Anda di halaman 1dari 8

Mitigasi dan Adaptasi

Cara dalam mengurangi dampak perubahan iklim adalah dengan mitigasi dan
adaptasi. Mitigasi adalah menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke
atmosfer, sedangkan adaptasi adalah penyesuaian terhadap meningkatnya dampak
perubahan iklim.
Perubahan iklim terjadi akibat kesalahan semua sektor di muka bumi. Diantaranya
sektor pertanian, kehutanan dan lahan gambut, energi dan transportasi, industri dan
pengelolaan limbah. Yang dapat dilakukan agar sektor-sektor tersebut tidak semakin
menyebabkan perubahan iklim adalah dengan membuat peraturan-peraturan dalam skala
nasional, karena masalah perubahan iklim tidak hanya dirasakan oleh beberapa daerah
saja, melainkan dirasakan oleh seluruh daerah di Indonesia. Bahkan dirasakan diseluruh
dunia.
Mitigasi yang dapat dilakukan sehari-hari seperti:
 pengelolaan sampah
 Bike to work
 Mengurangi penggunaan plastik
 Menggunakan AC yang non CFC
 Hemat energi dan lain sebagainya
 Pengendalian banjir, longsor atau kekeringan
 Pengendalian penyakit terkait iklim
 Budidaya pertanian rendah emisi GRK
 Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
 Penggunaan energi baru dan terbarukan
 Pengembangkan ternak yang adaptif terhadap lingkungan yang lebih ekstrim
(kekeringan, suhu tinggi, genangan).

Adaptasi yang dapat dilakukan misalnya:


 Membuat perlindungan yaitu dengan menanam tanaman penghadang seperti pohon
mangrove di pesisir pantai
 Dengan bermukim jauh dari pantai
 melakukan penghijauan
 menjaga daerah resapan
 Mulai dipikirkan dan ditetapkan sumber energi pengganti bahan bakar fosil.
 Mengurangi emisi methan dengan mencegah timbulnya kebakaran di musim
kemarau
 Pengelolaan TPA maupun pembenahan rawa-rawa.
 Menerapkan pengelolaan sumber air yang lebih terpadu dengan cara melestarikan
ekosistem disertai perbaikan waduk-waduk penampung air dan parasarana penunjang
lainnya.

1. Di Indonesia sendiri,
pelaksanaan upa-
2. ya mitigasi dan adaptasi
dampak perubahan
3. iklim perlu dilakukan
secara integral an-
4. tar semua sektor. Dalam
bidang kehutanan
5. semisal, menurut data State
of the World’s
6. Forests 2007 yang
dikeluarkan the United
7. Nations Food &
Agriculture Organizations
8. (FAO), angka deforestasi
Indonesia 2000-
9. 2005 1,8 juta
hektar/tahun, dengan laju
30

de-
10. forestasi 2 % per tahun.31
11. Penyebabnya
ketidakmampuan aparat
12. penegak hukum untuk
mengegakkan aturan
13. untuk menghentikan aksi-
aksi destructive
14. logging. Padahal segala
dampak nyata aki-
15. bat kerusakan hutan telah
dirasakan, banjir,
16. kekeringan, erosi, longsor,
sedimentasi dan
17. sebagainya. Sebagai salah
satu dari 44 ne-
18. gara yang secara kolektif
memiliki 90 persen
19. hutan di dunia, Indonesia
meraih tingkat laju
20. penghancuran tercepat
antara 2000 – 2005,
21. yakni dengan tingkat 1,871
juta hektar atau
22. sebesar 2 persen setiap
tahun
23. Di Indonesia sendiri,
pelaksanaan upa-
24. ya mitigasi dan adaptasi
dampak perubahan
25. iklim perlu dilakukan
secara integral an-
26. tar semua sektor. Dalam
bidang kehutanan
27. semisal, menurut data State
of the World’s
28. Forests 2007 yang
dikeluarkan the United
29. Nations Food &
Agriculture Organizations
30. (FAO), angka deforestasi
Indonesia 2000-
31. 2005 1,8 juta
hektar/tahun,30 dengan laju
de-
32. forestasi 2 % per tahun.31
33. Penyebabnya
ketidakmampuan aparat
34. penegak hukum untuk
mengegakkan aturan
35. untuk menghentikan aksi-
aksi destructive
36. logging. Padahal segala
dampak nyata aki-
37. bat kerusakan hutan telah
dirasakan, banjir,
38. kekeringan, erosi, longsor,
sedimentasi dan
39. sebagainya. Sebagai salah
satu dari 44 ne-
40. gara yang secara kolektif
memiliki 90 persen
41. hutan di dunia, Indonesia
meraih tingkat laju
42. penghancuran tercepat
antara 2000 – 2005,
43. yakni dengan tingkat 1,871
juta hektar atau
44.

Anda mungkin juga menyukai