Anda di halaman 1dari 5

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi benih adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara untuk

memperbaiki sifat-sifat genetik dan sifat fisik benih yang mencakup kegiatan

pengembangan suatu varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih,

pengolahan suatu penyimpanan benih, pengujian benih dan sertifikasi benih.

Benih terjadi karena adanya perkecambahan dikotil dan monokotil. Benih

monokotil adalah benih yang berasal dari biji berkeping satu atau tidak bisa

membelah diri. Sedangkan, benih dikotil adalah benih yang berasal dari biji yang

berkeping dua atau dapat membelah diri (Theo, 2022).

Untuk kelangsungan pertumbuhannya, benih memiliki struktur benih yang

digunakan sebagai syarat tumbuh seperti radikula, kotiledom, haustorium, dan

endosperma. Radikula dan kotiledon merupakan struktur esensial untuk kecambah

normal sedangkan endosperma dan haustorium adalah bagian internal benih yang

mempunyai peran penting dalam proses perkecambahan (Afifah,dkk., 2020).

Benih adalah suatu tanaman atau bagian tanaman yang dikembangbiakan atau

diperbanyak untuk menghasilkan suatu tanaman baru. Perkembangbiakan suatu

benih dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif (Waluyati,dkk., 2021).

Dalam proses pertumbuhan suatu benih mengalami perkecambahan, dalam

proses perkecambahan terdapat dua jenis kecambah yaitu kecambah normal dan

kecambah abnormal serta ada juga benih yang tidak mengalami perkecambahan.
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur Benih Dan Tipe Perkecambahan

Struktur benih adalah suatu bagian yang berada dalam benih sebagai suatu

bukti pertumbuhan dalam benih. Struktur benih terdiri atas embrio dimana

didalam embrio terdapat epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang),

kotiledon (calon daun), radikula (calon akar), terdapat pula jaringan penyimpan

cadangan makanan yang terdiri atas kotiledon, endosperm, perisperm, dan

gametophych, serta terdapat pelingdung atau kulit biji (Testa) yang memiliki

selaput untuk melindungi biji (Wulandari,dkk., 2019).

Perkecambahan terbagi atas dua tipe yaitu tipe perkecambahan epieal dan

juga perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal adalah munculnya radikel

yang diikuti dengan memanjangnya hipokotil keseluruhan dan membawa

kotiledon serta plumula ke atas permukaan tanah. Sedangkan, perkecambahan

hipogeal adalah suatu perkecambahan yang radikelnya muncul diikuti pluma,

namun hipokotilnya tidak memanjang keatas tanah dan kotiledonnya tetap berada

dalam biji dibawah permukaan tanah (Habibah, 2022).

2.2 Kecambah Normal Dan Kecambah Abnormal

Kecambah normal yaitu suatu kecambah yang memiliki perakaran primer

yang panjang disertai banyaknya akar sekunder dengan plumula yang berkembang

dengan baik serta mempunyai daun yang terlepas dari kulit benih. Selain itu

kecambah normal tidak terdapat cacat atau kerusakan pada hipokotil maupun pada

plumula yang ada (Gea, dkk., 2022).


BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam mengenai kecambah

benih normal dan abnormal, pengujian benih dan kadar air yang dilakukan pada

hari Senin, 19 September 2022 pada pukul 08.00-10.00 wita. Pada pengujian

benih vigor dan viabilitas dilakukan pada hari Senin 10 Oktober 2022 dan

praktikum ini dilakukan sebanyak 5 kal. Praktikum dilakukan sampai tanggal

sampai tanggal 17 Oktober 2020. Praktikum Teknologi Perbanyakan Bahan

Tanam dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,

Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

Praktikum pada modul pertama yaitu struktu benih dan tipe perkecambahan

menggunakan alat seperti cutter, kaca pembesar, cawan petri, 4 gelas aqua yang

kosong. Bahan yang digunakan adalah biji jagung, biji padi, biji kacang tanah,

kapas dan air.

Praktikum pada modul kedua yaitu tentang identifikasi kecambah normal dan

abnormal menggunakan alat seperti pedtri dish, pinset, keranjang perkecambahan,

dan sprayer. Bahan yang digunakan adalah benih padi, kedelai, kacang tanah,

kacang hijau dan pasir.

Praktikum pada modul ketiga yaitu tentang pengujian kadar air benih
menggunakan alat seperti pedtridish, pinset, cutter, oven, timbangan analitik,
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Struktur Benih Dan Tipe Perkecambahan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil

pengamatan seperti tabel di bawah ini.

Struktur Benih Monokotil Tipe Perkecambahan Epigeal

Struktur Benih Dikotil Tipe Perkecambahan Hipogeal

Gambar 1. Struktur perkecambahan dan tipe perkecambahan

Berdasarkan hasil pengamatan struktur benih didapatkan hasil bahwa

struktur benih terdiri atas epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang),

kotiledon (calon daun), dan radikula (calon akar). Sedangkan pada tipe

perkecambahan dapat bahwa Kecambah epigeal yaitu munculnya radikel,

memanjangnya hipokotil serta kotiledon dan plumula berada diatas permukaan

tanah. Kecambah hipogeal yaitu suatu perkecambahan yang kotiledonnya tetap

berada di bawah tanah.


BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum teknologi

perbanyakan tanaman yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan sebagai

brikut:

1. Struktur benih terdiri dari bagian-bagian endosperm, embrio,

germspore,operkulum dan fibre plug, Operkulum adalah struktur

berbentuk bulat seperti piring yang terdapat diatas embrio, yang mana

emrio akan tumbuh menjadi individu baru dengan mempunyai sifat seperti

indukannya.

2. Terjadinya proses perkecambahan pada suatu tanaman dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti kelembaban, oksigen, suhu, dan cahaya, serta

media semai. Diantara faktor-faktor tanah, media tanam merupakan faktor

yang paling berpengaruh terhadap perkecambahan, perkecambahan dapat

menyebabkan benih menjadi dorman, tetapi dapat juga memperpendek

waktu perkecambahan.

3. Kadar air benih yang dianggap ideal untuk proses perkecambahan karena

kadar air yang terlalu rendah tidak akan mengaktifkan enzim yang

mendorong perkecambahan, sedangkan kadar air yang lebih tinggi dapat

berbahaya bagi kondisi embrio pada benih tersebut. Pengujian ini

menunjukkan bahwa beberapa jenis benih hortikultura yang beredar di

pasar di Bali memiliki kualitas yang baik. Hasil pengujian ini

Anda mungkin juga menyukai