Anda di halaman 1dari 241

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR P DENGAN MASALAH UTAMA

RESIKO PERILAKU KEKERASAN PADA KASUS SKIZOFRENIA DI


RUANG GERANIUM RSJD DR. RM SOEDJARWADI

PROVINSI JAWA TENGAH

DISUSUN OLEH :

MARIA M ANIN

2104086

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Klien Sdr. P dengan Masalah Utama Perilaku


Kekerasan pada Kasus Skizofrenia di Ruang Geranium RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preceptor
Klinik dan Preceptor Akademik

Klaten, Februari 2022

Preceptor Preceptor
Akademik Klinik

2
(Reni Puspitasari, (Arif
S.Kep., Ns., MSN) Soekarno, S.Kep., Ns)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan “Asuhan Keperawatan Klien Sdr. P dengan Masalah Utama Perilaku
Kekerasan pada Kasus Skizofrenia di Ruang Geranium RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah”. Laporan Asuhan Keperawatan ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas di stase keperawatan jiwa.
Penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak
dalam penyusunan laporan ini. Mengingat pentingnya peran berbagai pihak yang
terlibat, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Ibu Vivi Retno Intening, S. Kep., Ns., MAN selaku Ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Nurlia Ikaningtyas, S. Kep., Ns. KMB selaku Wakil Ketua I Bidang
Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Ethic Palupi, S. Kep., Ns., MNS selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Ners STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
4. Ibu Reni Puspitasari, S.Kep., Ns.,MSN selaku Pembimbing Akademik
5. Bapak Arif Soekarno, S.Kep., Ns, selaku Pembimbing Klinik
6. Seluruh Staf Dosen serta Karyawan STIKES Bethesda yang sudah
memfasilitasi dalam praktik stase keperawatan jiwa.
7. Rekan Mahasiswa Profesi Ners STIKES Betheda Yakkum Yogyakarta
angkatan 15 Reguler.

3
kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu saya meminta saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan
selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Yogyakarta, Februari 2022

Maria Magdalena Anin

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang
1

B. Rumusan Masalah
3

C. Tujuan Penulisan
3

D. Metode pengumpulan data


4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

A. Teori Medis : Skizofrenia


5

1. Definisi Skizofrenia
5

2. Epidemiologi
5

3. Etiologi
6

5
4. Gejala skizofrenia
6

5. Jenis Skizofrenia
7

6. Fase skizofrenia
7

7. Proses Terjadinya Masalah


8

8. Rentang Respon
9

9. Prognosis
9

B. Teori Keperawatan : Perilaku Kekerasan


10

1. Definisi
10

2. Tanda dan gejala perilaku kekerasan


10

3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku


kekerasan 12

4. Proses terjadinya Perilaku Marah


15

5. Mekanisme Koping
16

6. Proses Terjadinya Marah


17

7. Penatalaksanaan
18

6
8. Pengkajian
19

9. Pohon Masalah
21

10. Diagnosis Keperawatan


21

11. Discharge Planning


21

12. Rentang Intervensi Keperawatan


22

13. Rencana Keperawatan Perilaku Kekerasan


23

BAB III TINJAUAN KASUS 47

A. PENGKAJIAN
47

1. IDENTITAS PASIEN
47

2. ALASAN MASUK
47

3. FAKTOR PREDISPOSISI
47

4. PEMERIKSAAN FISIK
48

5. PSIKOSOSIAL
49

6. STATUS MENTAL
50

7
7. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
52

B. ANALISA DATA
57

C. DAFTAR DIAGOSA KEPERAWATAN


59

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
61

1. Risiko Perilaku Kekerasan


61

2. Ganguan Persepsi Sensori


85

3. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan


lingkungan 140

E. Catatan Perkembangan
141

DAFTAR PUSTAKA 144

8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah yang
menjadi pusat perhatian di Indonesia dan masalah kesehatan jiwa mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan adanya klien
gangguan jiwa tidak lagi didominasi kalangan bawah tetapi kalangan
mahasiswa, PNS, pegawai swasta, kalangan pejabat dan masyarakat lapisan
menengah ke atas. Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para
psikiater dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak
mengenal baik strata sosial maupun usia (Kemenkes, 2016).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 18


tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menjamin setiap orang agar dapat
mencapai kualitas hidup yang baik, serta memberikan pelayanan kesehatan
secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Secara garis besar, Undang-
undang tersebut mengamanatkan tentang perlunya peran serta masyarakat
dalam melindungi dan memberdayakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
dalam bentuk bantuan berupa: tenaga, dana, fasilitas, pengobatan bagi ODGJ.
Amanat kedua adalah perlindungan terhadap tindakan kekerasan, menciptakan
lingkungan yang kondusif, memberikan pelatihan keterampilan. Amanat ketiga
adalah mengawasi penyelenggaran pelayanan di fasilitas yang melayani ODGJ.
Peraturan tersebut menjadi dasar bagi pelayanan kesehatan jiwa, tetapi
pelaksanaannya masih belum maksimal. Minimnya pelayanan dikarenakan 700
dokter kejiwaan yang ada di Indonesia, tidak mungkin bisa melayani kesehatan

1
2

jiwa di seluruh Indonesia dengan jumlah ribuan RS Pemerintah dan swasta


semuanya. Puskesmas yang berjumlah 9005 di Indonesia, tidak seluruhnya
mempunyai dokter ahli kejiwaan. Hal ini mengakibatkan masih ada banyak
penderita gangguan jiwa yang belum tertangani (Kemenkes, 2017).

Data World Health Organization (WHO) 2016,


menyatakan bahwa sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena
bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia
(Kemenkes, 2017). Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan
mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6%
dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat,
seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk. Berdasarkan jumlah tersebut, 14,3% di antaranya atau sekitar
57.000 orang pernah atau sedang dipasung. Angka pemasungan di pedesaan
adalah sebesar 18,2%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
di perkotaan, yaitu  sebesar 10,7%. Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 didapatkan data jumlah kunjungan gangguan jiwa
sebanyak 121.962. Sebagian besar kunjungan gangguan jiwa adalah di rumah
sakit (67,29%), sedangkan 32,71% lainnya di Puskesmas dan layanan
kesehatan lain.

Skizofrenia adalah kombinasi dari dua kata Yunani schizein “untuk membagi”
dan phren “pikiran”, yaitu keyakinan bahwa telah terjadi perpecahan antara
aspek kepribadian yaitu kognitif dan emosional. Skizofrenia adalah penyakit
otak neurobiologis yang berat dan terus menerus. Akibatnya berupa respon
yang sangat mengganggu kehidupan individu (Stuart, 2016). Skizofrenia adalah
jenis gangguan jiwa terberat dengan total 10% dari penderita berakhir bunuh
diri.

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktik


keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri sebagai secara terapeutik dalam meningkatkan,
3

mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan masyarakat di mana


klien berada (American Nurses Associations dalam Yosep dan Titin, 2016).
Peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk
dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Masalah keperawatan pada klien gangguan jiwa yaitu halusinasi, harga diri
rendah, isolasi sosial, waham, resiko bunuh diri, perilaku kekerasan/risiko
perilaku kekerasan dan defisit perawatan diri.

Seiring dengan peradaban masalah manusia, maka


masalah kehidupan semakin kompleks pula. Masalah tersebut bisa berasal
sendiri, maupun dari faktor lain yakni gangguan pada fisik maupun mental
akibat kemunculan masalah tersebut. Gangguan fisik mungkin sudah umum
terjadi dengan sarana penunjangnya juga telah banyak tersedia diberbagai
tempat, sedangkan gangguan mental lebih sering dianggap tidak perlu dirawat
dipelayanan kesehatan dengan alasan keterbatasan pengetahuan dan prasarana
(Stuart, 2016).

Hasil Riset Dasar Kesehatan Nasional (2018),


menyebutkan bahwa terjadi peningkatan masyarakat Indonesia yang
mengalami gangguan jiwa berat naik dari 1,7% menjadi 7%. Mereka adalah
yang diketahui mengidap skizofrenia dan mengalami gangguan psikotik berat.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlunya mahasiswa keperawatan untuk
mengantisipasi masalah umum tersebut terjadi. Maka dari itu, penulis akan
menjelaskan tentang asuhan keperawatan klien dengan masalah perilaku
kekerasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang ada, bagaimana cara melakukan asuhan


keperawatan pada klien skizofrenia dengan masalah utama perilaku kekerasan?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
4

mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan


jiwa pada klien dengan masalah utama gangguan perilaku kekerasan di
RSJD DR. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui konsep pada pasien dengan masalah
utama perilaku kekerasan
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
masalah utama perilaku kekerasan
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada pasien dengan
masalah utama perilaku kekerasan
d. Mahasiswa mampu menetapkan rencana keperawatan sesuai dengan
kasus pada pasien dengan masalah utama perilaku kekerasan
e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien
dengan masalah utama perilaku kekerasan
f. Mahasiswa mampu megevaluasi sebagai tolak ukur guna menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah utama perilaku
kekerasan

D. Metode pengumpulan data

1. Observasi adalah pengumpulan data melalui hasil pengamatan tentang


kondisi klien dalam kerangka asuhan keperawatan.
2. Studi dokumentasi adalah pengumpulan data klien dengan membaca
rekam medis klien dan menambahkan data yang kurang pada kerangka
asuhan keperawatan.
3. Wawancara adalah pengumpulan data melalui tanya jawab kepada klien
atau keluarga. Wawancara dapat dilakukan setiap saat selama pemberian
asuhan keperawatan dengan memperhatikan kondisi pasien
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis : Skizofrenia

1. Definisi Skizofrenia

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Schizein”


yang artinya retak atau pecah (split), dan “phren” yang artinya pikiran,
yang selalu dihubungkan dengan fungsi emosi. Dengan demikian
seseorang yang menderita skizofrenia adalah seseorang yang mengalami
keretakan jiwa atau keretakan kepribadian serta emosi (Sianturi, 2014).
World Health Organization (WHO) mendefinisikan skizofrenia sebagai
gangguan mental berat, dengan tanda adanya distorsi dalam berpikir, persepsi,
emosi, bahasa, rasa diri dan perilaku. Pengalaman psikotik yang umum
muncul adalah halusinasi (mendengar, melihat atau merasakan hal-hal yang
tidak ada) dan delusi (keyakinan palsu atau kecurigaan yang dipegang teguh
bahkan ketika ada bukti yang bertentangan). Skizofrenia merupakan
gangguan yang merusak fungsi manusia dan dikaitkan dengan kecacatan
melalui hilangnya kemampuan yang diperoleh untuk mendapatkan mata
pencaharian dan dapat mempengaruhi kinerja manusia dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan (WHO, 2018). Skizofrenia adalah sebuah sindrom
dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas serta sejumlah
akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial
budaya. (Maslim, 2013).

2. Epidemiologi

Menurut WHO jika 10% dari populasi mengalami


masalah kesehatan jiwa maka harus mendapat perhatian karena termasuk

5
6

rawan kesehatan jiwa. Satu dari empat orang di dunia mengalami masalah
mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang
mengalami gangguan jiwa, di Indonesia diperkirakan mencapai 264 dari
1000 jiwa penduduk yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu gangguan
jiwa Psikosa Fungsional yang terbanyak adalah Skizofrenia. Studi
epidemiologi menyebutkan bahwa perkiraan angkaprevalensi Skizofrenia
secara umum berkisar antara 0,2% hingga 2,0% tergantung di daerah atau
negara mana studi itu dilakukan. Insidensi atau kasus baru yang muncul
tiap tahun sekitar 0,01% (Lesmanawati, 2012). Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menyatakan penyebaran prevalensi
tertinggi di Bali (11%) dan di Yogyakarta (10%) (Muhith, 2015).

3. Etiologi

Menurut Muhith (2015) etiologi terjadinya skizofrenia


belum diketahui secara pasti. Diduga penyebabnya adalah :
a. Faktor Faktor genetik, meskipun ada gen yang abnormal, skizofrenia
tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya yang disebut
faktor epigenetik, seperti virus atau infeksi lain selama kehamilan,
menurunnya auto-immune yang mungkin disebabkan infeksi selama
kehamilan, berbagai macam komplikasi kandungan dan kekurangan
gizi yang cukup berat
b. Faktor biologi seperti hiperaktivitas sistem dopaminergik, faktor
serotonin, faktor neuroimunovirologi, hipoksia atau kerusakan
neurotoksik selama kehamilan dan kelahiran
c. Faktor lingkungan yang menyebabkan skizofrenia meliputi
penyalahgunaan obat, pendidikan yang rendah, dan status ekonomi
d. Abnormalitas korteks cerebral, talamus, dan batang otak pada
penderita skizofrenia ditunjukkan dengan penelitian neuropatologi dan
pemeriksaan dengan Ct Scan
e. Faktor psikososial dan sosiokultural
7

4. Gejala skizofrenia

Gejala-gejala skizofrenia terdiri dari dua jenis yaitu


simtom positif dan simtom negatif. Simtom positif berupa delusi atau
waham, halusinasi, kekecauan alam pikir, gaduh, gelisah, tidak dapat
diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira
berlebihan. Simtom negatif berupa alam perasaan (affect) “tumpul” dan
“mendatar”, menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn) tidak mau
bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming),
kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam dan pola pikir
stereotip (Muhyi, 2011).

5. Jenis Skizofrenia
Menurut Direja (2011) skizofrenia dibagi menjadi :
1. Skizofrenia Simplex : dengan gejala utama kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan.
2. Skizofrenia Hebefrenik : gejala utama gangguan proses pikir, gangguan
kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi.
3. Skizofrenia Katatonik : dengan gejala utama pada psikomotor seperti
stupor maupun gaduh gelisah katatonik.
4. Skizofrenia Paranoid : dengan gejala utama kecurigaan yang ekstrim
disertai waham kejar atau kebesaran.
5. Skizofrenia Psiko-Afektif : yaitu adanya gejala utama skizofrenia yang
menonjol dengan disertai gejala depresi atau mania.
6. Skizofrenia Residual : adalah skizofrenia dengan gejala-gejala
primernya dan muncul setelah beberapa kali serangan skizofrenia.

6. Fase skizofrenia

American Psychiatric Association (APA) menyatakan


bahwa perjalanan penyakit skizofrenia terdiri dari tiga fase yaitu fase akut,
fase stabilisasi dan fase stabil (Reverger, 2012). Ketiga fase tersebut
disebut dengan fase psikotik. Sebelum fase psikotik muncul, terdapat fase
premorbid dan fase prodormal (Muhyi, 2011).
8

Pada fase premorbid, fungsi-fungsi individu masih dalam


keadaan normatif (Muhyi, 2011). Pada fase prodormal biasanya timbul
gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa sampai beberapa bulan atau
beberapa tahun sebelum diagnosis pasti skizofrenia ditegakkan
(Herdaetha, 2009). Gejala non spesifik berupa gangguan tidur, ansietas,
iritabilitas, depresi, konsentrasi berkurang, mudah lelah, dan adanya defisit
perilaku misalnya kemunduran fungsi peran dan penarikan sosial (Muhyi,
2011). Hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu
luang dan fungsi perawatan diri juga muncul pada fase prodormal (Safitri,
2010).
Simtom positif seperti curiga mulai berkembang di akhir
fase prodromal dan berarti sudah mendekati fase psikotik (Muhyi, 2011).
Masuk ke fase akut psikotik, simtom positif menjadi jelas seperti tingkah
laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek
(Safitri, 2010). Kemudian muncul fase stabilisasi yang berlangsung setelah
dilakukan terapi dan pada fase stabil terlihat simtom negatif dan residual
dari simtom positif. Pada beberapa individu bisa dijumpai asimtomatis,
sedangkan individu lain mengalami gejala non psikotik misalnya, merasa
tegang (tension), ansietas, depresi, atau insomnia (Muhyi, 2011).

7. Proses Terjadinya Masalah

Didalam otak terdapat milyaran sambungan sel. Setiap


sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima
pesan dari sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan
zat kimia yang disebut neurotransmitters yang membawa pesan dari ujung
sambungan sel yang satu ke sambungan sel yang lain. Didalam otak yang
terserang skizofernia, terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem
komunikasi tersebut.

Skizofernia terbentuk secara bertahap dimana keluarga


maupun klien tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya
9

dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini


akhirnya menjadi skizofernia yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala
yang timbul secara perlahan-lahan ini bisa saja menjadi skizofernia acute.
Periode skizofernia akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang
meliputi halusinasi, penyesatan pikiran (delusi) dan kegagalan berpikir.
Dalam beberapa kasus, serangan dapat meningkat menjadi apa yang
disebut skizofernia kronis. Klien menjadi buas, kehilangan karakter
sebagai manusia dalam kehidupan sosial, tidak memiliki motivasi sama
sekali, depresi dan tidak memiliki kepekaan tentang perasaanya sendiri
(O’Brien, dkk, 2014).

8. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon


Maladaptif
P P G
ikiran logis ikiran kadang angguan Pikir:
menyimpang Waham
P I H
ersepsi kuat lusi alusinasi
E R K
mosi konsisten eaksi emosional esulitan
berlebihan memproses emosi
P P K
erilaku sesuai erilaku aneh etidakakuratan
perilaku
H M I
ubungan sosial enarik diri solasi sosial
10

9. Prognosis

Pemberian antipsikotik atipikal sebagai pengobatan lini


awal dapat meningkatkan prognosis yang lebih baik untuk gangguan
psikotik fase akut. Namun demikian penggunaan antipsikotik tipikal
seperti Haloperidol tetap dipakai sampai sekarang. Pada penderita dewasa
muda, antipsikotik dosis rendah biasanya efektif untuk mengendalikan
halusinasi, waham, gangguan isi pikir dan perilaku aneh. Dosis yang
rendah juga akan mengurangi kemungkinan terjadinya efek samping gejala
ekstrapiramidal (Mar, 2012).

B. Teori Keperawatan : Perilaku Kekerasan

1. Definisi

Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stresor yang dihadapi oleh


seseorang, yang ditujukan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan,
baik pada diri sendiri maupun orang lain, secara verbal, maupun non
verbal, bertujuan untuk melukai orang secara fisik maupun psikologis
(Azizah, 2016)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi
yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini
didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian
penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke
lingkungan, ke dalam diri atau secara destruktif (Yosep & Titin, 2016).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku
seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk
11

bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk penelantaran diri. Perilaku
kekerasan pada orang adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk
melukai atau membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan
dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting, dan
semua yang ada di lingkungan. Pasien yang dibawa ke rumah sakit jiwa
sebagian besar akibat melakukan kekerasan di rumah (Yusuf, dkk., 2015).

2. Tanda dan gejala perilaku kekerasan

Tanda dan gejala pada klien dengan perilaku kekerasan


menurut Direja, 2017 adalah sebagai berikut:
a) Emosi
1) Tidak adekuat
2) Tidak aman
3) Rasa terganggu
4) Marah
5) Jengkel
b) Intelektual
1) Mendominasi
2) Bawel
3) Sarkasme
4) Berdebat
5) Meremehkan
c) Fisik
1) Muka merah
2) Pandangan tajam
3) Napas pendek
4) Berkeringat
5) Tangan mengepal
6) Rahang mengatup
7) Postur tubuh kaku
8) Jalan mondar mandir
12

d) Spiritual
1) Kemahakuasaan
2) Kebenaran diri
3) Keraguan
4) Tidak bermoral
5) Kebejatan
6) Kreativitas terlambat
f) Sosial
1) Menarik diri
2) Pengasingan
3) Penolakan
4) Kekerasan
5) Ejekan
6) Humor
g) Verbal
1) Bicara kasar
2) Suara tinggi, membentak atau berteriak
3) Mengancam secara verbal atau fisik
4) Mengumpat dengan kata-kata kotor
5) Ketus
6) Suara kasar
h) Perilaku
1) Melempar atau memukul benda / orang lain
2) Menyerang oarang lain
3) Melukai diri sendiri
4) Merusak lingkunganAmuk / agresif

3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan

a. Faktor predisposisi (Dermawan dan Rusdi, 2013)


1) Faktor Biologis
13

Neurologi faktor, beragam komponen dari


sistem syaraf mempunyai peran memfasilitasi atau menghambat
rangsangan dan pesan-pesan yang akan mempengaruhi sifat
agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulus
timbulnya perilaku bermusuhan dan respon agresif.
2) Genetik faktor, adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang
tua, menjadi potensi perilaku agresif.
3) Cyrcardian Rhytm, memegang peranan pada individu. Menurut
penelitian pada jam-jam tertentu manusia mengalami peningkatan
cortsiol terutama pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk
kerja dan menjelang berakhirnya pekerjaan sekitar jam 09.00 dan
jam 13.00. pada jam tertentu orang lebih mudah terstimulasi
untuk bersikap agresif.
4) Biochemistry factor (faktor biokimia tubuh) seperti
neurotransmiter di otak (epinephrine, norephinephrine, asetikolin
dan serotonin) sangat berperan dalam penyampaian informasi
melalui sistem persyarafan dalam tubuh.
5) Brain Area Disorder, gangguan pada sistem limbik dan lobus
temporal, sindrom otak organik, tumor otak, trauma otak,
penyakit ensepalitis, epilepsi di temukan sangat berpengaruh
terhadap perilaku agresif dan tindakan kekerasan.
b. Faktor psikologis
1) Teori psikonalisa
Agresivitas dan kekerasan dapat di pengaruhi oleh
riwayat tumbuh kembang seseorang teori ini menjelaskan bahwa
adanya ketidakpuasan fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak
tidak mendapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan air susu
yanag cukup cenderung mengembangkan sikap agresif dan
bermusuhan setelah dewasa sebagai konpensansi ketidakpuasannya.
Tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan
tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah.
14

2) Imitastion, modeling and information processing theory


Menurut teori ini perilaku kekerasan bisa
berkembang dalam lingkungan yang menolerir kekerasan.
Learning theory,
Menurut teori ini perilaku kekerasan merupakan
hasil belajar dari individu terhadap lingkungan terdekatnya. Ia
mengamati bagaimana respon ibu saat marah
c. Faktor sosial budaya
1) Latar Belakang Budaya
Budaya permissive: kontrol sosial yang tidak
pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah
perilaku kekerasan diterima.
2) Agama dan Kenyakinan
a. Keluarga yang tidak solid antara nilai keyakinan dan praktek,
serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang rusak.
b. Kenyakinan yang salah terhadap nilai dan kepercayaan tentang
marah dalam kehidupan. Misal yakin bahwa penyakit
merupakan hukuman dari Tuhan.
3) Keikutsertaan dalam Politik
a) Terlibat dalam politik yang tidak sehat
b) Tidak siap menerima kekalahan dalam pertarungan politik.
4) Pengalaman sosial
a) Sering mengalami kritikan yang mengarah pada penghinaan.
b) Kehilangan sesuatu yang dicintai (orang atau pekerjaan).
c) Interaksi sosial yang provaktif dan konflik
d) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
e) Sulit memperhatikan hubungan interpersonal.
5) Peran sosial
a) Jarang beradaptasi dan bersosialisasi.
b) Perasaan tidak berarti di masyarakat.
c) Perubahan status dari mandiri ketergantungan (pada lansia)
15

d) Pradigma negatif.
e) Adanya budaya atau norma yang menerima suatu ekspresi
marah
d. Faktor presipitasi
Azizah (2016) faktor-faktor yang dapat mencetuskan
perilaku kekerasan seringkali berkaitan dengan:
1) Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau simbol
solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng
sekolah, perkelahian massal dan sebagainya.
2) Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi.
3) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik
4) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang yang
dewasa.
5) Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat
dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.
6) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap
perkembangan keluarga
7) Penilaian terhadap stressor
8) Penilaian stressor melibatkan makna dan pemahaman dampak dari
situasi stress bagi individu. Itu mencakup kognitif, afektif
fisiologis, perilaku dan respon sosial.
9) Sumber koping
Sumber koping bisa berupa asset ekonomi, kemampuan dan
ketrampilan, Teknik defensive, dukungan sosial dan motivasi.
Hubungan antara individu, keluarga kelompok dan masyarakat
16

sangat berperan penting pada saat ini. Sumber koping lainnya


termasuk kesehatan energi dukungan spiritual, keyakinan positif,
ketrampilan menyelesaikan masalah dan sosial, sumber daya sosial
dan material dan kesejahteraan fisik

4. Proses terjadinya Perilaku Marah

Rentang Respon Marah Menurut Azizah (2016) rentang respon marah


adalah sebagai berikut :
Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Perilaku kekerasan

Keterangan:
Kegagalan yang menimbulkan frustasi dapat
menimbulkan respon pasif dan melarikan diri / respon melawan dan
menentang sampai respon maladaptif yaitu agresif-kekerasan
a. Asertif: individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan
orang lain dan memberikan orang lain dan ketenangan.
b. Frustasi: individu gagal mencapai tujuan, kepuasan saat marah dan
tidak dapat menemukan alternative.
c. Pasif: perilaku dimana seseorang tidak mampu mengungkapkan
perasaan sebagai suatu usaha dalam mempertahankan haknya
d. Agresif: memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati
orang lain dengan ancaman memberi kata-kata ancaman tanpa niat
melukai orang lain. Umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku
untuk tidak melukai orang lain
e. Kekerasan: sering juga disebut dengan gaduh gelisah atau amuk.
Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang lain secara
menakutkan, memberi kata-kata ancaman melukai disertai melukai
pada tingkat ringan, dan paling berat adalah melukai / merusak secara
serius. Klien tidak mampu mengendalikan diri atau hilang kontrol
17

5. Mekanisme Koping

Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme orang lain.


Mekanisme koping klien sehingga dapat membantu klien untuk
mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam
mengekspresikan marahnya (Yosep, 2011). Mekanisme koping yang
umum di gunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti :
a. Displacement
Melepaskan perasaan tertekannya bermusuhan pada
obyek yang begitu seperti pada mulanya yang membangkitkan emosi.
b. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai keinginan yang
tidak baik.
c. Depresi
Menekan perasaan orang lain yang menyakitkan atau
konflik ingatan dari kesadaran yang cenderung memperluas
mekanisme ego lainnya.
d. Reaksi formasi
Pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan
dengan apa yang benar-benar di lakukan orang lain

6. Proses Terjadinya Marah

Menurut Yusuf, dkk (2015) proses terjadinya marah dapat


dilihat dalam bagan berikut :
18

Proses Terjadinya Amuk

Menurut Yusuf, dkk., (2015) amuk merupakan respons


kemarahan yang paling maladaptive yang ditandai dengan perasaan marah
dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, individu dapat
merusak diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Amuk adalah respons
marah terhadap adanya stress, rasa cemas, harga diri rendah, rasa bersalah,
putus asa, dan ketidakberdayaan. Respon marah dapat diekspresikan secara
internal atau eksternal. Internal berupa perilaku yang tidak merusak diri atau
19

asertif sedangkan eksternal berupa perilaku agresif. Respon marah dapat


diungkapkan secara verbal melalui 3 cara yaitu :
a. Mengungkapkan secara verbal
b. Menekan
c. Menantang

7. Penatalaksanaan

Menurut Eko Prabowo, 2014 penatalaksanaan perilaku


kekerasan adalah:
a. Farmakoterapi
Pasien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan
pengobatan mempunyai dosis efektif contoh chlorpromazine untuk
mengendalikan psikomotornya.
b. Terapi okupasi
Terima ini disebut terapi kerja, terapi ini merupakan
langkah awal yang harus dilakukan oleh petugas terhadap rehabilitasi
setelah dilakukannya seleksi dan ditentukan program kegiatannya.
c. Peran keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang
memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat dan sakit
klien. Perawat membantu keluarga dalam melakukan 5 fungsi
keluarga dalam kesehatan. Keluarga mempunyai kemampuan
mengatasi masalah akan dapat mencegah perilaku mal adaktif,
menanggulangi perilaku maladaktif ke perilaku adaktif.

d. Terapi somatic
Terapi somatic diberikan kepada klien dengan
gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaktif
menjadi perilaku adaktif dengan melakukan tindakan yang ditunjuk
pada kondisi fisik klien, terapi adalah perilaku klien.
e. Terapi kejang listrik
20

Electronic Convulsive Therapy (ECT) adalah terapi


kejang listrik adalah bentuk terapi kepada pasien dengan
menimbulkan kejang grand mall dengan mengalirkan arus listrik
melalui elektroda membutuhkan 20-30x terapi biasanya dilaksanakan
adalah setiap 2-3x sehari (seminggu 2x)

8. Pengkajian

a. Azizah (2016) pengkajian dibagi menjadi:


1) Identitas diri
2) Alasan masuk
3) Faktor penyebab
Faktor predisposisi
1) Psikoanalisis: merupakan hasil dari dorongan insting
2) Psikologis: adanya tujuan yang tidak tercapai sehingga
menyebabkan frustasi berkepanjangan
3) Biologis: adanya gangguan otak pada sistem limbik, lobus
temporal, lobus frontal, dan neurotransmitter
4) Perilaku: adanya kerusakan otak, retardasi mental, dan gangguan
belajar, penekanan emosi yang berlebihan, perilaku kekerasan
pada usia muda, koping yang tidak efektif, adanya sosialisasi yang
tidak sempurna
5) Sosial kultural: adanya norma yang ketat, budaya masyarakat
terhadap masalah yang terjadi
Faktor presipitasi
1) Internal
a) Kelemahan: kelemahan fisik
b) Rasa percaya menurun
Rasa percaya diri yang menurun membuat
orang memiliki perasaan negatif mengensi diri dalam berespon
terhadap suatu kejadian.
c) Takut sakit
21

d) Hilang kontrol: mudah marah, emosi


Seseorang dengan hilang kontrol
mengakibatkan susah mengendalikan emosi sehingga dapat
mengakibatkan kekerasan.
2) Eksternal
a) Penganiayaan fisik
Adanya penganiyaan fisik mengakibatkan
sesorang mengingat dan menyimpan dendam sehingga
mengakibatkan sesorang melakukan kekerasan.
b) Kehilangan
Rasa kehilangan akan menyebabkan
seseorang merasa cemas hingga mengalami kecemasan yang
berlebihan itulah yang akan menyebabkan seseorang
mengalami gangguan kejiwaan (Saputri, 2016).
c) Kritik
Kritikan yang mengarah pada penghinaan,
kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan kekerasan
merupakan faktor penyebab dari risiko perilaku kekerasan
(Hardiyanti, 2016).
b. Pemeriksaan fisik: tanda vital, tinggi badan, berat badan, keluhan fisik
yang dirasakan klien.
c. Psikososial
d. Genogram, konsep diri, hubungan sosial, spritual
e. Status mental
f. Penampilan, pembicaraan, aktivitas, motorik, afek dan emosi,
interaksi selama wawancara, persepsi, proses fikir, tingkat keasfaran,
memori, tingkat konsentrasi, kemampuan penilaian daya tilik,
mekanisme koping.
22

9. Pohon Masalah

Azizah (2016) pohon masalah pada kasus perilaku kekerasan adalah


sebagai berikut :

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan Efek


lingkungan

Perilaku Kekerasan Core


problem

Gangguan persepsi sensori:


Halusinasi Etiologi

Isolasi Sosial

Harga diri rendah

10. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan menurut Azizah (2016) adalah


sebagai berikut:
1) Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
2) Perilaku kekerasan
3) Gangguan persepsi sensori: halusinasi
4) Isolasi sosial
5) Harga diri rendah

11. Discharge Planning

1) Menjelaskan rencana persiapan pasca-rawat di rumah untuk


memandirikan klien
2) Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan
3) Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan
23

12. Rentang Intervensi Keperawatan

Menurut Yosep (2010) perawat dapat


mengimplementasikan berbagai cara untuk mencegah dan mengelola
perilaku kekerasan melalui rentang intervensi keperawatan.

Strategi preventif Strategi antisipasif Strategi pengurungan

Managemen krisis
Komunikasi
Kesadaran diri Seclusion
Perubahan
Pendidikan klien Restrains
lingkungan
Latihan asertif Psikofarmaka
Tindakan perilaku
13. Rencana Keperawatan Perilaku Kekerasan

Nama : Tn. S Ruang : Geranium


No. RM : Dx Medis : Perilaku Kekerasan

N T D Perencanaan Rasi
o gl / iagnosis onal
T K I
Bln Keperawata
ujuan riteria Hasil ntervensi
n

1 P S
erilaku P 1 Pasien :
S 1. Identifikasi penyebab 1. Mekanisme koping yang
Kekerasan
K etelah … x pertemuan perilaku kekerasan klien dimiliki klien dalam
lien dapat diharapkan klien dapat menghadapi masalah serta
mengidentifikasi mengidentifikasi langkah awal dalam menyusun
penyebab, tanda & gejala, penyebab, tanda & strategi berikutnya.
perilaku kekerasan yang gejala, perilaku 2. Identifikasi tanda dan 2. Deteksi dini dapat mencegah
pernah dilakukan dan kekerasan yang pernah gejala perilaku kekerasan tindakan yang dapat
akibat dari perilaku dilakukan, akibat klien membahayakan klien dan
kekerasan perilaku kekerasan lingkungan sekitar
3. Identifikasi perilaku 3. Melihat mekanisme koping
kekerasan yang klien dalam menyelesaikan
dilakukan klien masalah yang dihadapi

23
4. Identifikasi akibat 4. Membantu klien melihat
perilaku kekerasan yang dampak yang ditimbulkan
dilakukan klien akibat perilaku kekerasan yang
dilakukan klien
S
P 1 Pasien :
S 1. Jelaskan klien ada 4 cara 1. Agar klien mengetahui dan
K etelah …. x pertemuan mengontrol PK. memahami cara mengontrol PK
lien dapat menyebutkan diharapkan klien dapat a. Fisik (nafas dalam dan
cara mengontrol perilaku menjelaskan cara memukul bantal/kasur)
kekerasan mengontrol perilaku b. Dengan obat (jelaskan 6
kekerasan benar obat: jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
c. Secara verbal (meminta,
menolak dan marah
dengan baik)
d. Secara spiritual (sholat,
wudhu, berdoa)
2. Beri kesempatan klien
menjelaskan kembali 4 2. Menurunkan perilaku
cara mengontrol PK dekstruktif yang akan
menciderai klien dan

24
3. Beri reinforcement lingkungan sekitar
positif 3. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
S
P 1 Pasien :
S 1. Jelaskan definisi nafas 1. Nafas dalam dan memukul
K etelah …. x pertemuan dalam dan memukul bantal/kasur merupakan salah
lien dapat mempraktikkan diharapkan klien dapat bantal/kasur. satu tindakan untuk
latihan cara mengontrol mempraktikkan latihan menyalurkan stressor yang
perilaku kekerasan cara mengontrol perilaku dirasakan klien
dengan cara fisik (tarik kekerasan dengan cara 2. Jelaskan tujuan nafas 2. Tarik nafas dalam dapat
nafas dalam dan memukul fisik (tarik nafas dalam dalam dan memukul mengurangi keinginan klien
bantal/kasur) dan memukul bantal/kasur untuk melakukan perilaku
bantal/kasur) kekerasan
3. Jelaskan cara mengontrol 3. Meningkatkan pengetahuan
PK dengan nafas dalam klien cara mengontrol PK
dan memukul
bantal/kasur
4. Demonstrasikan cara 4. Memberikan gambaran terlebih
nafas dalam dan dahulu kepada klien cara nafas
memukul bantal/kasur dalam dan memukul
(dilakukan oleh perawat bantal/kasur
terlebih dahulu)

25
5. Demonstrasikan
bersama-sama dengan 5. Mengevaluasi kemampuan
klien cara nafas dalam klien
dan memukul
bantal/kasur
6. Beri kesempatan klien
untuk demontrasi nafas
dalam dan memukul 6. Mengevaluasi kemampuan
bantal/kasur secara klien
mandiri
7. Beri reinforcement
positif pada klien

7. Meningkatkan kepercayaan diri


klien
S
P 1 Pasien:
S B M
K etelah …. x pertemuan imbing klien untuk emasukkan kegiatan
lien dapat memasukkan diharapkan klien dapat memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan
latihan fisik ke dalam memasukkan latihan fisik (napas dalam dan ke dalam jadwal kegitan harian
jadwal kegiatan harian fisik ke dalam jadwal memukul bantal) ke merupakan upaya untuk
kegiatan harian dalam jadwal kegiatan membiasakan diri melatih dan

26
harian mengaplikasikan cara fisik saat
klien marah.

2 P S
. erilaku P 2 Pasien : 1. Minta klien unuk 1. Menilai kemampuan klien
S
Kekerasan menjelaskan pengertian,
K etelah ….. x pertemuan
tujuan,dan cara
lien dapat diharapkan klien mampu
mengontrol PK secara
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan
fisik (nafas dalam dan
kembali latihan fisik fisik sebelumnya (nafas
memukul bantal/kasur)
nafas dalam dan memukul dalam dan memukul
2. Minta klien untuk 2. Meningkatkan percaya diri
bantal/kasur bantal/kasur)
memperagakan cara klien

mengotrol PK denga
napas dalam dan
memukul antal
3. Observasi sikap klien
selama melakukan sapas 3. Mengevaluasi kemampuan

daam dan memukul klien melakukan nafas dalam

bantal dan memukul bantal

4. Observasi jadwal
kegiatan harian 4. Memantau klien dalam proses
membiasakan diri
mengaplikasikan latihan yang

27
5. Beri pujian postifi pada diberikan
klien 5. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
S
P 2 Pasien :
S
1. Jelaskan jenis, kegunaan, 1. Klien memahami jenis,
K etelah …. x pertemuan
serta dosis obat. kegunaan sera dosis obat yang
lien dapat menjelaskan diharapkan klien dapat
diprogramkan
jenis obat, guna obat, mengontrol perilaku
2. Jelaskan frekuensi, cara 2. Klien memahami frekuensi,
dosis obat, frekuensi obat, kekerasan dengan teratur
pemberian dan cara pemberian dan kontinuitas
cara pemberian obat dan minum obat
kontinuitas minum obat. minum obat yang diprogramkan
kontinuitas minum obat.
3. Demonstrasikan 3. Mensukseskan program
(dilakukan perawat) pengobatan klien
klien cara minum obat
secara teratur dengan
prinsip 6 benar (jenis,
guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum
obat) 4. Mensukseskan program
4. Demonstrasikan (perawat pengobatan klien
bersama dengan pasien)
klien cara minum obat
secara teratur dengan

28
prinsip 6 benar (jenis,
guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum
obat)
5. Minta klien
mendemonstrasikan 5. Mensukseskan program
secara mandiri tentang pengobatan klien
minum obat secara
teratur dengan prinsip 6
benar (jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
6. Beri reinforcement
positif pada klien 6. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
S
P 2 Pasien :
S B M
K etelah…. x pertemuan imbing klien untuk emasukkan kegiatan untuk
lien memasukkan latihan diharapkan klien dapat memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan
mengontrol perilaku memasukkan latihan mengontrol perilaku ke dalam jadwal kegiatan
kekerasan dengan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara harian merupakan upaya untuk
latihan fisik (nafas dalam kekerasan dengan latihan latihan fisik (nafas dalam membiasakan diri melatih

29
dan memukul fisik (nafas dalam dan dan memukul mengaplikasikan cara latihan
bantal/kasur) dan teratur memukul bantal/kasur bantal/kasur) dan teratur fisik (nafas dalam dan
minum obat ke dalam dan teratur minum obat minum obat ke dalam memukul bantal/kasur) dan
jadwal kegiatan harian. ke dalam jadwal jadwal kegiatan harian. minum obat saat klien
kegiatan harian. mengalami pk.

P S
erilaku P 3 Pasien :
S
Kekerasan 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
K etelah … x pertemuan
menjelaskan dan
lien dapat diharapkan klien mampu
memperaakan cara
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan
mengontrol PK dengan
kembali latihan fisik fisik sebelumnya (nafas
fisik (nafas dalam dan
nafas dalam dan memukul dalam dan memukul
memukul bantal/kasur)
bantal/kasur serta cara bantal/kasur) serta
2. Minta klien untuk 2. Menilai kemampuan klien
minum obat minum obat
menjelaskan tentang
obat, dan peragakan cara
minum obat
3. Observasi sikap selama 3. Menilai kemampuan klien
napas dalam dan melakukan nafas dalam dan
memukul bantal/ kasur minum obat
serta meminum obat

30
4. Observasi jadwal 4. Memantau klien dalam proses
kegiatan harian membiasakan diri melakukan
hal yang diajarkan.

5. Beri pujian positif pada 5. Meningkatkan percaya diri


klien klien
P S
erilaku P 1 Pasien :
S
Kekerasan 1. Identifikasi penyebab 1. Mekanisme koping yang
K etelah … x pertemuan
perilaku kekerasan klien dimiliki klien dalam
lien dapat diharapkan klien dapat
menghadapi masalah serta
mengidentifikasi mengidentifikasi
langkah awal dalam menyusun
penyebab, tanda & gejala, penyebab, tanda &
strategi berikutnya.
perilaku kekerasan yang gejala, perilaku
pernah dilakukan dan kekerasan yang pernah
2. Identifikasi tanda dan 2. Deteksi dini dapat mencegah
akibat dari perilaku dilakukan, akibat
gejala perilaku tindakan yang dapat
kekerasan perilaku kekerasan
kekerasan klien membahayakan klien dan
lingkungan sekitar
3. Identifikasi perilaku 3. Melihat mekanisme koping
kekerasan yang klien dalam menyelesaikan
dilakukan klien masalah yang dihadapi
4. Identifikasi akibat 4. Membantu klien melihat
perilaku kekerasan yang dampak yang ditimbulkan

31
dilakukan klien akibat perilaku kekerasan yang
dilakukan klien
S
P 3 Pasien :
S 1. Jelaskan definisi dari 1. Cara verbal merupakan salah
K etelah …. x pertemuan cara verbal (meminta, satu cara mengontrol
lien dapat mengontrol diharapkan klien dapat menolak dan marah kemarahan klien
perilaku kekerasan mengontrol perilaku dengan baik) pada klien
dengan cara verbal kekerasan dengan cara 2. Jelaskan manfaat dari 2. Cara verbal (mengungkapkan/
(mengungkapkan verbal (mengungkapkan, cara verbal menolak dengan cara baik)
perasaan marah dengan meminta, menolak (mengungkapkan, dapat mengurangi keinginan
baik, meminta, menolak dengan benar) meminta, menolak klien melakukan perilaku
dengan benar) dengan benar) pada kekerasan.
klien.
3. Peragakan cara menolak 3. Memberikan gambaran kepada
dengan baik, meminta klien cara mengontrol PK
dengan baik, marah dengan verbal
dengan baik
4. Lakukan bersama sama 4. Menilai kemampuan klien
dengan perawat cara
mengotrol PK secara
verbal (meminta,
menolak dan marah

32
dengan baik)
5. Anjurkan klien 5. Menilai kemampuan klien
melakukan sendiri cara
mengontrol PK dengan
verbal
6. Beri penguatan positif 6. Mendorong
kepada klien pengulang
an perilaku yang positif dan
meningkatkan harga diri klien

S
P3:
S B M
K etelah …. x pertemuan imbing klien untuk emasukkan kegiatan untuk
lien dapat memasukkan diharapkan klien dapat memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan
latihan mengontrol memasukkan latihan mengontrol perilaku ke dalam jadwal kegiatan
perilaku kekerasan mengontrol perilaku kekerasan dengan harian merupakan upaya untuk
dengan latihan fisik, kekerasan dengan latihan latihan fisik, minum membiasakan diri melatih
minum obat dan cara fisik, minum obat dan obat dan cara verbal ke mengaplikasikan latihan fisik,
verbal ke dalam jadwal cara verbal ke dalam dalam jadwal kegiatan minum obat dan cara verbal
kegiatan harian. jadwal kegiatan harian harian. saat klien marah.

33
S
P4: 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
S
menjelaskan dan
K etelah …. x pertemuan
memperagakan cara
lien dapat diharapkan klien mampu
mengontrol PK fisik
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan
(nafas dalam dan
kembali latihan fisik fisik sebelumnya (napas
memukul bantal/kasur)
nafas dalam dan memukul dalam, memukul bantal,
2. Minta klien untuk 2. Menilai kemampuan klien
bantal/kasur, cara minum obat dan verbal
menjelaskan
obat serta cara verbal
memepragakan cara
( mengungkapkan,
minum obat
meminta, menolak
3. Minta klien untuk 3. Menilai kemampuan klien
dengan benar)
menjeaskan dan
memperagakan cara
mengontrol PK secara
verbal
( mengungkapkan,
meminta, menolak
dengan benar)
4. Observasi sikap selama 4. Menlai kemampuan klien
memperagakan cara
mengontrol PK secara
fisik, obat, verbal

34
5. Observasi jadwal
kegiatan harian 5. Meniai emampuan klien

6. Beri reinforcement
positif kepada klien 6. Meningkatkan percaya diri
klien
S
P4:
S 1. Jelaskan definisi dari 1. Cara spiritual merupakan salah
K etelah …. x pertemuan cara mengontrol perilaku satu cara mengontrol
lien dapat mengontrol diharapkan klien dapat kekerasan dengan cara kemarahan klien
perilaku kekerasan mengontrol perilaku spiritual
dengan cara spiritual kekerasan dengan cara 2. Jelaskan manfaat dari 2. Cara spiritual (berdoa, sholat)
(berdoa, sholat) spiritual (berdoa, sholat) cara mengontrol perilaku dapat mengurangi keinginan
kekerasan secara klien melakukan perilaku
spiritual (berdoa, sholat) kekerasan.
pada klien.
3. Demonstrasikan cara 3. Memberikan gambaran kepada
berdoa sesuai klien cara mengontrol PK
kepercayaan klien dengan spiritual
(perawat terlebih dahulu)
4. Demonstrasikan secara 4. Memberi gambaran kepada
bersama – sama cara klien cara mengontrol PK

35
mengontrol PK dengan dengan spiritual
spiritual sesuai dengan
keyakinan klien
5. Menilai kemampuan klien
5. Beri kesempatan klien
untuk melakukan secara
mandiri cara berdoa
sesuai dengan keyakinan
klien.
6. Mendorong pengulangan
6. Beri penguatan positif
perilaku yang positif dan
kepada klien
meningkatkan harga diri klien
S
P4:
S B M
K etelah …. x pertemuan imbing klien untuk emasukkan kegiatan untuk
lien dapat memasukkan diharapkan klien dapat memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan
latihan mengontrol memasukkan latihan mengontrol perilaku ke dalam jadwal kegiatan
perilaku kekerasan mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan harian merupakan upaya untuk
dengan latihan fisik, kekerasan dengan latihan fisik, minum obat, cara membiasakan diri melatih
minum obat cara verbal fisik, minum obat, cara verbal dan spiritual ke mengaplikasikan latihan fisik,
dan spiritual ke dalam verbal dan spiritual ke dalam jadwal kegiatan minum obat, cara verbal dan
jadwal kegiatan harian. dalam jadwal kegiatan harian. spiritual saat klien marah.
harian

36
P S
erilaku P5:
S 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
Kekerasan
K etelah …. x pertemuan menjelaskan dan
lien dapat diharapkan klien mampu memperagakan cara
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan mengontrol PK fisik
kembali latihan fisik fisik sebelumnya (napas (nafas dalam dan
nafas dalam dan memukul dalam dan memukul memukul bantal/kasur)
bantal/kasur, cara minum bantal), obat, verbal dan 2. Minta kklien untuk 2. Menilai kemampuan klien
obat, cara verbal spiritual menjelaskan dan
( mengungkapkan, memperagakan cara
meminta, menolak minum obat dengan
dengan benar) dan cara prinsip 6 benar (jenis,
spiritual guna, dosis, frekuensi,
cara pemberian dan
kontinuitas minum obat)
3. Minta klien untuk 3. Menilai kemampuan klien
menjelaskan dan
memperagakan cara
mengontrol PK secara
verbal ( mengungkapkan,
meminta, menolak
dengan benar)

37
4. Minta klien untuk 4. Menilai kemampuan klien
menjelaskan dan
memperagakan cara
mengontrol PK dengan
spiritual(berdoa, sholat)
5. Observasi sikap selama 5. Menilai kemmpuan klien
memperaakan
mengontrol PK secara
fisik, obat, verbal dan
spiritual
6. Observasi jadwal 6. Menilai kemampuan klien
kegiatan harian
7. Beri reinforcement 7. Meningkatkan percaya diri
positif kepada klien klien

S
P5:
S
1. Pantau pelaksanaan 1. Mengetahui perilaku yang
K etelah ….. x pertemuan
jadwal kegiatan yang dilakukan klien
lien mampu melakukan diharapkan klien mampu
sudah disusun (latihan
kegiatan secara mandiri melakukan kegiatan
fisik nafas dalam dan
secara mandiri

38
memukul bantal, teratur
minum obat, secara
verbal, spiritual)
2. Berikan penguatan
terhadap perilaku klien 2. Meningkatkan harga diri klien
yang positif
3. Berikan penilaian 3. Mengetahui perkembangan
kemampuan klien yang kemampuan klien dalam
mandiri melakukan kegiatan secara
mandiri.
S
P5: 1. Pantau perkembangan 1. Memantau kemampuan klien.
S
kemampuan klien
K etelah …. x pertemuan
dalam mengontrol
lien dapat mengontrol diharapkan klien dapat
perilaku kekerasan
perilaku kekerasan mengontrol perilaku
(latihan fisik nafas
kekerasan
dalam dan memukul
bantal, teratur minum
obat, secara verbal dan
kegiatan spiritual)

2. Berikan penilaian pada 2. Mengetahui kemampuan klien


kemampuan klien dalam mengontrol perilaku

39
dalam mengontrol kekerasan
perilaku kekerasan
S
P 1 Keluarga :
S D Membantu
K etelah …… x interaksi, iskusikan bersama keluarga dalam
eluarga dapat keluarga mampu keluarga tentang mengungkapkan perasaanya
mengungkapkan masalah mengungkapkan masalah masalah-masalah yang
yang dirasakan dalam yang dirasakan dalam dialami selama
merawat pasien. merawat pasien merawat pasien perilku
kekerasan

.
SP 1 Keluarga :
S 1. Jelaskan pengertian 1. Penjelasan kepada keluarga
K etelah …. x interaksi, prilaku kekerasan tentang pengertian perilaku
eluarga mampu mengerti keluarga mampu kekerasan dapat menambah
dan memahami tentang mengerti dan memahami pengetahuan keluarga tentang
pengertian, tanda dan tentang pengertian, tanda perilaku kekerasan
gejala, serta proses dan gejala, serta proses 2. Jelaskan tentang tanda 2. Penjelasan kepada keluarga
terjadinya perilaku terjadinya perilaku dan gejala prilaku tentang tanda dan gejala
kekerasan kekerasan kekerasan perilaku kekerasan dapat
menambah pengetahuan
keluarga tentang perilaku

40
kekerasan
3. Jelaskan proses 3. Penjelasan kepada keluarga
terjadinya perilaku tentang proses terjadinya
kekerasan perilaku kekerasan dapat
menambah pengetahuan
keluarga tentang perilaku
kekerasan
S
P 1 Keluarga : 1. Jelaskan cara merawat 1. Penanganan yang tepat dapat
S
klien dengan PK : membantu proses penyembuhan
K etelah ….. x interaksi,
a. Merawat klien PK klien dengan PK
eluarga mampu keluarga mengerti
dengan cara fisik
menjelaskan cara tentang cara merawat
(Napas dalam dan
merawat pasien dengan pasien perilaku
memukul bantal)
PK kekerasan
b. Merawat klien PK
dengan minum obat
c. Merawat klien PK
dengan
verbal(meminta,menola
k dan
mengungkapkanmarah
dengan baik)
d. Merawat klien PK

41
dengan spiritual
2. Beri pujian jika klien
dapat melakukannya 2. Menghargai upaya keluarga
dengan baik dalampembelajaran

S
P 1 Keluarga :
S 1. Latih keluarga merawat 1. Meningkatkan kognitif kelurga
K etelah …. x interaksi, PK dengan melakukan tentang tujuan kegiatan fisik
eluarga mampu melatih Keluarga mampu melatih kegiatan fisik (tarik
satu cara merawat PK satu cara merawat PK napas dalam dan
dengan melakukan dengan melakukan pukulkasur dan bantal)
kegiatan fisik: tarik nafas kegiatan fisik: tarik nafas a. Jelaskan tujuan a. Meningkatkan kognitif keluarga
dalam dan pukul kasur dalam dan pukul kasur kegitan fisik napas tentang cara kegiatan fisik
dan bantal dan bantal dalam dan pukul napas dalam dan pukul bantal.
bantal
b. Jelaskan cara
kegiatan fisik b. Meningkatkan psikomotor
napas dalam dan keluarga
pukul bantal
c. Demonstrasi cara
kegiatan fisik c. Meningkatkan psikomotor

42
napas dalam dan keluarga
memukul bantal
d. Bersama – sama
keluarga d. Menilai psikomotor klien
mendemonstrasika
n cara kegiatan
fisik napas dalam
dan memukul
bantal
e. Minta keluarga e. Menilai kemampuan keluarga
untuk
mempraktekkan
secara mandiri cara
kegiatanfisik napas
dalam dan
memukul bantal
2. Beri pujian kepada 2. Menghargai upaya keluarga
keluarga dalam pembelajaran

S
P 1 Keluarga :
S A D
etelah …..x interaksi njurkan keluarga ukungan sosial dari keluarga

43
K keluarga mampu, membantu pasien sesuai mempercepat proses
eluarga mampu membimbing pasien jadwal dan memberi penyembuhan pasien
membimbing pasien melakukan kegiatan pujian
melakukan kegiatan yang yang sudah terjadwal
sudah terjadwal dan berikan pujian

S
P 2 Keluarga :
S 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
K etelah ….x interaksi keluarga dalam merawat mempercepat proses
eluarga mampu merawat keluarga mampu, dan melatih pasien secara penyembuhan pasien
atau melatih pasien secara merawat dan melatih fisik
fisik (tarik napas dalam pasien secara fisik dan a. Tarik nafas dalam 2. Pujian kepada keluarga dapat
dan memukul bantal) berikan pujian b. Pukul kasur dan memotivasi keluarga
bantal
2. Berikan pujian kepada
keluarga
S
P 2 Keluarga : 1. Jelaskan jenis, kegunaan, 1. Jenis : agar keluarga lebih
S
serta dosis obat mengenali jenis obat yang
K etelah …..x interaksi
dikonsumsi dirinya.
eluarga mampu keluarga mampu
Kegunaan
mengetahui 6 benar cara mengetahui 6 benar cara
: agar keluarga mengetahui
memberikan obat memberikan obat
manfaat dari obat yang

44
diprogramkan
Dosis :
agar keluarga memahami dosis
yang diberikan.
2. Jelaskan frekuensi, cara 2. Keluarga memahami frekuensi,
pemberian dan cara pemberian dan kontinuitas
kontinuitas minum obat. minum obat yang diprogramkan
3. Demonstrasikan pada 3. Memberikan gambaran awal
keluarga cara dalam program yang disusun
membimbing klien untuk untuk klien
teratur minum obat
sesuai dengan prinsip 6
benar 4. Mensukseskan program
4. Demonstrasikan secara pengobatan klien
bersama-sama dengan
keluarga cara
membimbing klien untuk
teratur minum obat
dengan prinsip 6 benar 5. Mensukseskan program
5. Beri kesempatan pada ngobatan klien
keluarga untuk
melakukan secara
mandiri cara

45
membimbing klien untuk
teratur minum obat
dengan prinsip 6 benar.
6. Beri reinforcement 6. Meningkatkan kepercayaan diri
positif pada keluarga keluarga
S
P 2 Keluarga :
S 1. Jelaskan kepada 1. Meningkatkan kognitif keluarga
K etelah ……x interaksi keluarga tujuan tentang
eluarga mampu diharapkan keluarga pentingnya
memberikan/ mampu memberikan/ membimbing klien
membimbing meminum membimbing meminum dalam teratur minum
obat obat obat. 2. Meningkatkan kognitif keluarga
2. Jelaskan pada keluarga
cara membimbing klien
untuk teratur minum
obat 3. Meningkatkan psikomotor
3. Jelaskan kepada keluarga dalam memberikan
keluarga tentang akibat obat.
dari apabila klien tidak
minum secara teratur. 4. Meningkatkan semangat positif
4. Berikan penguatan keluarga agar tetap
positif pada keluarga membimbing klien dalam

46
mengatasi halusinasinya.

S S
P 2 Keluarga : P 2 Keluarga:
1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari keluarga
K S membantu pasien mempercepat proses
eluarga mampu etelah ….x interaksi melakukan kegiatan penyembuhan pasien
membantu pasien diharapkan keluarga sesuai jadwal
melakukan kegiatan mampu membantu 2. Anjurkan keluarga 2. Pujian dari keluarga akan
sesuai jadwal pasien melakukan untuk memberikan memotivasi pasien untuk
kegiatan sesuai jadwal pujian kepada pasien memasukan dalam jadwal
ketika pasien dapat kegiatan
melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang
dibuat.
S
P 3 Keluarga
S 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
K etelah ……x interaksi keluarga dalam merawat mempercepat proses
eluarga mampu diharapkan keluarga dan melatih pasien penyembuhan pasien
merawat/melatih pasien mampu merawat/melatih secara fisik
melakukan kegiatan fisik pasien melakukan a. Tarik nafas dalam

47
dan memberikan obat kegiatan fisik dan sebanyak 5 kali
serta memberikan pujian memberikan obat serta b. Pukul kasur dan
memberikan pujian bantal 5 kali
c. Memberikan obat
2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga dapat
keluarga memotivasi keluarga
S
P 3 Keluarga :
S 1. Latih keluarga cara D
K etelah …….x interaksi membimbing: cara ukungan keluarga dan
eluarga mampu diharapkan keluarga bicara yang baik lingkungan mempercepat
membimbing pasien cara mampu membimbing a. Jelaskan tujuan proses penyembuhan pasien
bicara yang baik pasien cara bicara yang cara berbicara yang
a. Meningkatkan kognitif keluarga
baik baik
b. Jelaskan cara
b. Meningkatkan kognitif keluarga
berbicara yang baik
c. Demonstrasikan
c. Meningkatkan psikomotor
cara berbicara yang
keluarga
baik (perawat
terlebih dahulu)
d. Demonstrasikan
d. Meningkatkan psikomotor
secara bersama-
keluarga
sama keluarga cara

48
membimbing klien
untuk berbicara
dengan baik
e. Beri kesempatan
e. Meningkatkan kemampuan
keluarga secara
keluarga dalam merawat klien
mandiri cara
membimbing klien
untuk berbicara
dengan baik.
f. Menghargai upaya keluarga
Berikan pujan kepada
dalam pembelajaran
keluarga.
S
P 3 Keluarga :
S
L
K etelah ……x interaksi
atih keluarga cara
eluarga mampu diharapkan keluarga
membimbing klien untuk
membimbing klien untuk mampu membimbing
melakukan kegiatan
melakukan kegiatan klien untuk melakukan
spiritual a. Meningkatkan kognitif keluarga
spiritual kegiatan spiritual
a. Jelaskan tujuan kegiatan
spiritual b. Meningkatkan kognitif keluarga
b. Jelaskan cara melakukan
kegiatan spiritual yang
baik c. Meningkatkan psikomotor

49
c. Demonstrasikan terlebih keluarga
dahulu cara membimbing
klien untuk melakukan
kegiatan spiritual
(perawat dahulu) d. Meningkatkan psikomotor
d. Lakukan secara bersama- keluarga
sama dengan keluarga
cara membimbing klien
untuk melakukan
kegiatan spiritual e. Meningkatkan kemampuan
e. Keluarga secara mandiri keluarga dalam merawat klien
mendemonstrasikan dengan PK
secara langsung kepada
klien melakukan
kegiatan spiritual sesuai
dengan keyakinan klien f. Menghargai upaya keluarga
f. Berikan pujan kepada dalam pembelajaran
keluarga.
S
P 3 Keluarga :
S 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari keluarga
K etelah …….x interaksi membantu pasien mempercepat proses
eluarga mampu diharapkan keluarga melakukan kegiatan penyembuhan pasien

50
membantu pasien mampu membantu sesuai jadwal
melakukan kegiatan pasien melakukan 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pujian dari keluarga akan
sesuai jadwal kegiatan sesuai jadwal memberikan pujian memotivasi pasien untuk
kepada pasien ketika melakukan kegiatan yang
pasien dapat melakukan terdapat didalam jadwal
kegiatan sesuai jadwal
yang dibuat.
S
P 4 Keluarga :
S 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
K etelah …….x interaksi keluarga dalam merawat mempercepat proses
eluarga mampu diharapkan keluarga dan melatih pasien secara penyembuhan pasien
merawat/melatih pasien mampu merawat/melatih fisik
melakukan kegiatan fisik pasien melakukan a. Tarik nafas dalam
dan memberikan obat, kegiatan fisik dan sebanyak 5 kali
bicara yang baik, kegiatan memberikan obat, bicara b. Pukul kasur dan bantal 5
spiritual serta yang baik, kegiatan kali
memberikan pujian spiritual serta c. Memberikan obat (6
memberikan pujian benar obat: jenis,
guna,dosis,
frekwensi,cara,
kontinuitas minum obat)
d. Bicara yang baik (Bicara

51
dengan pelan-pelan dan
dengan nada yang
rendah, Berbicara dengan
sopan)
e. Kegiatan spiritual
(Bimbing pasien berdoa,
Bimbing pasien untuk
pergi ke gereja) 2. Pujian kepada keluarga dapat
2. Berikan pujian kepada memotivasi keluarga
keluarga
S
P 4 Keluarga :
S 1. Jelaskan follow up 1. Menentukan tindakan
K etelah …..x interaksi (catatan perkembangan) selanjutnya.
eluarga dapat memahami diharapkan keluarga klien ke RSJ/PKM
follow up ke RSJ/PKN, dapat memahamifollow 2. Jelaskan tanda-tanda 2. Meningkatkan kognitif keluarga
tanda kambuh, rujukan up ke RSJ/PKN, tanda kambuh selama selama merawat klien dengan
kambuh, rujukan perawatan klien di rumah PK.
:
a. Muka marah dan tegang
b. Tatapan mata tajam
c. Mengatup rahang
d. Marah tanpa sebab

52
e. Bicara kasar
f. Mengepalkan tangan
g. Merusak barang dan
benda
3. Segera hubungi 3. Memperoleh penanganan lebih
pelayanan kesehatan lanjut, cepat dan tepat.
terdekat bila ada gejala-
gejala di atas (rujukan)

S
P 4 Keluarga
S 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari keluarga
K etelah ……x interaksi membantu pasien mempercepat proses
eluarga mampu diharapkan keluarga melakukan kegiatan penyembuhan pasien
membantu pasien mampu membantu sesuai jadwal
melakukan kegiatan pasien melakukan 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pujian dari keluarga akan
sesuai jadwal kegiatan sesuai jadwal memberikan pujian memotivasi pasien untuk
kepada pasien ketika melakukan kegiatan yang
pasien dapat melakukan terdapat didalam jadwal
kegiatan sesuai jadwal
yang dibuat.

53
S
P 5 Keluarga : 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
S
keluarga dalam merawat mempercepat proses
K etelah ….. x interaksi
dan melatih pasien secara penyembuhan pasien
eluarga mampu diharapkan keluarga
fisik
merawat/melatih pasien mampu merawat/melatih
a. Tarik nafas dalam
dengan latihan fisik, pasien dengan latihan
sebanyak 5 kali
memberikan obat, latihan fisik, memberikan obat,
b. Pukul kasur dan bantal 5
bicara yang baik, kegiatan verbal, kegiatan spiritual
kali
spiritual dan folow up dan folow upserta
c. Memberikan obat (6
serta memberikan memberikan pujian
benar obat: jenis,
pujian.pada pasien
guna,dosis,
frekwensi,cara,
kontinuitas minum obat)
d. Verbal (meminta,
mengungkapkan marah
dengan benar, dan
menolak dengan benar)
e. Kegiatan spiritual
(Bimbing pasien berdoa,
Bimbing pasien untuk
pergi ke gereja)
f. Jelaskan follow up ke

54
RSJ/PKN, tanda
kambuh, rujukan (Klien
memperhatikan perilaku
yang membahayakan
dirinya dan orang lain)
2. Berikan pujian kepada
keluarga 2. Pujian kepada keluarga dapat
memotivasi keluarga

S
P 5 Keluarga :
S N Untu
K etelah ….x interaksi ilai kemampuan keluarga k mengetahui kemampuan keluarga
eluarga mampu merawat diharapkan keluarga merawat pasien PK dalam merawat
pasien mampu merawat pasien

S
P 5 Keluarga :
S N Untu
K etelah ……x interaksi ilai kemampuan keluarga k mengetahui kemampuan
eluarga mampu diharapkan keluarga melakukan kontrol ke melakukan kontrol ke RSJ/PKM
membawa pasien kontrol mampu membawa pasien RSJ/PKM

55
ke RSJ/PKM kontrol ke RSJ/PKM

56
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 09 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB
Oleh : Maria Magdalena Anin

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Sdr. P (L)


Umur : 26 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Buan, Rt.03 Rw.01
Tgl Masuk RS : 03 Februari 2022

Ruang : Geranium
Nomor CM : 0906xxx

2. ALASAN MASUK

Pasien binggung kurang lebih 4 hari, merusak pot, menendang meja, emosi
labil, curiga merasa dibicarakan orang lain dan memukul orang.

3. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

Ya Tidak

Klien pernah mengalami gangguan jiwa pada 6 bulan lalu.

47
48

b. Pengobatan sebelumnya : kurang berhasil


Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil

c. Trauma :

Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


Aniaya Fisik - - -
Aniaya Seksual - - -
Penolakan - - -
Kekerasan dalam - - -

Keluarga
Tindakan - - -

Kriminal
Lain-lain : - - -

Klien pernah mengalami gangguan jiwa, dan


saat dikaji klien sudah 2 kali dirawat di RSJ. Klien putus obat selama
6 bulan yang lalu.

Masalah keperawatan: Penatalaksanaan


Regimen Terapeutik inefektif.

d. Anggota Keluarga yang gangguan jiwa?

Ada Tidak
Hubungan keluarga : -
Gejala : -
Riwayat pengobatan : -
Masalah Keperawatan : tidak ada
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Klien mengatakan berkelahi dengan ibunya.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
49

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda vital : TD : 120/76 mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,7°C, RR : 20


x/menit
b. Ukuran
BB : 84 Kg
TB : 160 cm
IMT : 84Kg / (1,60)2 = IMT 32,81 (Gemuk)
c. Keluhan Fisik

Tidak ada Ada


Klien mengatakan tidak ada keluhan pada fisiknya.

5. PSIKOSOSIAL

a. Genogram

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

___ : tinggal dalam satu rumah

______: garis keturunan

X : meninggal

: pasien

Penjelasan: Pasien tinggal bersama ayah, ibunya, dan kedua saudara


perempuannya, pasien dan orang ibunya sering bertengkar.
50

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

b. Konsep Diri

1) Gambaran Diri: Klien menyadari dirinya sedang sakit


2) Identitas Diri: Klien mengatakan Namanya Putut, dia belum
menikah.
3) Peran Diri: Klien mengatakan dirinya seorang anak kedua dari 3
bersaudara, dan dia merupakan anak laki-laki satu-satunya.
4) Ideal Diri: Klien mengatakan ingin cepat pulang
5) Harga Diri: Klien mengatakan merasa minder karena diejek orang
ganggun jiwa oleh orang disekitarnya

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah kronik

c. Hubungan Sosial

1) Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang berarti adalah


keluarganya

2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat: Klien mengatakan


tidak mengikuti kegiatan di masyarakat yaitu gotong royong
dalam kerja bakti dengan alasan klien sering dikatakan ODGJ.

3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien


mengatakan merasa malu ketika kegiatan di masyarakat, karena
klien sering dikatain orang gila.

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial

d. Spiritual

1) Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan beragama islam

2) Kegiatan ibadah : Klien rajin melakukan sholat

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan


51

6. STATUS MENTAL

a. Penampilan

Tidak rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasa

Lain-lain, pasien rapi

Klien berpenampilan rapi, memakai seragam ruangan geranium,


makan dan mandi klien melakukan secara mandiri.

Masalah Keperawatan: Tidak ada


masalah keperawatan

b. Pembicaraan

c. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoherensi
Apatis Tidak mampu mulai pembicaraan
Lambat Membisu Jelas

Klien berbicara dengan jelas dan dapat menjawab sesuai dengan


pertanyaan perawat.

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

d. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Gelisah TIK
Grimasen Tremor Agitasi Kompulsif
Lain-lain
Penjelasan : Pasien mengikuti setiap kegiatan yang ada di ruangan, di
ruang rehabilitasi pasien sering melakukan kegiatan main bulu
tangkis.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan


52

d. Afek dan Emosi

1) Afek: sesui

Datar Tumpul Labil


Tidak sesuai Lain-lain
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

2) Alam perasaan(emosi

Sedih Putus asa Gembira


Ketakutan Kuatir Lain-lain:

Penjelasan: Klien mengatakan merasa sedih karena pernah


berkelahi dengan ibunya.

Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan

e. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung


Kontak mata kurang Defensif Curiga
Penjelasan: Klien kooperatif, kontak mata kurang.

Masalah Keperawatan: Harga diri rendah.

f. Persepsi Sensori

1) Apakah ada gangguan ? Ada Tidak ada


2) Halusinasi: Pendengaran Penghidu Penglihatan
Perabaan Pengecapan
3) Ilusi : Ada Tidak ada
Lain-lain,.................
Penjelasan: Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan tanpa
wujud yang isinya memerintah klien untuk memukul ibunya yang
membuat kepalanya sakit dan tidak bisa tidur.

Masalah Keperawatan: Perubahan Persepsi Sensori: Pendengaran


53

g. Proses Pikir

1) Proses pikir (Arus dan Bentuk Pikir):


Sirkumtansial Tangensial Blocking

Fight of idea Kehilangan Asosiasi

Pengulangan pembicaraan/ perseverasi

Koherensi, saat dilakukan wawancara klien dapat berbicara,


pembicaraan mudah dipahami maksudnya, isi pembicaraan ada
hubungannya dengan topik yang dibicarakan

2) Isi pikir :

Obsesi Hipokondria Depersonalisasi


Pikiran Magis suicide

Waham :
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihlistik Sisip piker Siar piker Kontrol pikir
Penjelasan: Pasien memiliki riwayat bunuh diri.
Masalah keperawatan: Risiko bunuh diri
h. Tingkat Kesadaran

Bingung Sedasi Stupor


Lain-lain: Composmentis
Penjelasan: klien sadar secara penuh dan mampu melakukan
wawancara
Ada gangguan orientasi (disorientasi)

Waktu Orang Tempat

Penjelasan : Klien tahu dirinya, mengetahui tanggal hari ini, dan di


mana dia berada sekarang.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
54

i. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang


Gangguan daya ingat jangka menengah
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi
Penjelasan:

1) Daya ingat jangka panjang: klien mampu mengingat tanggal


lahir. Klien menyebutkan nama presiden pertama negara
Indonesia dengan benar.
2) Daya ingat menengah: klien mengingat dan menyebutkan nama
saudaranya yang mengantarnya ke RS
3) Daya ingat jangka pendek: klien mengingat nama teman dan
nama perawat
Masalah keperawatan: tidak ada
masalah
j. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Penjelasan: Klien mampu berkosentrasi dan
berhitung sederhana dengan baik. Klien mampu berhitung 1 sampai
10 dan jika diurutkan dari 10 ke 1, klien mampu menghitung
pembagian, pengurangan, dan pertambah dengan benar.
Masalah Keperawatan : tidak ada
k. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna


Lain-lain, jelaskan: ......
55

Penjelasan: Gangguan ringan, klien mengatakan melakukan kegiatan


TAK jika ada masalah. Saat dikaji klien mempu melakukan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara memukul bantal dan
kasur.

Perilaku kekerasan: mengontrol perilaku


kekerasan dengan memukul bantal atau Kasur.

l. Daya Tilik Diri

Mengingkari penyakit yang diderita


Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Lain-lain
Klien mengatakan dulu saat dirumah klien tidak control dan putus
minum obat selama 6 bulan

Masalah Keperawatan: penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif.

7. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

a. Kemampuan Pasien Memenuhi Kebutuhan

Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak


Makanan
Keamanan
Perawatan kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan
Lain-lain
Klien mengatakan mampu memenuhi
kebutuhan dirinya sehari-hari dengan mandiri
Masalah Keperawatan : tidak ada.
56

b. Kegiatan Hidup Sehari-hari (ADL)

1) Perawatan Diri

Bantuan Bantuan
Kegiatan hidup sehari-hari
total minimal
Mandi
Kebersihan
Makan
Buang air kecil (BAK)
Buang air besar (BAB)
Ganti pakaian

Klien mampu melakukan kegiatan keperawatan diri secara mandiri


dan hanya sewaktu-waktu saja klien membutuhkan bantuan orang
lain.
2) Nutrisi

a) Apakah anda puas dengan pola makan anda?


Puas Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan: Klien mengatakan makanan yang
diberikan memuaskan. Klien selalu menghabiskan jatah snack
maupun jatah makan

b) Apakah saat makan anda memisahkan diri?

Ya Tidak

Bila ya, jelaskan : Tn. R selalu makan


bersama di ruang makan
57

c) Frekuensi makan sehari: 1-2 x


Nafsu makan

Meningkat Menurun Berlebihan


Sedikit-sedikit

Berat badan
Meningkat
Menurun
BB saat ini: 84 Kg BB terendah : 70 Kg BB tertinggi:85 Kg
Penjelasan: Klien makan dengan lahap, porsi yang dihabiskan 1
porsi.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

3) Tidur

a) Apakah ada masalah tidur

Tidak ada

Ada, jelaskan :

b) Apakah merasa segar setelah bangun tidur?

Segar

Tidak segar, jelaskan : -

c) Apakah ada yang menolong anda mempermudah tidur?


Tidak ada
Ada, jelaskan :
d) Tidur malam jam: 22.00 Bangun jam: 06.00
Rata-rata tidur malam: 8 jam
e) Apakah ada gangguan tidur?
Sulit untuk tidur Bangun terlalu pagi
Samnambulisme Terbangun saat tidur
Gelisah saat tidur Berbicara saat tidur
58

Penjelasan: -

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah.

c. Kemampuan Pasien dalam Hal-Hal Berikut

1) Mengantisipasi kehidupan sehari-hari: Ya Tidak

2) Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri:

Ya Tidak

3) Mengatur penggunaan obat:

Ya Tidak

4) Melakukan pemeriksaan kesehatan:

Ya Tidak

Penjelasan: Klien mengatakan minum obat kadang tidak rutin


sehingga harus diawasi.

Masalah Keperawatan: penatalaksanaan regimen terapeutik


inefektif.

d. Klien Memiliki Sistem Pendukung.

1) Keluarga: Ya Tidak
2) Teman sejawat: Ya Tidak
3) Terapis: Ya Tidak
4) Kelompok sosial: Ya Tidak
Penjelasan :

Klien mengatakan yang selalu mendukung dan merawat dirumah


adalah ibu kandung. Klien tidak mempunyai teman-teman.
59

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


e. Apakah Pasien Menikmati Saat Bekerja, Kegiatan Produktif atau
Hobi

Ya/menikmati
Tidak menikmati
Penjelasan : Klien memiliki hobby bermain bulu tangkis dan kasti
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawata
8. MEKANISME KOPING

Adaptif Mal Adaptif


Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat
Teknik relaksasi Bekerja Berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lain-lain..... Lain-lain : marah
Klien mengatakan apabila ada masalah selalu
dipendam dan tidak pernah diceritakan pada siapapun. Pasien
mengatakan setiap kali ibunya memberitahunya ia marah hingga
memarahi Ibunya.

Masalah keperawatan: Koping individu


tidak efektif (defensif)

9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

a) Masalah dengan dukungan kelompok


Klien mengatakan tidak ada masalah, karena klien
mendapat dukungan
dari keluarga.
b) Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien mengatakan tidak menengikuti kegiatan
gotong royong di lingkungan karena sering dikatain orang gila.
60

c) Masalah dengan pendidikan, spesifiknya : Klien hanya lulusan SD


d) Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya : Klien tidak bekerja.
e) Masalah dengan perumahan, spesifiknya : klien mengatakan tidak
ada masalah karena klien bersyukur dengan tempat tinggal yang
dimiliki.
f) Masalah dengan ekonomi
Klien mengatakan ingin cepat pulang,sehingga
bertemu dengan keluarganya.
g) Masalah dengan pelayanan kesehatan: klien mengatakan tidak
kontrol rutin
Masalah Keperawatan: penatalaksanaan regimen
terapeutik inefektif.
h) Masalah lain nya: pasien mengatakan tidak ada masalah lain.
10. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Klien mengalami masalah pada gangguan jiwa, faktor presipitasi, sistem


pendukung, obat-obatan. Klien mengatakan tidak rutin kontrol.
Masalah Keperawatan: Penatalaksanaan terapeutik tidak efektif

11. ASPEK MEDIS

Diagnosa Medis : Skizofrenia

Terapi Medis

a. Haloperidol 5mg, 2 x 5 mg
b. Clozapine 25mg, 1 x 25 mg
c. Trihexiphenidyl 2mg, 2 x 2 mg

Analisi Obat

Nama Obat Indik Kontaraindikasi Efek samping Implikasi


asi Keperawatan
Haloperidol Klien Hipersensitivita Distonia, 1. Observasi
61

deng s terhadap parkinsonisme, dan terjadinya tremor


an haloperidol dan aktisia dan gelisah pada
kasus pasien dengan klien
skizo gangguan 2. Dorong klien
freni sistem saraf minum obat dengan
a pusat berat 6 benar obat

Clozapine Skizo Kelainan Sembelit, mulut 1. Observasi adanya


freni jantung berat, kering, penglihatan efek samping obat
a penyakit hati kabur, keluar 2. Dorong klien minum
pada aktif, kerusakan banyak kerignat, obat dengan 6 benar
pasie ginjal berat, mengantuk, pusing, obat
n riwayat kliyengan,
yang neutropenia gangguan tidur
tidak atau
respo agranulositosis,
n kelainan
atau sumsum tulang,
intole ileus paralitik,
ran psikosis
deng alkoholik dan
an psikosis toksik,
obat riwayat kolaps
antip sirkulasi,
sikoti keracunan obat,
k koma atau
konv depresi SPP
ensio berat, epilepsi
nal tidak terkontrol,
62

kehamilan dan
menyusui
Trihexypheni Parki Retensi urin, Mulut kering, 1. Observasi adanya
dyl nsoni glaukoma gangguan saluran efek samping obat
sme, (sudut sempit, cerna, pusing, 2. Dorong klien minum
gang dan obstruksi penglihatan kabur, obat dengan 6 benar
guan saluran cerna lebih jarang: retensi obat
ekstr urin, takikardi,
apira hipersensitivitas,
midal gugup; dosis tinggi
karen pada pasien yang
a peka: bingung,
obat eksitasi, gangguan
jiwa
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

B. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1 DS : Perubahan Persepsi
- Klien mengatakan mendengar Sensori: Pendengaran
bisikan-bisikan tanpa wujud yang
isinya memerintah klien untuk
memukul ibunya yang membuat
kepalanya sakit dan tidak bisa
tidur.

DO :
- Klien berbicara sendiri
- Klien duduk menyendiri.
2 DS : Resiko tinggi
- klien mengatakan merasa sedih perilaku
63

karena sudah berkelahi dengan kekerasan


ibunya.
DO :
- wajah sedih
- data alasan masuk pasien
binggung, marah-marah , lempar
pot, memukul oraang dan
menendang meja.
3. DS : Penatalaksanaan
- Klien mengatakan pernah dirawat regimen
sebelumnya, saat dikaji klien terapeutik tidak
sudah 2x dirawat di RSJ. Klien efektif
mengatakan tidak rutin minum
obat dan tidak kontrol. Klien
putus obat selama 6 bulan.

DO :
- Klien tidak dapat mengatur
penggunaan obat.

4. DS : Harga diri rendah kronik


- klien mengatakan malu saat
bersosialisasi di masyarakat
karena sering di bicarakan
orang gila
DO :
- klien duduk menyendiri
5. DS : Isolasi sosial
- Klien mengatakan jarang
mengikuti kegiatan
- Klien mengatakan tidak mau
berteman dengan orang lain
64

karena takut dikatakan ODGJ.

DO :
- Pasien tampak tidak mau
berbicara.

6. DS : Risiko tinggi kekerasan


- Pasien mengatakan setiap kali
ibunya memberitahunya ia marah
dan ingin memukul ibunya.
DO :
- Pasien sering marah-marah kurag
lebih 4 hari terakhir sering
mengancam dengan melempar
barang dan batu pada orang lewat
orang yang membicarakannya,
bicara sendiri, sulit tidur,
melempar pot dan menendang
meja

7. DS : K
klien mengatakan putus minum etidakefektifan
obat selala 6 bulan dan tidak penatalaksanaan regimen
control rutin. terapeutik
DO :
- Klien tidak melakukan
pengobatan di poli, dan putus
minum obat

1. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


65

a. Perubahan Persepsi Sensori: Pendengaran


b. Harga diri rendah kronik
c. Isolasi sosial
d. Risiko tinggi kekerasan
e. Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik
f. Koping individu tidak efektif.

2. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri, orang


lain dan lingkungan
Efek

Risiko tinggi kekerasan


Core Problem

Cause/penyebab Perubahan Persepsi Sensori:


Pendengaran

Isolasi sosial

Ketidakefektifan Harga diri rendah kronik


penatalaksanaan regimen
terapeutik

Koping keluarga inefektif:


gangguan koping

C. DAFTAR DIAGOSA KEPERAWATAN

1. Risiko Tinggi Kekerasan


2. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
3. Isolasi sosial
66

4. Harga diri rendah kronik


5. Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik
6. Koping keluarga inefektif: gangguan koping
Klaten, Februari 2022

Maria Magdalena Anin


D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Risiko Perilaku Kekerasan

Nama Klien : Sdr. P Dx. Medis : Skizofrenia

No. RM : 0966xxx Ruangan : Geranium

N T D Perencanaan Rasi
o gl / iagnosis onal
T K I
Bln Keperawata
ujuan riteria Hasil ntervensi
n

1 P S
erilaku P 1 Pasien :
S 1. Identifikasi penyebab 1. Mekanisme koping yang
Kekerasan
K etelah … x pertemuan perilaku kekerasan klien dimiliki klien dalam
lien dapat diharapkan klien dapat menghadapi masalah serta
mengidentifikasi mengidentifikasi langkah awal dalam menyusun
penyebab, tanda & gejala, penyebab, tanda & strategi berikutnya.
perilaku kekerasan yang gejala, perilaku 2. Identifikasi tanda dan 2. Deteksi dini dapat mencegah
pernah dilakukan dan kekerasan yang pernah gejala perilaku tindakan yang dapat
akibat dari perilaku dilakukan, akibat kekerasan klien membahayakan klien dan
kekerasan perilaku kekerasan lingkungan sekitar
3. Identifikasi perilaku 3. Melihat mekanisme koping
kekerasan yang klien dalam menyelesaikan

67
dilakukan klien masalah yang dihadapi
4. Identifikasi akibat 4. Membantu klien melihat
perilaku kekerasan yang dampak yang ditimbulkan
dilakukan klien akibat perilaku kekerasan yang
dilakukan klien

S S 1. Jelaskan klien ada 4 cara 1. Agar klien mengetahui dan


P 1 Pasien : etelah …. x pertemuan mengontrol PK. memahami cara mengontrol
diharapkan klien dapat a. Fisik (nafas dalam PK
K
menjelaskan cara dan memukul
lien dapat menyebutkan
mengontrol perilaku bantal/kasur)
cara mengontrol perilaku
kekerasan b. Dengan obat
kekerasan
(jelaskan 6 benar
obat: jenis, guna,
dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas
minum obat)
c. Secara verbal
(meminta, menolak
dan marah dengan
baik)

68
d. Secara spiritual
(sholat, wudhu,
berdoa)
2. Beri kesempatan klien
menjelaskan kembali 4 2. Menurunkan perilaku
cara mengontrol PK dekstruktif yang akan
menciderai klien dan
3. Beri reinforcement lingkungan sekitar
positif 3. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
S
P 1 Pasien :
S 1. Jelaskan definisi nafas 1. Nafas dalam dan memukul
K etelah …. x pertemuan dalam dan memukul bantal/kasur merupakan salah
lien dapat mempraktikkan diharapkan klien dapat bantal/kasur satu tindakan untuk
latihan cara mengontrol mempraktikkan latihan menyalurkan stressor yang
perilaku kekerasan cara mengontrol perilaku dirasakan klien
dengan cara fisik (tarik kekerasan dengan cara 8. Jelaskan tujuan nafas 8. Tarik nafas dalam dapat
nafas dalam dan memukul fisik (tarik nafas dalam dalam dan memukul mengurangi keinginan klien
bantal/kasur) dan memukul bantal/kasur untuk melakukan perilaku
bantal/kasur) kekerasan
9. Jelaskan cara mengontrol 9. Meningkatkan pengetahuan

69
PK dengan nafas dalam klien cara mengontrol PK
dan memukul
bantal/kasur
10. Demonstrasikan cara 10. Memberikan gambaran terlebih
nafas dalam dan dahulu kepada klien cara nafas
memukul bantal/kasur dalam dan memukul
(dilakukan oleh perawat bantal/kasur
terlebih dahulu)
11. Demonstrasikan 11. Mengevaluasi kemampuan
bersama-sama dengan klien
klien cara nafas dalam
dan memukul
bantal/kasur
12. Beri kesempatan klien
untuk demontrasi nafas 12. Mengevaluasi kemampuan
dalam dan memukul klien
bantal/kasur secara
mandiri
13. Beri reinforcement
positif pada klien
13. Meningkatkan kepercayaan diri

70
klien
S
P 1 Pasien:
S B M
K etelah …. x pertemuan imbing klien untuk emasukkan kegiatan
lien dapat memasukkan diharapkan klien dapat memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan
latihan fisik ke dalam memasukkan latihan fisik (napas dalam dan ke dalam jadwal kegitan harian
jadwal kegiatan harian fisik ke dalam jadwal memukul bantal) ke merupakan upaya untuk
kegiatan harian dalam jadwal kegiatan membiasakan diri melatih dan
harian mengaplikasikan cara fisik saat
klien marah.

2 P S
. erilaku P 2 Pasien : 1. Minta klien unuk 1. Menilai kemampuan klien
S
Kekerasan menjelaskan pengertian,
K etelah ….. x pertemuan
tujuan,dan cara
lien dapat diharapkan klien mampu
mengontrol PK secara
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan
fisik (nafas dalam dan
kembali latihan fisik fisik sebelumnya (nafas
memukul bantal/kasur)
nafas dalam dan memukul dalam dan memukul
2. Minta klien untuk 2. Meningkatkan percaya diri
bantal/kasur bantal/kasur)
memperagakan cara klien

mengotrol PK denga

71
napas dalam dan
memukul antal
3. Observasi sikap klien
selama melakukan sapas
daam dan memukul
bantal
4. Observasi jadwal 3. Mengevaluasi kemampuan
kegiatan harian klien melakukan nafas dalam
dan memukul bantal

5. Beri pujian postifi pada 4. Memantau klien dalam proses


klien membiasakan diri
mengaplikasikan latihan yang
diberikan
5. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
S
P 2 Pasien :
S
1. Jelaskan jenis, 1. Klien memahami jenis,
K etelah …. x pertemuan
kegunaan, serta dosis kegunaan sera dosis obat yang
lien dapat menjelaskan diharapkan klien dapat
obat. diprogramkan
jenis obat, guna obat, mengontrol perilaku
2. Klien memahami frekuensi,

72
dosis obat, frekuensi obat, kekerasan dengan teratur cara pemberian dan kontinuitas
cara pemberian obat dan minum obat 2. Jelaskan frekuensi, cara minum obat yang diprogramkan
kontinuitas minum obat. pemberian dan 3. Mensukseskan program
kontinuitas minum obat. pengobatan klien
3. Demonstrasikan
(dilakukan perawat)
klien cara minum obat
secara teratur dengan
prinsip 6 benar (jenis,
guna, dosis, frekuensi, 4. Mensukseskan program
cara, kontinuitas minum pengobatan klien
obat)
4. Demonstrasikan (perawat
bersama dengan pasien)
klien cara minum obat
secara teratur dengan
prinsip 6 benar (jenis,
guna, dosis, frekuensi, 5. Mensukseskan program
cara, kontinuitas minum pengobatan klien
obat)
5. Minta klien
mendemonstrasikan

73
secara mandiri tentang
minum obat secara
teratur dengan prinsip 6
benar (jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat) 6. Meningkatkan kepercayaan diri
6. Beri reinforcement klien
positif pada klien
S
P 2 Pasien :
S B M
K etelah…. x pertemuan imbing klien untuk emasukkan kegiatan untuk
lien memasukkan latihan diharapkan klien dapat memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan
mengontrol perilaku memasukkan latihan mengontrol perilaku ke dalam jadwal kegiatan
kekerasan dengan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara harian merupakan upaya untuk
latihan fisik (nafas dalam kekerasan dengan latihan latihan fisik (nafas dalam membiasakan diri melatih
dan memukul fisik (nafas dalam dan dan memukul mengaplikasikan cara latihan
bantal/kasur) dan teratur memukul bantal/kasur bantal/kasur) dan teratur fisik (nafas dalam dan
minum obat ke dalam dan teratur minum obat minum obat ke dalam memukul bantal/kasur) dan
jadwal kegiatan harian. ke dalam jadwal jadwal kegiatan harian. minum obat saat klien
kegiatan harian. mengalami pk.

74
P S
erilaku P 3 Pasien :
S
Kekerasan 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
K etelah … x pertemuan
menjelaskan dan
lien dapat diharapkan klien mampu
memperaakan cara
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan
mengontrol PK dengan
kembali latihan fisik fisik sebelumnya (nafas
fisik (nafas dalam dan
nafas dalam dan memukul dalam dan memukul
memukul bantal/kasur)
bantal/kasur serta cara bantal/kasur) serta
2. Minta klien untuk 2. Menilai kemampuan klien
minum obat minum obat
menjelaskan tentang
obat, dan peragakan
cara minum obat
3. Observasi sikap selama 3. Menilai kemampuan klien
napas dalam dan melakukan nafas dalam dan
memukul bantal/ kasur minum obat.
serta meminum obat
4. Observasi jadwal 4. Memantau klien dalam proses
kegiatan harian membiasakan diri melakukan
hal yang diajarkan.

75
5. Beri pujian positif pada 5. Meningkatkan percaya diri
klien klien
P S
erilaku P 1 Pasien :
S
Kekerasan 1. Identifikasi penyebab 1. Mekanisme koping yang
K etelah … x pertemuan
perilaku kekerasan klien dimiliki klien dalam
lien dapat diharapkan klien dapat
menghadapi masalah serta
mengidentifikasi mengidentifikasi
langkah awal dalam menyusun
penyebab, tanda & gejala, penyebab, tanda &
strategi berikutnya.
perilaku kekerasan yang gejala, perilaku
2. Identifikasi tanda dan 2. Deteksi dini dapat mencegah
pernah dilakukan dan kekerasan yang pernah
gejala perilaku tindakan yang dapat
akibat dari perilaku dilakukan, akibat
kekerasan klien membahayakan klien dan
kekerasan perilaku kekerasan
lingkungan sekitar.

3. Identifikasi perilaku 3. Melihat mekanisme koping


kekerasan yang klien dalam menyelesaikan
dilakukan klien masalah yang dihadapi
4. Identifikasi akibat 4. Membantu klien melihat
perilaku kekerasan yang dampak yang ditimbulkan
dilakukan klien akibat perilaku kekerasan yang
dilakukan klien

76
S
P 3 Pasien :
S 1. Jelaskan definisi dari 1. Cara verbal merupakan salah
K etelah …. x pertemuan cara verbal (meminta, satu cara mengontrol
lien dapat mengontrol diharapkan klien dapat menolak dan marah kemarahan klien
perilaku kekerasan mengontrol perilaku dengan baik) pada klien
dengan cara verbal kekerasan dengan cara 2. Jelaskan manfaat dari
(mengungkapkan verbal (mengungkapkan, cara verbal 2. Cara verbal (mengungkapkan/
perasaan marah dengan meminta, menolak (mengungkapkan, menolak dengan cara baik)
baik, meminta, menolak dengan benar) meminta, menolak dapat mengurangi keinginan
dengan benar) dengan benar) pada klien melakukan perilaku
klien. kekerasan.
3. Peragakan cara menolak
dengan baik, meminta 3. Memberikan gambaran kepada
dengan baik, marah klien cara mengontrol PK
dengan baik dengan verbal
4. Lakukan bersama sama
dengan perawat cara 4. Menilai kemampuan klien
mengotrol PK secara
verbal (meminta,
menolak dan marah
dengan baik)

77
5. Anjurkan klien
melakukan sendiri cara 5. Menilai kemampuan klien
mengontrol PK dengan
verbal
6. Beri penguatan positif
kepada klien 6. Mendorong
pengulang
an perilaku yang positif dan
meningkatkan harga diri klien

S
P3:
S B M
K etelah …. x pertemuan imbing klien untuk emasukkan kegiatan untuk
lien dapat memasukkan diharapkan klien dapat memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan
latihan mengontrol memasukkan latihan mengontrol perilaku ke dalam jadwal kegiatan
perilaku kekerasan mengontrol perilaku kekerasan dengan harian merupakan upaya untuk
dengan latihan fisik, kekerasan dengan latihan latihan fisik, minum membiasakan diri melatih
minum obat dan cara fisik, minum obat dan obat dan cara verbal ke mengaplikasikan latihan fisik,
verbal ke dalam jadwal cara verbal ke dalam dalam jadwal kegiatan minum obat dan cara verbal
kegiatan harian. jadwal kegiatan harian harian. saat klien marah.

78
S
P4: 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
S
menjelaskan dan
K etelah …. x pertemuan
memperagakan cara
lien dapat diharapkan klien mampu
mengontrol PK fisik
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan
(nafas dalam dan
kembali latihan fisik fisik sebelumnya (napas
memukul bantal/kasur)
nafas dalam dan memukul dalam, memukul bantal,
2. Minta klien untuk 2. Menilai kemampuan klien
bantal/kasur, cara minum obat dan verbal
menjelaskan
obat serta cara verbal
memepragakan cara
( mengungkapkan,
minum obat
meminta, menolak
3. Minta klien untuk 3. Menilai kemampuan klien
dengan benar)
menjeaskan dan
memperagakan cara
mengontrol PK secara
verbal
( mengungkapkan,
meminta, menolak
dengan benar)
4. Observasi sikap selama 4. Menlai kemampuan klien
memperagakan cara
mengontrol PK secara

79
fisik, obat, verbal
5. Observasi jadwal
kegiatan harian 5. Meniai emampuan klien

6. Beri reinforcement
positif kepada klien 6. Meningkatkan percaya diri
klien
S
P4:
S 1. Jelaskan definisi dari 1. Cara spiritual merupakan salah
K etelah …. x pertemuan cara mengontrol perilaku satu cara mengontrol
lien dapat mengontrol diharapkan klien dapat kekerasan dengan cara kemarahan klien
perilaku kekerasan mengontrol perilaku spiritual
dengan cara spiritual kekerasan dengan cara 2. Jelaskan manfaat dari 2. Cara spiritual (berdoa, sholat)
(berdoa, sholat) spiritual (berdoa, sholat) cara mengontrol perilaku dapat mengurangi keinginan
kekerasan secara klien melakukan perilaku
spiritual (berdoa, sholat) kekerasan.
pada klien. 3. Memberikan gambaran kepada
3. Demonstrasikan cara klien cara mengontrol PK
berdoa sesuai dengan spiritual
kepercayaan klien
(perawat terlebih dahulu) 4. Memberi gambaran kepada

80
4. Demonstrasikan secara klien cara mengontrol PK
bersama – sama cara dengan spiritual
mengontrol PK dengan
spiritual sesuai dengan
5. Menilai kemampuan klien
keyakinan klien
5. Beri kesempatan klien
untuk melakukan secara
mandiri cara berdoa
sesuai dengan keyakinan
6. Mendorong pengulangan
klien.
perilaku yang positif dan
6. Beri penguatan positif
meningkatkan harga diri klien
kepada klien
S
P4:
S B M
K etelah …. x pertemuan imbing klien untuk emasukkan kegiatan untuk
lien dapat memasukkan diharapkan klien dapat memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan
latihan mengontrol memasukkan latihan mengontrol perilaku ke dalam jadwal kegiatan
perilaku kekerasan mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan harian merupakan upaya untuk
dengan latihan fisik, kekerasan dengan latihan fisik, minum obat, cara membiasakan diri melatih
minum obat cara verbal fisik, minum obat, cara verbal dan spiritual ke mengaplikasikan latihan fisik,
dan spiritual ke dalam verbal dan spiritual ke dalam jadwal kegiatan minum obat, cara verbal dan

81
jadwal kegiatan harian. dalam jadwal kegiatan harian. spiritual saat klien marah.
harian

P S
erilaku P5:
S 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
Kekerasan
K etelah …. x pertemuan menjelaskan dan
lien dapat diharapkan klien mampu memperagakan cara
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan mengontrol PK fisik
kembali latihan fisik fisik sebelumnya (napas (nafas dalam dan
nafas dalam dan memukul dalam dan memukul memukul bantal/kasur)
bantal/kasur, cara minum bantal), obat, verbal dan 2. Minta kklien untuk 2. Menilai kemampuan klien
obat, cara verbal spiritual menjelaskan dan
( mengungkapkan, memperagakan cara
meminta, menolak minum obat dengan
dengan benar) dan cara prinsip 6 benar (jenis,
spiritual guna, dosis, frekuensi,
cara pemberian dan
kontinuitas minum obat)
3. Minta klien untuk 3. Menilai kemampuan klien
menjelaskan dan
memperagakan cara

82
mengontrol PK secara
verbal
( mengungkapkan,
meminta, menolak
dengan benar)
4. Minta klien untuk 4. Menilai kemampuan klien
menjelaskan dan
memperagakan cara
mengontrol PK dengan
spiritual(berdoa, sholat)
5. Observasi sikap selama 5. Menilai kemmpuan klien
memperaakan
mengontrol PK secara
fisik, obat, verbal dan
spiritual
6. Observasi jadwal 6. Menilai kemampuan klien
kegiatan harian
7. Beri reinforcement 7. Meningkatkan percaya diri
positif kepada klien klien

83
S
P5:
S
1. Pantau pelaksanaan 1. Mengetahui perilaku yang
K etelah ….. x pertemuan
jadwal kegiatan yang dilakukan klien
lien mampu melakukan diharapkan klien mampu
sudah disusun (latihan
kegiatan secara mandiri melakukan kegiatan
fisik nafas dalam dan
secara mandiri
memukul bantal, teratur
minum obat, secara
verbal, spiritual)
2. Berikan penguatan
terhadap perilaku klien 2. Meningkatkan harga diri klien
yang positif
3. Berikan penilaian 3. Mengetahui perkembangan
kemampuan klien yang kemampuan klien dalam
mandiri melakukan kegiatan secara
mandiri.
S
P5: 1. Pantau perkembangan 1. Memantau kemampuan klien.
S
kemampuan klien dalam
K etelah …. x pertemuan
mengontrol perilaku
lien dapat mengontrol diharapkan klien dapat
kekerasan (latihan fisik
perilaku kekerasan mengontrol perilaku
nafas dalam dan

84
kekerasan memukul bantal, teratur
minum obat, secara
verbal dan kegiatan
spiritual)

2. Berikan penilaian pada


kemampuan klien 2. Mengetahui kemampuan klien
dalam mengontrol dalam mengontrol perilaku
perilaku kekerasan kekerasan
S
P 1 Keluarga :
S D Membantu
K etelah …… x interaksi, iskusikan bersama keluarga dalam
eluarga dapat keluarga mampu keluarga tentang mengungkapkan perasaanya
mengungkapkan masalah mengungkapkan masalah masalah-masalah yang
yang dirasakan dalam yang dirasakan dalam dialami selama
merawat pasien. merawat pasien merawat pasien perilku
kekerasan

.
SP 1 Keluarga :
S 1. Jelaskan pengertian 1. Penjelasan kepada keluarga
K etelah …. x interaksi, prilaku kekerasan tentang pengertian perilaku
eluarga mampu mengerti keluarga mampu kekerasan dapat menambah

85
dan memahami tentang mengerti dan memahami pengetahuan keluarga tentang
pengertian, tanda dan tentang pengertian, tanda perilaku kekerasan
gejala, serta proses dan gejala, serta proses 2. Penjelasan kepada keluarga
terjadinya perilaku terjadinya perilaku 2. Jelaskan tentang tanda tentang tanda dan gejala
kekerasan kekerasan dan gejala prilaku perilaku kekerasan dapat
kekerasan menambah pengetahuan
keluarga tentang perilaku
kekerasan
3. Penjelasan kepada keluarga
3. Jelaskan proses tentang proses terjadinya
terjadinya perilaku perilaku kekerasan dapat
kekerasan menambah pengetahuan
keluarga tentang perilaku
kekerasan
S
P 1 Keluarga : 1. Jelaskan cara merawat 1. Penanganan yang tepat dapat
S
klien dengan PK : membantu proses
K etelah ….. x interaksi,
a. Merawat klien PK penyembuhan klien dengan PK
eluarga mampu keluarga mengerti
dengan cara fisik
menjelaskan cara tentang cara merawat
(Napas dalam dan
merawat pasien dengan pasien perilaku
memukul bantal)
PK kekerasan
b. Merawat klien PK

86
dengan minum
obat
c. Merawat klien PK
dengan
verbal(meminta,me
nolak dan
mengungkapkanma
rah dengan baik)
d. Merawat klien PK
dengan spiritual
2. Beri pujian jika klien 2. Menghargai upaya keluarga
dapat melakukannya dalampembelajaran
dengan baik

S
P 1 Keluarga :
S 1. Latih keluarga merawat 1. Meningkatkan kognitif kelurga
K etelah …. x interaksi, PK dengan melakukan tentang tujuan kegiatan fisik
eluarga mampu melatih Keluarga mampu melatih kegiatan fisik (tarik
satu cara merawat PK satu cara merawat PK napas dalam dan pukul

87
dengan melakukan dengan melakukan kasur dan bantal)
kegiatan fisik: tarik nafas kegiatan fisik: tarik nafas a. Jelaskan tujuan a. Meningkatkan kognitif
dalam dan pukul kasur dalam dan pukul kasur kegitan fisik napas keluarga tentang cara
dan bantal dan bantal dalam dan pukul kegiatan fisik napas dalam
bantal dan pukul bantal
b. Jelaskan cara b. Meningkatkan psikomotor
kegiatan fisik keluarga
napas dalam dan
pukul bantal
c. Demonstrasi cara c. Meningkatkan psikomotor
kegiatan fisik keluarga
napas dalam dan
memukul bantal
d. Bersama – sama d. Menilai psikomotor klien
keluarga
mendemonstrasika
n cara kegiatan
fisik napas dalam
dan memukul
bantal e. Menilai kemampuan
e. Minta keluarga keluarga
untuk

88
mempraktekkan
secara mandiri cara
kegiatanfisik napas
dalam dan
memukul bantal
2. Beri pujian kepada 2. Menghargai upaya keluarga
keluarga dalam pembelajaran

S
P 1 Keluarga :
S A D
K etelah …..x interaksi njurkan keluarga ukungan sosial dari keluarga
eluarga mampu keluarga mampu, membantu pasien sesuai mempercepat proses
membimbing pasien membimbing pasien jadwal dan memberi penyembuhan pasien
melakukan kegiatan yang melakukan kegiatan pujian
sudah terjadwal yang sudah terjadwal
dan berikan pujian

S
P 2 Keluarga :
S 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
K etelah ….x interaksi keluarga dalam merawat mempercepat proses
eluarga mampu merawat keluarga mampu, dan melatih pasien penyembuhan pasien

89
atau melatih pasien secara merawat dan melatih secara fisik
fisik (tarik napas dalam pasien secara fisik dan a. Tarik nafas dalam
dan memukul bantal) berikan pujian b. Pukul kasur dan
bantal
2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga dapat
keluarga memotivasi keluarga
S
P 2 Keluarga : 1. Jelaskan jenis, 1. Jenis : agar keluarga lebih
S
kegunaan, serta dosis mengenali jenis obat yang
K etelah …..x interaksi
obat dikonsumsi dirinya.
eluarga mampu keluarga mampu
Kegunaan
mengetahui 6 benar cara mengetahui 6 benar cara
: agar keluarga mengetahui
memberikan obat memberikan obat
manfaat dari obat yang
diprogramkan
Dosis :
agar keluarga memahami dosis
2. Jelaskan frekuensi, cara yang diberikan.
pemberian dan 2. Keluarga memahami frekuensi,
kontinuitas minum obat. cara pemberian dan kontinuitas
3. Demonstrasikan pada minum obat yang diprogramkan
keluarga cara 3. Memberikan gambaran awal
membimbing klien dalam program yang disusun

90
untuk teratur minum untuk klien
obat sesuai dengan
prinsip 6 benar
4. Demonstrasikan secara
bersama-sama dengan 4. Mensukseskan program
keluarga cara pengobatan klien
membimbing klien
untuk teratur minum
obat dengan prinsip 6
benar
5. Beri kesempatan pada 5. Mensukseskan program
keluarga untuk ngobatan klien
melakukan secara
mandiri cara
membimbing klien
untuk teratur minum
obat dengan prinsip 6
benar. 6. Meningkatkan kepercayaan diri
6. Beri reinforcement keluarga
positif pada keluarga
S

91
P 2 Keluarga : S 1. Jelaskan kepada 1. Meningkatkan kognitif
etelah ……x interaksi keluarga tujuan tentang keluarga
K
diharapkan keluarga pentingnya membimbing
eluarga mampu
mampu memberikan/ klien dalam teratur
memberikan/
membimbing meminum minum obat.
membimbing meminum
obat 2. Jelaskan pada keluarga 2. Meningkatkan kognitif
obat
cara membimbing klien keluarga
untuk teratur minum
obat
3. Jelaskan kepada 3. Meningkatkan psikomotor
keluarga tentang akibat keluarga dalam memberikan
dari apabila klien tidak obat.
minum secara teratur.
4. Berikan penguatan 4. Meningkatkan semangat positif
positif pada keluarga keluarga agar tetap
membimbing klien dalam
mengatasi halusinasinya.
S S
P 2 Keluarga : P 2 Keluarga:
1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari keluarga
K S membantu pasien mempercepat proses
eluarga mampu etelah ….x interaksi melakukan kegiatan penyembuhan pasien

92
membantu pasien diharapkan keluarga sesuai jadwal
melakukan kegiatan mampu membantu 2. Anjurkan keluarga 2. Pujian dari keluarga akan
sesuai jadwal pasien melakukan untuk memberikan memotivasi pasien untuk
kegiatan sesuai jadwal pujian kepada pasien memasukan dalam jadwal
ketika pasien dapat kegiatan
melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang
dibuat.
S
P 3 Keluarga
S 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
K etelah ……x interaksi keluarga dalam merawat mempercepat proses
eluarga mampu diharapkan keluarga dan melatih pasien penyembuhan pasien
merawat/melatih pasien mampu merawat/melatih secara fisik
melakukan kegiatan fisik pasien melakukan a. Tarik nafas dalam
dan memberikan obat kegiatan fisik dan sebanyak 5 kali
serta memberikan pujian memberikan obat serta b. Pukul kasur dan
memberikan pujian bantal 5 kali
c. Memberikan obat
2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga dapat
keluarga memotivasi keluarga

93
S
P 3 Keluarga :
S 1. Latih keluarga cara 1. Dukungan keluarga dan
K etelah …….x interaksi membimbing: cara lingkungan mempercepat
eluarga mampu diharapkan keluarga bicara yang baik proses penyembuhan pasien
membimbing pasien cara mampu membimbing a. Jelaskan tujuan cara a. Meningkatkan kognitif
bicara yang baik pasien cara bicara yang berbicara yang baik keluarga
baik b. Jelaskan cara b. Meningkatkan kognitif
berbicara yang baik keluarga
c. Demonstrasikan c. Meningkatkan psikomotor
cara berbicara yang keluarga
baik (perawat
terlebih dahulu)
d. Demonstrasikan d. Meningkatkan psikomotor
secara bersama- keluarga
sama keluarga cara
membimbing klien
untuk berbicara
dengan baik
e. Meningkatkan
e. Beri kesempatan
kemampuan keluarga
keluarga secara
dalam merawat klien
mandiri cara

94
membimbing klien
untuk berbicara
dengan baik. 2. Menghargai upaya keluarga
2. Berikan pujan kepada dalam pembelajaran
keluarga.
S
P 3 Keluarga :
S
1. Latih keluarga cara 1. Dukungan keluarga untuk
K etelah ……x interaksi
membimbing klien membimbing klien melakukan
eluarga mampu diharapkan keluarga
untuk melakukan kegiatan spiritual
membimbing klien untuk mampu membimbing
kegiatan spiritual
melakukan kegiatan klien untuk melakukan
a. Jelaskan tujuan
spiritual kegiatan spiritual a. Meningkatkan kognitif
kegiatan spiritual
keluarga
b. Jelaskan cara
b. Meningkatkan kognitif
melakukan
keluarga
kegiatan spiritual
yang baik
c. Demonstrasikan
c. Meningkatkan psikomotor
terlebih dahulu
keluarga
cara membimbing
klien untuk
melakukan

95
kegiatan spiritual
(perawat dahulu) d. Meningkatkan psikomotor
d. Lakukan secara keluarga
bersama-sama
dengan keluarga
cara membimbing
klien untuk
melakukan
kegiatan spiritual e. Meningkatkan kemampuan
e. Keluarga secara keluarga dalam merawat
mandiri klien dengan PK
mendemonstrasika
n secara langsung
kepada klien
melakukan
kegiatan spiritual
sesuai dengan
keyakinan klien 2. Menghargai upaya keluarga
2. Berikan pujan kepada dalam pembelajaran
keluarga.
S

96
P 3 Keluarga : S 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari keluarga
etelah …….x interaksi membantu pasien mempercepat proses
K
diharapkan keluarga melakukan kegiatan penyembuhan pasien
eluarga mampu
mampu membantu sesuai jadwal
membantu pasien
pasien melakukan 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pujian dari keluarga akan
melakukan kegiatan
kegiatan sesuai jadwal memberikan pujian memotivasi pasien untuk
sesuai jadwal
kepada pasien ketika melakukan kegiatan yang
pasien dapat melakukan terdapat didalam jadwal
kegiatan sesuai jadwal
yang dibuat.
S
P 4 Keluarga :
S 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
K etelah …….x interaksi keluarga dalam merawat mempercepat proses
eluarga mampu diharapkan keluarga dan melatih pasien penyembuhan pasien
merawat/melatih pasien mampu merawat/melatih secara fisik
melakukan kegiatan fisik pasien melakukan a. Tarik nafas dalam
dan memberikan obat, kegiatan fisik dan sebanyak 5 kali
bicara yang baik, kegiatan memberikan obat, bicara b. Pukul kasur dan
spiritual serta yang baik, kegiatan bantal 5 kali
memberikan pujian spiritual serta c. Memberikan obat
memberikan pujian (6 benar obat:

97
jenis, guna,dosis,
frekwensi,cara,
kontinuitas minum
obat)
d. Bicara yang baik
(Bicara dengan
pelan-pelan dan
dengan nada yang
rendah, Berbicara
dengan sopan)
e. Kegiatan spiritual
(Bimbing pasien
berdoa, Bimbing
pasien untuk pergi
ke gereja)
2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga dapat
keluarga memotivasi keluarga

S
P 4 Keluarga :
S 1. Jelaskan follow up 1. Menentukan tindakan
K etelah …..x interaksi (catatan perkembangan) selanjutnya

98
eluarga dapat memahami diharapkan keluarga klien ke RSJ/PKM
follow up ke RSJ/PKN, dapat memahamifollow 2. Jelaskan tanda-tanda 2. Meningkatkan kognitif
tanda kambuh, rujukan up ke RSJ/PKN, tanda kambuh selama keluarga selama merawat klien
kambuh, rujukan perawatan klien di rumah dengan PK.
:
a. Muka marah dan
tegang
b. Tatapan mata tajam
c. Mengatup rahang
d. Marah tanpa sebab
e. Bicara kasar
f. Mengepalkan tangan
g. Merusak barang dan
benda
3. Segera hubungi 3. Memperoleh penanganan lebih
pelayanan kesehatan lanjut, cepat dan tepat.
terdekat bila ada gejala-
gejala di atas (rujukan)

99
S
P 4 Keluarga
S 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari keluarga
K etelah ……x interaksi membantu pasien mempercepat proses
eluarga mampu diharapkan keluarga melakukan kegiatan penyembuhan pasien
membantu pasien mampu membantu sesuai jadwal
melakukan kegiatan pasien melakukan 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pujian dari keluarga akan
sesuai jadwal kegiatan sesuai jadwal memberikan pujian memotivasi pasien untuk
kepada pasien ketika melakukan kegiatan yang
pasien dapat melakukan terdapat didalam jadwal
kegiatan sesuai jadwal
yang dibuat.
S
P 5 Keluarga : 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
S
keluarga dalam merawat mempercepat proses
K etelah ….. x interaksi
dan melatih pasien penyembuhan pasien
eluarga mampu diharapkan keluarga
secara fisik
merawat/melatih pasien mampu merawat/melatih
a. Tarik nafas dalam
dengan latihan fisik, pasien dengan latihan
sebanyak 5 kali
memberikan obat, latihan fisik, memberikan obat,
b. Pukul kasur dan
bicara yang baik, kegiatan verbal, kegiatan spiritual
bantal 5 kali
spiritual dan folow up dan folow upserta
c. Memberikan obat
serta memberikan

100
pujian.pada pasien memberikan pujian (6 benar obat:
jenis, guna,dosis,
frekwensi,cara,
kontinuitas minum
obat)
d. Verbal (meminta,
mengungkapkan
marah dengan
benar, dan menolak
dengan benar)
e. Kegiatan spiritual
(Bimbing pasien
berdoa, Bimbing
pasien untuk pergi
ke gereja)
f. Jelaskan follow up
ke RSJ/PKN, tanda
kambuh, rujukan
(Klien
memperhatikan
perilaku yang
membahayakan

101
dirinya dan orang
lain)
2. Berikan pujian kepada
keluarga
2. Pujian kepada keluarga dapat
memotivasi keluarga
S
P 5 Keluarga :
S N Untu
K etelah ….x interaksi ilai kemampuan keluarga k mengetahui kemampuan keluarga
eluarga mampu merawat diharapkan keluarga merawat pasien PK dalam merawat
pasien mampu merawat pasien

S
P 5 Keluarga :
S N Untu
K etelah ……x interaksi ilai kemampuan keluarga k mengetahui kemampuan
eluarga mampu diharapkan keluarga melakukan kontrol ke melakukan kontrol ke RSJ/PKM
membawa pasien kontrol mampu membawa pasien RSJ/PKM
ke RSJ/PKM kontrol ke RSJ/PKM

102
103
2. Ganguan Persepsi Sensori

Nama Klien : Sdr. P Dx. Medis : Skizofrenia

No. RM : 0966xxx Ruangan : Geranium

N T D Perencanaan Rasi
o gl / iagnosis onal
T K Inte
Bln Keperawata
ujuan riteria Hasil rvensi
n

1 G S
angguan P 1 Pasien :
1.S Identifikasi isi halusinasi klien
1. Tingkah laku klien terkait
persepsi
K etelah dilakukan ---- x (seperti : “bunuh dia, cekik dia, halusinasi menunjukkan isi
sensori:
lien dapat pertemuan diharapkan dll). halusinasi yang klien alami.
Halusinasi ....
mengidentifikasi isi, klien dapat
2. Identifikasi frekuensi (dalam
2. Tingkah laku klien terkait
frekuensi, waktu mengidentifikasi isi, sehari) klien mengalami halusinasi menunjukkan frekuensi
terjadi, situasi frekuensi, waktu terjadi, halusinasi halusinasi yang klien alami.
pencetus, perasaan, situasi pencetus, 3. Tingkah laku klien terkait
respon halusinasi. perasaan, respon halusinasi menunjukkan waktu
3. Identifikasi waktu terjadinya
halusinasi. terjadinya halusinasi
halusinasi dengan klien
4. Tingkah laku klien menunjukkan
4. Identifikasi situasi dan kondisi
situasi dan kondisi halusinasi yang

104
yang menimbulkan atau tidak klien alami
menimbulkan halusinasi 5. Ungkapan menunjukkan apa yang
5. Identifikasi perasaan yang saat dibutuhkan dan dirasakan oleh
itu pasien rasakan (saat klien
halusinasi) 6. Respon yang dirasakan saat itu
6. Identifikasi dengan klien apa yang menunjukkan halusinasi yang
dirasakan jika terjadi halusinasi, dialami klien
beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
S
P1:
S Jela Men
K etelah ----- x pertemuan skan kepada klien cara-cara yang gontrol halusinasi merupakan salah
lien dapat diharapkan klien dapat dapat mengontrol halusinasi : satu upaya untuk
menjelaskan cara menjelaskan cara mengurangi/mengatasi halusinasi
a. Menghardik
mengontrol mengontrol halusinasi : pada klien
b. Pemberian obat
halusinasi : menghardik, obat,
c. Bercakap-cakap
menghardik, obat, bercakap-cakap dan
d. Melakukan kegiatan
bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
melakukan kegiatan

1.S Jelaskan pengertian mengontrol


1. Menghardik halusinasi adalah

105
P 1: etelah 1 x pertemuan halusinasi dengan menghardik upaya mengendalikan diri terhadap
diharapkan klien dapat halusinasi dengan cara menolak
K
mendemonstrasikan cara halusinasi yang muncul.
lien dapat
mengontrol halusinasi 2. Tujuan dari menghardik agar
mendemonstrasikan
(menghardik) pasien tidak larut untuk menuruti
cara mengontrol
2. Jelaskan tujuan mengontrol halusinasinya
halusinasi
(menghardik) halusinasi dengan menghardik 3. Meningkatkan kognitif pasien

3. Jelaskan cara mengontrol


halusinasi dengan menghardik 4. Memberikan gambaran pada klien
4. Demonstrasikan cara menghardik cara menghardik
(dilakukan oleh perawat)
5. Demonstrasikan cara menghardik
5. Melihat sejauh mana kemampuan
bersama dengan pasien pasien
6. Minta klien mendemonstrasikan
cara mengontrol halusinasi
6. Menilai kemampuan klien
dengan cara menghardik
7. Beri pujian pada pasien

7. Meningkatkan kepercayaan diri


klien

106
S
P 1:
S Bim Mem
K etelah ----- x pertemuan bing klien untuk memasukkan ke asukkan kegiatan mengontrol
lien dapat diharapkan klien dapat dalam jadwal kegiatan harian halusinasi ke dalam jadwal kegitan
memasukkan latihan memasukkan ke dalam latihan cara mengontrol halusinasi harian merupakan upaya untuk
cara mengontrol jadwal kegiatan dengan cara menghardik membiasakan diri melatih dan
halusinasi dengan mengaplikasikan cara mengontrol
cara menghardik halusinasi klien.

2 G S
angguan P2:
1.S Evaluasi aktivitas yang sudah
1. Menilai keberhasilan latihan
Persepsi
K etelah ----- x pertemuan terjadwal sebelumnya
Sensori :
lien dapat diharapkan klien mampu
a. Anjurkan klien untuk
a. Menilai kognitif klien latihan
Halusinasi
menyebutkan mengevaluasi latihan menyebutkan apa yang dimaksud sebelumnya
….
aktivitas yang sudah sebelumnya (menghardik menghardik dan tujuan aktivitas
terjadwal halusinasi) yang sudah dilakukan
(menghardik halusinasi)
b. Anjurkan klien memperagakan
menghardik

107
c. Evaluasi sikap dan lihat jadwal
kegiatan klien
b. Menilai psikomotor klien latihan
2. Beri pujian pada pasien
sebelumnya

c. Menilai afektif klien

2. Meningkatkan kepercayaan diri


klien
S
P2:
7.S Jelaskan jenis, kegunaan, serta
7. Jenis : agar klien lebih mengenali
K etelah ----- x pertemuan dosis obat. jenis obat yang dikonsumsi dirinya.
lien dapat diharapkan klien dapat Kegunaan :
menjelaskan jenis mengontrol halusinasi agar klien mengetahui manfaat dari
obat, guna obat, dengan teratur minum obat yang diprogramkan
dosis obat, frekuensi obat Dosis : agar
obat, cara pemberian klien memahami dosis yang
obat dan kontinuitas diberikan

108
minum obat. 8. Klien memahami frekuensi, cara
pemberian dan kontinuitas minum
obat yang diprogramkan
8. Jelaskan frekuensi, cara
9. Mensukseskan program
pemberian dan kontinuitas minum pengobatan klien
obat.

9. Demonstrasikan cara pemberian


obat/ cara minum obat dengan 610. Mensukseskan program

prinsip benar (perawat terlebih pengobatan klien

dahulu)
10. Demonstrasikan secara bersama-
sama dengan klien cara
pemberian obat/ minum obat
dengan prinsip 6 benar 11. Mengobservasi sejauh mana lien
11. Beri kesempatan pada klien untuk dapat menerima yang telah
melakukan secara mandiri cara diajarkan
pemberian obat dengan prinsip 6
benar
12. Beri reinforcement positif pada
klien 12. Meningkatkan kepercayaan diri

109
klien
S
P2:
S Bim Mem
K etelah --- x pertemuan bing klien untuk memasukkan asukkan kegiatan untuk mengontrol
lien memasukkan diharapkan klien dapat latihan mengontrol halusinasi halusinasi ke dalam jadwal
latihan mengontrol memasukkan latihan dengan cara menghardik dan kegiatan harian merupakan upaya
halusinasi dengan mengontrol halusinasi minum obat ke dalam jadwal untuk membiasakan diri melatih
cara menghardik dan dengan cara menghardik kegiatan harian. mengaplikasikan cara menghardik
minum obat ke dan minum obat ke dan minum obat saat klien
dalam jadwal dalam jadwal kegiatan mengalami halusinasi.
kegiatan harian. harian.

3 G S
angguan P3:
1.S Evaluasi latihan menghardik1. Menilai perkembangan
Persepsi
K etelah --- x pertemuan halusinasi yang dilakukan klien kemampuan klien
Sensori :
lien dapat diharapkan klien mampu
a. Anjurkan klien menjelaskan
Halusinasi
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan tujuannya
…. a. Menilai kemampuan kognitif klien
cara menghardik dan sebelumnya (menghardik
b. Anjurkan klienuntuk
b. Menilai kemampuan psikomotor
minum obat halusinasi dan memperagakan cara menghardik
klien
mengontrol dengan cara2. Evaluasi latihan teratur minum
minum obat) obat
a. Anjurkan klien menjelaskan 62. Menilai perkembangan

110
benar obat (jenis, guna, dosis, kemampuan klien
frekuensi, cara dan kontinuitas
a. Menilai kemampuan kognitif klien
minum obat)
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan minum obat
dengan teratur
3. Observasi sikap dan observasi
jadwal kegiatan harian b. Menilai kemampuan psikomotor
klien

4. Beri pujian kepada klien


3. Memantau sejauh mana klien
mengembangkan ketrampilan yang
telah diajarkan
4. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
S
P3:
1.S Jelaskan tujuan bercakap-cakap
1. Dengan bercakap-cakap maka
K etelah ---- x pertemuan dengan orang lain terjadi distraksi, focus perhatian
lien dapat diharapkan klien akan beralih dari halusinasi
mengontrol kliendapatmengontrol ke percakapan yang dilakukan
halusinasi dengan halusinasi dengan cara dengan orang lain.
cara bercakap-cakap bercakap-cakap dengan 2. Memberikan gambaran terlebih

111
dengan orang lain orang lain dahulu pada klien

3. Melatih klien cara bercakap-cakap


2. Demonstrasi terlebih dahulu cara
bercakap-cakap dengan orang lain
(perawat) 4. Mengevaluasi kemampuan klien
3. Latih bersama-sama dengan klien
cara mengontrol halusinasi
(bercakap-cakap dengan orang
lain) 5. Meningkatkan kepercayaan diri

4. Beri kesempatan klien untuk serta asertif klien saat

mendemonstrasikan cara marah/jengkel.

bercakap-cakap dengan orang


lain.
5. Beri reinforcement positif

S
P3:
S Bim Mem
K etelah --- x pertemuan bing klien untuk memasukkan asukkan kegiatan untuk mengontrol

112
lien dapat diharapkan latihan menghardik, minum obat halusinasi kedalam jadwal kegitan
memasukkan cara kliendapatmemasukkan dan bercakap-cakap hari ini ke harian merupakan upaya untuk
mengontrol cara mengontrol dalam jadwal kegiatan membiasakan diri melatih dan
halusinasi halusinasi (menghardik, mengaplikasikannya.
(menghardik, minum minum obat dan
obat dan bercakap- bercakap-cakap dengan
cakap dengan orang orang lain) ke dalam
lain) ke dalam jadwal kegiatan harian
jadwal kegiatan
harian

4 G S
angguan P4:
1.S Evaluasi latihan menghardik
1. Menilai perkembangan
Persepsi
K etelah --- x pertemuan halusinasi yang dilakukan klien kemampuan klien
Sensori :
lien dapat diharapkan klien mampu
a. Anjurkan klien menjelaskan
a. Menilai kemampuan kogniitf klien
Halusinasi
mendemonstrasikan mengevaluasi latihan tujuannya
….
cara menghardik, sebelumnya (menghardik
b. Anjurkan klien untuk
minum obat dan halusinasi, mengontrol memperagakan cara menghardik
bercakapcakap b.
dengan cara minum obat2. Evaluasi latihan teratur minum Menilai kemampuan psikomotor

dengan orang lain. dan bercakap-cakap obat klien

dengan orang lain) a. Anjurkan klien menjelaskan 6


benar obat (jenis, guna, dosis,

113
frekuensi, cara dan kontinuitas
2.
minum obat) 3.
b. Anjurkan klien untuk
4.
memperagakan minum obat
5.
dengan teratur 6.
3. Evaluasi klien cara bercakap-
7. Menilai perkembangan
cakap dengan orang lain kemampuan klien
a. Anjurkan klien menjelaskan
a. Menilai kemampuan kognitif klien
tujuan bercakap-cakap dengan
orang lain
b. Menilai kemampuan psikomotor
b. Anjurkan klien memperagakan
klien
kembali cara bercakapcakap
dengan orang lain.
4. Observasi sikap dan 8.
jadwal Menilai perkembangan

kegiatan harian kemampuan klien

a. Menilai kemampuan kognitif klien


b. Menilai psikmotor klie.
5. Beri pujian kepada klien 9. Memantau sejauh mana klien
mengembangkan ketrampilan yang
telah diajarkan
10. Meningkatkan kepercayaan diri

114
klien
11.
S
P4:
7.S Latih klien melakukan kegiatan
1. Untuk mengurangi risiko
K etelah --- x pertemuan harian yang terjadwal : munculnya kembali halusinasi
lien dapat diharapkan klien dapat
a. Jelaskan pentingnya kegiatan dengan menyibukkan diri dengan
mengontrol mengontrol halusinasi yang teratur aktivitas yang teratur, aktivitas
halusinasi dengan dengan melakukan
b. Diskusikan kegiatan yang biasa secara terjadwal, klien tidak akan
melakukan kegiatan aktivitas/kegiatan dilakukan oleh pasien mengalami banyak waktu luang
harian (seperti : harian . c. Latih pasien melakukan sendiri yang seringkali
menyapu, merajut kegiatannya (perawat terlebih mencetuskan halusinasi
bagi yang dahulu)
perempuan dan d. Demonstrasikan secara bersama–
mengepel, sama salah satu dari kegiatan
membersihkan yang diinginkan klien (seperti :
kamar mandi bagi menyapu, merajut bagi yang
laki-laki) perempuan dan mengepel,
membersihkan kamar mandi bagi
laki-laki) 2. Meningkatkan kepercayaan diri
e. Minta klien mendemonstrasikan klien
salah satu kegiatannya

115
8. Beri reinforcement positif jika
pasien melakukan sesuai kegiatan
yang sudah disusun
S
P4:
S Bim Mem
K etelah ---- x pertemuan bing klien untuk memasukkan asukkan kegiatan untuk mengontrol
liendapatmemasukka diharapkan latihan menghardik, minum obat, halusinasi kedalam jadwal kegitan
n cara mengontrol kliendapatmemasukkan bercakap-cakap dan kegiatan harian merupakan upaya untuk
halusinasi cara mengontrol harian hari ini ke dalam jadwal membiasakan diri melatih dan
(menghardik, minum halusinasi (menghardik, kegiatan mengaplikasikannya.
obat, bercakap- minum obat, bercakap-
cakap dengan orang cakap dengan orang lain
lain dan kegiatan dan kegiatan harian) ke
harian) ke dalam dalam jadwal kegiatan
jadwal kegiatan harian
harian

5 G S
angguan P5: 1. Menilai perkembangan
1.S Evaluasi latihan menghardik
Persepsi kemampuan klien
K etelah ---- x pertemuan halusinasi yang dilakukan klien
Sensori : 2.
lien dapat diharapkan klien mampu
a. Anjurkan klien menjelaskan

116
Halusinasi … mendemonstrasikan mengevaluasi latihan tujuannya 3.
cara menghardik, sebelumnya (menghardik
b. Anjurkan klien untuk
4.
minum obat, halusinasi, mengontrol memperagakan cara menghardik 5.
bercakap-cakap dengan cara minum obat,
2. Evaluasi latihan teratur minum
6.
dengan orang lain bercakap-cakap dengan obat 7. Menilai perkembangan
dan melakukan orang lain dan
a. Anjurkan klien menjelaskan 6 kemampuan klien
kegiatan harian. melakukan kegiatan benar obat (jenis, guna, dosis,
harian. frekuensi, cara dan kontinuitas
minum obat)
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan minum obat
dengan teratur
3. Evaluasi klien cara bercakap-
Menilai perkembangan
cakap dengan orang lain
kemampuan klien
a. Anjurkan klien menjelaskan
tujuan bercakap-cakap dengan
orang lain
b. Anjurkan klien memperagakan
kembali cara bercakapcakap
dengan orang lain.
4. Evaluasi klien cara melakukan
kegiatan harian Menilai perkembangan

117
a. Anjurkan klien untuk melakukan kemampuan klien
kegiatan harian sesuai yang
didiskusikan pertemuan
sebelumnya (seperti : menyapu,
merajut bagi yang perempuan dan
mengepel, membersihkan kamar
mandi bagi laki-laki)
Memantau sejauh mana klien
5. Observasi sikap dan observasi
mengembangkan ketrampilan yang
jadwal kegiatan harian
telah diajarkan
5.
6. Beri pujian kepada klien setelah6. Meningkatkan harga diri klien
selesai melakukan seluruh
evaluasi pertemuan hari ini.
S
P 5:
1.S Jelaskan pentingnya aktifitas yang
1. Untuk mengurangi risiko
K etelah ---- x pertemuan teratur untuk mengatasi munculnya kembali halusinasi
lien dapat diharapkan klien mampu halusinasi. dengan menyibukkan diri dengan
melakukan kegiatan melakukan kegiatan aktivitas yang teratur
harian secara harian dari bangun pagi 2. Dengan aktivitas secara terjadwal,
mandiri dari bangun sampai tidur malam klien tidak akan mengalami banyak
pagi hingga tidur 2. Diskusikan aktivitas yang biasa waktu luang sendiri yang seringkali

118
malam. dilakukan oleh klien mencetuskan halusinasi.
3. Memberikan gambaran di awal.

4. Menilai kemampuan klien


3. Demonstrasikan salah satu
aktivitas yang biasa dilakukan
oleh klien
4. Lakukan secarabersama-sama5. Menilai kemampuan klien
salah satu aktivitas yang biasa
dilakukan klien
5. Beri kesempatan klien untuk
melakukannya secara mandiri. 6. Agar aktivitas dilakukan sesuai
6. Bimbing pasien menyusun jadwal jadwal.
aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih.
Upayakan klien memiliki aktivitas
dari bangun tidur sampai tidur
malam
S
P5:
4.S Pantau pelaksanaan jadwal
4. Mengetahui perilaku yang
K etelah ---- x pertemuan kegiatan yang sudah disusun dilakukan klien

119
lien dapat diharapkan klien mampu
5. Berikan penguatan terhadap
melakukan kegiatan melakukan kegiatan perilaku klien yang positif 5. Meningkatkan harga diri klien
secara mandiri secara mandiri 6. Berikan penilaian kemampuan
klien yang mandiri
6. Mengetahui perkembangan
kemampuan klien dalam
melakukan kegiatan secara
mandiri.
S
P5:
1.S Pantau perkembangan
3. Memantau kemampuan klien.
K etelah ---- x pertemuan kemampuan klien dalam
lien dapat diharapkan klien dapat mengontrol halusinasi
mengontrol mengontrol halusinasi (menghardik, teratur minum obat,
halusinasi bercakap-cakap, dan melakukan
kegiatan)

2. Berikan penilaian pada pada


4. Mengetahui kemampuan klien
kemampuan klien dalam
dalam mengontrol halusinasi
mengontrol halusinasi
3. Selalu berikan penguatan positif
pada klien 5. Meningkatkan harga diri klien

120
6 G S
angguan P 1 Keluarga :
S Dis Men
Persepsi
K etelah --- kali pertemuan kusikan bersama keluarga ggali masalah yang dirasakan
Sensori :
eluarga dapat diharapkan keluarga mengenai masalah merawat klien keluarga dalam merawat klien
Halusinasi …
mengungkapkan mampu mengungkapkan dengan halusinasi
masalah dalam masalah dalam merawat
merawat klien klien

S
P 1 Keluarga :
S Dis Men
K etelah ---- x pertemuan kusikan bersama keluarga tentang ggali sejauh mana pengetahuan
eluarga mampu diharapkan keluarga halusinasi (pengertian, tanda keluarga mengenai klien dengan
menjelaskan mampu menjelaskan gejala serta proses terjadinya halusinasi.
pengertian, tanda pengertian, tanda gejala halusinasi)
gejala serta proses serta proses terjadi
terjadi halusinasi halusinasi

121
P 1 Keluarga : 3.S Jelaskan cara merawat klien
1. Penanganan yang tepat dapat
etelah ---- x pertemuan dengan halusinasi : membantu proses penyembuhan
K
diharapkan keluarga Jangan membantah halusinasi klien dengan halusinasi
eluarga mampu
mampu menjelaskan cara atau menyokongnya.
menjelaskan cara
merawat pasien dengan Jangan biarkan melamun dan
merawat pasien
halusinasi sendiri
dengan halusinasi
Minum obat secara teratur
Bila tanda halusinasi muncul,
putus halusinai dengan cara
menepuk punggung klien,
anjurkan klien untuk
menghardik/bercakap-cakap
dengan orang lain.
S
P 1 Keluarga :
1.S Latih cara merawat klien dengan
1. Keluarga mampu menerapkan cara
K etelah ---- x pertemuan halusinasi (menghardik) : menghardik kepada klien dengan
eluarga mampu diharapkan keluarga
a. Jelaskan tujuan cara mengontrol halusinasi.
mempraktekkan cara mampu mempraktekkan halusinasi : menghardik kepada
merawat klien cara merawat klien keluarga
dengan halusinasi dengan halusinasi
(menghardik) (menghardik) b. Jelaskan cara menghardik pada Memberikan semangat positif pada

122
keluarga keluarga agar tetap merawat klien.
c. Demonstrasikan cara menghardik
halusinasi (perawat memberi
contoh terlebih dahulu)
d. Demonstrasikan bersama-sama
dengan keluarga cara menghardik
halusinasi klien
e. Beri kesempatan keluarga untuk
melakukan secara mandiri cara
menghardik klien dengan
halusinasi
2. Beri reinforcement positif pada
keluarga klien
S
P 1 Keluarga :
S Anj Agar
K etelah ---- x pertemuan urkan keluarga membantu klien kegiatan pasien dapat berjalan
eluarga mampu diharapkan keluarga sesuai jadwal dan memberi klien sesuai jadwal.
membantu klien mampu membantu klien pujian
untuk melakukan untuk melakukan
kegiatan sesuai kegiatan sesuai jadwal
jadwal dan memberi dan memberi pujian.

123
pujian.

7 G S
angguan P 2 Keluarga :
1.S Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1. Mengetahui perkembangan yang
Persepsi
K etelah ----- x pertemuan merawat klien halusinasi dengan dilakukan keluarga dalam merawat
Sensori :
eluarga mampu diharapkan keluarga menghardik klien dengan halusinasi
Halusinasi …
menjelaskan kembali mampu menjelaskan
a. Tanyakan keluarga tujuan
cara merawat klien kembali cara merawat merawat klien halusinasi dengan
halusinasi dengan klien dengan menghardik cara menghardik
cara menghardik b. Anjurkan keluarga untuk
demonstrasi kembali cara
mengontrol halusinasi
(menghardik) pada klien
S
P 2 Keluarga :
1.S Jelaskan keluarga 6 benar cara
1. Meningkatkan pengetahuan
K etelah ----- x pertemuan memberikan obat pada klien : keluarga dalam merawat klien
eluarga mampu diharapkan keluarga
a. Benar jenis obat dengan halusinasi

124
menjelaskan 6 benar klien mampu
b. Benar guna obat
cara memberikan menjelaskan kembali
c. Benar dosis obat
obat (benar jenis, cara mengontrol
d. Benar frekuensi obat
guna, dosis, halusinasi 2 yaitu teratur
e. Benar cara pemberian obat
frekuensi, cara minum obat pada klien Benar kontinuitas minum obat
pemberian dan
kontinuitas minum
obat)

S
P 2 Keluarga :
5.S Jelaskan kepada keluarga tujuan
5. Meningkatkan kognitif keluarga
K etelah ---- x pertemuan tentang pentingnya membimbing
eluarga mampu diharapkan keluarga klien dalam teratur minum obat.
membimbing klien mampu membimbing
6. Jelaskan pada keluarga
cara
untuk teratur minum klien untuk teratur 6.
membimbing klien untuk teratur Meningkatkan kognitif keluarga

obat minum obat minum obat


7. 7.
Demonstrasikan pada keluarga Meningkatkan psikomotor keluarga

cara memberikan obat dengan dalam merawat klien

prinsip 6 benar (perawat terlebih


dahulu) 8. Meningkatkan psikomotor keluarga
dalam merawat klien

8. Demosntrasikan secara bersama-

125
sama dengan keluarga cara
memberikan obat dengan prinsip
9. Meningkatkan psikomotor keluarga
6 benar
dalam merawat klien
9. Minta keluarga untuk
redemonstrasi cara memberikan
obat dnegan prinsip 6 benar 10. Meningkatkan semangat positif

10. Berikan penguatan positif pada keluarga agar tetap membimbing

keluarga klien dalam mengatasi


halusinasinya.

S
P 2 Keluarga :
S Anj Agar
K etelah ---- x pertemuan urkan keluarga membantu klien kegiatan pasien dapat berjalan
eluarga mampu diharapkan keluarga sesuai jadwal dan memberi klien sesuai jadwal.
membantu klien mampu membantu klien pujian
untuk melakukan untuk melakukan
kegiatan sesuai kegiatan sesuai jadwal
jadwal dan memberi

126
pujian. dan memberi pujian.

8 G S
angguan P 3 Keluarga : 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Mengetahui perkembangan yang
S
Persepsi merawat klien halusinasi dengan dilakukan keluarga dalam merawat
K etelah -----x pertemuan
Sensori : menghardik klien dengan halusinas
eluarga mampu diharapkan keluarga
Halusinasi … a. Tanyakan keluarga tujuan
menjelaskan kembali mampu menjelaskan
merawat klien halusinasi dengan
cara merawat klien kembali cara merawat
cara menghardik
dengan menghardik klien dengan menghardik
b. Anjurkan keluarga untuk
dan membimbing dan membimbing klien
demonstrasi kembali cara
klien teratur minum teratur minum obat.
mengontrol halusinasi
obat.
(menghardik) pada klien
2. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 2. Mengetahui perkembangan yang

membimbing klien untuk teratur dilakukan keluarga dalam merawat

minum obat klien dengan halusinasi

a. Tanyakan keluarga prinsip 6 Memberikan semangat positif pada

benar dalam pemberian obat keluarga agar tetap merawat klien.

b. Anjurkan keluarga untuk


demonstrasi cara membimbing
klien dengan 6 benar obat
3. Beri resinforcement positif pada

127
keluarga

S
P 3 Keluarga :
S Jela Meni
K etelah 1 x pertemuan skan cara bercakap – cakap dan ngkatkan kognitif keluarga dalam
eluarga mampu diharapkan keluarga melakukan kegiatan untuk merawat klien dengan halusinasi
menjelaskan kembali mampu menjelaskan mengontrol halusinasi
cara merawat klien kembali cara mengontrol
dengan bercakap – halusinasi pada klien
cakap dan dengan bercakap-cakap
melakukan kegiatan dan melakukan kegiatan

S
P 3 Keluarga :
1.S Latih dan sediakan waktu
1. Bercakap-cakap- merupakan salah
K etelah 1 x pertemuan bercakap – cakap dengan klien satu cara mengontrol halusinasi
eluarga mampu diharapkan keluarga terutama saat timbulnya klien, ketika klien bercakap-cakap
melatih dan mampu melatih dan halusinasi dengan orang lain maka terjadi
menyediakan waktu menyediakan waktu
a. Jelaskan tujuan bercakap-cakap distraksi, focus perhatian klien
bercakap – cakap bercakap – cakap dengan pada keluarga akan beralih dari halusinasi ke

128
dengan klien pasien terutama saat
b. Jelaskan cara bercakap-cakap percakapan yang dilakukan dengan
terutama saat halusinasi pada keluarga orang lain tersebut
halusinasi c. Demonstrasikan terlebih dahulu
pada keluarga cara bercakap-
cakap
d. Demonstrasikan bersama-sama
dengan keluarga cara bercakap-
cakap pada klien
e. Beri kesempatan keluarga
melakukan secara mandiri cara
bercakap-cakap
2. Beri reinforcement positif pada
keluarga

129
2. Memberikan semangat positif pada
keluarga agar tetap merawat klien
S
P 3 Keluarga :
S Anj Agar
K etelah 1 x pertemuan urkan keluarga membantu klien kegiatan pasien dapat berjalan
eluarga mampu diharapkan keluarga sesuai jadwal dan memberi klien sesuai jadwal.
membantu pasien mampu membantu pujian
melakukan kegiatan pasien melakukan
dan memberi pujian kegiatan sesuai jadwal
dan memberi pujian

9 G S
angguan P 4 Keluarga :
1.S Evaluasi kegiatan keluarga dalam Mengetahui perkembangan yang
Persepsi
K etelah --- x pertemuan merawat klien halusinasi dengan dilakukan keluarga dalam merawat
Sensori :
eluarga mampu diharapkan keluarga menghardik klien dengan halusinasi
halusinasi …
menjelaskan kembali mampu menjelaskan
c. Tanyakan keluarga tujuan
cara merawat klien kembali cara merawat merawat klien halusinasi dengan
dengan menghardik, klien dengan cara menghardik
membimbing klien menghardik, d. Anjurkan keluarga untuk
teratur minum obat membimbing klien demonstrasi kembali cara

130
dan bercakap-cakap. teratur minum obat dan mengontrol halusinasi
bercakap-cakap. (menghardik) pada klien
2. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing klien untuk teratur 2. Mengetahui perkembangan yang

minum obat dilakukan keluarga dalam merawat

c. Tanyakan keluarga prinsip 6 klien dengan halusinasi

benar dalam pemberian obat


d. Anjurkan keluarga untuk
demonstrasi cara membimbing
klien dengan 6 benar obat
3. 3.
Evaluasi kegiatan keluarga dalam Mengetahui perkembangan yang
merawat klien halusinasi dengan dilakukan keluarga dalam merawat
bercakap-cakap klien dengan halusinasi
a. Tanyakan keluarga mengenai
tujuan dari bercakap-cakap
b. Anjurkan keluarga untuk
demonstrasi cara bercakap-cakap
c. 4. Memberikan semangat positif pada
4. Beri reinforcement positif pada keluarga agar tetap merawat klien.
keluarga klien

131
S
P 4 Keluarga :
4.S Jelaskan follow up (catatan
1. Menentukan tindakan selnajutnya
K etelah ---- x pertemuan perkembangan) klien ke
eluarga mampu diharapkan keluarga RSJ/PKM
2. Meningkatkan kognitif keluarga
memahami mampu memahami
5. Jelaskan tanda-tanda kambuh
selama merawat klien dengan
mengenai follow mengenai follow upke selama perawatan klien di rumah :
halusinasi.
upke RSJ/PKM, RSJ/PKM, tanda kambuh
a. Halusinasi Pendengaran (Bicara
tanda kambuh dan dan rujukan atau tertawa sendiri tanpa lawan
rujukan bicara, mencondongkan telinga
kearah tertentu, menutup telinga.
b. Halusinasi penglihatan
(menunjuk-nunjuk kea rah
tertentu, ketakutan pada objek
yang tidak jelas
c. Halusinasi penghidu (menghidu
seperti sedang membaui bau-
bauan tertentu, menutup hidung)
d. Halusinasi pengecapan (seing
3.
meludah dan muntah)
4.
e. Halusinasi Perabaan (menggaruk-
garuk permukaan kulit,

132
mengatakan ada serangga di
5.
permukaan kulit). 6. Memperoleh penanganan lebih
lanjut, cepat dan tepat.
3. Segera hubungi pelayanan
kesehatan terdekat bila ada gejala-
gejala di atas (rujukan)
S
P 4 Keluarga :
S Anj Agar
K etelah ----- x pertemuan urkan keluarga membantu klien kegiatan pasien dapat berjalan
eluarga mampu diharapkan keluarga sesuai jadwal dan memberi klien sesuai jadwal.
membantu pasien mampu membantu pujian
melakukan kegiatan pasien melakukan
dan memberi pujian kegiatan sesuai jadwal
dan memberi pujian

1 G S
0 angguan P 5 Keluarga :
1.S Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1. Mengetahui perkembangan yang
Persepsi
K etelah----- x pertemuan merawat klien halusinasi dengan dilakukan keluarga dalam merawat
Sensori :
eluarga mampu diharapkan keluarga menghardik klien dengan halusinasi
Halusinasi …
menjelaskan kembali mampu menjelaskan
e. Tanyakan keluarga tujuan
cara merawat klien kembali cara merawat merawat klien halusinasi dengan
dengan menghardik, klien dengan

133
membimbing klien menghardik, cara menghardik
teratur minum obat, membimbing klien Anjurkan keluarga untuk
bercakap-cakap, teratur minum obat, demonstrasi kembali cara
melakukan kegiatan bercakap-cakap, mengontrol halusinasi
harian dan follow up. melakukan kegiatan (menghardik) pada klien
harian dan follow up. 2. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing klien untuk teratur
minum obat
e. Tanyakan keluarga prinsip 6
benar dalam pemberian obat
Anjurkan keluarga untuk
demonstrasi cara membimbing
klien dengan 6 benar obat
2. Mengetahui perkembangan yang
3. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
dilakukan keluarga dalam merawat
merawat klien halusinasi dengan
klien dengan halusinasi
bercakap-cakap
d. Tanyakan keluarga mengenai
tujuan dari bercakap-cakap
e. Anjurkan keluarga untuk
demonstrasi cara bercakap-cakap
4. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih klien melakukan

134
kegiatan harian
a. Tanyakan keluarga tujuan dari
3. Mengetahui perkembangan yang
kegiatan harian yang dilakukan
dilakukan keluarga dalam merawat
klien
klien dengan halusinasi
b. Anjurkan keluarga melatih klien
untuk melakukan kegiatan harian
4.
(laki-laki : membersihkan kamar Mengetahui perkembangan yang

mandi dan melap kaca, dilakukan keluarga dalam merawat

perempuan : cuci piring, cuci klien dengan halusinasi

pakaian)
5. Tanyakan keluarga tentang follow Mengetahui perkembangan yang
up ke RSJ/PKM dilakukan keluarga dalam merawat
klien dengan halusinasi
5. Memberikan semangat positif pada
keluarga agar tetap merawat klien.
6. Beri reinforcement positif pada
keluarga klien
S
P 5 Keluarga :
S Beri Men
K etelah ---- x pertemuan kan penilaian kemampuan getahui kemampuan keluarga
eluarga mampu diharapkan keluarga keluarga dalam merawat klien merawat klien
merawat klien mampu merawat klien

135
dengan halusinasi dengan halusinasi

S
P 5 Keluarga :
S Beri Men
K etelah ----- x pertemuan kan penilaian keluarga dalam getahui kemampuan keluarga
eluarga mampu diharapkan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM dalam melakukan kontrol klien ke
melakukan kontrol mampu melakukan RSJ/PKM.
ke RSJ/PKM kontrol ke RSJ/PKM

136
Perencanaan Tindakan Keperawatan

Risiko Perilaku kekerasan

Nama Klien : Sdr.P Dx. Medis : Skizofrenia


No. RM : 0966xxx Ruangan : Geranium

N T D Perencanaan Ras
o gl / iagnosis ional
T K I
Bln Keperawa
ujuan riteria Hasil ntervensi
tan

1 R S
isiko P 1 Pasien :
S 1. Identifikasi 1. Mekanisme koping yang
Perilaku
K etelah … x penyebab perilaku dimiliki klien dalam
Kekerasan
lien dapat pertemuan kekerasan klien menghadapi masalah serta
mengidentifikasi diharapkan klien langkah awal dalam
penyebab, tanda & dapat menyusun strategi
gejala, perilaku mengidentifikasi berikutnya.

137
kekerasan yang penyebab, tanda & 2. Identifikasi tanda 2. Deteksi dini dapat
pernah dilakukan dan gejala, perilaku dan gejala perilaku mencegah tindakan yang
akibat dari perilaku kekerasan yang kekerasan klien dapat membahayakan
kekerasan pernah dilakukan, klien dan lingkungan
akibat perilaku sekitar
kekerasan 3. Identifikasi perilaku 3. Melihat mekanisme
kekerasan yang koping klien dalam
dilakukan klien menyelesaikan masalah
4. Identifikasi akibat yang dihadapi
perilaku kekerasan 4. Membantu klien melihat
yang dilakukan klien dampak yang ditimbulkan
akibat perilaku kekerasan
yang dilakukan klien
S
P 1 Pasien :
S 1. Jelaskan klien ada 4 1. Agar klien mengetahui
K etelah …. x cara mengontrol PK. dan memahami cara
lien dapat pertemuan a. Fisik (nafas mengontrol PK
menyebutkan cara diharapkan klien dalam dan

138
mengontrol perilaku dapat menjelaskan memukul
kekerasan cara mengontrol bantal/kasur)
perilaku kekerasan b. Dengan obat
(jelaskan 6
benar obat:
jenis, guna,
dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas
minum obat)
c. Secara verbal
(meminta,
menolak dan
marah dengan
baik)
d. Secara spiritual
(sholat, wudhu,
berdoa)
2. Beri kesempatan 2. Menurunkan perilaku

139
klien menjelaskan dekstruktif yang akan
kembali 4 cara menciderai klien dan
mengontrol PK lingkungan sekitar
3. Beri reinforcement 3. Meningkatkan
positif kepercayaan diri klien
S
P 1 Pasien :
S 1. Jelaskan definisi 1. Nafas dalam dan
K etelah …. x nafas dalam dan memukul bantal/kasur
lien dapat pertemuan memukul merupakan salah satu
mempraktikkan diharapkan klien bantal/kasur tindakan untuk
latihan cara dapat menyalurkan stressor
mengontrol perilaku mempraktikkan 2. Jelaskan tujuan yang dirasakan klien
kekerasan dengan latihan cara nafas dalam dan 2. Tarik nafas dalam dapat
cara fisik (tarik nafas mengontrol perilaku memukul mengurangi keinginan
dalam dan memukul kekerasan dengan bantal/kasur klien untuk melakukan
bantal/kasur) cara fisik (tarik perilaku kekerasan
nafas dalam dan 3. Jelaskan cara
memukul mengontrol PK 3. Meningkatkan

140
bantal/kasur) dengan nafas dalam pengetahuan klien cara
dan memukul mengontrol PK
bantal/kasur
4. Demonstrasikan
cara nafas dalam 4. Memberikan gambaran
dan memukul terlebih dahulu kepada
bantal/kasur klien cara nafas dalam
(dilakukan oleh dan memukul
perawat terlebih bantal/kasur
dahulu)
5. Demonstrasikan
bersama-sama
dengan klien cara 5. Mengevaluasi
nafas dalam dan kemampuan klien
memukul
bantal/kasur
6. Beri kesempatan
klien untuk

141
demontrasi nafas 6. Mengevaluasi
dalam dan memukul kemampuan klien
bantal/kasur secara
mandiri
7. Beri reinforcement
positif pada klien
7. Meningkatkan
kepercayaan diri klien
S
P 1 Pasien:
S B Me
K etelah …. x imbing klien untuk masukkan kegiatan
lien dapat pertemuan memasukkan latihan mengontrol perilaku
memasukkan latihan diharapkan klien fisik (napas dalam dan kekerasan ke dalam jadwal
fisik ke dalam jadwal dapat memasukkan memukul bantal) ke kegitan harian merupakan
kegiatan harian latihan fisik ke dalam jadwal kegiatan upaya untuk membiasakan
dalam jadwal harian diri melatih dan
kegiatan harian mengaplikasikan cara fisik

142
saat klien marah.

2 P S
. erilaku P 2 Pasien : 1. Minta klien unuk 1. Menilai kemampuan klien
S
Kekerasan menjelaskan
K etelah ….. x
pengertian,
lien dapat pertemuan
tujuan,dan cara
mendemonstrasikan diharapkan klien
mengontrol PK
kembali latihan fisik mampu
secara fisik (nafas
nafas dalam dan mengevaluasi latihan
dalam dan memukul
memukul fisik sebelumnya
bantal/kasur)
bantal/kasur (nafas dalam dan
2. Minta klien untuk 2. Meningkatkan percaya
memukul
memperagakan cara diri klien
bantal/kasur)
mengotrol PK denga
napas dalam dan
memukul antal
3. Observasi sikap 3. Mengevaluasi kemampuan
klien selama klien melakukan nafas
melakukan sapas dalam dan memukul

143
daam dan memukul bantal
bantal
4. Observasi jadwal 4. Memantau klien dalam
kegiatan harian proses membiasakan diri
mengaplikasikan latihan
yang diberikan
5. Beri pujian postifi 5. Meningkatkan
pada klien kepercayaan diri klien

S
P 2 Pasien :
S
1. Jelaskan jenis, 1. Klien memahami jenis,
K etelah …. x
kegunaan, serta kegunaan sera dosis obat
lien dapat pertemuan
dosis obat. yang diprogramkan
menjelaskan jenis diharapkan klien
2. Jelaskan frekuensi, 2. Klien memahami
obat, guna obat, dosis dapat mengontrol
cara pemberian dan frekuensi, cara pemberian
obat, frekuensi obat, perilaku kekerasan
kontinuitas minum dan kontinuitas minum
cara pemberian obat dengan teratur

144
dan kontinuitas minum obat obat. obat yang diprogramkan
minum obat. 3. Demonstrasikan 3. Mensukseskan program
(dilakukan perawat) pengobatan klien
klien cara minum
obat secara teratur
dengan prinsip 6
benar (jenis, guna,
dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas
minum obat)
4. Demonstrasikan 4. Mensukseskan program
(perawat bersama pengobatan klien
dengan pasien) klien
cara minum obat
secara teratur
dengan prinsip 6
benar (jenis, guna,
dosis, frekuensi,

145
cara, kontinuitas
minum obat)
5. Minta klien
mendemonstrasikan 5. Mensukseskan program
secara mandiri pengobatan klien
tentang minum obat
secara teratur
dengan prinsip 6
benar (jenis, guna,
dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas
minum obat)
6. Beri reinforcement
positif pada klien 6. Meningkatkan
kepercayaan diri klien
S
P 2 Pasien :
S B Me
etelah…. x imbing klien untuk masukkan kegiatan untuk

146
K pertemuan memasukkan latihan mengontrol perilaku
lien memasukkan diharapkan klien mengontrol perilaku kekerasan ke dalam jadwal
latihan mengontrol dapat memasukkan kekerasan dengan cara kegiatan harian merupakan
perilaku kekerasan latihan mengontrol latihan fisik (nafas upaya untuk membiasakan
dengan cara latihan perilaku kekerasan dalam dan memukul diri melatih mengaplikasikan
fisik (nafas dalam dengan latihan fisik bantal/kasur) dan cara latihan fisik (nafas
dan memukul (nafas dalam dan teratur minum obat ke dalam dan memukul
bantal/kasur) dan memukul dalam jadwal kegiatan bantal/kasur) dan minum
teratur minum obat bantal/kasur dan harian. obat saat klien mengalami
ke dalam jadwal teratur minum obat pk.
kegiatan harian. ke dalam jadwal
kegiatan harian.

P S
erilaku P 3 Pasien :
S
Kekerasan 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
K etelah … x
menjelaskan dan
lien dapat pertemuan

147
mendemonstrasikan diharapkan klien memperaakan cara
kembali latihan fisik mampu mengontrol PK
nafas dalam dan mengevaluasi latihan dengan fisik (nafas
memukul fisik sebelumnya dalam dan memukul
bantal/kasur serta (nafas dalam dan bantal/kasur)
cara minum obat memukul 2. Minta klien untuk 2. Menilai kemampuan klien
bantal/kasur) serta menjelaskan tentang
minum obat obat, dan peragakan
cara minum obat
3. Observasi sikap 3. Menilai kemampuan klien
selama napas dalam melakukan nafas dalam
dan memukul dan minum obat
bantal/ kasur serta
meminum obat
4. Observasi jadwal 4. Memantau klien dalam
kegiatan harian proses membiasakan diri
melakukan hal yang
diajarkan

148
5. Beri pujian positif 5. Meningkatkan percaya
pada klien diri klien
P S
erilaku P 1 Pasien :
S
Kekerasan 1. Identifikasi 1. Mekanisme koping yang
K etelah … x
penyebab perilaku dimiliki klien dalam
lien dapat pertemuan
kekerasan klien menghadapi masalah serta
mengidentifikasi diharapkan klien
langkah awal dalam
penyebab, tanda & dapat
menyusun strategi
gejala, perilaku mengidentifikasi
berikutnya.
kekerasan yang penyebab, tanda &
2. Deteksi dini dapat
pernah dilakukan dan gejala, perilaku
2. Identifikasi tanda mencegah tindakan yang
akibat dari perilaku kekerasan yang
dan gejala perilaku dapat membahayakan
kekerasan pernah dilakukan,
kekerasan klien klien dan lingkungan
akibat perilaku
sekitar
kekerasan
3. Identifikasi 3. Melihat mekanisme
perilaku kekerasan koping klien dalam
yang dilakukan menyelesaikan masalah

149
klien yang dihadapi
4. Identifikasi akibat 4. Membantu klien melihat
perilaku kekerasan dampak yang ditimbulkan
yang dilakukan akibat perilaku kekerasan
klien yang dilakukan klien

S
P 3 Pasien :
S 1. Jelaskan definisi 1. Cara verbal merupakan
K etelah …. x dari cara verbal salah satu cara
lien dapat mengontrol pertemuan (meminta, menolak mengontrol kemarahan
perilaku kekerasan diharapkan klien dan marah dengan klien
dengan cara verbal dapat mengontrol baik) pada klien
(mengungkapkan perilaku kekerasan 2. Jelaskan manfaat
perasaan marah dengan cara verbal dari cara verbal 2. Cara verbal
dengan baik, (mengungkapkan, (mengungkapkan, (mengungkapkan/
meminta, menolak meminta, menolak meminta, menolak menolak dengan cara

150
dengan benar) dengan benar) dengan benar) pada baik) dapat mengurangi
klien. keinginan klien
melakukan perilaku
3. Peragakan cara kekerasan.
menolak dengan 3. Memberikan gambaran
baik, meminta kepada klien cara
dengan baik, marah mengontrol PK dengan
dengan baik verbal
4. Lakukan bersama
sama dengan 4. Menilai kemampuan klien
perawat cara
mengotrol PK
secara verbal
(meminta, menolak
dan marah dengan
baik)
5. Anjurkan klien 5. Menilai kemampuan klien
melakukan sendiri

151
cara mengontrol PK
dengan verbal
6. Beri penguatan 6. Mendorong
positif kepada klien pengula
ngan perilaku yang positif
dan meningkatkan harga
diri klien

S
P3:
S B Me
K etelah …. x imbing klien untuk masukkan kegiatan untuk
lien dapat pertemuan memasukkan latihan mengontrol perilaku
memasukkan latihan diharapkan klien mengontrol perilaku kekerasan ke dalam jadwal
mengontrol perilaku dapat memasukkan kekerasan dengan kegiatan harian merupakan
kekerasan dengan latihan mengontrol latihan fisik, minum upaya untuk membiasakan
latihan fisik, minum perilaku kekerasan obat dan cara verbal ke diri melatih mengaplikasikan
obat dan cara verbal dengan latihan fisik, dalam jadwal kegiatan latihan fisik, minum obat dan
ke dalam jadwal minum obat dan cara harian. cara verbal saat klien marah.

152
kegiatan harian. verbal ke dalam
jadwal kegiatan
harian

S
P4: 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
S
menjelaskan dan
K etelah …. x
memperagakan cara
lien dapat pertemuan
mengontrol PK fisik
mendemonstrasikan diharapkan klien
(nafas dalam dan
kembali latihan fisik mampu
memukul
nafas dalam dan mengevaluasi latihan
bantal/kasur)
memukul fisik sebelumnya
2. Minta klien untuk 2. Menilai kemampuan klien
bantal/kasur, cara (napas dalam,

153
minum obat serta memukul bantal, menjelaskan
cara verbal obat dan verbal memepragakan cara
( mengungkapkan, minum obat
meminta, menolak 3. Minta klien untuk 3. Menilai kemampuan klien
dengan benar) menjeaskan dan
memperagakan cara
mengontrol PK
secara verbal
( mengungkapkan,
meminta, menolak
dengan benar)
4. Observasi sikap 4. Menlai kemampuan klien
selama
memperagakan cara
mengontrol PK
secara fisik, obat,
verbal
5. Observasi jadwal

154
kegiatan harian 5. Meniai emampuan klien

6. Beri reinforcement
positif kepada klien 6. Meningkatkan percaya
diri klien
S
P4:
S 1. Jelaskan definisi 1. Cara spiritual merupakan
K etelah …. x dari cara mengontrol salah satu cara
lien dapat mengontrol pertemuan perilaku kekerasan mengontrol kemarahan
perilaku kekerasan diharapkan klien dengan cara spiritual klien
dengan cara spiritual dapat mengontrol 2. Jelaskan manfaat
(berdoa, sholat) perilaku kekerasan dari cara 2. Cara spiritual (berdoa,
dengan cara spiritual mengontrol perilaku sholat) dapat mengurangi
(berdoa, sholat) kekerasan secara keinginan klien
spiritual (berdoa, melakukan perilaku
sholat) pada klien. kekerasan.
3. Demonstrasikan
cara berdoa sesuai 3. Memberikan gambaran

155
kepercayaan klien kepada klien cara
(perawat terlebih mengontrol PK dengan
dahulu) spiritual
4. Demonstrasikan
secara bersama – 4. Memberi gambaran
sama cara kepada klien cara
mengontrol PK mengontrol PK dengan
dengan spiritual spiritual
sesuai dengan
keyakinan klien
5. Beri kesempatan
klien untuk 5. Menilai kemampuan klien
melakukan secara
mandiri cara berdoa
sesuai dengan
keyakinan klien.
6. Beri penguatan 6. Mendorong pengulangan
positif kepada klien perilaku yang positif dan

156
meningkatkan harga diri
klien
S
P4:
S B Me
K etelah …. x imbing klien untuk masukkan kegiatan untuk
lien dapat pertemuan memasukkan latihan mengontrol perilaku
memasukkan latihan diharapkan klien mengontrol perilaku kekerasan ke dalam jadwal
mengontrol perilaku dapat memasukkan kekerasan dengan kegiatan harian merupakan
kekerasan dengan latihan mengontrol latihan fisik, minum upaya untuk membiasakan
latihan fisik, minum perilaku kekerasan obat, cara verbal dan diri melatih mengaplikasikan
obat cara verbal dan dengan latihan fisik, spiritual ke dalam latihan fisik, minum obat,
spiritual ke dalam minum obat, cara jadwal kegiatan harian. cara verbal dan spiritual saat
jadwal kegiatan verbal dan spiritual klien marah.
harian. ke dalam jadwal
kegiatan harian

157
P S
erilaku P5:
S 1. Minta klien untuk 1. Menilai kemampuan klien
Kekerasan
K etelah …. x menjelaskan dan
lien dapat pertemuan memperagakan cara
mendemonstrasikan diharapkan klien mengontrol PK fisik
kembali latihan fisik mampu (nafas dalam dan
nafas dalam dan mengevaluasi latihan memukul
memukul fisik sebelumnya bantal/kasur)
bantal/kasur, cara (napas dalam dan 2. Minta kklien untuk 2. Menilai kemampuan klien
minum obat, cara memukul bantal), menjelaskan dan
verbal obat, verbal dan memperagakan cara
( mengungkapkan, spiritual minum obat dengan
meminta, menolak prinsip 6 benar
dengan benar) dan (jenis, guna, dosis,
cara spiritual frekuensi, cara
pemberian dan
kontinuitas minum
obat)

158
3. Minta klien untuk 3. Menilai kemampuan klien
menjelaskan dan
memperagakan cara
mengontrol PK
secara verbal
( mengungkapkan,
meminta, menolak
dengan benar)
4. Minta klien untuk
menjelaskan dan 4. Menilai kemampuan klien
memperagakan cara
mengontrol PK
dengan
spiritual(berdoa,
sholat)
5. Observasi sikap
selama 5. Menilai kemmpuan klien
memperaakan

159
mengontrol PK
secara fisik, obat,
verbal dan spiritual
6. Observasi jadwal
kegiatan harian 6. Menilai kemampuan klien
7. Beri reinforcement
positif kepada klien 7. Meningkatkan percaya
diri klien

S
P5:
S
1. Pantau pelaksanaan 1. Mengetahui perilaku yang
K etelah ….. x
jadwal kegiatan dilakukan klien
lien mampu pertemuan
yang sudah disusun
melakukan kegiatan diharapkan klien
(latihan fisik nafas
secara mandiri mampu melakukan
dalam dan memukul
kegiatan secara
bantal, teratur

160
mandiri minum obat, secara
verbal, spiritual)
2. Berikan penguatan
terhadap perilaku 2. Meningkatkan harga diri
klien yang positif klien
3. Berikan penilaian
kemampuan klien 3. Mengetahui
yang mandiri perkembangan
kemampuan klien dalam
melakukan kegiatan
secara mandiri.
S
P5: 1. Pantau 1. Memantau kemampuan
S
perkembangan klien.
K etelah …. x
kemampuan klien
lien dapat mengontrol pertemuan
dalam mengontrol
perilaku kekerasan diharapkan klien
perilaku kekerasan
dapat mengontrol
(latihan fisik nafas

161
perilaku kekerasan dalam dan memukul
bantal, teratur
minum obat, secara
verbal dan kegiatan
spiritual)

2. Berikan penilaian 2. Mengetahui kemampuan


pada kemampuan klien dalam mengontrol
klien dalam perilaku kekerasan
mengontrol perilaku
kekerasan
S
P 1 Keluarga :
S D Membantu
K etelah …… x iskusikan bersama keluarga dalam
eluarga dapat interaksi, keluarga keluarga tentang mengungkapkan perasaanya
mengungkapkan mampu masalah-masalah yang
masalah yang mengungkapkan dialami selama
dirasakan dalam masalah yang merawat pasien perilku

162
merawat pasien. dirasakan dalam kekerasan
merawat pasien

.
SP 1 Keluarga :
S 1. Jelaskan pengertian 1. Penjelasan kepada
K etelah …. x prilaku kekerasan keluarga tentang
eluarga mampu interaksi, keluarga pengertian perilaku
mengerti dan mampu mengerti kekerasan dapat
memahami tentang dan memahami menambah pengetahuan
pengertian, tanda dan tentang pengertian, keluarga tentang perilaku
gejala, serta proses tanda dan gejala, kekerasan
terjadinya perilaku serta proses 2. Jelaskan tentang 2. Penjelasan kepada
kekerasan terjadinya perilaku tanda dan gejala keluarga tentang tanda
kekerasan prilaku kekerasan dan gejala perilaku
kekerasan dapat
menambah pengetahuan
keluarga tentang perilaku
3. Jelaskan proses kekerasan

163
terjadinya perilaku 3. Penjelasan kepada
kekerasan keluarga tentang proses
terjadinya perilaku
kekerasan dapat
menambah pengetahuan
keluarga tentang perilaku
kekerasan
S
P 1 Keluarga : 1. Jelaskan cara 1. Penanganan yang tepat
S
merawat klien dapat membantu proses
K etelah ….. x
dengan PK : penyembuhan klien
eluarga mampu interaksi, keluarga
a. Merawat klien dengan PK
menjelaskan cara mengerti tentang
PK dengan cara
merawat pasien cara merawat pasien
fisik (Napas
dengan PK perilaku kekerasan
dalam dan
memukul
bantal)
b. Merawat klien

164
PK dengan
minum obat
c. Merawat klien
PK dengan
verbal(meminta,
menolak dan
mengungkapkan
marah dengan
baik)
d. Merawat klien
PK dengan
spiritual
2. Beri pujian jika 2. Menghargai upaya
klien dapat keluarga
melakukannya dalampembelajaran
dengan baik

165
S
P 1 Keluarga :
S 1. Latih keluarga 1. Meningkatkan kognitif
K etelah …. x merawat PK dengan kelurga tentang tujuan
eluarga mampu interaksi, Keluarga melakukan kegiatan kegiatan fisik
melatih satu cara mampu melatih satu fisik (tarik napas
merawat PK dengan cara merawat PK dalam dan
melakukan kegiatan dengan melakukan pukulkasur dan
fisik: tarik nafas kegiatan fisik: tarik bantal)
dalam dan pukul nafas dalam dan a. Jelaskan tujuan a. Meningkatkan kognitif
kasur dan bantal pukul kasur dan kegitan fisik keluarga tentang cara
bantal napas dalam dan kegiatan fisik napas
pukul bantal dalam dan pukul bantal
b. Jelaskan cara b. Meningkatkan
kegiatan fisik psikomotor keluarga
napas dalam
dan pukul
bantal c. Meningkatkan
c. Demonstrasi psikomotor keluarga

166
cara kegiatan
fisik napas
dalam dan
memukul bantal d. Menilai psikomotor klien
d. Bersama – sama
keluarga
mendemonstrasi
kan cara
kegiatan fisik
napas dalam
dan memukul e. Menilai kemampuan
bantal keluarga
e. Minta keluarga
untuk
mempraktekkan
secara mandiri
cara
kegiatanfisik

167
napas dalam 2. Menghargai upaya
dan memukul keluarga dalam
bantal pembelajaran
2. Beri pujian kepada
keluarga

S
P 1 Keluarga :
S A Duk
K etelah …..x interaksi njurkan keluarga ungan sosial dari keluarga
eluarga mampu keluarga mampu, membantu pasien mempercepat proses
membimbing pasien membimbing pasien sesuai jadwal dan penyembuhan pasien
melakukan kegiatan melakukan kegiatan memberi pujian
yang sudah terjadwal yang sudah
terjadwal dan
berikan pujian

S
P 2 Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga

168
K S keluarga dalam mempercepat proses
eluarga mampu etelah ….x interaksi merawat dan melatih penyembuhan pasien
merawat atau melatih keluarga mampu, pasien secara fisik
pasien secara fisik merawat dan melatih a. Tarik nafas
(tarik napas dalam pasien secara fisik dalam
dan memukul bantal) dan berikan pujian b. Pukul kasur dan
bantal
2. Berikan pujian 2. .Pujian kepada keluarga
kepada keluarga dapat memotivasi
keluarga
S
P 2 Keluarga : 1. Jelaskan jenis, 1. Jenis : agar keluarga lebih
S
kegunaan, serta mengenali jenis obat yang
K etelah …..x interaksi
dosis obat dikonsumsi dirinya.
eluarga mampu keluarga mampu
Keguna
mengetahui 6 benar mengetahui 6 benar
an : agar keluarga
cara memberikan cara memberikan
mengetahui manfaat dari
obat obat
obat yang diprogramkan

169
Dosis :
agar keluarga memahami
2. Jelaskan frekuensi, dosis yang diberikan.
cara pemberian dan 2. Keluarga memahami
kontinuitas minum frekuensi, cara pemberian
obat. dan kontinuitas minum
3. Demonstrasikan obat yang diprogramkan
pada keluarga cara 3. Memberikan gambaran
membimbing klien awal dalam program yang
untuk teratur minum disusun untuk klien
obat sesuai dengan
prinsip 6 benar
4. Demonstrasikan
secara bersama- 4. Mensukseskan program
sama dengan pengobatan klien
keluarga cara
membimbing klien
untuk teratur minum

170
obat dengan prinsip
6 benar
5. Beri kesempatan
pada keluarga untuk 5. Mensukseskan program
melakukan secara ngobatan klien
mandiri cara
membimbing klien
untuk teratur minum
obat dengan prinsip
6 benar.
6. Beri reinforcement
positif pada 6. Meningkatkan
keluarga kepercayaan diri keluarga
S
P 2 Keluarga :
S 1. Jelaskan kepada 1. Meningkatkan kognitif
K etelah ……x keluarga tujuan keluarga
eluarga mampu interaksi diharapkan tentang pentingnya
memberikan/ keluarga mampu membimbing klien

171
membimbing memberikan/ dalam teratur minum
meminum obat membimbing obat.
meminum obat 2. Jelaskan pada
keluarga cara 2. Meningkatkan kognitif
membimbing klien keluarga
untuk teratur minum
obat
3. Jelaskan kepada
keluarga tentang 3. Meningkatkan
akibat dari apabila psikomotor keluarga
klien tidak minum dalam memberikan obat.
secara teratur.
4. Berikan penguatan
positif pada 4. Meningkatkan semangat
keluarga positif keluarga agar tetap
membimbing klien dalam
mengatasi halusinasinya.

172
S S
P 2 Keluarga : P 2 Keluarga:
1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari
K S membantu pasien keluarga mempercepat
eluarga mampu etelah ….x interaksi melakukan kegiatan proses penyembuhan
membantu pasien diharapkan keluarga sesuai jadwal pasien
melakukan kegiatan mampu membantu 2. Anjurkan keluarga 2. Pujian dari keluarga akan
sesuai jadwal pasien melakukan untuk memberikan memotivasi pasien untuk
kegiatan sesuai pujian kepada memasukan dalam jadwal
jadwal pasien ketika pasien kegiatan
dapat melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang dibuat.
S
P 3 Keluarga
S 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
K etelah ……x keluarga dalam mempercepat proses
eluarga mampu interaksi diharapkan merawat dan melatih penyembuhan pasien
merawat/melatih keluarga mampu pasien secara fisik

173
pasien melakukan merawat/melatih a. Tarik nafas
kegiatan fisik dan pasien melakukan dalam sebanyak
memberikan obat kegiatan fisik dan 5 kali
serta memberikan memberikan obat b. Pukul kasur dan
pujian serta memberikan bantal 5 kali
pujian c. Memberikan
obat
2. Berikan pujian 2. Pujian kepada keluarga
kepada keluarga dapat memotivasi
keluarga
S
P 3 Keluarga :
S 1. Latih keluarga cara 1. Dukungan keluarga dan
K etelah …….x membimbing: cara lingkungan mempercepat
eluarga mampu interaksi diharapkan bicara yang baik proses penyembuhan
membimbing pasien keluarga mampu pasien
cara bicara yang baik membimbing pasien 2. Meningkatkan kognitif
cara bicara yang 2. Jelaskan tujuan cara keluarga
baik 3. Meningkatkan kognitif

174
berbicara yang baik keluarga
3. Jelaskan cara 4. Meningkatkan psikomotor
berbicara yang baik keluarga
4. Demonstrasikan
cara berbicara yang
baik (perawat 5. Meningkatkan psikomotor
terlebih dahulu) keluarga
5. Demonstrasikan
secara bersama-
sama keluarga cara
membimbing klien
6. Meningkatkan
untuk berbicara
kemampuan keluarga
dengan baik
dalam merawat klien
6. Beri kesempatan
keluarga secara
mandiri cara
membimbing klien
7. Menghargai upaya
untuk berbicara
keluarga dalam

175
dengan baik. pembelajaran
7. Berikan pujan
kepada keluarga.
S
P 3 Keluarga :
S
L
K etelah ……x
atih keluarga cara
eluarga mampu interaksi diharapkan
membimbing klien
membimbing klien keluarga mampu
untuk melakukan
untuk melakukan membimbing klien
kegiatan spiritual a. Meningkatkan kognitif
kegiatan spiritual untuk melakukan
a. Jelaskan tujuan keluarga
kegiatan spiritual
kegiatan spiritual b. Meningkatkan kognitif
b. Jelaskan cara keluarga
melakukan kegiatan
spiritual yang baik c. Meningkatkan
c. Demonstrasikan psikomotor keluarga
terlebih dahulu cara
membimbing klien

176
untuk melakukan
kegiatan spiritual
(perawat dahulu) d. Meningkatkan
d. Lakukan secara psikomotor keluarga
bersama-sama
dengan keluarga
cara membimbing
klien untuk
melakukan kegiatan
spiritual e. Meningkatkan
e. Keluarga secara kemampuan keluarga
mandiri dalam merawat klien
mendemonstrasikan dengan PK
secara langsung
kepada klien
melakukan kegiatan
spiritual sesuai
dengan keyakinan

177
klien
f. Berikan pujan f. Menghargai upaya
kepada keluarga. keluarga dalam
pembelajaran
S
P 3 Keluarga :
S 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari
K etelah …….x membantu pasien keluarga mempercepat
eluarga mampu interaksi diharapkan melakukan kegiatan proses penyembuhan
membantu pasien keluarga mampu sesuai jadwal pasien
melakukan kegiatan membantu pasien 2. Anjurkan keluarga 2. Pujian dari keluarga akan
sesuai jadwal melakukan kegiatan untuk memberikan memotivasi pasien untuk
sesuai jadwal pujian kepada melakukan kegiatan yang
pasien ketika pasien terdapat didalam jadwal
dapat melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang dibuat.
S

178
P 4 Keluarga : S 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
etelah …….x keluarga dalam mempercepat proses
K
interaksi diharapkan merawat dan melatih penyembuhan pasien
eluarga mampu
keluarga mampu pasien secara fisik
merawat/melatih
merawat/melatih a. Tarik nafas
pasien melakukan
pasien melakukan dalam sebanyak
kegiatan fisik dan
kegiatan fisik dan 5 kali
memberikan obat,
memberikan obat, b. Pukul kasur dan
bicara yang baik,
bicara yang baik, bantal 5 kali
kegiatan spiritual
kegiatan spiritual c. Memberikan
serta memberikan
serta memberikan obat (6 benar
pujian
pujian obat: jenis,
guna,dosis,
frekwensi,cara,
kontinuitas
minum obat)
d. Bicara yang
baik (Bicara

179
dengan pelan-
pelan dan
dengan nada
yang rendah,
Berbicara
dengan sopan)
e. Kegiatan
spiritual
(Bimbing
pasien berdoa,
Bimbing pasien
untuk pergi ke
gereja) 2. Pujian kepada keluarga
2. Berikan pujian dapat memotivasi
kepada keluarga keluarga

S
P 4 Keluarga :
1. Jelaskan follow up 1. Menentukan tindakan

180
K S (catatan selanjutnya
eluarga dapat etelah …..x interaksi perkembangan)
memahami follow up diharapkan keluarga klien ke RSJ/PKM
ke RSJ/PKN, tanda dapat 2. Jelaskan tanda-tanda 2. Meningkatkan kognitif
kambuh, rujukan memahamifollow up kambuh selama keluarga selama merawat
ke RSJ/PKN, tanda perawatan klien di klien dengan PK.
kambuh, rujukan rumah :
a. Muka marah
dan tegang
b. Tatapan mata
tajam
c. Mengatup
rahang
d. Marah tanpa
sebab
e. Bicara kasar
f. Mengepalkan
tangan

181
g. Merusak barang
dan benda 3. Memperoleh penanganan
3. Segera hubungi lebih lanjut, cepat dan
pelayanan kesehatan tepat.
terdekat bila ada
gejala-gejala di atas
(rujukan)

S
P 4 Keluarga
S 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari
K etelah ……x membantu pasien keluarga mempercepat
eluarga mampu interaksi diharapkan melakukan kegiatan proses penyembuhan
membantu pasien keluarga mampu sesuai jadwal pasien.
melakukan kegiatan membantu pasien 2. Anjurkan keluarga 2. Pujian dari keluarga akan
sesuai jadwal melakukan kegiatan untuk memberikan memotivasi pasien untuk
sesuai jadwal pujian kepada melakukan kegiatan yang

182
pasien ketika pasien terdapat didalam jadwal
dapat melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang dibuat.
S
P 5 Keluarga : 1. Evaluasi kegiatan 1. Ketrampilan keluarga
S
keluarga dalam mempercepat proses
K etelah ….. x
merawat dan penyembuhan pasien
eluarga mampu interaksi diharapkan
melatih pasien
merawat/melatih keluarga mampu
secara fisik
pasien dengan latihan merawat/melatih
a. Tarik nafas
fisik, memberikan pasien dengan
dalam sebanyak 5
obat, latihan bicara latihan fisik,
kali
yang baik, kegiatan memberikan obat,
b. Pukul kasur dan
spiritual dan folow verbal, kegiatan
bantal 5 kali
up serta memberikan spiritual dan folow
c. Memberikan obat
pujian.pada pasien upserta memberikan
(6 benar obat:
pujian
jenis, guna,dosis,

183
frekwensi,cara,
kontinuitas
minum obat)
d. Verbal (meminta,
mengungkapkan
marah dengan
benar, dan
menolak dengan
benar)
e. Kegiatan spiritual
(Bimbing pasien
berdoa, Bimbing
pasien untuk
pergi ke gereja)
f. Jelaskan follow
up ke RSJ/PKN,
tanda kambuh,
rujukan (Klien

184
memperhatikan
perilaku yang
membahayakan
dirinya dan orang
lain) 2. Pujian kepada keluarga
2. Berikan pujian dapat memotivasi
kepada keluarga keluarga

S
P 5 Keluarga :
S N Unt
K etelah ….x interaksi ilai kemampuan uk mengetahui kemampuan
eluarga mampu diharapkan keluarga keluarga merawat keluarga dalam merawat
merawat pasien mampu merawat pasien PK
pasien

185
S
P 5 Keluarga :
S N Unt
K etelah ……x ilai kemampuan uk mengetahui kemampuan
eluarga mampu interaksi diharapkan keluarga melakukan melakukan kontrol ke
membawa pasien keluarga mampu kontrol ke RSJ/PKM RSJ/PKM
kontrol ke RSJ/PKM membawa pasien
kontrol ke RSJ/PKM

3. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

Nama : Sdr. P Ruangan : Geranium

Nomor RM :0966xxx Diagnosa Medis :


Skizofrenia

Diagnosa Tindakan keperawatan Rasional


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

186
keperawatan
R Tingkat Pencegahan cedera
isiko menciderai diri cedera
1. Identifikasi area lingkungan dan obat 1. Mengetahui penyebab dari risiko
sendiri, orang lain, dan
Setelah yang berpotensi menyebabkan cedera cidera
lingkungan
dilakukan tindakan keperawatan 2. Jauhkan barang – barang yang berisiko 2. Meminimalkan terjadinya cidera
selama 4x24 jam diharapkan risiko membahayakan diri sendiri dan orang lain untuk diri pasien dan orang lain
cidera menurun di tandai dengan : 3. Diskusikan mengenai terapi dan latihan 3. Memberikan kesempatan kepada
fisik yang diperlukan pasien pasien untuk mengalihkan secara
1. Kejadian menciderai menurun
4. Kolaborasi dengan dokter untuk obat dan baik.
2. Perilaku agitasi menurun.
tindakan untuk pasien 4. Penanganan dengan tepat akan
3. Pola tidur pasien baik.
memberikan dampak lebih baik.

187
E. Catatan Perkembangan

TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA

(Catatan Tindakan / Perkembangan Keperawatan)

Nama Klien : Sdr.P

Nomor RM : 0906xxx

Ruang : Geranium

H D Tindakan Evaluasi P
ari/ Tgl iagnosa Keperawatan Keperawatan araf

J K &
am eperawatan
N
ama

R Perilaku Kekerasan SP 1: S:
abu , 09 Februari
1. Mengindentifikasi penyebab klien marah - Klien mengatakan ia marah jika
2022
2. Mengidentifikasi tanda gejala yang diganggu, atau dibicarakan orang
muncul, respon yang dilakukan dan akibat - Klien mengatakan marah dan

188
J dari respon tersebut menendang meja, lempar pot.
am. 09.30 – 3. Menjelaskan pada klien cara mengontrol - Klien mengatakan jika marah ia
10.10 WIB PK melempar barang, dan memukul orang
4. Menjelaskan pada klien tujuan - Klien mengatakan senang bisa
mengontrol PK dengan fisik melakukan tarik nafas dalam dan
5. Mengajarkan klien mengontrol PK secara memukul bantal
fisik dengan memukul bantal/kasur da O:
nafas dalam
- Klien dapat mengungkapkan penyebab,
6. Melakukan demonstrasi bersama klien
tanda gejala, respon an akibat dari
cara secara fisik dengan memukul
perilaku kekerasan
bantal/kasur da nafas dalam
- Klien mampu menyebutkan kembali 4
7. Membimbing klien untuk memasukan
cara mengontrol PK
kegiatan kedalam jadwal
- Klien mampu menjelaskan kembali
tujuan mengontrol PK secara fisik
- Klien mampu melakukan tarik nafas
dalam dan memukul bantal secara
mandiri
A:

- SP 1 tercapai

189
P:

- Perawat: Mempersiapkan SP ke 2
Perilaku Kekerasan yaitu mengontrol
PK dengan obat
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri
pujian
2. Melatih cara mengontrol PK
dengan obat (jelaskan 6 benar:
jenis, guna, dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
3. Bimbing pasien untuk masukkan
pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat
- Klien: Berlatih cara mengontrol PK
secara fisik

190
K Perilaku Kekerasan SP 2: S:
amis, 10 Februari
2022 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik - Klien mengatakan sudah melakukan tarik
2. Menjelaskan tujuan cara mengontrol PK dengan nafas dalam
P obat - Klien mengatakan bisa melakukan
kl 11.00 – 11.30 3. Mengajarkan klien mengontrol PK dengan obat mengontrol PK secara fisik
WIB 4. Melakukan demonstrasi bersama klien cara - Klien mengatakan senang diajari cara
mengotrol PK dengan obat mengontrol perilaku kekerasan
5. Membimbing klien untuk memasukan kegiatan - Klien mengatakan obat clozapin,
kedalam jadwal trihexyphenidyl dan haloperidol.

O:
- Klien mampu melakukan tarik nafas dalam
dan memukul bantal secara mandiri
- Klien mampu menjelaskan tujuan mengontrol
PK dengan obat
- Klien tidak mampu menyebutkan 3 nama
obatnya secara mandiri
- Klien mampu menyebutkan warna obat yang
dikonsumsi
A:
- SP 2 belum tercapai
P:
- Perawat: ulangi SP 2
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri
pujian
2. Melatih cara mengontrol PK dengan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,

191
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3. Bimbing pasien untuk masukkan pada
jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan
minum obat
- Klien: berlatih cara mengontrol PK secara
fisik dan obat

192
193

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil Asuhan Keperawatan selama 2 kali pertemuan pada
Sdr.P diperoleh “Asuhan Keperawatan pada Sdr.P dengan Masalah Utama
Perilaku Kekerasan pada Kasus Skizofrenia di Ruang Geranium RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah”. Penulis melakukan asuhan keperawatan
yang meliputi pengkajian hingga evaluasi keperawatan dengan uraian sebagai
berikut: pengkajian keperawatan pada Sdr.P dilakukan pada 09 Februari pukul
09.00 WIB. Sdr.P mengatakan Ada gangguan yaitu terjadi halusinasi
pendengaran, pasien mendengar suara-suara orang yang mengejarnya untuk
marah dan memukul Ibunya. Suara muncul 2-3x kadang tidak muncul, bila
muncul terjadi selama 15 menit, suara sering muncul pada malam hari sebelum
tidur dan saat sedang sendiri. pasien mengatakan karena mendengar suara
tersebut pasien menjadi takut. Data obyektif didapatkan bahwa klien sering
terlihat diam,
Diagnosis keperawatan yang dirumuskan ada 6 (enam) yaitu perubahan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran, koping individu inefektif, risiko
perilaku kekerasan, regimen terapeutik inefektif, dan isolasi social, dan harga
diri rendah. Penulis menetapkan masalah keperawatan utama yaitu perilaku
kekerasan, klien marah, marah, melempar pot, memukul orang, dan menendang
meja.

Hasil analisis dari evaluasi keperawatan menunjukkan masalah resiko perilaku


kekerasan SP 1 sudah tercapai sehingga klien diminta untuk melakukan latihan
cara mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan fisik dan minum obat.
Perawat meminta klien untuk melakukan sesuai jadwal kegiatan serta
mengajarkan SP 3, SP 4 dan SP 5. Hasil analisis dan evaluasi pasien dengan
masalah resiko perilaku kekerasan SP 1, dan SP 2 tercapai.
194

B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan tetap menjalin kerja sama dengan RSJD dr.
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, sehingga mahasiswa dapat
mempraktikkan ilm yang diberikan secara langsung di lapangan.
2. Bagi Keluarga
diharapkan dukungan keluarga supaya tindakan yang
dilakukan pasien dapat tercapai secara maksimal.
3. Bagi Perawat
Diharapkan perawat dapat memberikan intervensi secara maksimal
terhadap pasien gangguan jiwa terkhusus dengan masalah utama perilaku
kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Asuhan Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta : Nuha Medika.
Kusumawati, F dan Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Yusuf, Ah., Fitryasari, Rizky dan Endang, Hanik. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Yosep, Iyus dan Titin Sutini. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : PT
Refika Aditama.
Stuart. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi Indonesia. Singapore.
Elsevier.
Stuart. Gail. (2016). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3 Cetakan II. Alih
bahasa : Achir Yani, S. Hamid. Jakarta : EGC
L
A
M
P
I
R
A
N
STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN DENGAN
PERILAKU KEKERASAN

Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan


Pertemuan ke :1
Waktu : Rabu, 09 Febuari 2022 jam : 09.30 WIB

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data Subjektif
Klien binggung kurang lebih 4 hari, merusak pot, menendang meja,
emisi labil, curiga merasa di bicarakan orang lain, dan pukul orang.
b. Data Objektif
Kontak mata kurang
2. Diagnosis
Perilaku Kekerasan
3. Strategi Pelaksanaan ke-1:
a. Identifikasi penyebab, tanda, dan gejala perilaku kekerasan yang
pernah dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan
b. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, dan spiritual
c. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dengan tarik
nafas dalam dan pukul kasur serta bantal
d. Bimbing pasien untuk memasukan pada jadwal kegiatan harian untuk
latihan fisik
4. Rencana Tindakan Keperawatan:
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda, dan gejala perilaku kekerasan yang
pernah dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan
1) Identifikasi penyebab perilaku kekerasan klien
2) Identifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan klien
3) Identifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan klien
4) Identifikasi akibat perilaku kekerasan yang dilakukan klien
b. Menjelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, dan spiritual
1) Jelaskan klien ada 4 cara mengontrol PK (fisik, obat, verbal, dan
spiritual)
2) Beri kesempatan klien menjelaskan kembali 4 cara mengontrol
PK
3) Beri reinforcement positif
c. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dengan tarik
nafas dalam dan pukul kasur serta bantal
1) Jelaskan definisi nafas dalam dan memukul bantal/kasur
2) Jelaskan tujuan nafas dalam dan memukul bantal/kasur
3) Jelaskan cara mengontrol PK dengan nafas dalam dan memukul
bantal/kasur
4) Demonstrasikan cara nafas dalam dan memukul bantal/kasur
(dilakukan oleh perawat terlebih dahulu)
5) Demonstrasikan bersama-sama dengan klien cara nafas dalam dan
memukul bantal/kasur
6) Beri kesempatan klien untuk demontrasi nafas dalam dan
memukul bantal/kasur secara mandiri
7) Beri reinforcement positif pada klien
d. Membimbing pasien untuk memasukan pada jadwal kegiatan harian
untuk latihan fisik
1) Bimbing klien untuk memasukkan latihan fisik (napas dalam dan
memukul bantal) ke dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan


1. Fase orientasi
a. Salam terpeutik
“Selamat pagi, apakah saya boleh duduk
disini dan berbincang-binang dengan anda?”
“Baik, perkenalkan saya Maria , mahasiswa
yang dinas selama 2 minggu di RS ini, boleh saya tahu nama anda?
Senang di panggil apa?
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan mas hari ini?
Bagaimana tidur malamnya? Apa yang mas rasakan saat ini?”
c. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang perasaan marah mas? Dan latihan cara mengontrol rasa
marah dengan latihan fisik yaitu nafas dalam dan memukul kasur
serta bantal”
b. Tempat
“Dimana mas ingin kita bercakap-cakap
tentang perasaan marah mas?”
c. Waktu
Mas mau berapa lama? Bagaimana kalau
15 menit? Apakah mas bersedia?
2. Fase Kerja
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda, dan gejala perilaku kekerasan yang
pernah dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan
1) Identifikasi penyebab perilaku kekerasan klien
“Apakah yang menyebab mas marah?
Apakah sebelumnya mas pernah marah? Penyebabnya apa?
Semarah dengan sekarang?”
2) Identifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan klien
“Pada saat penyebab marah itu ada, mas merasa kesal?, kemudian
dada berdebar-debar? Mata melotot dan tangan mengepal?”
3) Identifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan klien
“Apa yang biasa mas lakukan ketika merasa marah?”
4) Identifikasi akibat perilaku kekerasan yang dilakukan klien
“Apakah dengan cara tersebut merasa marah lalu mas tau
akibatnya?”
b. Menjelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, dan spiritual
1) Jelaskan klien ada 4 cara mengontrol PK (fisik, obat, verbal, dan
spiritual)
“Baiklah mas, sekarang saya jelaskan ada 4 cara mengontrol
marah. Dengan cara nafas dalam dan memukul bantal, dengan
obat, komunikasi yang baik (secara verbal), dan dengan spiritual
(berdoa)”
“Hari ini kita akan belajar salah satu, yang pertama yaitu
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara nafas dalam dan
memukul bantal”
2) Beri kesempatan klien menjelaskan kembali 4 cara mengontrol
PK
“Coba mas sebutkan kembali tadi ada berapa cara mengontrol
PK?”
3) Beri reinforcement positif
“Bagus, mas sudah paham”
c. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dengan tarik
nafas dalam dan pukul kasur serta bantal
1) Jelaskan definisi nafas dalam dan memukul bantal/kasur
“Cara mengontrol perilaku kekerasan yang pertama adalah
dengan cara nafas dalam dan memukul bantal, yaitu dengan
menarik nafas dalam dan memukul-mukul bantal atau kasur saat
marah”
2) Jelaskan tujuan nafas dalam dan memukul bantal/kasur
“Tujuannya yaitu agar perasaan kesal mas tersalurkan dengan
cara nafas dalam dan memukul bantal dan tidak menciderai diri
sendiri dan orang lain”
3) Jelaskan cara mengontrol PK dengan nafas dalam dan memukul
bantal/kasur
“Caranya yaitu letakkan ke dua tangan di perut kemudian tarik
nafas panjang lewat hidung, tahan sebentar lalu perlahan-lahan di
keluarkan lewat mulut, lalu memukul bantal”
“Saya akan memberikan contoh, jadi seperti ini”
(mendemontrasikan nafas dalam dan memukul bantal)
4) Demonstrasikan cara nafas dalam dan memukul bantal/kasur
(dilakukan oleh perawat terlebih dahulu)
“Caranya yaitu letakkan ke dua tangan di perut kemudian tarik
nafas panjang lewat hidung, tahan sebentar lalu perlahan-lahan di
keluarkan lewat mulut, lalu memukul bantal”
5) Demonstrasikan bersama-sama dengan klien cara nafas dalam dan
memukul bantal/kasur
“Sekarang coba kita praktikkan bersama-sama ya mas”
6) Beri kesempatan klien untuk demontrasi nafas dalam dan
memukul bantal/kasur secara mandiri
“Sekarang coba mas praktikkan sendiri”
7) Beri reinforcement positif pada klien
“Bagus, mas bisa melakukannya”
d. Membimbing pasien untuk memasukan pada jadwal kegiatan harian
untuk latihan fisik
2) Bimbing klien untuk memasukkan latihan fisik (napas dalam dan
memukul bantal) ke dalam jadwal kegiatan harian
“Bagaimana kalau kita masukan latihan fisik nafas dalam dan
memukul bantal sebagai kegiatan harian mas”
“Jadwalnya: latihan nafas dalam dan memukul bantal dalam
sehari 2 kali latihan? Latihan jam berapa?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mas setelah kita belajar
cara mengontrol rasa marah mas?”
b. Evaluasi objektif
“Coba mas sebutkan 4 cara mengontrol
marah, dan coba mas praktekkan ulang seperti yang sudah kita lakukan
tadi. Bagus sekali mas”
c. Rencana tindak lanjut
“Mas, jika perasaan marah muncul, mas bisa
melakukan nafas dalam dan memukul bantal ya mas”
“Mas jangan lupa untuk melakukan latihan
nafas dalam dan memukul bantal, seperti jadwal yang sudah di
sepakati bersama”
d. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baik mas, bagaimana kalau kita latihan
cara mengontrol PK dengan cara yang kedua yaitu minum obat”
2) Tempat
“Kita bertemu dimana mas? Bagaimana
kalau di tempat ini lagi? Baik mas”
3) Waktu
“Jam berapa kita akan latihannya besok
mas? Bagaimana kalau mulai jam 08.00? Waktunya 15 menit ya
mas?”
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
JIWA
PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN

Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan


Pertemuan ke : 2 (dua)
Waktu : Kamis 10 Febuari 2022 jam: 11.00
WIB

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data Subjektif
1) Klien merasa curiga dibicarakan orang lain sehingga klien
menendang meja.
a. Data Objektif
1) Dari hasil inrerview dari perawat ruang Geranium dengan melihat
RM didapatkan bahwa klien Sdr. P binggung kurang lebih 4 hari
sebelum masuk RSJ, msrsh-msrsh, melempar pot, menendang
meja, curiga merasa dibicarakan oranglain,memukul orang, dan
emosi labil sering terpancing emosi dan mata melotot.
2) Ada kontak mata, klien kooperatif
2. Diagnosis
Perilaku Kekerasan
3. Strategi Pelaksanaan ke-2:
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
b. Melatih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
c. Bimbing pasien untuk masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat
4. Rencana Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
1) Minta klien unuk menjelaskan pengertian, tujuan,dan cara
mengontrol PK secara fisik (nafas dalam dan memukul
bantal/kasur)
2) Minta klien untuk memperagakan cara mengotrol PK denga napas
dalam dan memukul antal
3) Observasi sikap klien selama melakukan sapas daam dan
memukul bantal
4) Observasi jadwal kegiatan harian
5) Beri pujian positif pada klien
b. Melatih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
1) Jelaskan jenis, kegunaan, serta dosis obat.
2) Jelaskan frekuensi, cara pemberian dan kontinuitas minum obat.
3) Demonstrasikan (dilakukan perawat) klien cara minum obat
secara teratur dengan prinsip 6 benar (jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
4) Demonstrasikan (perawat bersama dengan pasien) klien cara
minum obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
5) Minta klien mendemonstrasikan secara mandiri tentang minum
obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
6) Beri reinforcement positif pada klien
c. Bimbing pasien untuk masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat
1) Bimbing klien untuk memasukkan latihan mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara latihan fisik (nafas dalam dan memukul
bantal/kasur) dan teratur minum obat ke dalam jadwal kegiatan
harian.
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Mas, masih ingat dengan saya? Siapa nama saya? Ya
benar mas. Sesuai dengan kesepakatan kemarin, pagi ini kita akan
melakukan kegiatan lagi ya mas”

b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana kabar pagi ini? Apakah semalam bisa tidur? Bagaimana
perasaan mas saat ini? Apakah mas merasa kesal dan ingin marah?”

c. Kontrak
a. Topik
“Apakah mas masih ingat pagi ini kita
akan melakukan kegiatan apa? Ya benar sekali kita akan
melakukan kegiatan mengontrol perilaku kekerasan menggunakan
obat”
b. Tempat
“Tempat kita melakukan kegiatan di ruangan ini saja ya mas”
c. Waktu
“Bagaimana jika kegiatan kita, kita
lakukan selama kurang lebih 15 menit, apakah mas bersedia?”
2. Fase Kerja
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
1) Minta klien unuk menjelaskan pengertian, tujuan, dan cara
mengontrol PK secara fisik (nafas dalam dan memukul
bantal/kasur)
“Mas, kemarin kita sudah melakukan kegiatan cara mengontrol
PK secara fisik. Apakah mas masih ingat? Coba mas jelaskan apa
itu mengontrol PK secara fisik dan tujuannya?”
“Bagaimana caranya mas?”
2) Minta klien untuk memperagakan cara mengotrol PK denga napas
dalam dan memukul antal
“Sekarang coba mas peragakan cara nafas dalam dan memukul
bantal untuk mengontrol PK”
3) Observasi sikap klien selama melakukan sapas daam dan
memukul bantal
“Ya mas sudah bisa melakukan nafas dalam dan memukul bantal
dengan benar ya”
4) Observasi jadwal kegiatan harian
“Sekarang saya coba lihat jadwal kegiatan hariannya ya”
5) Beri pujian positif pada klien
“Ya sudah bagus ya”
b. Melatih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
1) Jelaskan jenis, kegunaan, serta dosis obat.
“Cara kedua yang akan kita lakukan pagi ini yaitu cara
mengontrol PK dengan obat. Minum obat itu penting bagi
kesehatan ya agar mas cepat sembuh”
“Apakah mas ingat ada berapa obat yang mas konsumsi?”
“Iya ada 3 ”
“Sebelum mengenal dan meminum obat yang mas konsumsi, mas
perlu tahu adanya 6 benar obat. 6 benar obat terdiri dari benar
jenis seperti obat tablet atau kapsul, kegunaan seperti obat yang
membantu mas tidur, mengurangi rasa cemas dll, lalu benar dosis
yaitu kira-kira berapa banyak dosis yang harus mas konsumsi
pada setiap obat”
2) Jelaskan frekuensi, cara pemberian dan kontinuitas minum obat.
“Untuk frekuensi obat yaitu berapa banyak dalam sehari obat
harus dikonsumsi, lalu cara pemberian yaitu obat diberikan
melalui apa, seperti diminum atau disuntikkan. Benar kontinuitas
yaitu obat yang dikonsumsi harus terus dikonsumsi dan tidak
boleh putus”
3) Demonstrasikan (dilakukan perawat) klien cara minum obat
secara teratur dengan prinsip 6 benar (jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
“Saya akan mengenalkan obat-obatnya melalui gambar ini ya
mas. Obat yang pertama yaitu Haloperidol berwarna biru
dosisnya 5 mg berbentuk tablet, diminum 2 x sehari pada pagi dan
sore. Obat kedua adalah Clozapine berwarna putih, dosisnya 25
mg, berbentuk tablet, diminum 1 x sehari pada malam hari. Obat
ketiga adalah trihexyphenidyl berwarna kuning, dosisnya 2 mg,
berbentuk tablet, diminum 2 x sehari pada sore dan pagi hari”
4) Demonstrasikan (perawat bersama dengan pasien) klien cara
minum obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
“Sekarang kita coba sebutkan bersama mas. Obat yang pertama
yaitu Haloperidol berwarna biru dosisnya 5 mg berbentuk tablet,
diminum 2 x sehari pada pagi dan sore. Obat kedua adalah
Clozapine berwarna putih, dosisnya 25 mg, berbentuk tablet,
diminum 1 x sehari pada malam hari. Obat ketiga adalah
trihexyphenidyl berwarna kuning, dosisnya 2 mg, berbentuk
tablet, diminum 2 x sehari pada sore dan pagi hari”
5) Minta klien mendemonstrasikan secara mandiri tentang minum
obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
“Coba mas sebutkan sendiri ketiga obat tersebut”
6) Beri reinforcement positif pada klien
“Iya bagus”
c. Bimbing pasien untuk masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat
1) Bimbing klien untuk memasukkan latihan mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara latihan fisik (nafas dalam dan memukul
bantal/kasur) dan teratur minum obat ke dalam jadwal kegiatan
harian.
“Mas, seperti kegiatan kita yang sebelumnya, kita kan
memasukan kegiatan hari ini kedalam jadwal harian, mari saya
bantu”

“Bagaimana kalau kita masukan latihan


mengontrol PK dengan obat kegiatan harian mas. Jadwalnya:
melakukan mengontrol PK dengan obat? Latihan jam berapa?

“Tadi mas sudah bisa melakukan cara


mengontrol PK dengan obat secara mandiri jadi bisa dicentang
kolom ini dan untuk mengontrol dengan obat bisa di centang
kolom ini”

3. Fase terminasi
e. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mas setelah kita belajar
cara mengontrol rasa marah mas dengan obat?”
f. Evaluasi objektif
“Coba mas sebutkan 6 benar obat. Coba mas
sebutkan tiga obat yang mas konsumsi”
g. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini mas bisa menghafalkan kembali 6 benar obat dan nama
obat-obat yang bapak konsumsi”

h. Kontrak yang akan datang


4) Topik
“Kegiatan selanjutnya kita akan melatih
cara mengontrol PK secara verbal, apabila mas sudah bisa
mengontrol PK dengan obat, jika belum bisa kita akan belajar
mengontrol PK dengan obat lagi”

5) Tempat
“Kita bertemu dimana mas? Bagaimana
kalau di tempat ini lagi? Baik mas”
6) Waktu
“Jam berapa kita akan latihannya besok
mas? Bagaimana kalau mulai jam 09.00? Waktunya 15 menit ya
mas?”
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Pada Tn. R dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan

1. Nama Klien : Sdr.P


2. Usia : 26 tahun
3. Status Interaksi : Perilaku Kekerasan (Mengontrol PK dengan Obat)
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
b. Latih cara mengontrol PK dengan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat)
c. Bimbing pasien untuk masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
4. Lingkungan : Interaksi dilakukan di Ruang Geranium. Situasi
ruangan tenang, tidak
ramai. Klien dan perawat duduk santai saling
berhadapan.

5. Deskripsi Klien : Klien tampak rapi, berseragam ruangan. Tatapan


kurang, pasien kooperatif.
6. Tujuan : SP 2 Perilaku Kekerasan
a. Klien dapat mengevaluasi kegiatan
sebelumnya (mengontrol PK secara fisik:
nafas dalam dan pukul bantal)
b. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan
dengan obat
c. Klien dapat memasukkan nafas dalam dan
pukul bantal serta minum obat ke dalam
jadwal kegiatan
7. Identitas Mahasiswa : Maria M Anin
8. NIM : 2104086
9. Waktu : 11.00, kamis, 10 Februari 2022
A A
K KOM R
NALISA BERPUSAT NALISA BERPUSAT
OMUNIKASI VERBAL UNIKASI NON VERBAL ASIONAL
PADA PERAWAT PADA KLIEN
P P: B Melihat mahasiswa U
: “Selamat pagi mas” Kontak mata dengan klien kurang, erharap klien menerima capan salam sebagai tanda
sedikit membungkuk ajakan kegiatan awal untuk memulai kegiatan

K: Ada
kontak mata
K K: M S
: “Selamat pagi mbak“ Duduk melakukan kontak mata, erasa senang karena klien mau udah ada hubungan saling
sedikit membungkuk langsung duduk bersama percaya

D
P: uduk, menyapa mahasiswa
Duduk berhadapan, bicara cepat dengan hati-hati
dengan suara jelas
P P: B B
:” Apakah mas masih Kontak mata kurang memperbaiki erharap klien mengingat nama erkenalan agar meningkatkan
mengingat nama saya?” duduk sambil mendekat. perawat hubungan saling percaya

K
K: lien mulai duduk berhadapan
Memperhatikan perawat, mendekati dan menatap perawat sebentar
perawat
K K: K S
: “mbak Maria” Kontak mata singkat, memperhatikan lien menjawab jelas, ada udah ada hubungan saling
perawat, mendekat pada perawat kontak mata sebentar percaya sehingga klien dapat
mengingat nama mahasiswa
P: B
Memperhatikan tingkah laku klien. erharap klien masih
mengingat namanya
P P: P M
: ”Bagaimana kabar mas Kontak mata pada klien, mendekat erawat berharap klien mau embantu klien mengungkap
pagi ini? Apa tadi sempat pada klien mengungkapkan apa yang perasaannya
tidur siang? Apakah dirasakan
sebelum kita bertemu mas
merasa kesal dan marah?” K
K: lien duduk berhadapan, mau
Mulai ada kontak mata kepada memperhatikan perawat
perawat
K K: K K
: “Baik, saya tidur Kontak mata, menatap perawat, lien bicara cepat namun suara lien mampu mengungkapkan
nyenyak. Saya tidak mengangguk klien mulai tenang tidak perasaan yang menganggunya
marah hari ini” M gelisah
P: emperhatikan dan
Mengamati non verbal klien. mendengarkan jawaban klien

P P: P M
: Mende erawat terus menggali ingatan emotivasi klien mengingat
S kat, ada kontak mata dari klien cara mengontrol perilaku
ebelum memulai mas kekerasan
masih ingat kita akan
berdiskusi mengenai apa K: K
pagi ini? Ekspre lien memperhatikan
si tatapan mata tajam, duduk tegak
namun rileks
K K: K K
: Hari ini kita mau Menjawabdengan jelas, penuh lien semakin terbuka dan lien bisa mengingat apa yang
mengenal obat keyakinan percaya pada perawat. sudah diinformasikan
P mahasiswa
P: erawat senang klien aktif
Mempe berkomunikasi dan mampu
rhatikan respon non-verbal. menjawab dengan benar
P P: B M
: ”Kita lakukan kurang Kontak mata, mendengarkan klien erharap klien setuju dan mau enindak lanjuti gangguan yang
lebih 15 menit di aula ini melanjutkan diskusi bersama dialami klien dan berupaya
saja, apakah mas setuju? K mengontrolnya
K:Men lien berbicara dengan jelas
jawab pertanyaan lalu mengangguk
K K: Ada K M
: Baik mbak, setuju kontak mata singkat, klien lien bicara lancar, ada kontak ulai timbul rasa percaya
mengangguk mata, klien duduk tegap sehingga klien lebih tenang
mengangguk
M
P: endengarkan klien, berharap
Mengamati klien, sambil klien dapat melanjutkan
mengangguk kegiatan
P P: B
: “Tempatnya mau Kontak mata, mendengarkan klien erharap klien setuju dan mau
dimana mas, bagaimana melanjutkan diskusi bersama
kalau disini?” K
K:Men lien berbicara dengan jelas
jawab pertanyaan lalu mengangguk
K K: Ada K
: iya gak apa-apa mbak” kontak mata singkat, klien lien bicara lancar, ada kontak
mengangguk mata, klien duduk tegap
M mengangguk
endengarkan klien, berharap
P: klien dapat melanjutkan
Mengamati klien, sambil kegiatan
mengangguk
P P: Berusaha melatih klien M
: Tersenyum sambil menunjukkan embantu klien mengontrol
Coba sekarang mas caranya marah
jelaskan dan lakukan lagi Klien tenang
cara mengontrol perilaku K:
kekeran secara fisik Klien memperhatikan
K K: Klien tenang M
: Iya mba, baik Klien engajarkan klien mengontrol
( mempraktekkan marah
melakukan tarik nafas M
dalam dan memukul P: embantu klien mempraktikan
bantal secara mandiri) Mempe
rhatikan klien
P P: M M
: “Iya benar sekali mas. Mengangguk, menatap klien embantu klien untuk emotivasi klien cara
Cara kedua yang akan kita mengingat kembali cara mengontrol perilaku
lakukan sore ini yaitu cara mengontrol perilaku kekerasan dengan mengetahui
mengontrol PK dengan kekerasan dengan obat 6 benar obat
obat. Minum obat itu M
penting bagi kesehatan K: enatap perawat,
mas agar mas cepat Memperhatikan perawat mendengarkan apa yang
sembuh, Apakah mas perawat bicarakan
ingat ada berapa obat
yang mas konsumsi?”

K K: M M
: “Iya ada 3” Menjawab jelas, tanpa ragu ata memandang keatas encoba mengingat kembali
obat yang dikonsumsi
M
P: endengarkan jawaban klien
Memperhatikan klien dalam
menjawab pertanyaan
P P: M M
: ”Iya tepat ada 3 mas, Menjelaskan kembali, menatap klien embantu klien untuk emotivasi klien dalam
“ mengingat kembali topik yang melakukan cara mengontrol
Sebelum mengenal dan sudah dibicarakan sebelumnya halusinasi dengan obat
meminum obat yang mas
konsumsi, bapak perlu
tahu adanya 6 benar obat.
6 benar obat terdiri dari
benar jenis seperti obat
tablet atau kapsul, lalu
benar dosis, benar
frekuensi, benar cara, dan
benar kontinuitas”

Saya akan mengenalkan
obat-obatnya melalui
gambar ini ya mas. Obat
yang pertama yaitu
haloperidol, obat ini
berwarna biru, dosisnya
5mg obat ini berbentuk
tablet, diminum 2x sehari
pada pagi dan sore hari,
obat yang kedua
Trihexyphenidyl
warnanya kuning
diminum 2 kali sehari
pada pagi dan sore, K: M
berbentuk tablet, dosisnya Menatap perawat, memperhatikan endengarkan dan
2 mg. Obat yang ketiga dan mendengarkan memperhatikan perawat
Clozapine berwarna putih berbicara
diminum sekali sehari
diminum pada malam hari

Ibu, obat-obat ini jangan
sampai telat minum ya,
dan harus dikonsumsi
secara teratur setiap hari.
Apabila tidak teratur
minum akan berakibat
fatal. Jika ibu merasa
pusing, mengantuk, dan
sembelit itu merupakan
efek samping obat. Jika
mengalaminya berarti
obatnya bekerja. Apabila
ibu di rumah dan obat
yang tersisa tinggal
sedikit ibu harus segera
kontrol untuk
mendapatkan obat yang
baru. Jadi harus
diperhatikan sisa obat
yang ada ya Bu”
P P: M M
: “sekarang kita sebutkan Menatap klien embantu klien untuk emotivasi klien cara
bersama-sama 6 benar mengingat kembali cara mengontrol perilaku
obat dan obat yang mengontrol perilaku kekerasan dengan mengetahui
dikonsumsi oleh mas R” kekerasan dengan obat M 6 benar obat
enatap perawat,
K: mendengarkan apa yang
Memperhatikan perawat perawat bicarakan
K K: M M
: (menyebutkan 6 benar Menjawab jelas, sedikit lambat ata terkadang memandang encoba mengingat kembali
obat bersama mahasiswa) keatas berpikir apa yang sudah dilakukan
M bersama
P: endengarkan jawaban klien
Memperhatikan klien dalam
menjawab pertanyaan
P P: M M
: ”Coba sekarang mas Kontak mata, memberikan motivasi emotivasi klien untuk embantu klien dalam
sebutkan sendiri 6 benar pada klien untuk menjawab secara mengingat 6 benar obat mengontrol perilaku
obat dan obat apa saja mandiri M kekerasan dengan obat
yang dikonsumsi mas R” endengarkan perawat dengan
K: tenang
Memperhatikan perawat
K K: M M
: Ada benar jenis, dosis, Menjawab dengan mengangguk enjawab dengan tenang embantu klien dalam
cara, waktu, frekuensi dan M mengontrol perilaku
kontinuitas (menyebutkan P: endengarkan jawaban klien kekerasan dengan obat
6 benar dan obatnya) Menunggu jawaban klien

P P: B M
: Mempe erusaha untuk terus emotivasi klien untuk terus
S rtahankan kontak mata, bicara jelas. memperhatikan klien saat semangat dan berjuang.
ekarang kita masukkan menjelaskan
kegiatannya ke dalam K: S
jadwal harian ya, di tulis Kontak enang menuliskan kegiatan di
nama, tanggal dan jam, mata lama jadwalnya
ruang, dan tuliskan
kegiatan yang sudah kita
lakukan tadi yaitu nafas
dalam dan pukul bantal
dan dengan obat.
N
anti mas jeri mau
melakukan tindakan
kembali jam berapa, di
tuliskan ya dan di centang
yang sesuai, dilakukan
mandiri atau tidak
dilakukan.
K K: S K
: Tersenyum, kontak mata enang dengan respon klien emauan dan keterbukaan
B dipertahankan. yang mau melakukan hal yang untuk berbagi dengan orang
aik mba nanti saya akan sudah di ajarkan lain dapat menjadi sarana
melakukan mengontrol kesembuhan bagi klien.
perilaku kekerasan P: S
dengan obat lagi Tersen enang dengan pertemuan hari
yum ini.
P P : P M
: “Bagaimana Mempertahankan kontak mata, erawat berharap respon yang engevaluasi secara subjektif
perasaannya setelah kita tersenyum hangat positif dari klien tentang kegiatan yang telah
melakukan kegiatan K : K dilakukan
mengenal obat ini mas? Kontak mata lien senang dengan
Sudah paham belum pertanyaan perawat
dengan yang saya
sampaikan ?”
K K : K K
: “Senang dan lega Kontak mata lien menikmati kegiatan yang egiatan tentang
mbak” P sudah dilakukan mengungkapkan perasaan
P : erawat enang klien merespon marah, meminta, dan
Mengamati klien, verbal dan non positif terhadap kegiatan yang menolak dengan benar dapat
verbal diajarkan diikuti oleh klien dengan baik

P P: M M
: Kontak encoba menggali kegiatan engukur sejauh mana klien
N mata kepada klien paham dan memperhatikan
ah baik, tadi kita sudah M yang sudah di bicarakan
melakukan kegiatan K: emperhatikan dan menatap
bersama. Tadi tujuan Mempe perawat
mengontrol pk dengan rhatikan perawat
obat apa ya mas? Coba
mas sebutkan lagi 3 obat
yang mas konsumsi
K P: B A
: Menjag erharap klien menjawab gar lebih mudah melakukan
T a kontak mata dengan tepat intervensi selanjutnya
ujuannya agar saya cepat A
sembuh mbak dan obat K: ntusias dalam menjawab,
yang saya konsumsi ada 3 Mempe pasien lupa nama obat
haloperidol, clo...(pasien rtahankan kontak mata, sesekali
kesulitan menjawab) menunduk
P P: B U
: Mempe erharap klien bersedia untuk ntuk melanjutkan intervensi
B rhatikan klien bertemu kembali dengan selanjutnya
aik mas, bagus ya mas perawat
walaupun masih ada yang
lupa tapi pertemuan
pertama sudah sangat
bagus. Apabila mas
muncul perasaan marah K: S
bisa melakukan tindakan Mempe antai dan mempertahtikan
yang sudah dilakukan rhatikan perawat dan sesekali melihat
bersama tadi ya. Lalu arah lain
untuk besok karena mas
belum bisa mengenal
obat, apakah mas bisa
bertemu dengan saya lagi
untuk berbincang-bincang
cara mengontrol marah
dengan mengenal obat
lagi? waktunya sekitar 15
menit, dan tempatnya mau
di luar atau di sini saja?
Apakah mas R bersedia?
K K: A M
: Kontak da kontak mata, klien elanjutkan intervensi
Y mata dipertahankan mengangguk berikutnya
a mbak saya mau, di sini S
lagi saja tempatnya, saya P: enang karena klien mau untuk
bisa jam 9 pagi mbak Kontak bertemu kembali
mata dan mengangguk

P P: P K
: ”Baik mas kalau begitu Perawat senang kegiatan berjalan erawat membungkuk, egiatan selesai mengulang SP
kegiatan kita sudah baik berpamitan ada kontak mata 2
selesai boleh kembalike K
kamar” K: Ada ontak mata, sedikit
kontak mata, sedikit membungkuk membungkuk
TAMBAHKAN JADWAL

Anda mungkin juga menyukai