Disusun Oleh
Ada system yang beliau temukan yang disebut emergency bottom atau sistem pesan
Layanan Kesehatan. Tujuan dari system ini yaitu untuk mempermudah masyarakat dalam
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara cepat. Bahkan saat ini RSUD dr Ishaq
Tulungagung Sebagai respon tercepat dengan serangan jantung yaitu sekitar 1 jam
dengan ambulamce.
1. Di aplikasi ini dapat mengecek dimana masyarakat yang terkena covid. Selain
itu dapat memesan pelayanan homecare, post hospital care, dll.
2. Aplikasi ini mudah untuk semua kalangan karena melalui WA, Telepon, dan
bagi lansia dengan keterbatasan teknologi bisa memencet tombol merah,
3. Masyarakat dengan biaya gratis jika masyarakat benar benar tidak memiliki
biaya atau membayar semampunya. Itulah pentingnya suatu bisnis atau RS
dikendalikan oleh Teknologi Informasi yaitu untuk meniadakan biaya yg tidak
perlu serta menghindarkan dari oknum yang mengkapitalisasi, karena sudah
disesuaikan oleh sistem.
4. Sistem ini mempunyai provider seperti puskesmas sebagai kolaborasi dan RS
Swasta lainnya.
5. Selain itu kelebihan sistem ini yaitu orang dapat terkoneksi dimanapun dan
kapanpun selama 24 jam dengan 7 orang setiap shift. Pelayanan berada di
RSUD, karena RSUD adalah tempat untuk mengurusi hal hal yang sifatnya
emergency dengan dibawah instansi BLU sehingga program akan berjalan
berkelanjutan karena penganggaran RBA (Rencana Bisnis dan Anggaran
sehingga tidak ada kehabisan dana. Kemudian yang dapat memberikan keamanan
dan keselamatan manusia itu orangnya di RS dan RS dipastikan mampun
mengeksekusi.
6. Dapat diakses dari luar Tulungagung untuk untuk memberikan informasi
mengenai fasilitas kesehatan terdekat. Namun agar bisa tereksekusi harus berada
di daerah Tulungagung.
Menurut dr Supriyanto ada 3 hal yang harus dilakukan agar masyarakat mendapatkan
kejelasan atau kepastian
1. Masyarakat dibebaskan dari beban biaya ketika sakit.
Semua masyarakat Tulungagung layak menapatkan fasilitas kesehatan
apapun kondisi ekonominya. Yang paling sulit adalah membebaskan ketika
mengalami masalah kesehatan karena RS harus paripurna aksestabillity. Hal itu
harus melalu peningkatan pemberian pelayanan dan perawatan yang baik, tidak
perlunya perujukan, perlunya membeli alat alat komplit, dan menyekolahkan para
dokter atau tenaga kesehatan lainyya yang memerlukan 6-7 tahun.
2. Masyarakat dibebaskan untuk pintar.
Sementara untuk membuat masyarakat pandai kesulitannya lebih rendah karena
bisa diatasi dengan pemerintah membuat regulasi
3. Menyantuni kaum Dhuafa
Pimpinan di Tulungagung berhasil dilantik karena rakyat merasakan dampaknya
dan merasakan pemerintah hadir untuk mereka. Sehingga orang akan berdaya
dengan sendirinya,
Jadi tidak akan teraktualisasi hospital without walls, tanpa perubahan mindset dan
manajemen Rumah Sakit yang
1. Affordable atau Low Cost (Biaya terjagkau).
Dengan 3 karakteristk original yaitu membebaskan dari biaya biaya yang tidak
perlu atau High Cost.
2. High Quality
3. Social Responsibillity
a) Siapapun masyarakat Tulungagung jika mengalami masalah hanya memencet
tombol
b) Telepon 3011
Tanpa DP langsung mendapatkan pelayanan, jika ada uang bisa
dibayarkan jika tidak ada free atau gratis.
Melihat keprihatinan tentang Rumah Sakit di tanah air, RSUD dr.Iskak terus
berinovasi hingga menjadi RS terbaik didunia. Para penyelenggara Rumah Sakit menyadari
untuk survive yang selanjutnya harus berkembang dengan berinovsi dan berjiwa
enterpreneurship. Berikutnya menjaga sustainbillity dengan menanamkan ke staff dan pribadi
dengan berkomitmen dan bervisi kuat, sekaligus menerapkan electronic traffic law
enforcement (ETLE) dan hasilnya yaitu sebuah konsep baru penyelengaaraan perumah
sakitan yang dinamakan New Concept Hospital Menegement yang berkarakter Low Cost,
High Quaality dan Social Responcibillity. Hal tersebut merupakan ruh Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Sistem ini kemudian dipadukan dengan sistem yang dibuat sebelumnya
yaitu Public Safety Centre yang berbasis Teknologi Informasi tingkat tinggi. Sehingga PSC
sebagai media RS untuk “Breaking True The Hospital Wall”.
Public Safety Centre (PSC) merupakan sebuah sistem untuk memantau dan
menghantar bantuan kepada masyarakat.
1. Dari Inovasi tersebut meghasilkan “Si putri” yaitu sistem pendaftaran online
tanpa antri. Sehingga dapat mengantri di rumah dengan catatan harus tepat
waktu dan professional harus pada tempatnya agar tidak mempengaruhi
antrian selanjutnya.
2. Untuk emergency dimanapun dan kapanpun dari sistem Public Safety Centre
yang dibangun modalnya dari mulai konvensional, radio komunikasi, SMS,
Telepon, Handphone, WA, dan emergency Bottom.
3. Cukup dengan menekan 15 detik Emergency Botton, maka akan ada respon
dalam 15 menit. Respon khusus yang terkait dengan hal mengancam nyawa
adalah 0 – 5 menit.
4. Saat ini PSC berkembang tidak hanya untuk orang sakit namun sudah
dikembangkan untuk seluruh keadaan emergency. Karena tidak ada satupun
keadaan emergency di masyarakat yang tidak melibatkan RS. Contohnya
seperti untuk KDRT, bencana, perampokan, dan kecelakaan semua
bermuara di RS, sehingga untuk membuat sistem ini tidak boleh setengah-
setengah. Perlu kesiapan dari manajemen RS terlebih dahulu, baru
membangun PSC karena jika di RS tidak tertangani dengan baik tentunya
membuat masyarakat kecewa.
5. Revolusi industri 4.0 merupakan 2 mata pisau yang jika dapat dimanfaatkan
dengan baik maka rakyat tidak perlu repot dengan urusan sehingga dapat
fokus bekerja.
6. Ada inovasi keuangan yang dibuat sendiri oleh dr.Supriyanto dengan tim IT
RS, yaitu dashbord keuangan. Sehingga real time beliau selalu bisa melihat
fluktuasi, hal ini dapat menjadikan patokan untuk mengatur keuangan RS.
Keluarnya uang dapat dilihat secara real time sehingga dapat diketahui bidang
atau bagian yang harus dihentikan atau direm.
7. Sistem tersebut sangat mungkin diaplikasikan di RS lain di Indonesia,
karena jika tidak ada sinyal telepon tetap bisa menggunakan Radio
Komunikasi. Hal yang diperlukan RS agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang baik adalah komitemen dan tenaga terlatih untuk pra hospital.
RS harus memantau kondisi luar sehingga disebut Breaking True The
Hospital Wall sehingga cepat, tepat, dan akurat pelayanannya. Konsep
tersebut sama dengan layanan dari GOJEK, hanya saja yang membedakan
system tersebut untuk kesehatan yang diluncurkan pada tahun 2015.
8. Mendapatkan dukungan Pemerintah Daerah, untuk dapat berinovasi dengan
tujuan safe community yang berarti siapapun mendapatkan layanan fasilitas
kesehatan di daerah Tulungagung meskipun tidak mempunyai uang
sehingga bias gratis.
9. Konsep ini berawal dari komunitas generasi muda. Konsep tersebut menjadi
Laboratorium anak-anak muda di Tulungagung yang pandai IT dahulu
sekolah di luar Tulungagung.
10. Manajemen RS bergantung dengan DPR sebagai legislator dan eksekutif.
RSUD dr. Iskak Tulungagung mempunyai rekan dari media untuk membuat
sistem pelayanan publik, sehingga menghadirkan kembali negara sebagai
pelindung sinar bangsa dan memberi rasa aman kepada seluruh negara dapat
tercapai.
11. Keyakinan terobosan ini dibuktikan dengan di Tulungagung tidak pernah
ada keluhan terkait BPJS dikarenakan Direktur berperan sebagai kontraktor.
BPJS bayar per item bukan urusan Direktur, dokter dan profesional yang lain
bekerja sesuai dengan peran dan teori mereka, serta digaji dengan sangat
layak.
Dalam kendala keuangan dimana BPJS memiliki hutang hampir 6 Triliun, RSUD
Tulungagung survive, dengan berkarakter low cost dan high quality. Dalam hal ini low cost
berarti unit cost juga kecil sehingga sisa dana untuk reinforcement, operasonal, dan
maintenance akan besar sehingga bisa digunakan untuk buffer atau subsidi silang selama 5
bulan. Untuk memastikan tidak terjadi defisit anggaran di RSUD dr.Iskak ini memakai atau
berbasis Teknologi Informasi yang meminimalisir kebocoran. Salah satu contoh penggunaan
Teknologi Informasi ini yaitu seperti pengadaan obat. Dalam hal ini, jika ada discount obat
maka otomatis on faktur, sehingga sisa operasioanl menjadi besar hal ini mampu
mengefisienkan sebuah sistem alur scan dari sebuah pelayanan.
Inovasi yang tidak dimiliki negara lain adalah Hospital Social Responcibillity.
Selanjutnya untuk mempertahankan penghargaan atau prestasi adalah dengan cara menjaga
dan mengembangkan system yang sudah ada, serta berusaha untuk membagikan system
tersebut ke daerah lain agar memiliki pembanguan pelayanan kesehatan yang merata.