Klarifikasi Istilah:
Gigi 11 artinya gigi depan (gigi seri) atas bagian kanan (Upper Right
Central Incisor)
Gigi 21 artinya gigi depan (gigi seri) atas bagian kiri (Upper Left Central
Incisor)
Fraktur tibia yaitu patah tulang yang terjadi pada tulang kering
Humerus yaitu tulang lengan bagian atas
Mandibula adalah tulang rahang bawah yang merupakan tulang paling
besar dan paling kuat pada daerah wajah
II. Identifikasi Masalah:
Pada usia 19 tahun, gigi 11 tanggal
2 tahun yang lalu, gigi 21 tanggal
Gigi berwarna kekuningan dan transparan
Sering mengalami sariawan dan bau mulut.
Memiliki riwayat fraktur tibia dan humerus
Skelera berwarna biru atau keruh
Perempuan 19 tahun
Dentinogenesis Osteogenesis
Imperfecta Imperfecta
Osteogenesis Imperfecta
Type 1
V. Learning Issue:
Anatomy Gigi dan Mulut
Anatomy Tubuh Manusia
Embriologi Gigi
Histologi
Genetika
Gigi/ dentin yang transparan dan bening ini terbentuk disebabkan oleh
terjadinya pembentukan enamel yang tidak optimal.
Selain itu, oral hygiene juga tidak bagus disebabkan oleh patahan gigi yang
masih tertinggal di dalam mulut yang tidak dikeluarkan atau dibersihkan secara
optimal, menyebabkan sarang kuman.
2. Postur atau Perawakan Pendek dan Sclera Blue
Osteogenesis Imperfecta adalah kelainan genetik pembentukan tulang dan
jaringan ikat yang mengakibatkan massa tulang rendah, baik tulang panjang
maupun tulang pendek, sehingga tulang mudah terjadi fraktur.
Pada kasus ini, dari pemeriksaan antropometri, pasien tergolong pendek (umur
19 tahun dengan tinggi 145 cm, dimana tinggi rata-rata orang Indonesia
berumur 19 tahun sekitar 155-159 cm), disebabkan oleh masalah kelainan
genetic autosomal, dimana tulang panjang tidak terbentuk dengan sempurna.
Pada pasien ini, terdapat riwayat fraktur tibia dan humerus, hal ini disebabkan
oleh kelainan genetika Osteogenesis Imperfecta juga menyebabkan kerapuhan
pada tulang dan tulang mudah patah, bahkan tanpa adanya benturan. Kelainan
ini tergolong cukup langka dan umumnya 50% anaknya akan menderita
penyakit yang sama jika orang tua memiliki riwayat penyakit OI. Sembilan
puluh persen hasil pemeriksaan DNA pasien Osteogenesis Imperfecta
menunjukkan adanya mutasi kolagen tipe 1. Kolagen sendiri merupakan
struktur utama pembentukan tulang. Bila kolagen ini mengalami kelainan maka
kepadatan tulang akan dikorbankan, jadi mudah patah.
Kolagen ini juga menyebabkan kolagen sclera menipis sehingga choroid
vascular yang lebih gelap terbentang dibawahnya, sehingga matanya
memperlihatkan keadaan yang disebut dengan sclera blue.
Etiologi
Mutasi abnormal collagen type 1 secara kualitif dan kuantitatif
Patogenesis
Collagen type 1 mengalami mutasi tidak terkodekan sehingga
menyebabkan terjadinya oesteogenesis imperfecta yang dapat diketahui
melalui pemeriksaan hispatologi. Adanya abnormalitas pada collagen type
1 atau defek kualitif dan penurunan produksi sehingga massa tulang rapuh
(bristle) dan mudah patah. Mutasi pada gen terjadi pada COL-1A-1 atau
pada COL-1A-2. Serta defek kuantitatif yang menfestasi collagen sehingga
menimbulkan sindrom dari oesteogenesis imperfecta. Sebagian besar pada
kasus oesteogenesis imperfecta terdapat gangguan DNA bersifat
autosomal dominan, sedangkan untuk autosomal resesif hanya sekitar 25%
saja.
Wanita yang memiliki genetik Osteogenesis Imperfecta akan menurunkan
masalah OI kepada anaknya sebanyak 25%.
Masalah Genetik Osteogenesis Imperfecta sering terjadi pada wanita dan
lansia.
2. Asam Zolendronat
Asam zolendronat bekerja dengan cara menghambat enzim yang
membentuk pirofosfat, sehingga kalsium dapat tetap terkonsentrasi di
tulang. Pemberian asam zoledronat (AZ) intravena minimal 3 bulan.
Pada pemberian AZ silus pertama pasien harus menjalani rawat inap
selama 2 hari untuk pemantauan ketat komplikasi akut yang mungkin
terjadi. Pemberian AZ berikutnya cukup 1 hari perawatan. Semua
pasien disarankan untuk menjaga asupan kalsium oral yang cukup
dengan dosis harian 1200 mg bersama dengan dosis harian vitamin D
(400-800 IU).
Dengan kata lain, Asam Zolendronat dapat memperlambat regenerasi
tulang dan meningkatkan aktivitas osteoklas sehingga dapat
meningkatkan kepadatan tulang pada penderita OI.