University
|MPLEMENTASI
PEMBELAJARAN
D| ERA & PASCA
PANDEMI COVID-19
Editor:
Henry Praherdhiono
Eka PramOnO Adi
Yulias Prihatmoko
Penulis:
Henry Praherdhiono
Eka PramOno Adi
Yulias Prihatmoko
Nunung Nindigraha
Yerry Soepriyanto
Henny Indreswari
Herlina |ke Oktaviani
Henry Praherdhiono
Eka Pramono Adi
Yulias Prihatmoko
Nunung Nindigraha
Yerry Soepriyanto
Henny Indreswari
Herlina Ike Oktaviani
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
DI ERA DAN PASCA
PANDEMI COVID-19
Penulis:
Henry Praherdhiono
Eka Pramono Adi
Yulias Prihatmoko
Nunung Nindigraha
Yerry Soepriyanto
Henny Indreswari
Herlina Ike Oktaviani
Editor:
Henry Praherdhiono
Eka Pramono Adi
Yulias Prihatmoko
Penerbit
CV. Seribu Bintang
Malang – Jawa Timur - Indonesia
website: www.SeribuBintang.co.id
email : info@seribubintang.co.id
FB : www.fb.com/cv.seribu.bintang
ISBN : 978-623-7000-24-2
Edisi Pertama, April 2020
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................ v
BAGIAN 1. MENGAPA PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DIUTAMAKAN DI ERA DAN PASCA
PANDEMI ?............................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................ 4
Implementasi Pendidikan Melalui TIK..................................... 6
Dampak Pendidikan Berbasis TIK.......................................... 12
Kesimpulan............................................................................ 14
Daftar Pustaka........................................................................ 16
BAGIAN II. IMPLEMENTASIHEUTAGOGY MELALUI
KONSTRUKSI PEMBELAJARAN PERSONAL .................. 21
Transformasi ke Pembelajaran Personal................................. 24
Heutagogy Pada Lingkup Belajar dan Kebutuhan Personal..... 30
Mempersiapkan Layanan Belajar di Era dan Pasca pandemi... 36
Kesimpulan............................................................................ 44
Daftar Pustaka........................................................................ 46
BAGIAN III. MEMFASILITASI PEMBELAJARAN ONLINE
DI TENGAH PANDEMI MELALUI PENINGKATAN
PERFORMAGURU................................................................ 49
Pendahuluan .......................................................................... 52
Proses Pengembangan Kemampuan Guru dalam Perspektif
Manajerial.............................................................................. 56
Penguatan Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran di era
Pandemi................................................................................. 65
Proses Evaluasi...................................................................... 76
Kesimpulan............................................................................ 82
Daftar Pustaka........................................................................ 85
BAGIAN IV. MENDIRIKAN KANTONG BELAJAR
DINDING SEKOLAH SEBAGAI KORESPONDESI
BELAJAR DIERA PANDEMI................................................89
Dukungan Kebijakan di Sekolah Dasar pada Kondisi Pandemi94
Pendahuluan...........................................................................92
Henry Praherdhiono
henry.praherdhiono.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Yulias Prihatmoko
yulias.prihatmoko.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Nunung Nindigraha
n.nindigraha@gmail.com
Teknologi Pembelajaran, Universitas Negeri Malang
2
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
Abstrak
3
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
Pendahuluan
Pendidikan berbasis TIK (teknologi informasi dan
komunikasi) di negara-negara berkembang telah
menghasilkan jumlah yang signifikan. Sangat menarik dalam
beberapa tahun terakhir, sebagian besar disebabkan oleh One
Laptop per Child (OLPC) dan apa yang dulu disebut “komputer
US $ 100 dolar”. Di antara klaim yang lebih kontroversial yang
dibuat adalah bahwa dengan menyediakan laptop murah untuk
setiap anak, sebuah negara dapat mengatasi kebutuhan
pendidikannya, memerangi kemiskinan, dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi. Dukungan kekuatan dan dukungan OLPC
telah membentuk kehadiran di banyak negara
berkembang. Menurut situs Web OLPC, 38 negara berkembang
menerapkan OLPC atau bereksperimen dengan hardware XO
(nama perangkat keras) mereka dan sistem operasi Gula. Peru dan
Uruguay adalah pelaksana terbesar, saat ini menyebarkan 870.000
dan 510.000 komputer XO, masing-masing.
4
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
5
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
6
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
7
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
8
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
9
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
10
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
11
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
12
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
13
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
Kesimpulan
TIK dalam pendidikan memiliki prospektif di negara
negara berkembang di era dan pasca pandemi. Banyak negara telah
atau sedang merumuskan kebijakan TIK yang melibatkan investasi
yang signifikan pada hardware, software, jaringan, dan dukungan
teknis. Harapannya adalah bahwa investasi ini akan menghasilkan
sistem reformasi pendidikan, peningkatan keadilan sosial, dan
pembangunan ekonomi, agar siswa menjadi siap untuk bergabung
dengan ekonomi global yang sangat kompetitif.
Masih relatif sedikit penelitian tentang TIK di negara
berkembang. Tapi literatur yang ada telah menunjukkan bahwa
saat ini tantangan secara signifikan lebih besar daripada manfaat
yang telah disadari sampai saat ini. Tidak ada cukup bukti untuk
membenarkan biaya besar komputasi dari setiap negara
berkembang. 1), pembelian komputer dan pemasangan jaringan
keduanya bermasalah di negara berkembang dan, dengan
sendirinya, adanya manfaat untuk membawa perubahan. 2) teori
(Kozma, 2011a) dan penelitian awal menunjukkan bahwa
kebijakan dan program TIK harus mencakup lainnya. Perubahan
terkoordinasi di berbagai bidang seperti pelatihan guru, praktek
pedagogis, kurikulum, dan penilaian. Penelitian dimasa yang akan
datang diperlukan pada guru dan kegiatan pembelajaran dan
praktikum pebelajar. Harapannya adalah bahwa penelitian dapat
mengubah manusia sebagai bagian dari upaya pengembangan TIK
yang terkoordinasi. Sebagai program pendidikan, penelitian lebih
lanjut akan diperlukan pada dampaknya pada siswa belajar. Hanya
setelah program TIK berada di tempat selama beberapa tahun,
14
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
15
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
Daftar Pustaka
16
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
Hinostroza, E., Jara, I., & Brun, M. (2011). Case study: Uruguay.
In R. Kozma (Ed.), Transforming education: The power of
ICT policies (pp. 133–172). Paris: UNESCO.
Hosman, L., & Cvetanoska, M. (2010). Technology, teachers and
training: Combining theory with Macedonia’s
experience. ICTD 2010. https://edutechdebate.org/wp
content/uploads/2011/02/Teacher_ Training_Macedonia.pd
f
InfoDev & Price, Watherhouse, and Cooper. (2010). Essay
II : ICT in school education (Primary and secondary).
Washington, DC:infoDev, World Bank.
International Society for Technology in Education [ISTE].
(2007). National educational technology standards and
performance indicators for students. Eugene, OR: ISTE.
Issacs, S. (2011a). Case study: Namibia. In
R. Kozma (Ed.), Transforming education: The power of
ICT policies (pp. 75–100). Paris: UNESCO.
Issacs, S. (2011b). Case study: Rwanda. In
R. Kozma (Ed.), Transforming education: The power of
ICT policies (pp. 173–196). Paris: UNESCO.
Khatib, H. (2007). Jordan Education Initiative. Middle East
Educator
Magazine, 5, http://middleeasteducator.com/issue/septe
mber_2007/ article/jordan_education_initiative_02-19-09
09-02-03 .
Kozma, R. (2005). Monitoring and evaluation impact of ICT4E: A
review. In D. Wagner (Ed.), Monitoring and evaluation
for ICTs in education: A handbook for developing
countries. Washington, DC: infoDev, World Bank.
Kozma, R. (2008). Comparative analyses of policies for ICT in
education. In J. Voogt & G. Knezek (Eds.), International
handbook of information technology in education (pp.
1083–1096). Amsterdam: Kluwer.
Kozma, R. (2011a). A framework for ICT policies to transform
education (pp 27–44). In R. Kozma (Ed.), Transforming
education: The power of ICT policies. Paris: UNESCO.
Kozma, R. (Ed.) (2011b). Transforming education: The power of
ICT policies. Paris: UNESCO.
Kozma, R. (2011b). The technological, economic, and social
contexts for educational ICT policy (pp 11–26). In
17
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
18
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
19
Mengapa Pengembangan Sumber Daya Manusia Diutamakan Di Era Dan Pasca Pandemi ?
20
BAGIAN II. IMPLEMENTASI
HEUTAGOGY MELALUI
KONSTRUKSI
PEMBELAJARAN PERSONAL
(sistem pengelolaan pembelajaran di era pandemi dan
masa depan)
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
Henry Praherdhiono
henry.praherdhiono.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Yulias Prihatmoko
yulias.prihatmoko.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
22
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
Abstrak
Pembelajaran di era pandemi covid 19 dan di masa yang akan
datang memerlukan konsep belajar personal dengan berbagai
pilihan. Personalisasi dalam konsep pembelajaran merupakan
wujud membangun kompetensi hingga kapabilitas pebelajar pada
generasi milenia. Pembelajaran dalam konsep personal
membutuhkan tranformasi. Inspirasi wujud transformasi dimulai
dari dunia industri mempengaruhi pemikiran peneliti bidang
pendidikan. Heutagogy merupakan konsep didaktik yang
membangun mahasiswa secara personal.
23
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
Transformasi ke Pembelajaran
Personal
Apakah perlu ditanyakan bahwa perguruan tinggi
perlu bertransformasi di era pandemi dan dimasa yang akan
datang? Jawaban tersebut mengacu pada ujaran tahun 2000an
yang dikenal dengan tahun 2K. Apapun akan mengalami
perubahan namun ada yang tetap yaitu perubahan itu sendiri.
Seperti halnya goyonan hukum pada tahun 90an dimana pasal
1 menyebutkan bahwa dosen tidak pernah salah dan pasal 2
menyatakan jika dosen melakukan kesalahan sengaja atau
tidak, maka aturan dikembalikan ke pasal 1. Arah pertanyaan
yang sebenarnya telah ketahui jawabannya namun perlu
ditegaskan untuk meyakinkan. Transformasi bukan
merupakan kondisi bahwa lembaga harus menyerah setelah
dinyatakan kalah oleh perubahan teknologi. Ini dikarenakan
bahwa lembaga, kumunitas, perkumpulan masih menjadi
penonton wayang dengan lakon “Revolusi Industri”.
Seandainya lembaga, komunitas, perkumpulan sebagai
dalang dari transformasi, maka lembaga, komunitas,
perkumpulan justru menjadi subjek transformasi atau yang
akan membuat transformasi. Perubahan itu sesungguhnya ada
ditangan dalang (mengatur jalannya wayang) atau sutradara.
Kapan romantis, kapan dramatis, kapan perang, kapan
berubah, sebenarnya ada ditangan dalang atau sutradara
transformasi.
24
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
25
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
26
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
27
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
28
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
29
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
30
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
31
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
32
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
33
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
34
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
35
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
36
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
PERSETUJUAN FASILITATOR
(deklarasi lembaga terhadap (mempersiapkan dan
dukungan layanan pembelajaran) memberdayakan pengajar)
PILIHAN PERJANJIAN
(membanguntujuan)
opsi perangkat dan (membangun komitmen antara
pebelajar dan pengajar)
PENINJAUAN PENILAIAN
(upayameningkatkan
melakukan bimbingan
capaian) untuk (menyepakati insrumen
penghargaan individu)
UMPAN BALIK
(berbagi pengalaman dan ide antar
individu)
37
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
38
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
39
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
40
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
41
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
42
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
43
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
Kesimpulan
Kesadaran yang perlu kita tanamkan pada diri kita adalah
pebelajar di era dan pasca pandemi, yang didominasi oleh generasi
Z, memiliki akses lebih cepat terhadap teknologi dan konten
daripada generasi sebelumnya. Pembelajaran online adalah salah
satu upaya kita dalam memfasilitasi dan mengembangkan performa
belajar pasca pandemi. Pengembangan pembelajaran berbasis
kehidupan mengisyaratkan adanya perubahan yang dinamis dalam
kehidupan masyarakat pasca terjadinya pandemi. Kondisi tersebut
harus terproyeksikan dalam belajar dan pembelajaran.
Pembelajaran online diharapkan mampu menfasilitasi bagaimana
pebelajar belajar dalam lingkungan belajar digital. Setiap pebelajar
perlu diberikan jalan untuk mengkonstruksi budaya pebelajar
dengan keunikan masing-masing.
44
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
45
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
Daftar Pustaka
Ackoff, R. L., & Greenberg, D. (2008). Turning Learning
Right Side Up: Putting Education Back on Track
(paperback). Pearson Prentice Hall.
ekinpublishinggroup. (2018, August 6). Ready For Industry
5.0 ? FURNITURK INDUSTRY & DECORATION.
https://furniturkonline.com/2018/08/06/ready-for
industry-5-0/
Goodboy, A. K., Bolkan, S., & Baker, J. P. (2018). Instructor
misbehaviors impede students’ cognitive learning:
Testing the causal assumption. Communication
Education, 1–22.
Greenberg, D., & Ackoff, R. L. (2011). Ethics and
morality—A dialogue. Systems Research and
Behavioral Science, 28(1), 3–14.
Group, C. (n.d.). Industry 5.0 on the horizon | CADCAM
GROUP. Retrieved October 17, 2019, from
https://www.cadcam-group.eu/blog/news/industry-50
on-the-horizon
Hase, S. (2009). Heutagogy and e-learning in the workplace:
Some challenges and opportunities. Impact: Journal
of Applied Research in Workplace E-Learning, 1(1),
43–52.
Hase, S., & Kenyon, C. (2000). From andragogy to
heutagogy. Ulti-BASE In-Site.
Hase, S., & Kenyon, C. (2007). Heutagogy: A child of
complexity theory. Complicity: An International
Journal of Complexity and Education, 4(1).
Hase, S., & Kenyon, C. (2013). Self-determined learning:
Heutagogy in action. A&C Black.
Mayer, J., Borges, P. V., & Simske, S. J. (2018).
Introduction. In Fundamentals and Applications of
Hardcopy Communication (pp. 1–5). Springer.
Monostori, L., Markus, A., Van Brussel, H., & Westkämpfer,
E. (1996). Machine Learning Approaches to
46
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
47
Implementasi Heutagogy Melalui Konstruksi Pembelajaran Personal
48
BAGIAN III. MEMFASILITASI
PEMBELAJARAN ONLINE DI
TENGAH PANDEMI MELALUI
PENINGKATAN PERFORMA
GURU
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Henry Praherdhiono
henry.praherdhiono.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Yulias Prihatmoko
yulias.prihatmoko.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Yerry Soepriyanto
yerry.soepriyanto.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Nunung Nindigraha
n.nindigraha@gmail.com
Teknologi Pembelajaran, Universitas Negeri Malang
50
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Abstrak
Kegiatan pembelajaran baik dimasa pandemi maupun dimasa
normal tidak dapat dipisahkan dari peran serta guru. Guru
memerlukan fasilitas dalam pengembangan kemampuan
pengajaran. Kemampuan pengajaran meliputi 1) Teknologi, 2)
Pedagogi dan 3) Konten pembelajaran. Supervisi terhadap
kebiasaan mengajar guru merupakan implementasi evaluasi untuk
memastikan bahwa guru memiliki performa terbaik dan mengajar
dalam kondisi darurat maupun dalam kondisi yang normal
sehingga efektif dan efisien. Untuk keperluan tersebut perlu adanya
kesepahaman dalam wujud kerjasama keilmuan antara pihak
sekolah, dengan praktisi, pengembang dan ilmuwan yang berada
dalam lingkungan universitas.
51
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Pendahuluan
Pelaksanaan pembelajaran di era pandemi, telah
menyepakti bahwa pembejaran dilakukan dengan cara tidak
melakukan tatap muka berdasarkan prinsip social distancing dan
physical distancing. Pengembangan sekolah sebagai tempat belajar
dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan integrasi
teknologi di sekolah. Berbagai kajian dalam wujud penelitian dan
pengembangan menunjukkan bahwa pembelajaran yang meliputi
input, proses dan capaian dapat ditingkatkan melalui penggunaan
teknologi (Davies & West, 2014). Integrasi teknologi di sekolah
dimaksudkan agar pebelajar perlu mengembangkan keterampilan
dalam pemanfaatan teknologi agar menjadi anggota masyarakat
yang produktif (Statti & Torres, 2020). Sekolah tidak mungkin
menghindari bagaimana memberikan pendidikan berkualitas tinggi.
Solusi yang ditawarkan adalah bagaimana guru mampu
menggunakan teknologi pendidikan secara efektif di kelas mereka
dan bahwa mereka mengajar siswanya untuk menggunakan
teknologi (Olusola, 2020). Kepala sekolah sebagai pengelola
sekolah harus mampu memastikan bahwa kerangka kerja yang
dikonstruksi untuk mengintegrasikan teknologi disekolah perlu
berpijak pada: (1) bagaimana meningkatkan akses pebelajar
melalui teknologi yang memfasilitasi pembelajaran (Al Mamun et
al., 2020), (2) bagaimana secara terus menerus meningkatkan
penggunaan teknologi dalam aktivitas pedagogi (LaVelle et al.,
2020), dan (3) bagaimana meningkatkan efektivitas penggunaan
teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran dalam mencari konten
konten pembelajaran (Bardach & Klassen, 2020). Mengapa kepala
52
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
53
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
54
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
55
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
56
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
57
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
58
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
59
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
60
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Tampilan awal
61
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Pilihan akun
Pilihan member
62
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Dashboard utama
Untuk aplikasi yang digunakan adalah padlet
dikarenakan dapat dilakukan dari gadget dan sistem operasi
apapun tidak perlu diinstall hanya saja memerlukan online.
Aplikasi disediakan secara gratis/free.
Pilihan template
63
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Memosting Awal
Proses komunikasi dilakukan untuk membangun
pemahaman antara guru dan kepala sekolah. Pemahaman bersama
dimulai dari kebiasaan pengajaran yang dishare. Komunikasi juga
menjembatani adanya kemungkinan guru atau kepala sekolah
dalam memberikan ide.
64
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
65
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
66
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Tampilan utama
Memilih Aplikasi
67
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Membangun Aplikasi
68
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Klik
69
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Klik
Memberi deskripsi
70
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Klik
Memberi ikon
Klik
Memproses aplikasi
71
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Klik
Sign in akun
Memilih akun
Menyimpan aplikasi
72
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Klik
Identitas
73
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Scan QR
74
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
75
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Proses Evaluasi
Silahkan menuju link berikut:
https://forms.gle/oQgeLWQTRgc7XLVV7
Atau klik QR code
76
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Membuka google
Klik
dan
77
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Klik
dan
Memasuki drive
dan
Klik
Klik
Memilih aplikasi
78
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Klik dan
Klik
Klik
dan
Membuat URL
79
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Klik
dan
Klik
dan
Klik
dan
Jadi URL
Proses evaluasi sepertihalnya proses-proses lain dalam
pembelajaran. Penilaian dan Evaluasi juga membutuhkan beberapa
media untuk memudahkan proses tersebut. Pengembangan media
penilaian dan evaluasi program pembelajaran saat ini telah
diprakarsai oleh praktisi, pengembang dan ilmuan teknologi
pendidikan. Hal ini menyebabkan ketersediaan teknologi tersebut
memungkinkan untuk diterapkan sekolah (Barteit et al., 2020; Liu
et al., 2020; Schenke et al., 2020).
80
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
81
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Kesimpulan
Integrasi teknologi di sekolah dimaksudkan untuk
meningkatkan kegiatan pembelajaran di era pandemi menjadi lebih
efektif. Seringkali sekolah memiliki akses ke teknologi pendidikan
dan hanya memiliki fokus dalam mengintegrasi teknologi dengan
pijakan utama peningkatan penggunaan teknologi saja tanpa
dilandasi dengan aktivitas belajar. Penggunaan teknologi seringkali
disalahgunakan ketika guru dan siswa memiliki akses yang
memadai, mereka tidak selalu menggunakan teknologi untuk
tujuan pengajaran di era pandemi atau di era yang akan
datang. Masalah yang menghambat penggunaan teknologi di
sekolah adalah etika sosial dan moral, dan secara teknis pengaturan
adalah akses yang tidak adil ke teknologi untuk semua siswa
dibanding dengan akses pengelola dan guru. Kondisi umumnya
adalah guru dan pengelola boleh menggunakan internet disekolah
sedang siswa tidak diperkenankan. Kondisi ini berimplikasi
beberapa guru menghindari kegiatan pembelajaran menggunakan
internet dan mengharuskan siswa untuk menggunakan teknologi
untuk melakukan tugas di rumah. Banyak sekolah juga
menemukan perlunya membatasi penggunaan berbagai teknologi
karena potensi konsekuensi negatif dan dilema etis,
menganggapnya sebagai keharusan moral untuk memantau
penggunaan Internet dan membatasi akses siswa ke teknologi ini.
82
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
83
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
84
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
Daftar Pustaka
Abulibdeh, E. S., & Hassan, S. S. S. (2011). E-learning
interactions, information technology self efficacy and
student achievement at the University of Sharjah,
UAE. Australasian Journal of Educational
Technology, 27(6).
Al Mamun, M. A., Lawrie, G., & Wright, T. (2020).
Instructional design of scaffolded online learning
modules for self-directed and inquiry-based learning
environments. Computers & Education, 144, 103695.
Bardach, L., & Klassen, R. M. (2020). Smart teachers,
successful students? A systematic review of the
literature on teachers’ cognitive abilities and teacher
effectiveness. Educational Research Review, 100312.
Barteit, S., Guzek, D., Jahn, A., Bärnighausen, T., Jorge, M.
M., & Neuhann, F. (2020). Evaluation of e-learning
for medical education in low-and middle-income
countries: A systematic review. Computers &
Education, 145, 103726.
Blau, I., Shamir-Inbal, T., & Avdiel, O. (2020). How does the
pedagogical design of a technology-enhanced
collaborative academic course promote digital
literacies, self-regulation, and perceived learning of
students? The Internet and Higher Education, 45,
100722.
Castéra, J., Marre, C. C., Yok, M. C. K., Sherab, K.,
Impedovo, M. A., Sarapuu, T., Pedregosa, A. D.,
Malik, S. K., & Armand, H. (2020). Self-reported
TPACK of teacher educators across six countries in
Asia and Europe. Education and Information
Technologies, 1–17.
Davies, R. S., & West, R. E. (2014). Technology integration
in schools. In Handbook of research on educational
communications and technology (pp. 841–853).
Springer.
85
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
86
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
87
Memfasilitasi Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Melalui Peningkatan Performa Guru
88
BAGIAN IV. MENDIRIKAN
KANTONG BELAJAR DINDING
SEKOLAH SEBAGAI
KORESPONDENSI BELAJAR
DI ERA PANDEMI
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
Henry Praherdhiono
henry.praherdhiono.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Henny Indreswari
henny.indreswari.fip@um.ac.id
Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri
Malang
90
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
Abstrak
Sekolah Dasar merasakan dampak akibat pandemi COVID-19.
Letak geografis Sekolah Dasar tersebar hingga ke desa. Beberapa
desa mengalami permasalahan jaringan internet sehingga
berdampak pada kegiatan pembelajaran serta perekonomian.
Keputusan masyarakat dan birokrat pendidikan, diperlukan untuk
segera mengatasi permasalahan pembelajaran. Kantong Belajar
yang di tempelkan di dinding sekolah merupakan solusi di Sekolah
Dasar di desa yang tidak memiliki jaringan internet. Kantong
Belajar merupakan sistem korespondensi lokal untuk meletakkan
tugas dan hasil tugas. Kantong belajar merupakan media yang
menjembatani guru, siswa, dan orang tua dan membutuhkan
gotong royong bersama.
91
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
Pendahuluan
Darurat merupakan kondisi yang wajar apabila belum
terantisipasi. Kejadian pandemi COVID-19 merupakan kejadian
yang baru dan sebuah drama bencana yang tidak terlihat oleh mata.
Banyak hal yang dapat kita ambil dari kejadian bencana pandemi,
salah satunya adalah pembelajaran online untuk kondisi Indonesia
dengan beragam. Kedaruratan mungkin masih dapat dipecahkan
untuk daerah yang memiliki jaringan internet atau masih
terjangkau oleh provider tertentu. Namun kedaruratan
pembelajaran sangat terasa pada daerah-daerah yang belum
memiliki akses internet. Dari data (Kominfo: 24.000 Desa Belum
Tersentuh Layanan Internet, n.d.) menunjukkan bahwa Indonesia
masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pada saat
pelaksanaan darurat pembelajaran.
Sekolah Dasar merupakan sekolah yang paling terdampak
dalam pandemi COVID-19. Sekolah Dasar belum memiliki
persiapan dan antisipasi terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan tanpa harus tatapmuka. Dampak utama adalah dampak
secara psikologis, karena harus berada di rumah dalam waktu yang
lama (Wang et al., 2020). Beberapa hal penting selain aspek
psikologis yang harus dipikirkan, adalah persiapan pembelajaran
yang memerlukan perhatian para penentu kebijakan. Siswa Sekolah
Dasar di Indonesia umumnya belum dipersiapkan belajar secara
mandiri. Di era pandemi COVID-19 model pembelajaran yang
sesuai adalah pembelajaran secara mandiri (Xie & Yang, 2020).
Kondisi-kondisi tersebut memaksa adanya perlakukan khusus
kepada Sekolah Dasar di desa-desa yang terdampak COVID-19.
92
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
93
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
94
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
95
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
96
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
97
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
98
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
99
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
100
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
101
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
102
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
Kesimpulan
Pengembangan kantong belajar merupakan ide dalam
menangani kondisi darurat, dan dengan berbagai inovasi dapat
dilakukan dalam kegiatan belajar pada kondisi normal untuk tujuan
tertentu dalam pembelajaran. Keberadaan Sekolah Dasar yang
terletak di desa yang belum terjamah jaringan internet merupakan
keinginan untuk membantu bapak ibu guru yang merasa tidak
berdaya di tengah pandemi. Semangat bapak dan ibu guru
merupakan kecerdasan humanis kapabilitas profesi yang harus
mendapatkan apresiasi dan penguatan. Pemberdayaan guru melalui
penguatan pengelolaan inovasi akan membangun guru lebih
tanggap dan humanis dalam menyikapi pandemi.
103
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
Daftar Pustaka
Anderson, R. M., Heesterbeek, H., Klinkenberg, D., &
Hollingsworth, T. D. (2020). How will country-based
mitigation measures influence the course of the
COVID-19 epidemic? The Lancet, 395(10228), 931–
934.
Anzalone, S. (1995). The case for multichannel learning.
Multichannel Learning: Connecting All to Education,
1–12.
Baden, T., Chagas, A. M., Molloy, J., & Godino, L. P.
(2020). Leveraging Open Hardware to alleviate the
burden of COVID-19 on global health systems.
Fernandes, N. (2020). Economic effects of coronavirus
outbreak (COVID-19) on the world economy.
Available at SSRN 3557504.
France, M. H., Cadieax, J., & Allen, G. E. (1995). Letter
therapy: A model for enhancing counseling
intervention. Journal of Counseling & Development,
73(3), 317–318.
Gerber, D. A. (2008). Authors of their lives: The personal
correspondence of British immigrants to North
America in the nineteenth century. NYU Press.
Ienca, M., & Vayena, E. (2020). On the responsible use of
digital data totackle the COVID-19 pandemic. Nature
Medicine, 1–2.
Jain, R., & Singh, A. K. (2020). Technological Approaches
for E-Content Development and Deployment: A
Qualitative Analysis From Experts’ Perspective.
International Journal of Information and
Communication Technology Education (IJICTE),
16(3), 92–112.
KewalRamani, A., Zhang, J., Wang, X., Rathbun, A.,
Corcoran, L., Diliberti, M., & Zhang, J. (2018).
Student Access to Digital Learning Resources outside
of the Classroom. NCES 2017-098. National Center
for Education Statistics.
104
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
105
Mendirikan Kantong Belajar Dinding Sekolah Sebagai Korespondesi Belajar Diera Pandemi
106
BAGIAN V.
MENGKONSTRUKSI KAMPUS
MOBILE
Mengkonstruksi Kampus Mobile
Henry Praherdhiono
henry.praherdhiono.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Yulias Prihatmoko
yulias.prihatmoko.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Nunung Nindigraha
n.nindigraha@gmail.com
Teknologi Pembelajaran, Universitas Negeri Malang
108
Mengkonstruksi Kampus Mobile
Abstrak
Pembelajaran berbasis komputasi pada jurusan Teknologi
Pendidikan menghadapi tantangan yang menarik dalam
menyediakan kurikulum, pedagogi, learning object hingga sumber
belajar. Teknologi dikembangkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan kekinian 1) mahasiswa sebagai calon teknolog,
pengembang, analis dll, 2) pengusaha, dan 3) secara umum
masyarakat. Pembelajaran berbasis sistem mobile harus
meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa, dan oleh karena itu
teknologi tidak boleh dianggap terpisah tanpa memikirkan
landasan pedagogi yang sesuai untuk mengkontruksi kognitif,
afektif dan psikomotorik.
109
Mengkonstruksi Kampus Mobile
Pendahuluan
Banyak kampus telah memulai mengintegrasikan teknologi
pembejarannya dengan tablet. Beberapa sekolah telah
menyediakan tablet dengan sistem operasi Android atau tablet
dengan sistem operasi lainnya (Reychav, Warkentin, & Ndicu,
2016). Kondisi kelas dengan perbandingan 1 tablet :1 mahasiswa
merupakan cita-cita yang sebenarnya telah terlaksana (Bergström,
Häll, Kuuskorpi, & Jahnke, 2016). Beberapa hal justru menjadi
ironis, ketika seorang dosen menggunakan komputer untuk
membuat komponen pelajaran yang kurang maksimal. Penggunaan
pada umumnya masih merupakan langkah ke arah pembelajaran
sesuai kebiasaan dosen hanya saja dimediasi teknologi.
Pengembangan media pembelajaran masih pada hal-hal tradisional
seperti kuis, tes, dan lembar kerja. Penggunaan tablet akhirnya
kurang mewakili perubahan substantif pembelajaran dari hari-hari.
Seperti ketika dosen menjalankan komponen komputer seperti
mesin ketik. Di sisi lain, jika dosen melibatkan mahasiswa dalam
menggunakan komputer, sesungguhnya memiliki potensi
pembelajaran yang aktif akan meningkat (Agudo-Peregrina,
Iglesias-Pradas, Conde-González, & Hernández-García, 2014).
Faktanya adalah bahwa dosen cenderung masih belajar lebih
banyak atau lebih dari mahasiswa mereka untuk penggunaan tablet.
110
Mengkonstruksi Kampus Mobile
Kekuatan potensial
untuk mengubah
pengajaran dan
pembelajaran lebih
mungkin direalisasikan
jika tablet mahasiswa
selaras dengan tablet untuk
dosen. Semakin banyak
perkuliahan menggunakan
teknologi mobile saat ini
(Al-Okaily, 2015;
Edwards, 2016; Han & Shin, 2016). Sering menjadi perdebatan
dikarenakan biaya yang relatif tinggi dan beberapa kebijakan harus
dibuat sebagai akibat penggunaan tablet masih perlu dicatat
sebagai hal yang relatif. Berapa jumlah mahasiswa dan dosen yang
telah menggunakan perangkat mobile dan tablet? Atau mungkin
masih ada keraguan karena hasil belajar mahasiswa meningkat
setelah menggunakan perangkat mobile.
Berbagai penelitian telah dilakukan sebelum perangkat
mobile hadir untuk pembelajaran. Penggunaan teknologi
bersamaan dengan evolusi kurikulum, ada juga keragaman yang
lebih besar dalam pedagogi yang yang bersal dari kebiasaan
penggunaan teknologi komputasi (Cigdem & Topcu, 2015).
Prevalensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
menghasilkan serapan luas peluang berbasis web (Bogdanov,
Ullrich, Isaksson, Palmer, & Gillet, 2012), mobile kampus (Al
Okaily, 2015), pembelajaran jarak jauh (Bertin, 2010) dan e
learning (Iqbal, 2015). Penyelesaian pembelajaran berbasis
111
Mengkonstruksi Kampus Mobile
112
Mengkonstruksi Kampus Mobile
113
Mengkonstruksi Kampus Mobile
114
Mengkonstruksi Kampus Mobile
115
Mengkonstruksi Kampus Mobile
116
Mengkonstruksi Kampus Mobile
117
Mengkonstruksi Kampus Mobile
https://www.appypie.com/
118
Mengkonstruksi Kampus Mobile
119
Mengkonstruksi Kampus Mobile
Apps Geyser
https://www.Apps Geyser.com/
120
Mengkonstruksi Kampus Mobile
121
Mengkonstruksi Kampus Mobile
http://www.Apps Geyser.com/free_resources/
122
Mengkonstruksi Kampus Mobile
123
Mengkonstruksi Kampus Mobile
124
Mengkonstruksi Kampus Mobile
125
Mengkonstruksi Kampus Mobile
126
Mengkonstruksi Kampus Mobile
Kesimpulan
Pembelajaran berbasis sistem mobile merupakan
perubahan paradigma dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis
sistem mobile tidak harus selalu identik dengan logika matematika
dan pemrograman. Benang merah dari pembelajaran dalam
teknologi pendidikan merupakan pedagogi. Sehingga perlu
dilakukan perubahan cara berpikir dan memaknai learning object
hingga mudah diterima mahasiswa sebagai pebelajar. Pembelajaran
berbasis komputasi pada jurusan Teknologi Pendidikan merupakan
unsur kurikulum, pedagogi, learning object hingga sumber belajar.
Konten teknologi yang dikembangkan pada pembelajaran adalah
untuk menyuplai kebutuhan kekinian atau kemutakhiran atas
pemacahan masalah. Mahasiswa sebagai calon teknolog,
pengembang, analis dll baik secara akademis harus dikuatkan baik
secara teori maupun kemampuan untuk praktik. Agar mahasiswa
memiliki sikap untuk tetap optimis dalam menghadapi dan
memecahkan masalah yang dihadapi. Sebagai konteks wirausaha
pengguna jasa mahasiswa saat ini adalah pengusaha, baik pada
jajaran pemerintahan (misal BUMN) dan swasta. Secara umum
pengguna mahasiswa adalah masyarakat. Pembelajaran berbasis
sistem mobile harus meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa,
dan oleh karena itu teknologi tidak boleh dianggap terpisah tanpa
memikirkan landasan pedagogi yang sesuai untuk mengkontruksi
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Teknologi yang perlu dipilih diarahkan pada multiplatform
builder dan freeware. Biaya bukan merupakan kendala dalam
pembelajaran, namun hak cipta adalah item yang perlu digaris
127
Mengkonstruksi Kampus Mobile
128
Mengkonstruksi Kampus Mobile
Daftar Pustaka
Agudo-Peregrina, Á. F., Iglesias-Pradas, S., Conde-González,
M. Á., & Hernández-García, Á. (2014). Can we
predict success from log data in VLEs? Classification
of interactions for learning analytics and their relation
with performance in VLE-supported F2F and online
learning. Computers in Human Behavior, 31, 542–
550.
Al-Okaily, R. (2015). Mobile learning and BYOD:
implementations in an intensive English program.
International Handbook of E-Learning Volume 2:
Implementation and Case Studies, 2, 311.
Annamalai, N., Tan, K. E., & Abdullah, A. (2016). Teaching
Presence in an Online Collaborative Learning
Environment via Facebook. Pertanika Journal of
Social Sciences & Humanities, 24(1).
Antonoff, M. B., Verrier, E. D., Allen, M. S., Aloia, L.,
Baker, C., Fann, J. I., … Vaporciyan, A. A. (2016).
Impact of Moodle-Based Online Curriculum on
Thoracic Surgery In-Training Examination Scores.
The Annals of Thoracic Surgery, 102(4), 1381–1386.
https://doi.org/10.1016/j.athoracsur.2016.03.100
Appy Pie Help Center, Appy Pie Support, Appy Pie
Frequently Asked Questions. (n.d.). Retrieved July 4,
2017, from http://snappy.appypie.com/support
Bergström, P., Häll, L., Kuuskorpi, M., & Jahnke, I. (2016).
Teacher’s Didactical Design in Finnish 1: 1 Tablet
Classrooms: Perspectives on Content and Meaning. In
The European Conference on Educational Research.
Bertin, J.-C. (2010). Second Language Distance Learning
and Teaching: Theoretical Perspectives and Didactic
Ergonomics: Theoretical Perspectives and Didactic
Ergonomics. IGI Global.
Birt, J., & Cowling, M. A. (2016). Mixed reality in higher
education: Pedagogy before technology.
129
Mengkonstruksi Kampus Mobile
Bogdanov, E., Ullrich, C., Isaksson, E., Palmer, M., & Gillet,
D. (2012). From LMS to PLE: A Step Forward
through OpenSocial Apps in Moodle. In Advances in
Web-Based Learning - ICWL 2012 (pp. 69–78).
Springer, Berlin, Heidelberg.
https://doi.org/10.1007/978-3-642-33642-3_8
Broadbent, J., & Poon, W. L. (2015). Self-regulated learning
strategies & academic achievement in online higher
education learning environments: A systematic
review. The Internet and Higher Education, 27, 1–13.
Christoforides, M., Spanoudis, G., & Demetriou, A. (2016).
Coping with logical fallacies: A developmental
training program for learning to reason. Child
Development, 87(6), 1856–1876.
Cigdem, H., & Topcu, A. (2015). Predictors of instructors’
behavioral intention to use learning management
system: A Turkish vocational college example.
Computers in Human Behavior, 52, 22–28.
De Smet, C., Schellens, T., De Wever, B., Brandt-Pomares,
P., & Valcke, M. (2016). The design and
implementation of learning paths in a learning
management system. Interactive Learning
Environments, 24(6), 1076–1096.
https://doi.org/10.1080/10494820.2014.951059
De-Marcos, L., Domínguez, A., Saenz-de-Navarrete, J., &
Pagés, C. (2014). An empirical study comparing
gamification and social networking on e-learning.
Computers & Education, 75,82–91.
Devlin, B., Roeder, K., & Wasserman, L. (2003). Analysis of
multilocus models of association. Genetic
Epidemiology, 25(1), 36–47.
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2006). The systematic
design of instruction. JSTOR.
Edwards, R. (2016). Collaborative use of an e-portfolio: How
students managed the process. There and Back:
Charting Flexible Pathways in Open, Mobile and
Distance Education, 35.
130
Mengkonstruksi Kampus Mobile
131
Mengkonstruksi Kampus Mobile
132
BAGIAN VI. PEMBELAJARAN
PERSONAL SEBAGAI
LAYANAN KEBUTUHAN
KHUSUS
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
Henry Praherdhiono
henry.praherdhiono.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Nunung Nindigraha
n.nindigraha@gmail.com
Teknologi Pembelajaran, Universitas Negeri Malang
Yulias Prihatmoko
yulias.prihatmoko.fip@um.ac.id
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
134
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
Abstrak
135
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
Pendahuluan
Kesadaran bermasyarakat menjadi kunci untuk dapat
berdampingan dengan individu yang memiliki kebutuhan khusus.
Kesadaran mengapa diantara masyarakat memiliki berbagai
kebutuhan yang unik adalah perlunya saling membantu
memfasilitasi kubutuhan khusus pada pendengaran, kognitif, fisik,
ucapan, dan visual (Istenic Starcic & Bagon, 2014). Karena secara
religius bahwa individu tercipta dan selama proses kehidupan akan
mengalami keunikan masing-masing. Sebagai ilustrasinya adalah
beberapa masyarakat memiliki kebutuhan khusus sejak lahir atau
timbul karena permasalahan penyakit atau mungkin musibah
kecelakaan. Kondisi yang tidak dapat dielakkan adalah munculnya
kebutuhan secara khusus seiring bertambahnya usia. Pandemi
covid 19 mengenai seluruh umat manusia dengan resiko yang
berbeda-beda.
Kondisi kebutuhan secara khusus setiap individu
membutuhkan fasilitas pembelajaran yang berbeda-beda. Individu
yang unik memiliki beragam kemampuan, keterampilan, alat,
preferensi, dan harapan yang dapat memengaruhi cara mereka
menggunakan perangkat pembelajaran (Praherdhiono, 2014).
Misalnya, pertimbangkan aspek-aspek berikut:
136
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
137
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
138
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
139
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
140
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
141
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
142
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
143
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
144
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
145
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
146
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
147
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
148
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
149
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
150
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
151
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
152
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
Kesimpulan
Terminologi teknologi pendidikan, peranan human sebagai
individu yang berperan sebagai pengatur kenyamanan belajar
merupakan kunci pemanfaatan teknologi sebagai media
pembelajaran. Human melakukan analisis, pemilihan dan
pengelolaan sumber belajar dan mengolahnya menjadi lingkungan
belajar yang nyaman. Teknologi adaptif dan asistif hadir dalam
rangka memperjelas setiap individu dalam berinterkasi dengan
perangkat.
Terminologi perangkat hadir dengan aksesibilitas,
usabilitas, disabilitas hingga inklusi memberikan wujud dukungan
terhadap setiap individu. Perangkat selalu hadir untuk memberikan
dukungan pada setiap individu untuk beraktifitas sesuai dengan
kebutuhan. Terminologi perangkat dimunculkan sebagai wujud
pilihan layanan kepada setiap individu.
153
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
Daftar Pustaka
Anderson, R. M., Heesterbeek, H., Klinkenberg, D., &
Hollingsworth, T. D. (2020). How will country-based
mitigation measures influence the course of the
COVID-19 epidemic? The Lancet, 395(10228), 931–
934.
Baden, T., Chagas, A. M., Molloy, J., & Godino, L. P.
(2020). Leveraging Open Hardware to alleviate the
burden of COVID-19 on global health systems.
Chromebook accessibility tools for distance learning. (2020,
April 2). Google. https://blog.google/outreach
initiatives/education/chromebook-accessibility
covid19/
Edyburn, D. L. (2000). Assistive technology and mild
disabilities. Mental Retardation, 612, 10–16.
Eriksson, L., & Granlund, M. (2004). Perceived participation.
A comparison of students with disabilities and
students without disabilities. Scandinavian Journal of
Disability Research, 6(3), 206–224.
https://plus.google.com/+UNESCO. (2020, March 4).
COVID-19 Educational Disruption and Response.
UNESCO.
Istenic https://en.unesco.org/covid19/educationresponse
Starcic, A., & Bagon, S. (2014). ICT‐supported
154
Pembelajaran Personal Sebagai Layanan Kebutuhan Khusus
155
Henry Praherdhiono
Yulias Prihatmoko
Nunung Nindigraha
Yerry Soepriyanto
Henny Indreswari
& www.seribuBintang.co.id
G) infogseribuBintang.co.id
The Learning
University 9
| | |||
786237 000242
f fb.com/cv.seribu.bintang