Hak Cipta
© © All Rights Reserved LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)
Format Tersedia
DOC, PDF, TXT atau baca online dariI.A.Scribd
KONSEP DASAR PENYAKIT
PENGERTIAN
Penyakit paru obstruktif kronis merupakan sejumlah gangguan yang
Bagikan dokumen Ini mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru. (Tamsuir,Anas,2008).
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) ataupun COPD adalah klasifikasi luas
dari gangguan yang mencakup bronkitis kronis, bron-kiektasis, emfisema dan
asma (Smeltzer dan Bare : 2002).
PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai dengan peningkatan retensi
Facebook Twitter
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya yang merupakan
bentuk kesatuan dari penyakit bronkitis kronis dan emfisema paru ataupun asma
bronkial. (Sylvia A. Price , 2006 : 784).
#
Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan
dengan kondisi sebelumnya. Definisi eksaserbasi akut pada PPOK adalah kejadian
akut dalam perjalanan alami penyakit dengan karakteristik adanya perubahan
Email basal sesak napas, batuk, dan/atau sputum yang diluar batas normal dalam variasi
hari ke hari (GOLD, 2009).
PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai dengan peningkatan retensi
Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya yang merupakan
bentuk kesatuan dari penyakit bronkitis kronis dan emfisema paru ataupun asma
bronkial (Price, 2006).
Menurut beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit paru
obstruksi kronik adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru
berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya
penyempitan saluran napas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa
observasi beberapa waktu. Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya
Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini
perburukan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Definisi eksaserbasi akut
pada PPOK adalah kejadian akut dalam perjalanan alami penyakit dengan
karakteristik adanya peruba-han basal sesak napas, batuk, dan sputum yang diluar
batas normal dalam variasi hari ke hari. Penyakit yang termasuk dalam kelompok
PPOK adalah sebagai berikut :
1. Bronchitis Kronis
a. Definisi
Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan
mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk
kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2
tahun berturut – turut (Bruner & Suddarth, 2002).
b. Etiologi
Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu :
1) Infeksi : stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae.
2) Alergi
3) Rangsang : misal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll
c. Manifestasi klinis
1) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang
mana akanmeningkatkan produksi mukus.
2)
3) Mukus
Dindinglebih kental meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali
bronchial
ketebalan normal)
4) Mukus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan
nafas, terutama selama ekspirasi. Jalan nafas mengalami kollaps, dan udara
terperangkap pada bagian distal dari paru-paru.
5) Klien terlihat cyanosis. Sebagai kompensasi dari hipoxemia, maka terjadi
b. Etiologi
Faktor tidak diketahui
1) Predisposisi genetik
2) Merokok
3) Polusi udara
c. Manifestasi klinis
1) Dispnea
2) Takipnea
3) Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
4) Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru
5) Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi
6) Hipoksemia
7) Hiperkapnia
8) Anoreksia
9) Penurunan BB
10) Kelemahan
3.
a. Asthma Bronchiale
Definisi
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trachea
dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa
kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan yang menyeluruh dari
saluran nafas.
b. Etiologi
c. Manifestasi Klinis
1) Dispnea
2) Wheezing,
3) Batuk Non Produktif
4) Takikardi
5) Takipnea (Smeltzer dan Bare : 2002).
B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK), antara lain :
1. Faktor Eksternal
a. Polusi udara (bahan kimia, zat iritan, gas beracun)
b. Asap rokok, (perokok pasif) kebiasaan merokok menahun (perokok aktif)
Perokok aktif memiliki prevalensi lebih tinggi untuk mengalami gejala
respiratorik, abnormalitas fungsi paru, dan mortalitas yang lebih tinggi dari
pada orang yang tidak merokok. Resiko menderita PPOK tergantung pada
umur orang tersebut mulai merokok, jumlah rokok yang dihisap per hari dan
berapa lama orang tersebut merokok. Enviromental tobacco smoke (ETS)
atau perokok pasif juga dapat mengalami gejala-gejala respiratorik
dikarenakan oleh partikel-partikel iritatif tersebut terinhalasi sehingga
Replay
D. POHON MASALAH
Inflamasi
PPOK
Sputum meningkat
Perubahan anatomis
parenkim paru
Batuk
Hipoksia Anoreksia
Kontraksi otot pernafasan
Penggunaan energi untuk
Sesak Defisit Nutrisi
pernafasan meningkat
Pola Nafas Tidak
Efektif Intoleransi Aktifitas
Replay
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan radiologis
Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garis-garis yang parallel,
keluar dari hilus menuju apeks paru. Bayangan tersebut adalah bayangan
bronkus yang menebal.
b. Corak paru yang bertambah.
Pada emfisema paru terdapat 2 bentuk kelainan foto dada, yaitu :
a. Gambaran defisiensi arteri, terjadi overinflasi, pulmonary oligoemia dan bula.
Keadaan ini lebih sering terdapat pada emfisema panlobular dan pink puffer.
b. Corakan paru yang bertambah.
2. Pemeriksaan faal paru
Pada bronchitis kronik terdapat VEP1 dan KV yang menurun, VR yang bertambah
dan KTP yang normal. Pada emfisema paru terdapat penurunan VEP1, KV, dan
KAEM (kecepatan arum ekspirasi maksimal) atau MEFR (maximal expiratory
flow rate), kenaikan KRF dan VR, sedangkan KTP bertambah atau normal.
Keadaan diatas lebih jelas pada stadium lanjut, sedang pada stadium dini
perubahan hanya pada saluran napas kecil (small airways). Pada emfisema
kapasitas difusi menurun karena permu-kaan alveoli untuk difusi berkurang.
3. Analisis gas darah
Pada bronchitis PaCO2 naik, saturasi hemoglobin menurun, timbul sianosis, terjadi
vasokonstriksi vaskuler paru dan penambahan eritropoesis. Hipoksia yang kronik
merangsang pembentukan eritropoetin sehingga menimbulkan polisitemia. Pada
kondisi umur 55-60 tahun polisitemia menyebabkan jantung kanan harus bekerja
lebih berat dan merupakan salah satu penyebab payah jantung kanan.
4. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah terdapat
kor pulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan dan P pulmonal pada hantaran II, III,
dan aVF. Voltase QRS rendah Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan V6 rasio R/S
kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan penatalaksanaan PPOK, yaitu :
1. Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala tidak hanya pada fase
1. Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala tidak hanya pada fase
akut, tetapi juga fase kronik.
2. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian.
3. Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi
lebih awal.
Penatalaksanaan PPOK pada usia lanjut adalah sebagai berikut :
1. Meniadakan faktor etiologi/presipitasi, misalnya segera menghenti-kan
merokok, menghindari polusi udara.
2. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara.
3. Memberantas infeksi dengan antimikroba. Apabila tidak ada infeksi
antimikroba tidak perlu diberikan. Pemberian antimikroba harus tepat sesuai
dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas atau
pengobatan empirik.
4. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggu-naan
kortikosteroid untuk mengatasi proses inflamasi (bronko spas-me) masih
controversial.
5. Pengobatan simtomatik.
6. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
7. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberi-kan
dengan aliran lambat 1-2 liter/menit.
8. Tindakan rehabilitasi yang meliputi:
a. Fisioterapi, terutama bertujuan untuk membantu pengelu-aran secret
bronkus.
b. Latihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa me-lakukan
pernapasan yang paling efektif.
c. Latihan dengan beban olahraga tertentu, dengan tujuan untuk
memulihkan kesegaran jasmani.
d. Vocational guidance, yaitu usaha yang dilakukan terhadap penderita
dapat kembali mengerjakan pekerjaan semula.
e. Pengelolaan psikosial, terutama ditujukan untuk penyesu-aian diri
penderita dengan penyakit yang dideritanya.
Rp 460,000
Hotel Parma pekanbaru
Pekanbaru
Rp 218,000
Ameera Hotel Pekanbaru
Pekanbaru
Rp 272,339
Pakoan Indah Hotel Bukittinggi Pesan
Sekarang
Bukittinggi
RpCari
250,000
Homestay Mama
Unduh $
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,
diagnose medis, dan status pernikahan.
2) Identitas penanggung jawab klien.
Identitas penanggung jawab klien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, status pernikahan, dan hubungan dengan klien.
b. Riwayat Kesehatan
1) Alasan utama masuk rumah sakit.
Alasan atau keluhan pasien saat masuk rumah sakit, dari kapan pasien sudah
merasakan sakit yang dialami.
2) Keluhan utama
2) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling utama, hanya ada satu
keluhan yang paling menganggu pasien atau mengancam nyawa pasien.
3) Riwayat kesehatan sekarang.
Penyakit yang dirasakan oleh pasien pada saat pasien datang kerumah sakit.
Pada pasien dengan sinusitis biasanya mengeluh nyeri saat BAK atau susah
untuk BAK.
4) Riwayat kesehatan dahulu.
Riwayat penyakit yang dulu pernah di derita oleh pasien. Misalnya adanya
riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, dan lain-lain.
5) Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh keluarga pasien.
6) Riwayat alergi.
Riwayat alergi merupakan apakah pasien ada alergi terhadap makanan
tertentu atau tidak.
c. Genogram
Adanya genogram untuk mengetahui garis keturunan dari pasien, agar
mengetahui informasi bilamana ada penyakit keturunan pada keluarga pasien.
d. Pola fungsi kesehatan
pemenuhan nutrisi klien seperti mual dan muntah. Pada penderita sinusitis
biasanya nafsu makan berkurang karena terjadi gangguan pada hidung.
3) Pola eliminasi
Pola ini menjelaskan bagaimanan pola eliminasi klien, intensitas, konsentrasi,
warna dan bau dari BAK dan BAB pasien. Khususnya pada pasien yang
mengalami batu ureter akan lebih banyak mengalami gangguan pada saluran
perkemihannya.
4) Pola aktivitas dan latihan
Pola ini menjelaskan tentang sejauh mana kemandirian klien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
5) Pola kognitif dan perceptual
Pola ini menjelaskan tentang persepsi sensori dan kognitif pasien. Pola
persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran,
perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan kognitif
meliputi daya ingat pasien, orientasi terhadap waktu, tempat, dan nama orang.
Biasanya pada penderita.
6) Pola istirahat dan tidur
Pola ini menjelaskan tentang pola istirahat dan tidur pasien, jumlah jam tidur
pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk.
7) Pola konsep diri dan persepsi
Pola ini menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi tentang
kemampuan meliputi gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri
sendiri.
8) Pola peran dan hubungan
Pola ini menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat di sekitar tempat tinggal klien.
9) Pola reproduksi dan seksual
Pola ini menjelaskan tentang bagaimana keadaan system reproduksi dan
seksual klien.
10) Pola koping dan toleransi
Pola ini menggambarkan kemampuan pasien untuk menangani stress dan
bagaimana cara klien menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
11) Pola nilai dan keyakinan
Pola ini menjelaskan tentang bagaimana cara klien melakukan ibadah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Replay
Diagnosa keperawatan utama pasien mencakup hal berikut ini:
Diagnosa keperawatan utama pasien mencakup berikut ini:
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapi Oksigen
Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
Dokumen 31 halaman
436505811-LP-PPOK
Khoirul Umam
Belum ada peringkat
Dokumen 24 halaman
LP PPOK dika
debie
Belum ada peringkat
Dokumen 26 halaman
155718 Laporan
Pendahuluan Ppok
Sintia Meilina
Belum ada peringkat
Majalah Podcast
Partitur
Dokumen 19 halaman
ppok
Devita Sari
Belum ada peringkat
Dokumen 13 halaman
3875_PPOK FIX(1)
gungrisma
Belum ada peringkat
Dokumen 19 halaman
ppok
Desri Arsarini
)100% (1)
Dokumen 23 halaman
Dokumen 22 halaman
LP PPOK
Seba Haba
Belum ada peringkat
Dokumen 23 halaman
Laporan Pendahuluan
PPPOK 3 Doc
Rahmad Harizky putra
Belum ada peringkat
Dokumen 22 halaman
PPOK GADAR
Mega Aroviani
Belum ada peringkat
Dokumen 24 halaman
LP PPOK GADAR
emil
Belum ada peringkat
Media Aksesibilitas
Undang teman
Sosial
Hadiah
Twitter
Hukum Facebook
Syarat Pinterest
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie