Anda di halaman 1dari 43

COVER

ASSESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN


“ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN
SOAL DAN DAYA PEMBEDA INSTRUMEN”

Dosen Pengampu :
Dr. I Wayan Widiana, S.Pd., M.Pd.

Oleh
I Dewa Ayu Sayang Pradnyani
Nim (1911031270)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan rahmat beliaulah Laporan dengan judul
“Laporan Uji Instrument” dapat terselesaikan. Laporan ini disusun untuk melengkapi
tugas pada salah satu mata kuliah yakni Asessmen dan Evaluasi Pembelajaran yang
diampu oleh Dr. I Wayan Widiana, S.Pd., M.Pd.
Selain itu tersusunnya laporan ini, semoga dapat memberikan manfaat yang
besar untuk Pendidikan di Indonesia pada umunya dan untuk para pendidik pada
khususnya. Besar harapan tim penyusun agar laporan ini dapat menjadi salah satu
sumber belajar dan referensi yang baik serta mendatangkan manfaat untuk seluruh
pembaca. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, masih
banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya kritik dan saran
maupun masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan laporan ini sangat
dibutuhkan. Semoga laporan ini dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca.

Klungkung, 30 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................3
2.1 Pengertian Validitas............................................................................................3
2.2 Pengertian Reliabilitas........................................................................................5
2.3 Pengertian Daya Pembeda..................................................................................6
2.4 Pengertian Tingkat Kesukaran............................................................................7
2.5 Pengertian Pilihan Ganda....................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................9
3.1 Analisis Validitas................................................................................................9
3.2 Analisis Reliabilitas..........................................................................................10
3.3 Analisis Daya Pembeda....................................................................................11
3.4 Analisis Tingkat Kesukaran..............................................................................13
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................15
4.2 Saran.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
LAMPIRAN........................................................................................................................

ii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah suatu usaha sadar dengan cara yang sistematis dan dinamis
yang dilakukan oleh seseorang yang bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran serta
meningkatkan potensi diri. Untuk meningkatkan potensi dirinya seseorang perlu
mengikuti kegitan pembelajaran. “Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan insensititas dan kualitas belajar
pada diri peserta didik” (Faizah, 2020). Dalam proses pembelajaran pastinya kita
mengenal istilah penilaian. Penilain digunakan untuk mengukur dan tingkat pencapaian
siswa. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengelolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencangkup penilaian autentik,
penilaian diri , penilaian berbasis fotopolio, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan kahir semester, ujian tingkat kopetensi, ujian nasional dan ujian sekolah.
Menurut Sudjana dalam (Sembiring & ., 2013) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan- kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa setelah mengalami
proses belajarnya. Sasaran yang ditargetkan dari sebuah proses pembelajaran adalah
hasil belajar, jika cara dan motivasi belajar baik, maka diharapkan hasil belajarnya juga
baik (Mappeasse, 2009). Menurut Hasan Alwi dalam (Mappeasse, 2009) menyatakan
bahwa “hasil” berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh suatu usaha,
sedangkan “belajar” mempunyai banyak pengertian diantaranya adalah belajar
merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melalui proses. Menurut
Slameto dalam (Mappeasse, 2009) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dalam sebuah penilaian yang dilakukan oleh guru untuk menguji kemampuan
siswa adalah dengan melakukan tes. Dalam hal ini tes dapat di bagi menjadi menjadi
dua yaitu ada yang Namanya penilaian secara tes maupun secara non tes. Keduanya ini
merupakan alat yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam belajar. Alat
yang digunakan dalam penguji disebut instrument penilaian. Instrument penilaian ini
hendaknya sesuai dengan kemampuan dan karakteristik sasaran (siswa SD), maka dari
itu untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan itu sudah sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik siswa diperlukan analisis terkait instrumen yang akan
digunakan, seperti analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Hal
ini perlu untuk dilakukan agar nantinya hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan urain latar belakang diatas maka pembahasan laporan ini akan
diarahkan pada rumusan masalah yaitu :
1.2.1 Bagaimana hasil dari uji validitas sebuah instrument soal pilihan ganda yang
telah dibuat?

1
1.2.2 Bagaimana hasil uji reliabilitas pada soal pilihan ganda yang telah
dirancang?
1.2.3 Bagaimana tingkat kesukaran pada soal pilihan ganda yang telah dibuat?
1.2.4 Bagaimana daya beda pada soal pilihan ganda yang telah dirancang?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan beberapa rumusan masalah yang telah dipaparkan maka
pembahasan laporan ini bertujuan untuk :
1.2.1 Untuk mengetahui hasil dari uji validitas sebuah instrument pilihan ganda
yang telah dibuat.
1.2.2 Untuk mengetahui hasil uji reliabilitas pada soal pilihan ganda yang telah
dirancang.
1.2.3 Untuk mengetahui tingkat kesukaran pada soal pilihan ganda yang telah
dibuat.
1.2.4 Untuk mengetahui daya beda pada soal pilihan ganda yang telah dirancang.

2
3
2 BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Validitas


Menurut (Widi, 2011) Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat
ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Selain itu Anzwar dalam
(Matondang, 2014) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu instrument pengukur (tes)
dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument pengukur (tes) dikatakan ukurnya
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi secara tepat
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang
mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.
Kemudian pendapat lain juga dikemukakan oleh Arikunto dalam (SUJARWADI, 2009)
bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut
Gronlund dalam (Arifin, 2017) menyatakan bahwa validitas adalah ketepatan
interpretasi yang diperoleh dari hasil penilaian. Menurut (Azwar, 2016) dalam teori
skor-murni klasikal, pengertian validitas dapat dinyatakan sebagai sejauhmana skor
tampak atau skor perolehan mendekati besar skor murni. Skor tampak tidak akan sama
dengan skor murni kecuali alat ukur yang bersangkutan mempunyai validitas yang
sempurna. Semakin skor perolehan mendekati skor murni maka semakin tinggi
validitasnya, dan sebaliknya semakin rendah validitas maka semakin besar perbedaan
skor perolehan dan skor murni.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan ketetapan dan kecermatan suatu instrument
pengukur dalam mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tersebut juga tidak akan
tampak sama apabila skor murninya tersebut tidak menggunakan alat pengukur yang
tepat Semakin skor perolehan mendekati skor murni maka semakin tinggi validitasnya,
namun hal tersebut juga akan terjadi sebaliknya apabila perolehannya semakin besar
maka semakin besar juga perbedaan dari skor perolehan dan skor murni dari butir soal
itu sendiri.
Menurut Linn & Gronlund dalam (Suseno, 2554) mengemukakan hakikat
validitas adalah sebagai berikut:
a. Validitas menyatakan ketepatan interpretasi hasil bukan pada prosedurnya.
b. Validitas merupakan persoalan yang berkaitan dengan derajat (tingkatan). Oleh
karena validitas adalah persoalan derajad maka sebuah instrument dapat
dikategorikan mempunyai derajad validitas tinggi, sedang, dan rendah.
c. Validitas selalu bersifat khusus untuk penggunaan atau interpretasi tertentu.
Tidak ada asesmen yang valid untuk semua tujuan.
d. Validitas merupakan kesatuan konsep. Hakikat konsep validitas dipandang
sebagai sebuah kesatuan konsep berdasarkan berbagai macam bagian dari fakta.
e. Validitas melibatkan sebuah keputusan evaluatif yang menyeluruh.

Selanjutnya menurut (Suseno, 2554) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi


validitas suatu alat ukur atau alat tes adalah :

4
a. Faktor dari dalam tes itu sendiri meliputi petunjuk yang tidak jelas, penggunaan
kosa kata dan struktur kalimat yang sulit, ambiguitas yaitu adanya kemungkinan
multi tafsir, alokasi waktu yang tidak cukup, enekanan yang berlebihan terhadap
aspek tertentu, kualitas butir tes yang tidak memadai untuk mengukur hasil
belajar, susunan tes yang jelek, tes terlalu pendek, penyusunan butir tes yang
tidak runtut dan pola jawaban yang mudah ditebak.
b. Faktor administrasi dan penskoran. Pemberian skor terhadap jawaban subjek
(testee) harus dilakukan secara hatihati jangan sampai salah tulis atau
meremehkan selisih angka walaupun hanya sedikit. Hal ini akan menyebabkan
hasil pengujian terhadap validitas akan memberikan makna yang berbeda.
c. Faktor tanggapan subjek. Tanggapan subjek yang tidak serius biasanya dijumpai
pada saat subjek diminta untuk mengisi sebuah angket atau skala.

Menurut Suryabrta dalam (Matondang, 2014) validitas tes pada dasarnya


menunjukkan kepada derajat fungsi pengukuranya suatu tes, atau derajat kecermatan
ukurnya suatu tes. Validitas suatu tes mempersalahkan apakah tes tersebut benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur, artinya adalah seberapa jauh suatu tes mampu
mengungkapkan dengan cepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur
akan tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan. Konsep validitas tes dapat
dibedakan atas tiga macam yaitu:

a. Validitas isi (content validity)


Validitas isi suau tes mempersalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur
tingkat penguasaan terhadap isi atau konten atau materi tertentu yang seharusnya
dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran. Dengan kata lain tes yang mempunyai
validitas isi yang baik ialah tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi
yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten pengajaran yang tercantum
dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Validitas isi menunjukkan
sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu
mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes
tersebut. Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu mencerminkan
keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai
secara proporsional. Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak, harus
dilakukan melalui penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes
itu sudah mewakili atau mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang
seharusnya dikuasai secara proporsional.

b. Validitas konstruk (construct validity)


Validitas konstruk (construct validity) adalah vaiditas yang
mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang
hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah
ditetapkan. Validitas konstru biasanya digunakan untuk isntrumen yang
dimaksudkan mengukur variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal
seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat konsep diri, lokus kontrol, gaya
kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya
performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat),
inteligansi (kecerdasan intelektual), kecerdasan, emosional dan lain-lain. Untuk
menentukan validitas konstruk dilakukan proses penelaahan teoretik dari suatu

5
konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dari perumusan konstruk,
penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-
butir instrumen. Perumusan, konstruk harus dilakukan berdasarkan sintesis dari
teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui proses analisis
dan komparasi yang logik dan cermat. Proses validasi konstruk sebuah
instrumen dilakukan melalui penelaahan atau justifikasi pakar atau melalui
penilaian sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai
substansi atau
konten dari variabel yang hendak diukur.

c. Validitas empiris atau validitas kriteria.


Validitas empiris atau validitas kriteria artinya bahwa validitas
ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.
Kriteria internal adalah tes atau instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria,
sedang kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain di luar
instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Ukuran lain yang sudah dianggap
baku atau dapat dipercaya dapat pula dijadikan sebagai kriteria eksternal.
Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang
setara dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti.

2.2 Pengertian Reliabilitas


Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability
dalam bahasa Inggris, berasal dari kata reliabel yang artinya dapat dipercaya. Suatu
instrument tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan berkali-kali. Jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang
berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama atau ajeg
dalam kelompoknya (SUJARWADI, 2009). Dalam (Matondang, 2014) juga
dijelaskan bahwa suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil
hasil pengukuran yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek
memang belum berubah. Menurut Reynold dalam (Arifin, 2017) menyatakan
bahwa reliabilitas mengacu pada kekonsistenan atau kestabilan hasil penilaian.
Reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam
siatu prosedur pengukuran. Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya stabilitas
skor yang didapatkan oleh individu, yang merefleksikan adannya proses reproduksi
skor. Skor disebut stabil bila skor yang didapatkan pada suatu waktu dan pada
waktu yang lain hasilnya relative sama (Widodo, 2006). Anastasi dan Urbina
(1997) dalam (Widodo, 2006) mengungkapkan bahwa reabilitas alat tes akan
menunjuk kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan individual dalam skor tes
dapat dianggap disebabkan oleh perbedaan-perbedaan sesungguhnya dalam
karakteristik yang dipertimbangkan dna sejauh mana dapat dianggap disebabkan
oleh kesalahan peluang. Senada dengan itu Suryabrata dalam (Widodo, 2006)
menyatakan bahwa dalam arti paling luas, reliabilitas alat ukur menunjukan kepada
sejauh mana perbedaan-perbedaan skor perolehan mencerminkan perbedaan atribut
yang sebenarnya. Maka dapat diarikan bahwa reliabilitas diartikan sebagai keajekan
(kosistensi) suatu instrument jika instrumen tersebut di uji berkali-kali akan
menghasilkan hasil yang realtif sama, artinya setelah hasil tes yang pertama dengan

6
tes berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikan. Dalam
(SUJARWADI, 2009) dijelaskan bahwa hubungan ini ditunjukan dengan koefisien
reliabilitas yang bergerak dari 0 sampai dengan 1. Jika koefisiennya semakin
mendekati 1 maka semakin reliabel dan sebaliknya. Umumnya para pakar
memberikan standar minimal koefisien relibilitas sama atau lebih besar dari 0,6.
Reliabilitas instrumen dapat diuji dengan beberapa uji reliabilitas. Beberapa uji
reliabilitas suatu instrumen yang bisa digunakan antara lain test-retest, ekuivalen,
dan internal consistency. Internal consistency sendiri memiliki beberapa teknik uji
yang berbeda. Teknik uji relibilitas internal consistency terdiri dari uji split half,
KR 20, KR 21, dan Alfa Cronbach. Namun, setiap uji memiliki kriteria instrumen
seperti apa yang bisa diuji dengan teknik tersebut (Yusup, 2018).
 Test-Retest
Pengujian reliabilias dengan testretest dilakukan dengan cara
mencobakan satu jenis instrumen beberapa kali pada subjek (responden)
yang sama. (Yusup, 2018).
 Equivalent
Pengujian reliabilias dengan uji equivalent dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen yang berbeda tetapi ekuivalen
(sebanding/sepadan). (Yusup, 2018).
 Internal Consistency
Pengujian reliabilias dengan uji internal consistency, dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja pada subjek penelitian. (Yusup,
2018).
Dalam mengestimasi reliabilitas ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
reliabilitas tes, sehingga tes tersebut tidak reliabel. Pada umunya, dalam pendidikan
reliabilitas sebuah tes dipengaruhi oleh adanya perbedaan individual. Terkadang
reliabilitas dipengaruhi oleh faktor permanen maupun faktor yang terjadi karena
faktor sementara seperti karna kelelahan, menerka, ataupun pengaruh latihan
(SUJARWADI, 2009).

2.3 Pengertian Daya Pembeda


Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk
membedakan kelompok dalam aspek yang dikur sesuai dengan perbedaan yang ada
dalam kelompok itu. Salah satu tujuan analisis daya pembeda soal adalah untuk
menentukan mampu tidaknya suatu butir soal membedakan antara peserta pelatihan
yang berkemampuan tinggi dengan pelatihan yang berkemampuan rendah
(Bagiyono, 2017). Menurut Daryanto dalam (Yani et al., 2014) daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Adapun menurut Sudijono dalam (Yani et al., 2014) menjelaskan bahwa
mengetahui daya pembeda item itu sangat penting sekali, sebab salah satu dasar
yang dipegangi untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya
anggap, bahwa kemampua antara teste yang satu dengan dengan teste yang lainya
itu berbeda-beda, dan bahwa butir-butir item tes hasil belajar haruslah mampu
memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan
kemampuan yang terdapat dikalangan testee tersebut. Berdasarkan beberapa

7
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa daya pembeda soal adalah
kemampuan suatu butie soal untuk membedakan siswa yang memiliki kemampuan
tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. (Mappeasse, 2009)
menyatakan daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil
belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan
testee yang berkemampuan rendah. Mengetahui daya pembeda item sangat penting,
sebab salah satu dasar pegangan untuk menyusun butir tes hasil belajar adalah
adanya anggapan bahwa kemampuan antara testee yang satu dengan testee yang
lain berbeda-beda. Selain itu, butir tes hasil belajar harus mampu memberikan hasil
tes yang mencerminkan adanya perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan
testee tersebut.
Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini:
a. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.
Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui
apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat
mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah
memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
disingkat (d besar). Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya
bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-), tetapi pada indeks
diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan
jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee.
Angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut Indeks Diskriminasi
berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Akan tetapi pada indeks diskriminasi ini
mengenal/ ada tanda negatif (-) yakni -1,0 ---------0,0---- ------1,0 Jika daya
pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (peserta didik yang
tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas
(peserta didik yang memahami materi yang diajarkan guru) (Arifin, 2017).

2.4 Pengertian Tingkat Kesukaran


Saifudin Azwar dalam (Hanifah, 2014) mengatakan bahwa tingkat kesukaran
butir soal adalah proporsi antara banyaknya peserta tes yang menjawab butir soal
dengan benar dengan banyaknya peserta tes. Artinya makin banyak peserta tes yang
menjawab butir soal dengan benar maka makin besar indeks tingkat kesukara, yang
berarti makin mudah soal itu. Sebaliknya makin sedikit peserta tes yang menjawab butir
soal dengan benar maka soal tersebut makin sukar. Tingkat Kesukaran merupakan
peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks kesukaran dinyatakan dalam bentuk
proporsi antara 0,00-1,00. Semakin kecil angka indeks kesukaran, maka semakin susah
soal tersebut. Butir soal tes dapat dinyatakan sebagai butir soal yang baik apabila butir
soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Dengan kata lain, Dengan
kata lain Tingkat Kesukaran butir soal tersebut sedang atau cukup, yaitu yang memiliki
indeks kesukaran antara 0,31-0,70. Selain itu juga Tingkat kesukaran butir soal adalah
persentase atau proporsi dari peserta tes untuk menjawab benar suatu butir soal.
Besarnya tingkat kesukaran berkisar 0,00 - 1,00. Semakin besar tingkat kesukaran yang
diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu dan soal itu harus direvisi,

8
sehingga guru dapat mengetahui tingkat kesukaran dari soal itu sendiri dan guru dapat
merevisi soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.(Surapranata, 2009).
Menurut Nitko dalam (Arifin, 2017) menyatakan bahwa Tingkat kesukaran butir
soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan kegunaan bagi pengujian dan
pengajaran.

a. Kegunaan bagi guru yaitu:


 Sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi
masukan kepada siswa tentang hasil belajar mereka.
 Memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau mengecek
terhadap butir soal yang biasa.
b. Kegunaan bagi pengujian dan pengajaran yaitu:
 Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang.
 Mengecek terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah.
 Memberi masukan kepada siswa.
 Mengecek kemungkinan adanya butir soal yang biasa.

2.5 Pengertian Pilihan Ganda


Menurut (Depdikbud, 2007)bentuk soal pilihan ganda terdiri dari dua
bagian yaitu pokok soal (stem) yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan
sejumlah pilihan atau kemungkinan jawaban (option). Dari sejumlah pilihan jawaban
yang disediakan hanya ada satu jawaban saja namun dalam hal ini soal atau tes pilihan
ganda terdiri dari soal pilihan ganda asosiatif dan soal pilihan ganda biasa. Menurut
beberapa ahli yang menyatakan mengenai soal pilihan ganda asosiatif salah satunya
yaitu Menurut (Suryabrata, 2007) mengatakan bahwa bentuk pilihan ganda asosiasi
disebut juga bentuk pilihan ganda kombinasi karena alternatif jawaban betulnya
kemungkinan tunggal dan kemungkinan merupakan gabungan dari beberapa alternatif
jawaban betul. Sedangkan soal pilihan ganda biasa ada beberapa para ahli
mengemukakan yaitu Menurut (Masidjo, n.d.) mengemukakan, pada bentuk soal
pilihan ganda biasa, siswa dihadapkan pada pernyataan atau pertanyaan yang berisi
permasalahan dan sejumlah alternatif jawaban, siswa harus memilih satu jawaban
yang paling benar atau yang paling tepat.dan Menurut (Blood, 2002)bahwa soal
pilihan ganda biasa terdiri dari pernyataan yang menyatakan sebuah masalah dan
biasanya ada tiga sampai lima alternatif jawaban, salah satunya jawaban benar, yang
lainnya disebut pengecoh. Dengan kata lain bentuk pilihan ganda biasa jawaban
benarnya tunggal.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan soal pilihan ganda
merupakan suatu soal atau tes yang hanya memiliki satu jawaban satu saja dan
jawaban sudah pasti misalkan dari pertanyaan soal 1 jawaban A dan siswa menjawab
maka secara otomatis jawanban siswa tersebut salah. Selain itu soal pilihan ganda juga
dapat dibagi dua yakni soal pilihan ganda asosiatif dan soal pilihan ganda biasa. Soal
pilihan ganda asosiatif merupakan suatu soal yang berisi pilihan ganda kombinasi,
karena memiliki jawaban tunggal sedangkan soal pilihan ganda biasa merupakan
merupakan soal yang dibuat untuk menguji siswa yang memberikan satu permasalahan
dan biasanya adanya jawaban pengecoh untuk mengelabuhi siswa dalam menjawab
soal.

9
3 BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Validitas


Berdasarkan uji coba yang telah dilaksanakan dengan jumlah 30 peserta
didik. Dengan menguji butir-butir soal latihan berbentuk pilihan ganda. Pada
kelas 4 tema 3 subtema 3 “Ayo, Cintai Lingkungan” di SD Negeri 4 Selat dan
SD N MAnduang dengan menguji ke 30 siswa dan N = 30 serta taraf
signifikansi 5% didapatkan rtabel = 0,349. Hasil analisis perhitungan validitas butir
soal dapat dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Berdasarkan dari hasil perhitungan
validitas jika jika r bis > dari dari r tabel maka butir soal tersebut dinyatakan
valid begitupun sebaliknya jika r bis < dari r tabel maka butir soal dinyatakan
tidak valid. Jumlah siswa Kelas 4 di SD Negeri 4 Selat dan SD N Manduang
adalah 30 siswa. Berdasarkan analisis 30 butir soal 14 butir soal (46,66 %) dan
16 butir soal (53,33 %) tidak valid. Adapun distribusi sebagai berikut :

Tabel Distribusi Validitas Butir soal Pilihan Ganda


N Indeks Validitas Butir soal Jumlah Persentase
o
1 r bis > 0,349 ( soal 1,2,5,6,10,11,13,16,21,222 14 46,66 %)
dinyatakan Valid ) 5,26,28,29
2 r bis < 0,349 ( soal 3,4,7,8,9,12,14,15,17,18,1 16 53,33 %
dinyatakan tidak Valid ) 9,20,23,24,27,30

Berikut adalah hasil analisis validitas menggunakan aplikasi anatest

10
3.2 Analisis Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan setalah uji validitas pada instrument soal. Uji
reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrument.
Instrumen yang baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten untuk
kapanpun instrument tersebut disajikan atau di teskan. Hasil penelitian terhadap
analisis reliabilitas soal berdasarkan patokan bahwa apabila r11 > maka soal
yang diujikan memiliki reliabilitas yang tinggi tetapi apabila r11 < maka soal
yang di ujikan memiliki reliabilitas yang rendah atau tidak reliabel. Berdasarkan
hasil analisis butir soal yang di uji cobakan akan kepada 30 siswa Kelas 4 SD
Negeri 4 Selat dan SD N Manduang diketahui bahwa soal tersebut mempunyai
mempunyai r11 lebih dari yaitu sebesar 0,71 lebih besar dari 0,70 sehingga
soal tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi atau reliabel.

11
Hasil analisis Reliabilitas menggunakan aplikasi anatest

3.3 Analisis Daya Pembeda


S o a l y a n g t e l

sebelum menentukan layak atau tidaknya soal untuk diambil sebagai soal instrument
tes. Hasil analisis daya pembeda pada soal piliha ganda menggunakan aplikasi
anatest dapat dilihat sebagai berikut :

12
Nomor
Hasil Kategori Daya Pembeda
soal
1 0,5 Jelek
2 0,75 Baik Sekali
3 0,25 Cukup

13
4 0,25 Cukup
5 0,62 Baik
6 0,75 Baik Sekali
7 0,00 Jelek
8 0,12 Jelek
9 0,25 Cukup
10 0,5 Jelek
11 0,62 Baik
12 -0,25 Tidak Baik
13 0,5 Jelek
14 0,12 Jelek
15 -0,25 Tidak Baik
16 0,5 Jelek
17 0,00 Jelek
18 0,37 Cukup
19 0,37 Cukup
20 0,12 Jelek
21 0,75 Baik Sekali
22 0,5 Jelek
23 -0,12 Tidak Baik
24 0,25 Cukup
25 0,62 Baik
26 0,37 Cukup
27 0,12 Jelek
28 0,5 Jelek
29 0,5 Jelek
30 0,5 Jelek

Bedasarkan analisi anates berikut dapat kategori perhitungan indeks daya


pembeda sebagai berikut :
D : 0,00 – 0,20 = Jelek
D : 0,21 – 0,40 = Cukup
D : 0,41 – 0,70 = Baik
D : 0,71 – 1,00 = Baik Sekali
D : negatif semua tidak baik

Berdasarkan data yang di dapatkan, bahwa daya pembeda tes pilihan


Ganda berdasarkan analisis anates yaitu pertama soal yang berada di kategori
jelek yaitu ada 14 butir, mulai dari butir soal 1,7,8,10,13,14,16,17,20,22,27,28,29,
dan 30 Selanjutnya kategori cukup yaitu ada 7 butir soal yaitu mulai dari butir
3,4,9,18,19,24, dan 26. Selanjutnya kategori baik yaitu ada 3 butir soal mulai dari
butir soal 5,11, dan 25. Dan ada kategori sangat baik yaitu ada 3 mulai dari butir
soal 2,6,21 dan 25. Yang terakhir ada kategori Tidak Baik ada 3 butir soal yaitu
butir soal no12,15, dan 23.

14
3.4 Analisis Tingkat Kesukaran
Analisis indeks tingkat kesukaran soal pilihan ganda dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesukaran soal, yaitu sedang, mudah, sangat mudah dan
sukar. Hasil perhitungan indeks tingkat kesukaran pada soal pilihan ganda dapat
dilihat pada Tingkat kesukaran merupakan rasio antara peserta yang menjawab
benar dengan banyaknya item butir soal.
Klasifikasi tingkat kesukaran:
0,00 – 0,29 = Sukar
0,30 – 0,70 = Sedang
0,71 – 1,00 = Mudah
Berikut merupakan hasil yang didapatkan menggunakan aplikasi Anatest.

Berdasarkan data yang didapatkan, bahwa tingkat kesukaran tes pilihan ganda
berdasarkan hasil analisis anatest yaitu :
1. Kategori sangat mudah hanya butir soal nomor 24. Butir soal tersebut
digolongkan sangat mudah karena banyak sswa yang sangat mampu menjawab
soal tersebut.
2. Kategori mudah terdiri dari butir soal nomor 1, 3, 9, 10, 13, 14, 17, 23, dan25.
Butir soal tersebut dapat digolongkan dalam kategori mudah karena siswa
mampu menjawab soal-soal tersebut

15
3. Kategori sedang terdiri dari butir soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 15, 16, 18, 19,
20, 21, 22, 26, 29, dan 30. Butir soal tersebut dapat digolongkan ke dalam
kategori sedang karena banyak siswa yang cukup mampu untuk menjawab soal-
soal tersebut.
4. Kategori sukar terdiri dari butir soal nomor 12 dan 27. Butir soal tersebut dapat
digolongkan ke dalam kategori sukar karena banyak siswa yang tidak cukup
mampu untuk menjawab soal-soal tersebut dengan tepat
5. Kategori sangat sukar terdiri dari soal butir nomor 24. Butir soal tersebut dapat
digolongkan ke dalam kategori sangat sukar karena sedikit siswa yang bisa
menjawab soal tersebut dengan tepat.

16
4 BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil serta pembahasan analisis uji instrument yang meliputi uji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang telah dilakukan
menggunakan aplikasi Anatest di atas dapat disimpulkan bahwa untuk validitas
didapatkan soal nomor dinyatakan butir soal nomor 3, 4, 7, 8, 9, 12, 14,15, 17, 18,
19, 20, 23, 24, 27, 30 tidak valid dan harus diperbaiki serta dikeluarkan. Selanjutnya
untuk uji reliabilitas yaitu mendapat 0,71 dalam hal ini r11 lebih dari yaitu sebesar
0,71 lebih kecil dari 0,70 sehingga soal tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi atau
reliable. Sementara itu pada tingkat kesukaran soal didapatkan hasil 1 butir soal
sangat mudah, 9 butir soal mudah, 17 butir soal sedang, 2 butir soal sukar dan
terdapat 1 butir soal dengan kategori sangat sukar. Untuk uji daya pembeda
didapatkan hasil daya pembeda tes pilihan Ganda berdasarkan analisis anates yaitu
pertama soal yang berada di kategori jelek yaitu ada 14 butir soal, mulai dari butir
soal nomor1,7,8,10,13,14,16,17,20,22,27,28,29, dan 30. Selanjutnya kategori cukup
berjumlah 7 butir soal yaitu mulai dari butir soal nomor 3,4,9,18,19,24, dan 26.
Selanjutnya kategori baik yaitu ada 3 butir soa l5,11, dan 25, yaitu butir soal nomor.
Serta terdapat kategori soal baik sekali berjumlah 3, yaitu butir soal 2,6, dan 21.
Yang terakhir Kategori tidak baik ada 3 butir soal yaitu butir soal no12,15, dan 23.

4.2 Saran
Adapun saran yang diuraikan dalam laporan ini adalah menguraikan beberapa
saran yang ditujukan kepada pembaca maupun kepada pihak terkait. Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus
dan detail dalam menjelaskan tentang laporan diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dalam pembuatan laporan ke depannya.

17
5 DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2017). Kriteria Instrumen Dalam Suatu Penelitian. Jurnal Theorems (the
Original Research of Mathematics), 2(1), 28–36.
Azwar, S. (2016). RELIABILITAS DAN VALIDITAS AITEM. Buletin Psikologi, 3(1),
19–26. https://doi.org/10.22146/bpsi.13381
Bagiyono. (2017). Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Sial Ujian Pelatihan
Radiografi Tingkat 1. Widyanuklida, 16(No. 1), 1–12. http://repo-
nkm.batan.go.id/140/1/05_analisis_tingkat_kesukaran.pdf
Blood, D. F. dan B. W. (2002). Educational Measurement and Evaluation. Harper and
Row.
Depdikbud. (2007). Pedoman Penulisan Soal Hasil Belajar IPS. Balitbang, Sisjian,.
Faizah, S. N. (2020). Hakikat Belajar Dan Pembelajaran. At-Thullab : Jurnal
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1(2), 175.
https://doi.org/10.30736/atl.v1i2.85
Hanifah, N. (2014). Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soal
Pilihan Ganda Asosiasi Mata Pelajaran Ekonomi. SOSIO E-KONS, 6(1), 41–55.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/sosio_ekons/article/viewFile/
1715/1321
Mappeasse, M. Y. (2009). Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Programmable Logic Controller (PLC ) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK
Negeri 5 Makassar. Jurnal Medtek, 1, 1–6.
Masidjo, I. (n.d.). Penilaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Kanisius.
Matondang, Z. (2014). VALIDITAS DAN RELIABILITAS SUATU INSTRUMEN
PENELITIAN. Applied Mechanics and Materials, 496–500(1), 1510–1515.
https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/AMM.496-500.1510
Sembiring, R. B., & . M. (2013). Strategi Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Matematika. Jurnal Teknologi Pendidikan (JTP), 6(2), 34–44.
https://doi.org/10.24114/jtp.v6i2.4996
SUJARWADI, S. (2009). Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian (Edisis
Revisi). 132.
Surapranata, S. (2009). Analisis, validitas, reliabilitas, dan interpretasihasil tes
implementasi kurikulum 2004. PT. Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, S. (2007). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Rajawali.
Suseno, M. N. (2554). PENGEMBANGAN PENGUJIAN VALIDITAS ISI DAN
VALIDITAS KONSTRAK: INTERPRETASI HASIL PENGUJIAN VALIDITAS
Miftahun. http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf
Widi, R. (2011). Uji Validitas Dan Reliabilitas Dalam Penelitian Epidemiologi
Kedokteran Gigi. Stomatognatic, 8(1), 27–34.
Widodo, P. B. (2006). Reliabilitas Dan Validitas Konstruk Skala Konsep Diri Untuk
Mahasiswa Indonesia. Jurnal Psikologi Undip, 3(1), 1-9–9.
https://doi.org/10.14710/jpu.3.1.1
Yani, A., Asri, A. F., & Burhan, A. (2014). Distraktor Soal Ujian Semester Ganjil Mata
Pelajaran Produktif Di Smk Negeri 1 Indralaya Utara. Jurnal Pendidikan Teknik
Mesin, 1(2), 98–115.
Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal

18
Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17–23.
https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.2100

19
LAMPIRAN

Surat pengantar ke SD
KISI SOAL
KELAS IV
TEMA 3
Nama Sekolah : SDN Tema 3 : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Mata Pelajaran : Tematik
Kurikulum : 2013 Subtema 3 :Ayo, Cintai Lingkungan

Tahapan Ranah Kognitif


Kopetensi Dasar Bentuk
Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah
Soal
F K P MF K P MF K P MF K P M F K P M F K P M

“PPKN ”  3.2.1 Menyatakan √ Obejektif 1 dan 2


pengertian hak
 3.2 Mengidentifikasi dan kewajiban
pelaksanaan sebagai warga
kewajiban dan negara dalam
hak sebagai kehidupan sehari-
warga hari
masyarakat
dalam kehidupan
sehari-hari
 3.2.1 √ Obejektif 3 dan 4
Mengkategorikan
contoh prilaku
yang
mencerminkan
pemenuhan hak
dan kewajiban
warga negara

 3.2.2 Mebedakan hak √ Objektif 5 dan 6


dan kewajiban
warga negara
dalam kehidupan
sehari-hari

“Bahasa Indonesia”  3.3.1Menjelaskan √ Objektif 7 dan 8


pengertian dari
 3.3 Menggali wawancara
informasi dari
seorang tokoh
melalui
3.3.2 Menyimpulkan √ Objektif 9 dan 10
wawancara
hasil dari sebuah
menggunakan
daftar teks wawancara
pertanyaan

3.3.3 Menentukan √ Objektif 11 dan


ketrampilan saat 12
melakukan
sebuah
wawancara.

“IPA”  3.8.1 Menjelaskan √ Objektif 13 dan


pentingnya 14
 3.8 Menjelaskan upaya
pentingnya upaya keseimbangan
keseimbangan dan pelestarian
dan pelestarian sumber daya
sumber daya alam di
alam di lingkunganya
lingkunganya
 3.8.2. Menunjukan √ Objektif 15 dan
kegiatan yang 16
dapat dan tidak
menjaga
keseimbangan
alam dan
kelestarian
sumber daya
alam

3.8.2. Menentukan √ Objektif 17 dan


cara menjaga 18
keseimbangan
dan pelestarian
sumber daya
alam

“IPS” 3.1.1. Menjelaskan √ Objektif 19 dan


pemanfaatan 20
3.1 Mengidentifikasi dan pelestarian
karakteristik sumber daya
ruang dan alam.
pemanfaatan
sumber daya
alam untuk
kesejahteraan
masyarakat dari
tingkat
kota/kabupaten √ Objektif 21 dan
sampai tingkat 22
3.1.2. Menentukan
provinsi. jenis-jenis
sumber daya
alam

3.1.2. Menentukan √ Objektif 23 dan


jenis-jenis 24
sumber daya
alam yang
dimanfaatkan
oleh
masyarakat.

“Seni Budaya dan 3.4.1. Menjelaskan √ Objektif 25 dan


Prakarya” tentang seni 26
rupa teknik
3.4 Mengetahui karya tempel.
seni rupa teknik
temple 4.2.1 Menunjukan √ Objektif 27 dan
alat-alat yang 28
digunakan
dalam
pembuatan
karya teknik
tempel

3.4.3. Menentukan √ Objektif 29 dan


kelebihan dan 30
kekurangan
karya seni rupa
teknik tempel.

TOTAL SOAL 30
SOAL Kelas IV
Tema 3 (Peduli Terhadap Makhluk Hidup)
Subtema 3 (Ayo, Cintai Lingkungan)

1. Andi seorang siswa ia berhak mendapatkan pendidikan. Selain itu Andi


merupakan seoarang anak andi juga berhak mendapatkan kasih sayang dari
kedua orang tuanya. Berdasarkan pernyataan diatas yang dimaksud dengan hak
adalah ….
a. sesuatu yang harus didapatkan
b. sesuatu yang harus dikerjakan
c. sesuatu yang harus di langgar
d. sesuatu yang harus dirusak

2. Dibawah ini yang dimaksud dengan kewajiban adalah ….


a. sesuatu yang harus didapatkan
b. sesuatu yang mendapatkan perlindungan
c. hal yang harus dilaksanakan dan dikerjakan
d. sesuatu yang harus diperoleh

3. Dibawah ini yang termasuk kewajiban kita dalam menjaga lingkungan di rumah
adalah ….
a. menyapu halaman rumah setiap hari
b. menaati perintah orang tua
c. membuang sampah sembarangan
d. bersembahyang setiap hari

4. Perhatikan pernyataan berikut ini :


1. Menikmati lingkungan yang bersih
2. Menjaga lingkungan agar tetap bersih
3. Memanfaatkan sumber daya alam untuk lingkungan
4. Membersihkan lingkungan dari sampah
Dari pernyataan diatas yang termasuk hak kita terhadap lingkungan adalah ….
a. 1 dan 4
b. 1 dan 3
c. 4 dan 1
d. 3 dan 3
Perhatikan pernyataan dibawah ini ! (soal untuk no 5 dan 6)
Air merupakan salah satu energi yang paling penting bagi manusia.
Setiap orang berhak mendapatkan air bersih dan kita pun harus mempergunakan
air sesuai kebutuhan
5. Dari pernyataan diatas yang termasuk kedalam kewajiban adalah ….
a. air merupakan salah satu energi yang paling berarti bagi manusia
b. setiap orang berhak mendapatkan air bersih
c. mempergunakan air sesuai kebutuhan
d. air merupakan salah satu energi yang paling penting bagi manusia

6. Dari pernyataan diatas yang termasuk hak adalah ….


a. air merupakan salah satu energi yang paling berarti bagi manusia
b. setiap orang berhak mendapatkan air bersih
c. mempergunakan air sesuai kebutuhan
d. air merupakan salah satu energy

7. Komunikasi lisan yang dilakukan secara terstruktur oleh dua orang atau lebih
baik secara langsung maupun jarak jauh, untuk membahas dan menggali
informasi tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Perngertian tersebut
merupakan pengertian dari ….
a. Percakapan
b. Presentasi
c. wawancara
d. berpendapat

8. Orang yang terlibat dalam wawancara adalah ….


a. narasumber
b. narasumber dan pewawancara
c. pewawancara
d. kepala sekolah

9. Perhatikan dialog wawancara dibawah ini!


Pewawancara : “Selamat siang”
Narasumber : “Selamat siang”
Pewawancara : “Maaf menggangu waktunya sebentar?”
Narasumber : “Oh,iya… ada apa?”
Pewawancara :“Bolehkah saya mewawancarai anda mengenai kebersihan
lingkungan di sekolah?”
Narasumber : “ Oh, iya boleh silahkan !”
Pewawancara : “Terima kasih, baiklah tanpa panjang lebar lagi saya langsung
saja dengan pertanyaan pertama. Bagaimana pendapat anda
tentang kebersihan lingkungan disekolah? ”
Narasumber : “ Lingkungannya sudah bersih tetapi kelasnya masih ada yang
kotor.”
Pewawancara :“Menurut anda, seberapa pentingnya kebersihan lingkungan
sekolah? Dan berikan alasannya! ”
Narasumber :“Sebagai pemimpin di sekolah ini, Menurut saya kebersihan
lingkungan sekolah sangatlah penting, karena kebersihan
lingkungan memberikan kenyamanan saat proses belajar
mengajar.”
Pewawancara :“Bagaimana tanggapan anda mengenai kesadaran para siswa
akan kebersihan lingkungan?”
Narasumber :“Para siswa belum semuanya menyadari akan pentingannya
kebersihan disekolah.”
Pewawancara :“Apakah kebersihan lingkungan mempengaruhi proses belajar
mengajar?”
Narasumber :“Sangat berpengaruh.”
Pewawancara :“Apa yang menjadi harapan anda kedepan tentang kebersihan
lingkungan di sekolah ini?”
Narasumber : “Saya berharap semoga semua warga sekolah dasar akan
pentingnya kebersihan sekolah. Karena menjaga kerbersihan
lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat
menciptakan kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.”
Pewawancara : “ Terima kasih atas waktunya. “
Narasumber : “Iya, sama-sama”

Berdasarkan teks dialog diatas yang berperan sebagai narasumber adalah ….


a. guru
b. kepala sekolah
c. siswa
d. tukang kebun

10. Menurut narasumber seberapa penting kebersihan lingkungan di sekolah ….


a. penting
b. tidak penting
c. cukup penting
d. sangat penting

11. Perhatikan pernyataan dibawah ini!


1. Perkenalkan diri sebelum wawancara
2. Memulai pertanyaan dengan pertanyaan ringan
3. Menyampaikan tujuan wawancara
4. Mengucapkan salam.
Dari pernyataan diatas urutan tahapan pada saat melakukan sebuah wawancara
yang tetap adalah ….
a. 4-1-3-2
b. 1-4-3-2
c. 4-2-3-1
d. 3-2-4-1

12. Perhatikan pernyataan dibawah ini!


1. Memperhatikan kaidah-kaidah bahasa baku yang berlaku.
2. Bertanyalah dengan sopan dan hormat, dan jangan tanyakan hal-hal diluar
permasalahan.
3. Pilihlah keterangan atau informasi yang penting dan sesuai dengan masalah
yang dibahas.
4. Pertanyaan mengandung unsur : apa, siapa, kapan, di mana, mengapa dan
bagaimana (5W +1H)
5. Hasil wawancara ditulis dengan sebenar-benarnya, tidak perlu memberikan
tambahan atau mengurangi yang berlebih.
Berdasarkan pernyataan diatas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
laporan wawancara adalah ….
a. 1, 2, 3
b. 1, 2, 5
c. 1, 2, 4
d. 3, 2, 4

13. Upaya melindungi semua komponen yang ada di bumi agar dapat terus lestari
dan tidak punah. Merupakan pengertian dari….
a. melestarikan sumber daya alam
b. mumunahkan sumber daya alam
c. mencegah globalisasi
d. penghijauan kembali

14. Di bawah ini yang termasuk alasan mengapa kita sebagai manusia perlu
menjaga keseimbangan dan kelestarian alam yaitu ….
a. agar alam tidak rusak
b. agar manusia dapat menebang pohon sembarangan
c. agar adanya pemanasan global
d. supaya terjadi banjir

15. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini :


i. Bu Agustina dan Bu Ida rajin membuang sampah ke sungai.
ii. Pak Yusran tidak membuang sampah ke sungai
iii. Pak Jamal menggunakan sisa-sisa sayuran sebagai bahan campuran
pembuatan pupuk kompos
iv. Pak Udin lebih suka menggunakan kayu hutan sebagai bahan bangunan
rumahnya daripada beton.
v. Pak Yulianus gemar memancing di sungai
Dari pernyataan di atas yang sesuai dengan kegiatan menjaga kelestarian
lingkungan ditunjukan oleh nomor ….
a. i), ii) dan iii)
b. ii), iii) dan iv)
c. i), iv) dan v)
d. ii), iii) dan v)
e.
16. Perhatikan pernyataan dibawah ini !
1) Membuang limbah ke sungai
2) Mengubur sampah plastik
3) Berkebun diladang
4) Menebang pohon secara liar
5) Mengubur sampak organik
6) Memancing
Kegiatan diatas yang dapat merusak lingkungan ditunjukan oleh ….
a. (1),(2) dan (4)
b. (1),(2) dan (5)
c. (3),(2) dan (4)
d. (3),(1) dan (4)

17. Perhatikan gambar dibawah ini !

GAMBAR 1 GAMBAR 2
GAMBAR 3 GAMBAR 4

Berdasarkan gambar diatas yang manakah tindakan yang mencerminkan tindakan


untuk menjaga keseimbangan sumber daya alam adalah ….
a. gambar 1 dan gambar 2
b. gambar 1 dan gambar 4
c. gambar 3 dan gambar 4
d. gambar 3 dan gambar 2

18. Perhatikan gambar dibawah ini !

GAMBAR 1 GAMBAR 2

GAMBAR 3
GAMBAR 4

Berdasarkan gambar diatas tindakana yang bukan mencerminkan tindakan


melestarikan sumber daya alam adalah ….
a. gambar 3 dan 4
b. gambar 1 dan 4
c. gambar 2 dan 3
d. gambar 1 dan 3

19. Yogi adalah seorang pengusaha lemari, untuk memenuhi kebutuhan usahanya ia
menebang pohon dilahan miliknya. Tetapi setelah menebang pohon, Yogi tidak
lupa untuk menanam bibit pohon yang baru. Tindakan yang dilakukan Yogi
merupakan contoh tindakan ….
a. memenuhi kebutuhan usaha
b. pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam
c. pemborosan sumber daya alam
d. tidak melaksankan pelestarian sumber daya alam

20. Segala sesuatu yang berada di lingkungan alam yang bisa dimanfaatkan manusia
untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut ….
a. sandang
b. sumber daya alam
c. kebutuhan
d. alam

21. Dibawah ini sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu ….
a. mutiara, batu bara, minyak bumi
b. emas, perak, batu bara
c. air, hutan, tanah
d. emas, plastik, kuningan

22. Dibawah ini sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah ….
a. air
b. minyak bumi
c. hewan
d. tumbuhan

23. Dibawah ini yang termasuk sumber daya alam yang berasal dari pertanian
yaitu….
a. cengkeh dan padi
b. padi dan jagung
c. pinus dan kayu jati
d. minyak dan cengkeh
24. Sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memebuat kursi dan meja
adalah ….
a. sayuran
b. pepohonan
c. ikan
d. padi

25. Sebuah karya seni rupa yang menempel bahan-bahan ke kertas disebut ….
a. lukisan
b. karya seni rupa teknik tempel
c. karya seni arsitektur
d. karya seni pahat

26. Karya seni rupa teknik tempel yang cara membuatnya dengan memadukan
gambar dari berbagai buku bacaan adalah ….
a. lukisan
b. montase
c. patung
d. bingkai

27. Dibawah ini alat yang digunakan membuat karya seni rupa teknik tempel
adalah ….
a. paku
b. kertas
c. gunting
d. kapas

28. Dibawah ini bahan-bahan yang digunakan untuk membuat karya seni montase
adalah ….
a. majalah, tabloid, dan kalender
b. biji-bijian, batu, dan manik-manik
c. kapas, gliter dan jagung
d. lem, gunting, majalah

29. Kekurangan dari karya seni rupa teknik tempel yaitu ….


a. susah untuk membuatnya
b. cepat rusak jika terkena air
c. bahan yang digunakan sulit untuk didapatkan
d. harga bahan yang didapatkan sangat terjangkau

30. Kelebihan dalam membuat karya montase adalah ….


a. dapat membuat inspirasi kita meningkat
b. sulit mencari bahan-bahan yang dicari
c. sulit mencari gambar yang sesuai dengan keinginan kita
d. sulit membuat alat-alat yang digunakan

KUNCI JAWABAN
No. Jawaban
1. A

2. C

3. A

4. B

5. C

6. B

7. C

8. B

9. B

10. D

11. A

12. B

13. A

14. A

15. B

16. A

17. B

18. C

19. B

20. B

21. C

22. B

23. B

24. B

25. B
26. B

27. C

28. A

29. B

30. A

Rubrik Penilaian

Jawaban Nilai

Benar 1

Salah 0

Skor maksimal 30

Skor yang diperoleh


Penilaian = × 100
Skor Maksimal

Anda mungkin juga menyukai