DISAMPAIKAN UNTUK
LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) PROVINSI JAWA TIMUR KE-30
OLEH:
ILHAM WIDI ASMORO
PEMBIMBING:
ARI SETYOWATI, M.P
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt. Atas limpahan rahmat,
ridha, dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Penggunaan Growlight pada
Persemaian Tanaman Selada (Lactuca sativa) sebagai Upaya Menghadapi Perubahan
Iklim” dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat.
Dalam proses penulisan makalah ini tentu masih banyak kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat, baik berupa inspirasi maupun motivasi bagi pembaca
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Malang, 19 Maret 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan ....................................................................................................................
1.4 Manfaat ..................................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................
2.1 Klasifikasi Tanaman Selada .....................................................................................
2.2 Morfologi ................................................................................................................
2.3 Perubahan Iklim .......................................................................................................
2.4 Growlight ................................................................................................................
2.5 Spons .......................................................................................................................
2.6 Panel Surya ..............................................................................................................
III. METODOLOGI ..........................................................................................................
3.1 Penyemaian Selada dengan Media Spons .................................................................
3.2 Growlight ................................................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................
4.1 Aklimatisasi .............................................................................................................
4.2 Pemeliharaan Planlet pada Automatic Nursery Installation .......................................
4.3 Perkembangan Planlet pada Media Dakron dan Moss ..............................................
V. PENUTUP .....................................................................................................................
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................
5.2 Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Aklimatisasi dan Pembuatan Automatic Nursery
Installation ......................................................................................................................
PENGGUNAAN SPONS SEBAGAI MEDIA PERSEMAIAN TANAMAN
SELADA (Lactuca sativa) DAN PENGGUNAAN GROWLIGHT SEBAGAI
UPAYA MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Oleh
Ilham Widi Asmoro
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultra
ABSTRAK
Semakin hari lahan produktif semakin menyusut. Salah satu cara untuk
menghadapi permasalahan ini adalah diterapkannya metode budidaya hidroponik.
Hidroponik adalah metode budidaya tanpa menggunakan tanah. Karena tidak
menggunakan tanah, maka metode ini tidak memerlukan lahan yang subur sehingga
bisa dilakukan dimana saja. Media tanam yang biasa digunakan untuk budidaya
secara hidroponik adalah rockwool. Namun media ini susah didapatkan dibeberapa
daerah Oleh sebab itu perlu dikaji media tanam hidroponik lain dengan harga murah
dan mudah ditemukan seperti spons. Spons memiliki sifat yang hampir sama dengan
rockwool sehingga bisa menggantikan rock wool. Selain media tanam kendala lainnya
dalam budidaya hidroponik adalah perubahan iklim
ABSTRACT
The productive land is shrinking day by day. One way to deal with this problem
is the application of hydroponic cultivation methods. Hydroponics is a cultivation
method without the use of soil. Because it does not use soil, this method does not
require fertile land so it can be done anywhere. The planting medium commonly used
for hydroponic cultivation is rockwool. However, this media is difficult to obtain in
some areas. Therefore, it is necessary to study other hydroponic growing media with
low prices and easy to find such as sponges. Sponge has almost the same properties
as rockwool so it can replace rock wool. In addition to planting media, another
obstacle in hydroponic cultivation is climate change
1.3 Tujuan
a. Membuktikan bahwa growlight bisa digunakan untuk menggantikan sinar
matahari ketika cuaca mendung
b. Menghasilkan media tanam alternative yaitu spoon untuk emnggantikan
rockwool
c. Menghasilkan sistem budidaya dengan memanfaatkan teknologi otomatisasi dan
sumber energi terbarukan.
1.4 Manfaat
a. Growlight sebagai solusi alternatif untuk menggantikan sinar matahari ketika
intensitas cahaya matahari berkurang/mendung.
b. Media tanam spoon sebagai alternative penggunaan media rockwoll
c. Mengembangkan produk yang inovatif dalam bidang pertanian yaitu instalasi
yang menggunakan teknologi otomatisasi dan sumber energi terbarukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Busa/Spons adalah alat atau alat bantu pembersih yang terbuat dari bahan
yang lembut dan berpori. Biasanya digunakan untuk membersihkan permukaan yang
kedap air, spons sangat baik dalam menyerap air dan larutan berbahan dasar air.
Awalnya spons terbuat dari spons laut alami, tetapi sekarang umumnya dibuat dari
bahan sintetis.
Spons dikenal baik oleh orang-orang yang telah lama melakukan budidaya
tanaman hias. Media tanam yang satu ini mempunyai bobot sangat ringan sehingga
saat diaplikasikan akan mudah untuk dipindahkan dan ditempatkan di mana saja.
Bobot ringan yang dimiliki oleh spons sebagai media tanam tidak memerlukan
pemberat lagi karena setelah disiram air maka spons akan menyerap air sehingga
tanaman akan menjadi tegak. Hasil yang diperoleh dengan memanfaatkan media
tanam hidroponik berupa spons adalah pertumbuhan tanaman lebih prima, dan bisa
dipaka selama-lamanya. Sudah banyak orang yang membuktikan sendiri bahwa spons
dapat membuat tanaman lebih subur tanpa perlu proes adaptasi. Kelebihan lain yang
dimiliki oleh spons ialah mampu menyimpan kandungan air sampai waktu 2 minggu,
ditambah kekebalannya terhadap jamur yang berisiko merusak tanaman
(Rokhmadiani, 2020). Karena memiliki sifat-sifat yang telah disebutkan di atas, maka
spons seharusnya bisa menjadi pengganti rockwool sebagai media tanam hidroponik,
dimana sekarang rockwool harganya terus naik dan sulit didapatkan dibeberapa
daerah.
2.4 Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah perubahan pada pola cuaca jangka yang terjadi
dalam skala global (Setiani, 2020). Efek dari perubahan iklim global ini bersifat
multisektoral dan memengaruhi kualitas hidup manusia dan lingkungan secara
umum. Berbagai studi yang telah dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa
selain dampak lingkungan yang dapat diamati secara langsung, Fenomena ini juga
mempengaruhi beberapa sektor lainnya salah satunya sektor pertanian. Karena
sektor pertanian bertumpu pada siklus air dan cuaca untuk menjaga
produktivitasnya.
2.5 Growlight
Growlight adalah rangkaian lampu LED atau cahaya buatan yang khusus
dirancang untuk memenuhi kebutuhan cahaya bagi tanaman. Yang spektrum
cahayanya disesuaikan dengan spektrum cahaya matahari yang digunakan oleh
tanaman untuk melakukan fotosintesis. Dengan menggunakan growlight, proses
bertani atau menanam dapat dilakukan sepanjang waktu karena kebutuhan cahaya
yang dapat diatur dan disesuaikan dengan kondisi tanaman atau kebutuhan bagi
tanaman.
Sel surya (Solar Cell) pada dasarnya adalah suatu elemen aktif yang
mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Solar cell merupakan sumber
energi terbarukan yang ramah lingkungan dan sangat menjanjikan pada masa yang
akan datang, karena tidak ada polusi yang dihasilkan selama proses konversi energi
(Simanjuntak et al, 2013) panel surya mengacu pada prinsip efek photovoltaic. Efek
photovoltaic itu sendiri adalah suatu fenomena di mana muncul tegangan listrik
karena adanya suatu hubungan atau kontak dari dua elektroda, dimana keduanya
dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya.
Efek photovoltaic ini ditemukan pertama kali oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.
Pada dasarnya, panel surya ini merupakan dioda foto yang mempunyai
permukaan yang sangat besar. Permukaan panel surya yang luas, mampu menjadikan
perangkat solar cell ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan juga
menghasilkan tegangan dan arus yang lebih kuat dari dioda foto pada umumnya.
Contohnya, sebuah panel surya yang terbuat dari semikonduktor silikon saat terkena
cahaya matahari mampu menghasilkan tegangan sebesar 0,5V dan arus sebesar 0,1A.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi performansi dari solar cell adalah bahan
pembuatnya, resistansi beban, intensitas cahaya matahari, dan suhu atau temperatur.
Hal-hal tersebut perlu diperhatikan. Saat ini, banyak yang telah mengaplikasikan
perangkat solar cell ini ke berbagai jenis penggunaan. Perangkat panel surya ini sering
kita jumpai sebagai sumber listrik untuk kalkulator, mainan, pengisi baterai hingga ke
pembangkit listrik, dan bahkan sebagai sumber listrik untuk menggerakan satelit yang
mengorbit bumi (Anonim, 2019).
2.8 Instalasi Otomatisasi dan Panel Surya dengan Media Tanam Spons
Instalasi yang dibuat terdiri dari growlight, panel surya, sensor lux meter, dan,
penyiram otomatis. Growlight di hubungkan dengan sensor lux meter, jadi ketika
intensitas cahaya matahari rendah, growlight akan menyala secara otomatis. Instalasi
ini juga dilengkapi dengan sprinkler yang terhubung dengan timer digital yang bisa
diatur jadwal penyiramannya, sehingga penyiraman pada instalasi ini dapat dilakukan
secara otomatis. Sumber energi listrik yang digunakan pada instalasi ini adalah panel
surya yaitu suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik
(Simanjuntak et al, 2013).
BAB III
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
(1) (2)
(3)
Gambar 4.1 Varietas Green Rapid(1), Varietas Red Rapid(2), Varietas Ice berg(3) pada Media
Spons
Sedangkan pada media rockwool varietas green rapid ada 29 benih yang
berhasil tumbuh dari 35 benih yang disemai. Pertumbuhannya kurang seragam, warna
daun hijau segar, ada beberapa bibit yang batangnya tampak lemah, dan akarnya
berwarna putih bersih. Sedangkan varietas red rapid ada 25 benih yang berhasil
tumbuh dari 36 benih yang disemai. Warna daun hijau segar tidak muncul warna
kemerahan pada daun sejati, batang tampak kuat, akar sedikit mencoklat. Varietas ice
berg ada 21 benih yang berhasil tumbuh dari 36 benih yang disemai. Pertumbuhannya
tidak seragam, daun berwarna hijau segar namun banyak yang mengkerut, beberapa
bibit batangnya tampak lemah, akar berwarna putih bersih.
(1) (2)
(3)
Gambar 4.2 Varietas Green Rapid(1), Varietas Red Rapid(2), Varietas Ice berg(3) pada Media
Rockwool
2. Usia 10 Hari Setelah Semai
Pada media spons varietas green rapid memiliki ketinggian 1,3 cm, daun
berwarna hijau cerah, batang tampak kuat dan akar berwarna putih. Sedangkan
varietas red rapid memiliki ketinggian 1,2 cm, daun berwarna hijau kemerahan,
batang tampak kuat namun ada beberapa yang tampak lemah, dan akar berwarna putih.
Varietas ice berg memiliki ketinggian 1 cm, daun berwarna hijau cerah, batang
tampak kuat dan akar berwarna putih. Pada usia ini, media spons sudah mulai
ditumbuhi lumut.
Pada media rockwool varietas green rapid memiliki ketinggian 1,3 cm, daun
berwarna hijau cerah, ada beberapa bibit yang batangnya membusuk, dan akar
berwarna putih. Sedangkan varietas red rapid memiliki ketinggian 1,1 cm daun
berwarna hijau kemerahan, batang tampak kuat, dan akar berwarna putih. Varietas ice
berg memiliki ketinggian 1 cm, daun berwarna hijau cerah, batang tampak kuat dan
kokoh, dan akar berwarna putih. Pada usia ini rockwool sudah mulai ditumbuhi lumut
namun tidak sebanyak di media spons.
4.2 Perbandingan Pertumbuhan Selada di Bawah Sinar Matahari (tanpa
growlight dan dengan growlight)
1. Tanpa Growlight
Tanaman yang diletakkan dibawah sinar matahari langsung tanpa tambahan
cahaya growlight mengalami sedikit etiolasi karena saat cuaca mendung dan intensitas
cahaya matahari rendah tidak ada cahaya lain yang menggantikan sinar matahari.
Tanaman menjadi memanjang sekitar 1,8 cm, batang menjadi kurus dan tampak
lemah, dan daun daunya sedikit menyempit.
2. Dengan Growlight
Tanaman yang diletakkan dibawah sinar matahari langsung dengan tambahan
cahaya growlight tidak mengalami etiolasi, hal ini dikarenakan pada saat mendung
dan intensitas cahaya matahari rendah, maka growlight akan menyala secara otomatis
sehingga dapat menggantikan cahaya matahari yang intensitasnya sedang menurun.
Pertumbuhan tanaman normal, tidak memanjang, batang tampak kokoh, dan daunya
lebar.
4.3 Pengaruh Teknologi Otomatisasi dan Panel Surya pada Efisiensi Energi
dalam Budidaya Tanaman.
Otomatisasi dan panel surya sangat berpengaruh dalam efisiensi enegi.
Dengan menggunakan panel surya, sudah bisa mengurangi biaya listrik karena sudah
tidak menggunakan energi listrik dari PLN lagi yang harus dibayar setiap bulannya.
Ditambah lagi dengan teknologi otomatisasi, para pembudidaya sudah bisa
mengurangi biaya tenaga kerja, karena dengan teknologi ini semuanya sudah serba
otomatis. Pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan juga lebih bagus karena waktu
penyiraman sudah terjadwal secara teratur, sehingga tidak terjadi keterlambatan
penyiraman yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
I. Spons bisa menjadi pengganti rockwool sebagai media semai tanaman selada
II. Growlight dapat menggantikan cahaya matahari ketika cuaca mendung dan
intensitas cahaya matahari menurun
III. Penerapan teknologi otomatisasi dan penggunaan panel surya sangat berpengaruh
dalam efisiensi energi di bidang pertanian.
5.2 Saran
i. Diperlukan adanya percobaan penggunaan dakron sebagai media semai tanaman
sayuran lain (sawi, kangkung, bayam,dll).
ii. Spons yang digunakan untuk media semai sebaiknya tidak terlalu tebal karena
akan menghambat penyerapan air.
iii. Warna lampu growlight yang digunakan sebaiknya menggunakan warna lampu
yang beragam, karena pada dasarnya cahaya matahari tidak memiliki satu warna
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2019). Apa itu yang Dimaksud Panel Surya atau Solar Cell? Ini
Penjelasannya, https://www.solarcellsurya.com/apa-itu-panel-surya-atau-
solar-cell/ (diakses 10 Maret 2022)
Azizah, I. A. A. N. (2019). Budidaya Microgreen Menggunakan Media Tanam
Kardus Bekas pada Automatic Nursery. Malang: Jurusan Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura, SMKN 1 Malang.
Barus, T., Weisa, A., & Warjoto, R. E. Potensi Spons sebagai Media Alternatif
Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik. Agrotechnology Research
Journal, 5(1), 7-11.
Gericke, William F. (1940). The Complete Guide to Soilless Gardening. Berkeley:
Prentice-Hall, Inc.
Haryanto, Eko. (2006). Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kuderi, Shania. (2011). Selada Lactuca Sativa,
https;//budidayaukm.jurnal.com/2011/11.selada-lactuca-sativa1.html. (diakses
25 Februari 2022).
Kurniaty R, Budiman B, Surtani M. (2010). Pengaruh Media dan Naungan Terhadap
Bibit Suren (Toona sureni MERR.). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 7 (2):77-
83.
Pracaya. (2011). Bertanam Sayur Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rokhmadiani, Lily. (2020). Media Tanam Hidroponik,
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/90817/MEDIA-TANAM-
HIDROPONIK/ (diakses 5 Maret 2022).
Setiani, P. (2020). Sains Perubahan Iklim. Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian, A. S. (2018). Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Air Cucian Beras
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada Hijau (Lactuca sativa
L.). Medan: Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area .
Simanjuntak, A. E. B et al. (2013). Rancang Bangun Pompa Otomatis Pada Penyiram
Tanaman Dengan Solar Cell Sebagai Catu Daya. Medan: Politeknik Negeri
Medan.
Syah, Alwan A. (2018). Pengaruh Cahaya Buatan (Grow Light) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomea aquatica Forsk.) dalam
Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). Bekasi: SMA Al-Muslim.