Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN WAWANCARA

ASPEK TEKNIS DI FARIES FARM HIDROPONIK


KELAYAKAN USAHA

Dosen Pengampu :
R. Hermawan Y.,MM.,M.SI
Fitria Naimatu Sadiyah, M.Si

Disusun Oleh :
1. Ade Laeli Nur Khasanah [ 03.01.22.0514 ]
2. Muhamad Fahrizki Gustaman [ 03.01.22.0530 ]
3. Raisya Maulida Putri [ 03.01.22.0536 ]
4. Retno Isna Pontiana [ 03.01.22.0537 ]
5. Rico Rayhan Munajah [ 03.01.22.0538 ]

PROGRAM STTUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang “Aspek teknis di
faries farm hidroponik di Sorosutan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55162 ’’.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
dengan rendah hati kami menerima saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan hasil
laporan ini. Kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Yogyakarta, 26 Maret 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................................................ 0
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 5
A. Profil Usaha ....................................................................................................................................... 5
B. Aspek Teknis...................................................................................................................................... 5
C. Lokasi Usaha...................................................................................................................................... 6
1. Variabel Primer ............................................................................................................................. 6
2. Rencana Masa Depan Perusahaan................................................................................................ 7
3. Luas Produksi ................................................................................................................................ 7
4. Proses Produksi. ............................................................................................................................ 8
5. Layout............................................................................................................................................ 9
6. Pemilihan Equipment .................................................................................................................... 9
7. Pemilihan Teknologi .................................................................................................................... 10
BAB III .......................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 12

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah melakukan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, dan suatu bisnis
dinyatakan layak, maka tahap berikutnya adalah melakukan analisis teknik atau
operasional dan teknologi. Artinya, apakah dari segi pembangunan proyek dan segi
implementasi operasional bisnis secara teknis dapat dilaksanakan, demikian nuga dengan
aspek teknologi yang digunakan.. Penilaian terhadap aspek ini penting dilaksanakan
sebelum bisnis dijalankan, karena akan sangat terkait dengan teknik/operasional, sehingga
akan berakibat fatal di kemudian hari jika tidak dilakukan análisis.
Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan analisis dalam aspek ini, diantaranya
adalah penentuan lokasi, penentuan luas produksi, penentuan tata letak (lay-out),
penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi,
metode persediaan, dan sistem informasi manajemen. Kelengkapan kajian aspek
teknik/operasional sangat tergantung pada jenis usaha yang dijalankan. Dengan demikian
analisis ini dilakukan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Faries Fram bergerak di bidang pertanian hidropronik dan berdiri pada tahun 2020,
bertepatan dengan pademi virus Covid 19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia.
Faries Farm beralamat di Sorosutan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55162. Di Faries Fram menjual beberapa bahan baku yang digunakan untuk
budidaya tanaman hidroponik seperti rockwall,nutrisi, instalasi, traisemai, benih, dan lain
lainya, dan menjual beberapa tanaman organik seperti : selada hijau, selada merah, tomat
cery, pakcoy,sawi pegoda, dll.
Menurut Schroeder (1994), secara umum istilah operasi mengacu pada kegiatan
yang menghasilkan barang atau jasa dan menjadi fungsi inti dari setiap perusahaan. Dalam
praktiknya, fungsi operasi diperlukan sama dengan fungsi lainnya, seperti fungsi keuangan
dan pemasaran. Dalam sistem operasi terdapat masukan (input) yang berupa energi,
material, tenaga kerja. modal, dan informasi. Semua masukan ini diubah menjadi barang
atau jasa melalui teknologi proses, yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan
transformasi. Perubahan pada teknologi akan mengubah cara suatu masukan (input)

3
digunakan terhadap lainnya, dan tentu dapat pula mengubah produk (output) yang
dihasilkan.
Aspek teknis sangat berpengaruh terhadap kesuksesan suatu usaha. Aspek ini akan
mempengaruhi proses berjalannya suatu usaha serta bagaimana aspek teknis
mempengaruhi keefektifan dan keefisienan suatu usaha. Dalam ini kami akan menyajikan
laporan aspek teknis yang ada di Faries Farm.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil usahatani Faries Farm?
2. Bagaimana aspek teknis yang ada di Faries Farm ?

C. Tujuan
1. Mengetahui usahatani Faries Farm baik dari budidaya dan aspek teknisnya.
2. Mampu mengidentifikasi aspek teknis yang ada dalam usahatani Faries Farm.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Usaha
Faries Farm bergerak di bidang pertanian khususnya tanaman hidroponik, owner
Faries Farm mengawali usahanya pada saat pandemi corona melanda disekitar tahun 2020,
pada saat itu masyarakat di Indonesia khususnya di daerah Jogja mengalami kondisi yang
dimana membuat mereka harus bekerja dari rumah, lalu pemilik dari Faries Farm
mengembangkan potensi yang sudah dimilikinya ketika melakukan riset untuk skripsinya
yaitu sayuran hidroponik, awal dari usahanya yaitu hanya sebatas menjual kebutuhan
hidroponik yang kecil-kecil saja,seiring berjalanya waktu usaha ini semakin berkembang
dengan adanya penambahan instalasi hidroponik dan juga menjual perlengkapan R
Nama Usaha = Faries Farm
Status Usaha = Kepemilikan Pribadi
Alamat Usaha = Nitikan UH VI/510 Gang Arwana 1, Yogyakarta
Aktivitas Usaha = Budidaya tanaman hidroponik, penyedia alat dan bahan
hidroponik, jasa, membuat instalasi hidroponik.
Areal Usaha = Daerah istimewa Yogyakarta dan sekitarnya

B. Aspek Teknis

Definisi : Merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan


usaha agribisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah usaha tersebut selesai
dibangun.
Tujuan : Untuk memastikan secara teknis dan pilihan teknologi tertentu, rencana
usaha dapat dilaksanakan secara layak/tidak layak, baik pada saat pembangunan/pendirian
usaha maupun setelah operasionalnya.

5
C. Lokasi Usaha
1. Variabel Primer
1.1 Ketersediaan Bahan Mentah
Dalam kegiatan hidroponik, beberapa bahan baku yang dibutuhkan diantaranya
adalah media tanam hidroponik yaitu rockwall, nutrisi, instalasi, benih atau bibit, semua
bahan tersebut sudah disediakan stok sehinggga apabila ada kebutuhan bahan baku
mendadak Faries Farm tetap memiliki stok bahan baku sehingga kontinuitas dari produksi
dapat terus terkontrol. Untuk bahan baku seperti rockwall sudah menyetok banyak yang
dibeli dari mitra usaha. Selain itu, benih yang digunakan didapat dari membeli benih pada
importir. Jenis benih yang digunakan adalah selada hijau, selada merah, sawi pagoda dll.
Faries Farm juga membeli bahan baku pupuk merauke untuk meracik pupuk
racikan milik Faries Farm yang dibutuhkan untuk budidaya milik perusahaan dan untuk
dijual.
1.2 Letak Pasar Yang Dituju
Saat ini Faries Farm sudah melakukan mitra dengan pihak luar sebanyak dua mitra,
selain mitra tersebut Faries Farm juga melayani pembelian secara langsung dengan datang
langsung ke rumah produksi,dan juga pasar tradisonal. Setiap harinya, Faries Farm juga
menerima pesanan baik dari tetangga maupun masyarakat sekitar. Untuk prospek
kedepanya faries farm berharap dapat menambah lahan produksi sehingga dapat
menjangkau pemasaran yang lebih luas lagi serta bermitra dengan pihak yang lenihi lagi
seperti restoran, hotel, supermarket dll.
1.3 Tenaga Listrik dan Air
Ketersediaan air dalam kegiatan Hidroponik adalah salah satu faktor yang penting
dan sangat berpengaruh bagi kualitas sayur yang dihasilkan. Dari semua kegitan atau
proses yang ada di hidroponik pasti membutuhkan air. Jika pasokan air tidak tercukupi
maka hampir bisa dipastikan tanaman akan gagal panen bahkan tidak tumbuh. Dikarenakan
lokasi dari Faries Farm terletak di pinggiran kota menjadikan untuk pasokan air bukan
masalah. Pasokan air untuk proses budidaya didapat dari sumur.
Sementara itu untuk ketersediaan listrik pada lokasi usaha faries farm saat ini tidak
perlu dikhawatirkan. Hal tersebut dikarenakan lokasi usaha faries farm berada di dekat
pemukiman penduduk sehingga pasokan aliran listrik sudah terjamin. Penggunaan listrik
pada Faries Farm tidak terlalu banyak. Kebutuhan listrik paling utama hanya untuk
menghidupi sistem pengairan seperti pompa air untuk mengaliri air ke instalasi selain itu,
6
penggunaan listrik juga untuk proses packing sayur dan pengemasan pupuk. Penggunaan
listrik untuk proses budidaya memakan biaya sebesar Rp. 70.000/ bulan. Jadi, berdasarkan
ketersediaan air dan listrik pada lokasi usaha Faries Farm, dapat disimpulkan bahwa
pemilihan lokasi usaha sudah layak karena tanpa adanya pasokan listrik dan air tersebut
tentu kegiatan budidaya pada Faries Farm tidak akan dapat berjalan.

1.4 Supply Tenaga Kerja

Faries farm menggunakan tenaga kerja yang terdiri dari pemilik Faries Farm dan
dibantu keluarga pemilik. Dalam proses budidaya nya, kebutuhan tenaga kerja pada Faries
Farm sebenarnya tidak terlalu besar. Hal tersebut dikarenakan skala produksinya terbilang
masih kecil dan lahannya pun tidak terlalu luas. Pada Faries farm, tenaga kerja tetap
dibutuhkan untuk proses perawatan kebun sehari hari seperti memastikan tanaman-
tanaman mendapatkan pasokan air yang cukup, memangkas daun-daun atau percabangan
yang tidak dikehendaki, menjaga kebersihan lahan, serta menghalau hama serangga atau
pembersihan gulma. Saat ini kegiatan-kegiatan tersebut cukup efektif dilakukan dengan 1
orang pekerja termasuk pemilik dan 2 orang keluarga pemilik.

2. Rencana Masa Depan Perusahaan


Perluasan produksi, inovasi dan perluasan pasar terus dilakukan dalam rangka
menjangkau pasar lebih jauh, memastikan sayur hodroponik dapat di konsumsi hingga ke
seluruh kalangan masyarakat baik dalam kota maupun luar kota Yogyakarta.
Faries Farm juga berencana untuk menambah jejaring usaha serta menjual alat-alat
untuk bertani secara hidroponik, selain itu, Faries Farm mencoba membuat pupuk
racikannya lebih dikenal oleh target pasar.
3. Luas Produksi
Faries farm yang merupakan usaha tani pertanian dibidang hidroponik memiliki
beberapa instalasi atau rak budidaya yaitu, 1 rak semai dan peremajaan dengan metode
NFT, 3 rak produksi dengan metode NFT, 1 Rak produksi dengan metode DFT, dan
beberapa rak untuk melakukan uji coba. Faries farm memproduksi beberapa komoditas
tanaman sayur antara lain ada Selada hijau, selada merah, pakcoy, dan beberapa komoditas

7
buah seperti melon. Dengan uraian tersebut faries farm dalam sebulan dapat menghasilkan
28 kg untuk komoditas selada.
Faries Farm masih memiliki potensi untuk meningkatkan produksinya dengan
optimalisasi lahan dan penggunaan bibit unggul. Dikarenakan permintaan terhadap produk
yang dihasilkan oleh Faries Farm masih belum bisa memenuhi permintaan pasar yang ada.
Olek arena itu, peluang untuk mengembangkan usaha ini masih terbuka luas.
4. Proses Produksi.
a. Berdasar Proses
Adalah produksi langsung yaitu termasuk kedalam produksi primer yang pada
artian produksi menghasilkan produk langsung ( sayur ) bukan produk lanjutan ( olahan ).
b.Berdasarkan Sifat
Budidaya sayur hidroponik termasuk kedalam proses ekstraktif karena langsung
diambil dari alam.
c. Berdasarkan Jangka Waktu Produksi
Produksi jambu madu termasuk produksi terus menerus karena sayur hidroponik
tidak dipengaruhi oleh waktu dan musim.
d.Proses Produksi
Dalam proses produksinya faries farm melakukan dcengan cara langsung dan
memiliki beberapa tahapan yaitu :
a. Penyemaian benih
Dilakukan dengan menyemai benih tanaman selada ke dalam media tanam yaitu
rockwall yang kemudian didiamkan selama 1-7 hari hingga muncul kecambah.
b.Pemindahan tanaman
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemindahan tanaman dari penyemaian ke rak
peremajaan dengan tujuan agar tanaman lebih cepat dalam perkembanganya. Dalam
peremajaan sudah mengunakan air nurisi yaitu sebesar 500 ppm.
c. Produksi
Sebelum produksi, tanaman harus dipindah terlebih dahulu dari rak peremajaan ke
rak produksi. Dalam produksi pemberian pupuk atau nutrisi sudah mencapai 1500 ppm
karena dalam produksi difokuskan pada pembesaran dan penambahan bobot tanaman.
d.Perawatan

8
Dalam perawatan yang dilakukan adalah penyemprotan pestisida nabati untuk
mengendalikam organisme penganggu tanaman (OPT).
e. Pemanenan
Panen dilakukan apabila tanaman sudah siap panen untuk tanaman selada dapat
dipanen setelah 35 hari setelah tanam dan untuk pakcoy selama 45 hari.
Ciri-ciri tanaman yang siap panen adalah daun berwarna hijau cerah, lebar, dan berombak,
terutama di bagian tepi (Tintondp, 2015).
f. Pemasaran
Untuk faries farm pemasaran dilakukan secara online maupun offline, yang secara
offline faries farm sudah melakukan mitra dengan pihak luar jadi setiap seminggu sekali
dari pihak mitra akan datang ke tempat usaha dan mengambil barang yang sudah disiapkan.
Selain mitra, faries farm juga melayani pembelian secara langsung dengan datang ke
tempat usaha atau melakukan pemesanan melalui whatsapp dll
5. Layout
Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-
fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Bentuk sistem yang digunakan Faries Farm adalah
sistem NFT dikarenakan hasil produksi dari sistem vertikal dan NFT lebih efektif dan
efisien sistem NFT dan sistem ini lebih memudahkan dalam proses budidaya khususnya
dalam proses perawatan.

Tujuan menentukan layout adalah untuk memudahkan ruang gerak yang memadai
untuk beraktivitas dan pemeliharaannya, pemakaian ruang yang efisien, Mengurangi biaya
produksi maupun investasi, aliran material menjadi lancar, Pengangkutan material dan
barang jadi rendah biaya, Kebutuhan persediaan yang rendah, memberikan kenyamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik.

6. Pemilihan Equipment

a) Mesin : PAM,Sealer, Diesel.


b) Peralatan Mekanik : Sprayer
c) Peralatan Elektronik : Gawai, Laptop.
d) Peralatan Angkutan : Motor dan Mobil.

9
7. Pemilihan Teknologi
Teknologi yang Faries Farm gunakan adalah sistem Hidroponik NFT. Sistem
hidroponik NFT merupakan salah satu teknik hidroponik dimana akar tanaman tumbuh
pada lapisan nutrisi dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup
air, nutrisi dan oksigen. Sistem ini memilki keunggulan antara lain : kebutuhan air dapat
tercukupi, keseragaman serta tingkat konsentrasi nutrisi dapat disesuaikan dengan umur
dan jenis tanaman sehingga membantu tanaman untuk tumbuh lebih cepat. Teknologi ini
dinilai paling cocok untuk skala rumahan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wswancara yang telah dilakukan di Faries Farm. Aspek Teknis
pada usaha ini dinilai layak. Dan usaha ini layak untuk dijalankan. Karena mulai
dari.oemilihan tempat, pemilihan teknologi, penentuan layout, pemilihan equipment sudah
baik dan sesuai standar serta teknis yang diterapkan dinilai efektif untuk usaha ini.
B. Saran
Lebih di perhatikan lagi aspek outcome dan income serta biaya peralatan lebih
diperinci. Ditingkatkan kembali pengiklanan lewat media sosial.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-1. Prenada Media, Jakarta.
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Johan, Suwinto. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis.
Ramdani,Ulfa dkk.2021.Studi Kelayakan Bisnis Aspek Teknis dan Teknologi.Makasar

12

Anda mungkin juga menyukai