Anda di halaman 1dari 5

Definisi aspek aspek tujuan dan fungsi refleksi dan konfrontasi

Di Susun Oleh:
 
 
Nama : Faiza Umaiya (20101411001)
Siti Iklima :(20101411002)
Mata Kuliah : Perkembangan peibadi konselor
Dosen Pembimbing : Muqarramah Fitri, M.Pd
 

FAKULTAS KEGIRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JABAL GHAFUR
GLEE GAPUI-SIGLI
2022

KATA PENGANTAR
 Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dari-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas semester 6 mata kuliah Ilmu
Kealaman Dasar.Makalah ini disusun agar penulis dan pembaca dapat lebih mengetahui
tentang bagaimana sistem tata surya di alam semesta ini.Semoga dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan bagi penyusun dan para pembaca terutama. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati
akan menerima segala bentuk kritikan yang bersifat membangun dan saran-saran yang
akhirnya dapat memberikan manfaat bagi makalah ini.
terimakasih.

  Penulis

DAFTAR ISI
 
 
 
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
 
BAB II PEMBAHASAN
A.keterampilan refleksi
B.fungsi refleksi dan konfrontasi
C.tujuan refleksi

BAB l
Pendahuluan
A.latar belakang
Buku referensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung makna buku acuan atau
sumber acuan. Definisi buku referensi (Trimo, 1997) adalah suatu buku atau sejumlah publikasi
kepada siapa orang berkonsultasi untuk mencari fakta-fakta atau informasi tentang latar
belakang suatu objek, orang, dan atau peristiwa secara cepat dan mudah.
Buku sumber ini bukan untuk dibaca secara menyeluruh, seperti kamus, handbook,
ensiklopedi, direktori, guidebook, almanak, peta, buku biografi, buku indeks, dan abstrak,
publikasi penelitian, dan publikasi pemerintahan.
Pada intinya buku teks yang mengandung informasi yang dibatasi oleh tujuan-tujuan yang
ingin dicapainya dan biasanya ditulis komprehensif dilengkapi dengan indeks-indeks alfabetis
sehingga orang mudah dan cepat mecari data yang dibutuhkannya.
Maka, koleksi ini diperuntukkan dibaca ditempat, selain hal tersebut diatas, faktor lain adalah
karena koleksi ini seringkali tidak mudah didapatkan atau dalam jumlah terbatas.
Buku referensi yang karena fungsi dan sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu tersedia
di perpustakaan sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada setiap saat.
Sedangkan dilihat dari jenisnya, buku referensi dapat terbagi menurut sifat informasinya,
media penyajiannya, dan isi informasinya. Namun pada kenyataannya, ketersediaan buku
referensi tidak terpenuhi sepenuhnya jika dilihat dari jenis buku referensi yang seharusnya
tersedia di perpustakaan.
Sesuai dengan UU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 , perpustakaan adalah institusi
pengelola koleksi karya tulis karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem
yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi
para pemustaka. Semestinya perpustakaan menjadi tempat sumber informasi dan rekreasi
sehingga dapat dinikmati oleh banyak mahasiswa.

Rumusan Masalah Penelitian


Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka masalah tersebut dirumuskan dengan
mengetahui :
1. Bagaimana persepsi mahasiswa tentang ketersediaan buku referensi
2. Bagaimana minat mahasiswa menunjang perkuliahan?
3. Seberapa besar kontribusi dari persepsi mahasiswa tentang ketersediaan buku referensi.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini tergantung dari masalah penelitian yang timbul dari kondisi yang ada pada
objek penelitian tersebut. Tujuan dapat mengarahkan suatu penelitian untuk mencapai target
atau sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

BAB ll
Pembahasan
A.KETERAMPILAN REFLEKSI
Refleksi adalah keterampilan konselor untuk memantulkan kembali tentang perasaan, pikiran
dan isi sebagai hasil pengamatan konselor terhadap perilaku verbal dan nonverbal.
• Bentukrefleksi:
– Refleksi of thinking – Refleksi of feeling

• Reflection of thinking/content
Ungkapan kembali pikiran, ide dan gagasan yang
secara eksplisit dan jelas diungkapkan konseli
• Contoh :
– Konseli : ibuku sudah tidak menyayangiku lagi – Konselor : Kamu pikir ibumu sudah tidak
menyayangimu lagi (restatement)
– Konselor : Kamu pikir ibumu sudah tidak mencintaimu lagi (paraphrasing)

Reflection of feeling
Memantulkan kembali perasaan konselli yang
Memantulkan kembali perasaan konselli yang
diungkapkan secara eksplisit dan jelas • Contoh:
– Konseli : Aku benci sama ibu
– Konselor : Jadi kamu membenci ibumu
(restatement)
– Konselor : Jadi kamu sangat marah pada ibumu (paraphrasing)

KETR. KONFRONTASI
• Keterampilan konfrontasi adalah keterampilan yang digunakan untuk menunjukkan adanya
sesuatu yang tidak konsisten pada apa yang telah diungkapkannya.

• Ketidakkonsistenan tersebut dapat terjadi antara :


– Apa yang diungkapkan dengan bahasa tubuh konseli,
– Apa yang diungkapkan di awal dengan ungkapan berikutnya, dan
– ungkapan verbal dengan perilaku nyata.

• Kalimat yang dapat digunakan


– Tadi Anda mengatakan tidak ada masalah, tetapi wajah Anda tampak cemberut. Bagaimana
Anda bisa menjelaskan hal ini?

– Di awal, Anda mengatakan bahwa Anda sangat menyayanginya, tetapi Anda mengatakan tidak
mau bertemu dengannya lagi. Bisakah Anda menjelaskan hal ini?

KETERAMPILAN MERANGKUM
• Keterampilanmerangkummerupakan keterampilan untuk mengungkapkan kembali pokok-pokok
pikiran dan perasaan yang diungkapkan konseli selama proses konseling.

• Konselormenyusunpokok-pokokpikiran yang diungkapkan konseli sebelumnya “berserakan’


menjadi sebuah susunan pokok pikiran yang dinamis.

• Keterampilan ini bertujuan untuk membantu konseli fokus pada masalah yang sedang dihadapi
serta menumbuhkan kesadaran konseli untuk memandang masalah dari sudut pandang yang
berbeda.

• Keterampilan ini sangat membutuhkan keterampilan mendengarkan aktif.

B.Fungsi konfrontasi
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik konfrontasi merupakan
keterampilan konselor membantu konseli untuk menyadari adanya kesenjangan antara kata dan
perbuatan atau bahasa badan, pikiran, tindakan dan perasaan konseli sehingga konseli dapat
merubah perilakunya menjadi terarah dan menjalani.

C.Tujuan
C.Tujuan
Konseling membantu individu untuk mengahapus / menghilangkan tingkah laku maladaptif
(masalah) menjadi tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.

Konfrontasi digunakan hanya melalui kata-kata yang merupakan penyimpulan dari perkataan
klien dan atau perbuatan klien. Dengan kata lain,konfrontasi tidak boleh berisikkan tuduhan,
penilaian, atau pemecahan masalah.

Manfaat dari melakukan konfrontasi :


1) untuk membantu klien menyadari dan menghadapi berbagai pikiran, perasaan, dan kenyataan
yang terjadi pada dirinya, yang ingin disembunyikan,

2) membantu klien untuk mencapai kesusaian (coungruency), yaitu suatu keadaan dimana kata-
kata klien sesuai dengan tingkah lakunya.

Fonemena yang terjadi pada mahasiswa dalam melakukan keterampilan konfrontasi masih
dikatakan rendah. Ada beberapa faktor yang memungkinkan hal itu terjadi,diantaranya
mahasiswa kurang memahami isi percakapan konseli sehingga konselor sulit menyanggah
perkataan konseli.
Begitu juga dengan keadaan dilapangan guru-guru Bimbingan Konseling disekolah masih
banyak yang kurang menguasai keterampilan konfrontasi sehingga dalam proses konseling hanya
berjalan begitu saja tanpa adanya keterampilan-keterampilan yang dilakukannya.

Anda mungkin juga menyukai