A. Pendahuluan
Suhu rendah di atas suhu pembekuan dan dibawah 15 oC efektif dalam mengurangi laju
metabolisme. Suhu seperti ini diketahui sangat berguna untuk pengawetan jangka pendek. Seperti
diketahui setiap penurunan suhu 8 oC laju metabolisme berkurang setengahnya. Berdasarkan derajat
pelepasannya, pengolahan dengan suhu rendah dibedakan menjadi 2 jenis yaitu pendinginan dan
pembekuan.
Pendinginan dilakukan dengan alat pendingin seperti chiller atau refrigerator. Sedangkan untuk
pembekuan digunakan freezer. Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan
beku. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu -12 oC sampai -24oC. Pembekuan cepat
(quick freezing) dilakukan pada suhu -24oC sampai -40oC. Pembekuan cepat ini dapat terjadi dalam
waktu kurang dari 30 menit. Sedagkan pembekuan lambat biasanya berlangsung selama 30 – 72
jam. Pembekuan tidak dapat memperbaiki mutu bajan pangan, tetapi hanya dapat mengawetkan
mutu asli dari bahan pangan tersebut.
B. Pengolahan Pangan dengan Suhu Rendah (Es Krim Berbagai Rasa)
Es krim adalah produk olahan susu yang dibuat melalui proses pembekuan dan agitasi dengan
prinsip membentuk rongga udara pada campuran bahan es krim (Ice Cream Mix/ICM) sehingga
dihasilkan pengembangan volume es krim. ICM pada es krim dapat dibuat dari campuran susu,
produk susu, bahan pemanis, bahan penstabil, pengemulsi, dan flavour. Kunci sukses membuat
es krim yang baik adalah ketepatan komposisi bahan-bahan yang digunakan dan proses
pengolahan yang benar.
Bahan utama pembuatan ICM adalah lemak susu (krim). Susu penuh (whole milk) juga dapat
digunakan untuk memberikan nilai gizi yang cukup tinggi pada es krim dan menghasilkan tekstur
yang lembut. Penambahan produk susu seperti skim dilakukan untuk meningkatkan kepadatan es
krim dan sebagai sumber protein.
Syarat Mutu Es Krim Menurut Standar Industri Indonesia
Kandungan Komposisi
Lemak Minimal 8%
Padatan bukan lemak Minimal 6-15%
Gula 12%
Overrun Untuk skala industri 70-80%, sedangkan
industri rumah tangga 35-50%
Bahan pemanis digunakan untuk memberikan cita rasa dan mempertahankan titik beku produk es
krim. Bahan pemanis yang ditambahkan tidak lebih dari 16%. Kuning telur (yolk) dapat
Es krim yang baik over run nya 100-120%. Berdasarkan besar over run es krim dapat
dibedakan menjadi:
- Es krim keras es krim yang mempunyai over run 90-100%
- Es krim lunak es krim yang mempunyai over run sekitar 50%
5. Pembekuan
Setelah adonan menjadi dingin maka dilanjutkan dengan pembekuan. Pembekuan dapat
dilakukan dengan alat pembuat es krim yang disebut “ice cream maker” tetapi bila tidak
ada maka cukup dimasukkan ke dalam freezer hingga membeku/mengeras tetapi
kristalnya akan kasar. Untuk mendapatkan Kristal yang halus pembekuan dilakukan
dengan cepat.
d) Diagram alir pembuatan es krim
Air susu
Buah-buahan/flavor Homogenisasi
Pendinginan 10oC
Pembekuan
Es Krim
BAB 6
c) Prosedur Pembuatan
1. Daging sapi dipotong menjadi tetelan daging. Lemak dan jaringan ikat dibuang dari
seluruh permukaannya, lalu potong-potong dengan ukuran 4 x 4 x 4 cm. Selanjutnya
dicuci dengan air bersih, sehingga bebas dari kotoran dan sisa darah
2. Daging yang telah dipersiapkan diatas ditimbang seberat 5 kg.
3. Rebus potongan-potongan daging tersebut dalam air mendidih selama 30-60 menit.
4. Setelah didinginkan, tumbuk daging yang telah direbus dengan cobek dan alu, lalu
pisahkan serat-seratnya dengan menggunakan garpu.
5. Timbang bumbu-bumbu yang diperlukan sebagai berikut : 25 g ketumbar, 125 g kemiri,
350 g gula merah, 150 g bawang merah, 50 g bawang putih, dan 200 g garam dapur.
6. Tumbuk bumbu-bumbu yang telah ditimbang tersebut satu persatu sampai halus, campur
dan aduk sampai semuanya tercampur secara homogen, lalu tumis dengan sedikit
minyak goreng dalam wajan.
7. Timbang daging kelapa seberat 3 kg, lalu parut dan peras santannya dengan
penambahan air panas secukupnya.
8. Masukkan santan yang dihasilkan ke dalam wajan, tambahkan ke dalamnya daging yang
telah disuwir-suwir (dipisahkan dalam bentuk serat-serat daging) dan bumbu-bumbu yang
telah dipersiapkan, aduk sampai merata, lalu panaskan di atas kompor sampai kering
dan tiriskan.
9. Panaskan sebanyak 0,5 kg minyak goreng dalam wajan di atas kompor dengan api yang
sedang besarnya, masukkan ke dalamnya daging yang telah dipersiapkan sedikit demi
sedikit dan goreng sampai kering berwarna coklat muda, lalu tiriskan dan dinginkan.
10. Kemas abon yang dihasilkan dalam kemasan kantong plastik atau kemasan lainnya.
d) Diagram alir pembuatan abon
Perebusan
Penumbukan daging
Penggorengan 1
Tiriskan
Penggorengan 2
Abon
d) Prosedur Pembuatan
1. Pemilihan/sortasi, dilakukan untuk memilih bahan baku bawang merah yang tidak terlalu
muda. Bawang merah terpilih ditempatkan pada rak-rak bertingkat/bersusun selama
kurang lebih satu hari.
2. Pengupasan kulit luar bawang merah dengan menggunakan pisau. Setelah bersih dari
kulit luarm kemudian bawang merah dicuci dengan air bersih.
Sortasi
Penggorengan
Bawang goreng
Pengemasan / Labeling
Cookies
a) Prinsip
d) Prosedur Pembuatan
1. Formula yang dapat digunakan dalam pembuatan cookies misalnya terdiri atas : terigu
100 gram, tepung gula 35 gram, telur 2 butir, baking powder 0,25 g dan lemak yang terdiri
atas campuran : shortening 20 g, margarin 15 g, dan minyak kelapa 15 g; atau campuran
shortening 15 g dan margarin 40 g. formula ini dikembangkan dengan selera dan
pertimbangan ekonomis.
2. Lemak, gula, susu skim, telur, dan garam dicampur dan dikocok selama 5 menit,
kemudian ditambahkan tepung terigu dan baking powder.
3. Pengadukan dilanjutkan sehingga terbentuk adonan yang rata
4. Selanjutnya dicetak dan dipanggang pada suhu 180oC selama 15-20 menit.
BAB 7
B. Pembahasan
Pada tabel hasil pengamatan jelly nanas menunjukkan bahwa produk memiliki pH 5 dan ⁰Brix
79. Kemudian juga diamati warna, kejernihan, aroma, konsistensi, dan daya oles. Menurut
Winarno (2004), warna pada produk pangan yang memiliki kandungan gula tinggi dapat
berubah menjadi cokelat saat dipanaskan dengan suhu tinggi. Perubahan warna cokelat ini
merupakan reaksi pencokelatan non enzimatis yang dikenal sebagai karamelisasi. Jelly nanas
menghasilkan aroma manis nanas. Konsistensi lengket pada jelly nanas disebabkan karena jelly
nanas mengalami proses karamelisasi sehingga secara otomatis lama kelamaan jelly menjadi
semakin lengket. Produk jelly nanas pada praktikum ini memiliki daya oles yang baik sehingga
cukup mudah dioles walaupun agak lengket.
Penambahan gula pada pembuatan jelly memiliki fungsi untuk memberikan rasa manis,
membantu untuk membentuk gel yang mengental dan sebagai pengawet. Gula berperan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menurunkan aktivitas air pada bahan
pangan. Selain gula ditambahkan pula asam sitrat yang berfungsi sebagai pemberi rasa asam,
memperbaiki flavor, memodifikasi manisnya gula, dan juga berperan sebagai pengawet.
B. Pembahasan
Warna selai nanas yang baik biasanya adalah kuning keemasan terang atau kuning
kehijauan terang, tergantung pada jenis nanas yang digunakan dan metode pembuatan
selai. Selai nanas yang baik harus memiliki warna yang cerah dan tidak terlalu gelap atau
pudar. Namun, perlu diingat bahwa warna tidak sepenuhnya menentukan kualitas selai
nanas. Selain warna, tekstur, rasa, aroma, dan kesegarannya juga penting untuk
menentukan kualitas selai nanas.
Texture selai nanas yang baik seharusnya halus dan tidak berserat. Untuk mencapai
tekstur yang halus, nanas yang digunakan sebaiknya dipotong kecilkecil dan dihaluskan
dengan baik selama proses pembuatan selai. Jika selai nanas terasa berserat, itu bisa
menunjukkan bahwa nanas yang digunakan tidak dipotong atau dihaluskan dengan baik.
Namun, beberapa orang mungkin lebih menyukai tekstur selai yang sedikit berserat
karena memberikan sensasi yang berbeda dalam mulut. Jadi, sebenarnya itu tergantung
pada selera pribadi masing-masing. Namun secara umum, tekstur selai nanas yang baik
adalah yang halus dan tidak berserat.
Rasa selai nanas yang baik dapat bervariasi tergantung pada preferensi individu. Namun
secara umum, selai nanas yang baik seharusnya memiliki rasa yang seimbang antara
manis dan asam. Pohon nanas biasanya menghasilkan buah yang agak asam, sehingga
untuk membuat selai nanas yang enak, biasanya ditambahkan sedikit gula untuk
menyeimbangkan rasa asamnya. Beberapa orang mungkin lebih suka selai nanas yang
lebih manis, sedangkan yang lain lebih suka selai nanas yang lebih asam. Jadi, tergantung
pada selera pribadi masing-masing.
Namun yang paling penting, selai nanas yang baik seharusnya terbuat dari nanas yang
segar dan berkualitas untuk mendapatkan rasa yang terbaik. Aroma selai nanas yang
baik seharusnya memiliki aroma yang segar dan harum, dengan sedikit aroma manis dari
gula yang ditambahkan. Aroma segar ini berasal dari buah nanas itu sendiri yang
memiliki aroma yang khas dan kuat.Selain itu, aroma selai nanas yang baik juga
tergantung pada cara pembuatannya. Jika selai nanas dibuat dengan metode yang
benar, seperti memasak nanas secara perlahan dengan api kecil untuk menghindari
pembakaran, aroma dan rasa akan lebih terjaga dan terasa lebih nikmat. Dalam hal ini,
kualitas bahan baku yang digunakan juga sangat penting. Buah nanas yang segar dan
matang harus dipilih untuk menghasilkan selai nanas dengan aroma yang segar dan
harum yang maksimal.
D. MARMALADE
Marmalade adalah produk buah-buahan dengan menjadikannya bubur buah ditambah
dengan gula dan asam dengan konsentrasi tertentu dan diberi irisan kulit jeruk/potongan
buah yang menjadi ciri khas produk ini dan mengalami pengentalan dengan pemanasan.
Bahan : Alat :
Buah-buahan (nanas, jambu biji, apel, dll) - Panci - Refraktometer
Gula pasir - Blender - pH meter
Asam sitrat - Botol jelly steril
Asam benzoate
Cara Pembuatan :
1. Buah dipilih yang baik dan matang, bersihkan buah dari biji , kotoran dan kulit, potong
buah untuk memudahkan penghancuran.
2. Lakukan blanching yaitu mencelupkan potongan buah dalam air panas (82-100 o C) selama
5-10 menit agar warna buah tetap menarik.
3. Hancurkan potongan buah dengan blender (tambahkan air ± 10%)
4. Tambahkan gula pasir 55 % dan asam sitrat 0,02 % sampai pH 3,2
5. Panaskan bubur buah sampai diperoleh kekentalan yang baik. Amati kadar gula dengan
refraktometer 65-68 %.
6. Tambahkan kulit jeruk, kulit yang paling luar iris tipis-tipis dan rebus dalam air mendidih ±
4 menit atau potongan cincangan buah dari buah yang sama.
7. Dalam keadaan panas, masukkan marmalade kedalam botol steril dan lakukan
pasteurisasi dengan mengukus/merebus selama 30 menit pada suhu 63 o C.
A. Hasil
Foto Rasa Tekstur Aroma Warna pH Kadar
Gula
Gambar 4.1
Produk Marmalade
B. Pembahasan
Prinsip percobaan pembuatan marmalade adalah berdasarkan ekstraksi ekstrak buah dan
dilakukan penahancuran dengan pemasakan sehinggal menjadi gel, lalu ditambahkan
potongan buah.
Gula adalah bahan penting dalam pembuatan marmalade, karena gula membantu
mempertahankan tekstur, rasa, dan warna buah yang dikonversi menjadi selai. Ada perbedaan
antara jumlah gula yang seharusnya digunakan dan hasil praktiknya tergantung pada beberapa
faktor, termasuk jenis buah, metode persiapan, dan preferensi pribadi. Dalam pembuatan
marmalade, umumnya perbandingan gula yang digunakan adalah sekitar 1:1 dengan buah
yang digunakan, tetapi beberapa resep dapat meminta rasio yang lebih rendah atau lebih
tinggi tergantung pada preferensi pribadi atau varietas buah yang digunakan. Namun, jika
terlalu banyak gula ditambahkan, hal ini dapat mempengaruhi hasil akhir marmalade dengan
beberapa cara, antara lain:
• Kandungan gula yang terlalu tinggi dapat menyebabkan marmalade menjadi terlalu
manis, sehingga rasa buah yang seharusnya menjadi lebih dominan dapat hilang.
• Tekstur marmalade juga dapat berubah menjadi terlalu kental atau terlalu keras jika
terlalu banyak gula ditambahkan. Hal ini dapat membuat marmalade menjadi sulit
diulas atau diolah menjadi produk lain.
• Terlalu banyak gula juga dapat mempengaruhi konservasi produk, karena kadar gula
yang tinggi membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Namun, jika terlalu
banyak gula ditambahkan, hal ini dapat mempengaruhi waktu simpan marmalade.
• Terakhir, terlalu banyak gula dapat mempengaruhi warna produk. Karamelisasi gula
dapat menyebabkan marmalade menjadi lebih gelap dari warna aslinya, yang dapat
mempengaruhi tampilan akhir produk.
Pada marmalade yang kami buat, tekstur yang dihasilkan agak keras dan kaku, selain itu
warnanya juga agak tua. Hal ini bisa saja terjadi karena terlalu banyak gula yang ditambahkan.
Lama proses memasak juga akan meningkatkan kadar gula, seperti marmalade yang kami buat
Keasaman yang rendah diperlukan untuk mempertahankan daya simpan selai, karena
pertumbuhan mikroba khususnya jamur akan terhambat. Penambahan asam sitrat 0,35-4%
b/b dapat menambah daya awet pada selai Ginting, 2007 dalam Dewi, (2018). Menurut
Koswara, 2009 dalam Prasetya, (2018) fungsi dari asam sitrat sebagai katalisator hidrolisis
sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta sebagai penjernih gel yang
dihasilkan. Keberhasilan pembuatan jeli, jam tergantung dari derajat keasaman untuk
mendapatkan pH yang diperlukan.
Nilai pH yang didapatkan pada marmalade yang telah kami olah yaitu pH 4. Menurut Rashid et
al., (2014), penurunan nilai pH disebabkan oleh tingginya konsentrasi asam organik yang
terdapat pada bahan. Jeruk manis memiliki pH yang rendah dan merupakan salah satu jenis
buah tropis yang memiliki kandungan berbagai jenis asam dengan konsentrasi asam yang
tinggi, sehingga dengan penambahan sari buah jeruk manis pada produk pangan dapat
meningkatkan kandungan asam seiring dengan semakin menurunnya pH produk tersebut.
Menurut Ismael et al., (2018), asam organik yang terkandung dalam jeruk merupakan asam
sitrat (70-90% dari total asam), asam malat, dan asam oksalat, dengan sedikit kandungan asam
suksinat, malonat, quinat, laktat, tartarat, dan jenis asam organik lainnya. Dengan demikian,
semakin tinggi rasio sari buah jeruk manis, pH marmalade yang dihasilkan semakin asam. Nilai
pH marmalade ini lebih tinggi dibandingkan standar mutu marmalade yakni 3,2 - 3.5 (Liza,
2011 dalam Adityas et al.,2017).
Umur simpan marmalade tergantung pada beberapa faktor, termasuk cara penyimpanan,
bahan pengawet yang digunakan (jika ada), dan kondisi lingkungan. Jika marmalade disimpan
di tempat yang sejuk, kering, dan gelap, maka umur simpannya dapat mencapai hingga satu
tahun. Jika marmalade disimpan dalam kondisi yang tidak sesuai atau terbuka terlalu lama,
maka kualitasnya dapat memburuk dan bahkan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi.
Setelah dibuka, marmalade biasanya hanya bertahan selama beberapa minggu dalam kondisi
penyimpanan yang baik di lemari pendingin. Oleh karena itu, disarankan untuk menyimpan
marmalade dalam wadah kedap udara yang bersih dan terkunci rapat di lemari pendingin
setelah dibuka untuk memperpanjang masa simpannya.