Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Sebagaimana diketahui manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan
diri dari hubungan dengan manusia lainnya,maka dari itu wajar jika manusia disebut sebagai
mahluk sosial. Akibat yang ditimbulkan dari pola hubungan dengan manusia lainnya timbulah
sebuah perubahan-perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik perubahan
kearah positif ataupun justru sebaliknya. Perubahan sosial ke arah negatif inilah yang disebut
dengan patologi sosial atau penyakit masyarakat, berbagai macam patologi sosial ini adalah
seperti; kemiskinan, perampokan dan sejenisnya, meminum minuman keras, gelandangan, anak
jalanan, judi, prostitusi/pelacuran syirik, fasik, nifaq, kedengkian dan lain sebagainya.

Kitab Al-qur’an yang merupakan mukjizat terbesar umat Islam yang didalamnya terdapat
berbagai macam isi kandungan. Katakan saja, semisal perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, kedokteran, psikologi, sosiologi, dan masih banyak lagi, itu semua telah Allah
jelaskan dalam Al-qur’an. Tinggal kemudian bagaimana manusia itu menyikapi nya dan
mengimplementasikan informasi yang tersirat dalam Al-qur’an itu sendiri.
B. QS. Hud ayat 6

1. Ayat dan Terjemah

‫ين‬ ٍ َ‫ست َْو َد َع َها ۚ ُك ٌّل فِى ِك ٰت‬


ٍ ِ‫ب ُّمب‬ ْ ‫ستَقَ َّرهَا َو ُم‬ ِ ‫َو َما ِمن دَٓابَّ ٍة فِى ٱَأْل ْر‬
ْ ‫ض ِإاَّل َعلَى ٱهَّلل ِ ِر ْزقُ َها َويَ ْعلَ ُم ُم‬

Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa


mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn

Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”1

2. Tafsir Ayat

Dan tidak satu pun makhluk bergerak dan bernyawa, yang melata, merayap atau
berjalan di muka bumi ini melainkan semuanya telah dijamin Allah rezekinya. Semua
makhluk itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezeki sesuai dengan fitrah
kejadiannya. Dia mengetahui tempat kediamanya ketika hidup di dunia dan mengetahui
pula tempat penyimpanannya setelah mati. Semua itu sudah tertulis dan diatur
serapirapinya dalam kitab yang nyata, yaitu lauh mahfudh, perihal perencanaan dan

1
https://tafsirweb.com/3498-surat-hud-ayat-6.html
pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah secara menyeluruh dan sempurna. Dan di antara
kekuasaan Allah lainnya adalah bahwa dialah yang menciptakan langit dan bumi serta
apa yang ada pada keduanya dalam enam masa melalui proses penciptaan yang rapi dan
teratur. Dan sebelum itu dia menciptakan 'arsy sebagai tempat bersemayam-Nya di atas
air. Demikian itulah, agar dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amal
ibadahnya, bekerja dengan jujur, ikhlas dan beraktivitas untuk kemaslahatan umat.
Mereka yang berbuat kebajikan akan mendapat imbalan pahala, sedang mereka yang
berbuat kejahatan akan mendapatkan siksa. Jika engkau wahai nabi Muhammad, berkata
kepada penduduk mekah, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti
setelah mati untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kalian ketika di dunia,
niscaya orang kafir itu akan berkata, apa yang kamu katakan ini hanyalah sihir yang
nyata untuk menipu dan menakut-nakuti agar kami mudah percaya.2

3. Pesan dan Makna Ayat

Surat Hud ayat 6 menerangkan tentang rezeki yang dijamin Allah SWT.
Sebenarnya rezeki semua manusia bahkan seluruh makhluk yang ada di dunia ini sudah
telah ditulis dan ditentukan di Lauh Mahfuzh. Jadi, tidak usah risau akan rezeki
didapatkan. Tidak perlu merasa kekurangan atau miskin karena seluruh rezeki yang
didapatkan sudah dijamin oleh Allah SWT. Sehingga jika bisa menerimanya, segala
kebutuhan kamu pasti akan tercukupi. Tugas kita sebagai hamba-Nya hanyalah berdoa
dan berusaha, urusan rezeki sudah ada yang mengatur, yaitu Allah Swt. Kita cukup
bertawakkal dan menyerahkan hasilnya kepada Allah Swt. Tentu jika kita telah berusaha
dan berdoa, kemudian diiringi dengan bertawakkal kepada-Nya, Allah tidak akan
mengecewakan para hamba-Nya. Seperti kata pepatah, usaha tidak akan mengkhianati
hasil. Sebesar apa yang kamu usahakan, sebesar itu pula yang engkau dapatkan.

4. Analisis Konteks Kekinian

2
Tafsir Kementrian Agama RI
Di Masa pandemi seperti ini bnayak diantara kita yang kehilangan pekerjaan. Dan
akibat dari kehilangan pekerjaan tersebut banyak diantara kita yang mengeluh dan
meragukan akan rizki yang diberikan Allah. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
menjanjikan bahwa setiap makhluk di muka bumi ini pasti mendapatkan rezeki dari-Nya.
Jangankan manusia, yang merupakan makhluk yang Allah muliakan, hewan pun Allah
jamin rezekinya. Namun rezeki tersebut harus dijemput dengan usaha dan kerja, selain
usaha yang bersifat fisik Islam pun mengajarkan metode menjemput rezeki dengan cara
menggabungkan usaha fisik dengan usaha spiritual.

Anda mungkin juga menyukai