinational bisa berbeda-beda menurut
valuta, karena nilai tukar berubah dengan tingkat yang berbeda-beda.
Beberapa contoh yang terta diatas mengilustrasikan bahwa:
Walapun exposure ekonomi bisa menghasilakan dampak yang menguntungkan atau merugikan
atas sebuah perusahaan, adalah penting bagi sebuah perusahaan untuk menilai tingkat exposure
yang ada, dan kemudian menetukan perlu tidaknya melindungi diri exposure tersebut. Penilain
exposure ekonomi dari sebuah perusahaan multinational yang memiiliki anak perusahaan dari
berbagai tempat di dunia tidaklah mudah, akibat adanya interaksi antara arus kas yang di
didenominasi dalam berbagai valuta, baik yang masuk maupun yang keluar, dalam perusahaan
multinational.
Sensitivitas laba terhadap nilai tukar. Salah satu metode pengukuran exposure ekonomi
sebuah MNC adalah dengan mengklasifikasikan arus kas ke dalam item-item yang berbeda
dalam laporan laba rugi dan kemudian secara secara subyektif memprediksi setiap item laporan
laba rugi berbasis nilai tukar hasil peramalan.
Sensitivitas arus kas terhadap nilai tukar. Metode lain yang dapat digunakan untuk menilai
exposure ekonomi sebuah perusahaan terhadap fluktuasi valuta adalah dengan meregresikan
data-data arus kas dan nilai tukar historis memakai persamaan berikut:
PCFt = a0 + a1 et + µt
Keterangan:
PCFt = presentase perubahan dalam arus kas yang telah disesuaikan dengan inflasi, yang diukur
dalam valuta asal perubahan, selama periode t
et = persentase perubahan nilai tukar selama periode t
µt = random error term
a0 = konstanta
a1 = koefisien slope
Koefiesnsi regresi a1, yang diestimasikan oleh analisis regresi, mengindikasikan sensitivitas dari
PCFt terhadap et. Jika perusahaan memperkirakan tidak akan ada penyusaian penting dalam
struktur operasi, maka sensitivitas ini tidak akan banyak berubah dari waktu ke waktu.
Exposure laporan keuangan konsolidasi perusahaan multinasional terhadap fluktuasi nilai tukar.
Contohnya jika aktiva atau kewajiban dari anak-anak perusahaan MNC ditranslasikan memakai
kurs selain kurs historis, neraca akan selalu dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Selain itu laba
anak perusahaan yang ditranslasikan ke dalam valuta pelaporan perusahaan induk dalam
pelaporan laba-rugi konsolidasi juga akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
Translasi laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi tidak mempengaruhi arus kas perusahaan
multinasional. Untuk, itu sejumlah analisi menyatakan bahwa exposure translasi tidak relevan.
Analisis-analisis yang lain berpendapat bahwa karena laporan keuangan konsolidasi
mencerninkan kinerja sebuah perusahaan multinasional, exposure translasi menjadi relevan.
1. Valuta fungsional dari sebuah entitas adalah valuta dari lingkungan ekonomi tempat
entitas tersebut beroperasi
2. Nilai tukar berjalan pada tanggal pelaporan digunakan untuk mentranslasikan aktiva dan
kewajiban dari entitas luar negri, dari valuta fungsionalnya ke dalam valuta pelaporan
3. Nilai tukar rata-rata tertimbang digunakan untuk mentraslasikan pendapatan, beban, dan
keuntungan dan kerugian dari entitas luar negeri, dari valuta fungsionalnya ke dalam
valuta pelaporan.
4. Kentungan dan kerugian akibat translasi yang muncul karena perubahan nilai valuta asing
tidak diakui dalam laba bersih periode berjalan, tetapi dilaporkan sebagai komponen
kedua dari ekuitas pemegang saham; pengencualian dari aturan ini beralaku bagi entitas
luar negeri yang berlokasi dalam negara yang memiliki inflasi tinggi.
5. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari transaksi-tansaksi valuta asing diakui dalam
laba bersih periode berjalan , walapun terdapat sejumlah pengecualian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusahaan-perusahaan multinasional yang memiliki risiko rendah dapat memperoleh
pinjaman dengan biaya yang lebih rendah. Karena mereka bisa mengalami arus kas yang
sangat bergejolak akibat pergerakan nilai tukar, risiko nilai ukur dapat mempengaruhi
biaya pembiayaan mereka. Jadi, perusahaan multinasionl akan diuntungkan jika meng-
hedge risiko nilai tukar.
Exposure transaksi mewakili exposure dari transaksi-transaksi kas dimasa depan dari
sebuah perusahaan multinasional terhadap pergerakan nilai tukar. Perusahaan
multinasional dapa mengukur exposure transaksi mereka dengan menentukan posisi
piutang dan hutang dalam berbagai valuta, bersama-sama tingkat variabilitas dan korelasi
dari valuta-valuta yang dimaksud. Dari informasi ini, mereka bisa menilai bagaimana
pendapatan dan biaya mereka bisa berubah sebagai reaksi terhadap berbagai skenario.
Exposure ekonomi mencerminkan exposure arus kas sebuah MNC (langsung atau tidak
langsung) terdapat pergerakan nilai tukar. Perusahaan-perusahaan multinasional dapat
mengukur exposure ekonomi dengan menentukan sejauh mana arus kas mereka akan
dipengaruhi oleh esposure terhadap tiap valuta asing.