4/Okt-Des/2020
232
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
lima ratus rupiah, jika karena perbuatan itu “Menyebabkan Kebakaran, Peletusan, Dan
timbul bahaya umum bagi barang, jika karena Banjir Dalam Pasal 187 Dan Pasal 188 KUHP
perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang Sebagai Delik Membahayakan Keamanan
lain, atau jika karena perbuatan itu Umum Bagi Orang Atau Barang”.
mengakibatkan orang mati.
Pasal 187 memiliki kedekatan dengan Pasal B. Rumusan Masalah
188 karena jika Pasal 187 merupakan delik 1. Bagaimana pengaturan delik-delik
sengaja maka Pasal 188 merupakan delik menyebabkan kebakaran, peletusan,
kealpaan dari perbuatan yang diancam pidana atau banjir dalam Pasal 187 dan 188
dalam Pasal 187 KUHP. Karenanya, dalam KUHP?
pembahasan dua pasal tersebut tidak dapat 2. Bagaimana kedudukan Pasal 187 dan 188
dilepaskan satu dengan yang lain, melainkan KUHP sebagai delik membahayakan
biasanya dibahas bersama-sama. keamanan umum bagi orang atau
Dalam kenyataan Pasal 187 dan Pasal 188 barang?
KUHP memiliki kedekatan dengan pasal-pasal
yang mengatur tindak pidana perusakan barang C. Metode Penelitian
dalam Buku Kedua (Kejahatan) Bab XXVII yang Penelitian yang dilakukan ini merupakan
berjudul “Menghancurkan atau Merusakkan penelitian dengan menggunakan metode
Barang” yang mencakup Pasal 406 sampai penelitian hukum yang oleh Soejono Soekanto
dengan Pasal 412; juga memiliki kedekatan dan Sri Mamuji disebut “penelitian hukum
dengan Pasal 497 KUHP yang merupakan suatu normatif”,7 yang oleh yang oleh Suteki dan
delik pelanggaran (Buku Ketiga KUHP) yang Galang Taufani disebut sebagai “penelitian
mengamcamkan pidana terhadap barang siapa hukum doktrinal”.8 Soerjono Soekanto dan Sri
di jalan umum atau dipinggirnya, ataupun di Mamudji menjelaskan metpde penelitian
tempat di tempat yang sedemikian dekatnya hukum normatif sebagai “penelitian hukum
dengan bangunan atau barang, hingga dapat yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
timbul bahaya kebakaran, menyalakan api atau pustaka atau data sekunder belaka, dapat
tanpa perlu menembakkan senjata api. dinamakan penelitian hukum normatif atau
Kedekatan Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP penelitian hukum kepustakaan”.9 Jadi, metode
dengan delik-delik menghancurkan atau penelitian hukum normatif merupakan metode
merusakkan barang dan juga Pasal 497 KUHP, penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti
menimbulkan pertanyaan tentang pengaturan bahan-bahan pustaka, sehingga karenanya
delik menyebabkan kebakaran, peletusan, atau penelitian ini disebut juga penelitian hukum
banjir dalam Pasal 187 dan Pasal 188 agar kepustakaan (library research). Penelitian jenis
dapat dibedakan dengan delik-delik ini menggunakan data yang dinamakan data
menghancurkan atau merusakkan barang; sekunder, yaitu data yang tidak diambil secara
kedudukan dari Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP langsusng dari masyarakat, melainkan data
tersebut sebagai delik yang membahayakan yang telah diolah lebih dahulu oleh pihak lain.
keamanan umum bagi orang atau barang.
Karakteristik berupa “membahayakan PEMBAHASAN
keamanan umum bagi orang atau barang” A. Pengaturan Delik Menyebabkan
merupakan karakteristik dari Pasal 187 dan Kebakaran, Peletusan, Atau Banjir dalam
Pasal 188, di mana berdasarkan karakteristik ini Pasal 187 dan 188 KUHP
kemungkinan dapat dilihat perbedaan antara Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP merupakan
Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP dengan dua pasal yang terletak dalam Buku Kedua
beberapa pasal lainnya dalam KUHP tersebut. (Kejahatan) Bab VII (Kejahatan Yang
Uraian sebelumnya menunjukkan adanya
7
urgensi untuk dilakukannya pembahasan Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
terhadap Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP Normatif Suatu Tinjauan Singkat, cet.16, Rajawali Pers,
Jakarta, 2014, hlm. i.
sehingga untuk melaksanakan kewajiban 8
Suteki dan Galang Taufani, Metodologi Penelitian Hukum
menulis skripsi, maka pokok tersebut telah (Filsafat, Teori dan Praktik), Rajawali Pers, Depok, 2018,
dipilih untuk dibahas lebih lanjut di bawah judul hlm. 255.
9
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.cit., hlm. 13-14.
233
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
Membahayakan Keamanan Umum Bagi Orang hij die) … ini menandakan bahwa yang menjadi
Atau Barang) di mana pasal-pasal ini subjek delik ialah siapapun”.11
mengancamkan pidana terhadap perbuatan Walaupun demikian, KUHP yang merupakan
menyebabkan kebakaran, peletusan, atau kodifikasi hukum pidana peninggalan masa
banjir. Dua pasal tersebut dibahas satu persatu pemerintah Hindia Belanda, hanya membatasi
berikut ini. pelaku (subjek) tindak pidana pada manusia
1. Pasal 187 KUHP semata-mata, sedangkan badan hukum
Pasal 187 KUHP, menurut terjemahan Tim ataupun korporasi belum diakui sebagai pelaku
Penerjemah Badan Pembinaan Nasional (BPHN) (subjek) tindak pidana untuk tindak-tindak
menentukan bahwa: pidana dalam KUHP, sebagaimana
Barangsiapa dengan sengaja menimbulkan dikemukakan Abdi Hamzah bahwa, “menurut
kebakaran, ledakan atau banjir, diancam: KUHP kita yang berlaku sekarang, maka hanya
1. dengan pidana penjara paling lama dua manusia yang menjadi subjek delik, badan
belas tahun, jika karena perbuatan hukum tidak. Tetapi dalam undang-undang
tersebut di atas timbul bahaya umum khusus … badan hukum atau korporasi juga
bagi barang; menjadi subjek delik”.12 Jadi, sebagaimana
2. dengan pidana penjara paling dikemukakan oleh Andi Hamzah, dalam
lama lima belas tahun, jika karena beberapa undang-undang khusus, seperti
perbuatan tersebut di atas timbul bahaya Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
bagi nyawa orang lain; Korupsi, korporasi telah diterima sebagai
3. dengan pidana penjara seumur hidup pelaku tindak pidana korupsi; tetapi untuk
atau selama waktu tertentu paling lama tindak-tindak pidana yang diatur dalam KUHP,
dua puluh tahun, jika karena perbuatan pelakunya terbatas pada manusia saja.
tersebut di atas timbul bahaya bagi 2) Dengan sengaja
nyawa orang lain dan mengakibatkan Pengertian sengaja (Bld.: opzet; Lat.: dolus)
orang mati.10 diberikan penjelasan oleh E. Utrecht bahwa,
“menurut memorie van toelichting, maka kata
Unsur-unsur dari Pasal 187 KUHP, yaitu: ‘dengan sengaja’ (opzettelijk) adalah sama
1) Barangsiapa dengan ‘willens en wetens’ (dikehendaki dan
2) Dengan sengaja diketahui)”.13 Jadi, menurut risalah penjelasan
3) Menimbulkan kebakaran, ledakan atau (memorie van toelichting) terhadap rancangan
banjir; KUHP Belanda, suatu perbuatan dilakukan
4) Karena perbuatan tersebut: dengan sengaja jika perbuatan itu dilakukan
a. timbul bahaya umum bagi barang; dengan dikehendaki dan diketahui. Penjelasan
atau tersebut dapat dikatakan berlaku juga untuk
b. timbul bahaya bagi nyawa orang lain; KUHP Indonesia sebab KUHP Indonesia dibuat
atau dengan berpedoman pada KUHP Belanda.
c. timbul bahaya bagi nyawa orang lain Sekarang ini, kata “dengan sengaja”
dan mengakibatkan orang mati. (opzettelijk) itu telah mencakup tiga macam
Unsur-unsur dari Pasal 187 KUHP bentuk kesengajaan, yaitu: 1. kesengajaan
sebagaimana dikemukakan sebelumnya dapat sebagai maksud; 2. kesengajaan sebagai
dijelaskan satu persatu sebagai berikut. kepastian; 3. dolus eventualis.14
1) Barangsiapa 3) Menimbulkan kebakaran, ledakan atau
Barangsiapa merupakan unsur tentang banjir.
pelaku atau subjek tindak pidana ini. Kata Adanya unsur “dengan sengaja”
barangsiapa menunjukkan bahwa siapa saja menunjukkan bahwa delik Pasal 187 KUHP ini
dapat menjadi pelaku (subjek) tindak pidana,
sebagaimana dikatakan oleh Andi Hamzah
11
bahwa, “barangsiapa (dalam bahasa Belanda: Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta,
Jakarta, 2010, hlm. 100.
12
Ibid.
13
E. Utrecht, Hukum Pidana 1, Penerbitan Universitas,
Bandung, 1967, hlm. 299.
10 14
Tim Penerjemah BPHN, Op.cit., hlm. 80 Moeljatno, Op.cit., hlm. 177.
234
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
merupakan “delik sengaja yang hanya atau banjir, dihukum dengan hukuman penjara
mencakupi perbuatannya (handeling) yaitu selama-lamanya lima tahun atau hukuman
sengaja mengadakan kebakaran, sengaja kurungan selama-lamanya satu tahun atau
melakukan ledakan ataun sengaja hukuman denda sebanyak-banyaknya tiga
15
menimbulkan banjir”. Jadi, unsur perbuatan ratusrupiah, jika terjadi bahaya umum untuk
(handeling) dalam tindak pidana Pasal 187 barang karena hal itu, jika terjadi bahaya
KUHP, yaitu mengadakan kebakaran, ledakan kepada maut orang lain, atau jika hal itu
atau banjir, diliputi oleh unsur dengan sengaja. berakibat matinya seseorang”.18
Jika tidak dilakukan dengan sengaja maka Pasal 188 KUHP pada mulanya berbunyi
perbuatan itu juga tidak dapat dipidana sebagai berikut:
berdasarkan Pasal 187 KUHP melainkan Barangsiapa menjebabkan karena
berdasarkan pasal berikutnya, yaitu Pasal 188 kechilafannja kebakaran, peletusan atau
KUHP. bandjir, dihukum:
Perbuatan atau tindakan yang dilarang, 10. dengan hukuman pendjara selama-
yaitu menimbulkan kebakaran, ledakan, atau lamanja empat bulan dua minggu atau
banjir; atau yang menurut terjemahan S.R. hukuman kurungan selama-lamanja tiga
Sianturi, yaitu “mengadakan kebakaran, bulan atau denda sebanjak-banjaknya tiga
melakukan suatu ledakan atau menimbulkan ratus rupiah, djika terdjadi bahaja umum
suatu banjir”.16 untuk barang karena hal itu;
Pengertian menimbulkan atau mengadakan 20. dengan hukuman pendjara selama-
kebakaran, dijelaskan oleh S.R. Sianturi: lamanja sembilan bulan atau hukuman
Yang dimaksud dengan mengadakan kurungan selama-lamanya enam bulan atau
kebakaran ialah membakar sesuatu, karenanya denda sebanjak-banjaknya tiga ratus rupiah,
terjadi kebakaran dan kebakaran itulah yang djika terdjadi bahaja maut kepada orang lain
dikehendakinya. Bagaimana caranya karena hal itu;
membakar, apakah dengan menyulurkan api, 30. dengan hukuman pendjara selama-
dengan cara kimiawi yang dapat menyalah lamanja satu tahun empat bulan atau
kemudian, dengan cara elektronik dls, tidak hukuman kurungan selama-lamanja satu
dipersoalkan. Dan yang dimaksud dengan tahun, djika hal itu berakibat matinya
kebakaran ialah kobaran api itu tidak di tempat seseorang.19
yang semestinya. Namun jika si petindak hanya
menyalah api di jalan umum atau di dekat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
suatu bangunan dls sehingga dikawatirkan Tahun 1960 dilakukan perubahan terhadap
terjadi kebakaran, maka untuk tindakan itu Pasal 188 KUHP di mana dalam bagian
diterapkan Pasal 497. Perbedaan antara Pasal penjelasan diberikan keterangan bahwa:
497 dengan Pasal 187, dengan mudah dapat … dalam waktu belakangan ini sering terjadi
ditunjukkan yaitu bahwa pada delik Pasal 497 si kebakaran-kebakaran yang disebabkan oleh
petindak menyalakan api di suatu tempat kelalaian-kelalaian, misalnya kurang hati-
tertentu dan karenanya dikhawatirkan terjadai hati menyalakan lampu, memasang kompor,
kebakaran, sedangkan pada delik Pasal 187 menaruh pelita dimana saja dan sebagai
sipetindak mengadakan kebakaran dan akibat kebakaran itu, ialah kerugian besar
karenanya dikawatirkan ada/terjadi suatu diderita oleh penduduk sekitarnya.
bahaya umum bagi barang.17 Oleh karena itu perlu diperberat ancaman
2. Pasal 188 KUHP hukuman terhadap mereka yang karena
Pasal 188 KUHP, menurut Undang-Undang kelalaian menyebabkan kebakaran.
Nomor 1 Tahun 1960 tentang Perubahan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana, berbunyi
sebagai berikut: “Barang siapa menyebabkan
18
karena kesalahannya kebakaran, peletusan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1960 tentang
Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
19
W.A. Engelbrecht dan E.M.L. Engelbrecht, Kitab2
15
R. Soesilo, Op.cit., hlm. 352. Undang2, Undang2 dan Peraturan2 Serta Undang2 Dasar
16
Ibid. Sementara Republik Indonesia, A.W. Sijthoff’s
17
Ibid., hlm. 353. Uitgeversmij, Leiden, 1956, hlm. 1415.
235
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
236
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
S.R. Sianturi mengemukakan bahwa ciri-ciri diancam dengan pidana penjara paling lama 2
yang mengemuka dari tindak pidana dalam Bab (dua) tahun 8 (delapan) bulan atau pidana
VII dari Buku Kedua ialah: denda paling banyak empat ribu lima ratus
a. bahwa tindakan yang dilakukan oleh rupiah. Atau jika yang dibakar itu sebuah
sipetindak dikhawatirkan menimbulkan gedung, yang merupakan objek yang “lebih
bahaya bagi keamanan umum dari tinggi nilainya” 23 dari barang biasa, yang
oranglain atau barang-barang. Karenanya seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain
dapat diberi nama sebagai tindak pidana maka yang lebih tepat dikenakan terhadap
bahaya umum. pelaku yaitu Pasal 410 KUHP yang menentukan
b. bahwa sipetindak tidak dapat atau sukar bahwa barangsiapa dengan sengaja dan
memperhitungkan luas lingkup dasti melawan hukum menghancurkan atau
kerugian yang akan terjadi baik mengenai membikin tak dapat dipakai suatu gedung atau
orang atau barang yang berada di atau di kapal yang seluruhnya atau sebagian milik
sekitar tenpat kejadian itu. orang lain, diancam dengan pidana penjara
c. bahwa tidak dipersoalkan atau tidak paling lama 5 (lima) tahun.
ditentukan mengenai sarana apa saja yang Jadi, pokok yang penting dalam Pasal 187
digunakan sipetindak untuk menimbulkan KUHP yaitu pelaku dengan sengaja (dolus)
bahaya umum itu (dan akibatnya menimbulkan kebakaran, ledakan, atau banjir,
tersebut). dan sebagai akibat lebih lanjut yaitu timbul
d. Apabila tindakan yang dikhawatirkan bahaya umum bagi barang atau nyawa orang
menimbulkan bahaya umum sebagaimana lain. Pokok penting dalam Pasal 188 KUHP
yang dirumuskan dalam pasal-pasal yang yaitu pelaku karena kealpaan (culpa)
bersangkutan telah terlaksana, maka delik menimbulkan kebakaran, ledakan, atau banjir,
itu telah menjadi sempurna.22 dan sebagai akibat lebih lanjut yaitu timbul
Perbuatan yang diancam pidana Pasal 187 bahaya umum bagi barang atau nyawa orang
KUHP sebagai contohnya yaitu seseorang lain.
melakukan perbuatan yang mengakibatkan Pasal yang dekat dengan Pasal 187 dan Pasal
kebakaran berupa membakar sebuah rumah, di 188 KUHP yaitu Pasal 497 KUHP yang
mana sebagai akibat lebih lanjut dari merupakan suatu delik pelanggaran (Buku
pembakaran satu rumah itu (dikawatirkan) Ketiga KUHP) yang menentukan bahwa
timbul bahaya yang lebih luas lagi berupa diancam dengan pidana denda paling tinggi tiga
kebakaran yang menghanguskan sejumlah ratus tujuh puluh lima rupiah:
rumah lainnya. Jadi, yang dititik beratkan 1. barangsiapa di jalan umum atau di
dalam Pasal 187 KUHP, yaitu terjadinya pinggirnya, ataupun di tempat yang
kebakaran yang meluas lebih lanjut terhadap sedemikian dekatnya dengan bangunan
rumah atau barang-barang lainnya. atau barang, hingga dapat timbul bahaya
Jika tidak ada bahaya lebih lanjut terhadap kebakaran, menyalakan api tanpa perlu
barang-barang atau orang-orang lain, misalnya menembakkan senjata api;
pelaku membakar sebuah rumah yang sebagian 2. barang siapa melepaskan balon angin di
atau sepenuhnya milik orang lain di mana posisi mana digantungkan bahan-bahan
rumah itu jauh terpisah dari rumah-rumah lain menyala.
atau barang-barang berharga lainnya, maka Dalam Pasal 497 KUHP ini, yang merupakan
yang lebih tepat dikenakan pada pelaku yaitu delik pelanggaran (overtreding), perbuatan
delik dalam Pasal 406 ayat (1) KUHP tentang pelaku hanya menyalakan api atau tanpa perlu
perusakan barang yang menentukan bahwa menembakkan senjata api, tetapi perbuatan itu
barangsiapa dengan sengaja dan melawan belum merupakan perbuatan menimbulkan
hukum menghancurkan, merusakkan, kebakaran atau letusan, yang oleh S.R. Sianturi
membikin tak dapat dipakai atau dikatakan baru pada tahap “dikhawatirkan
menghilangkan barang sesuatu yang terjadi kebakaran”.24 Jadi, perbuatan
seluruhnya atau sebagian milik orang lain, menyalakan api atau menembakkan senjata api
23
Ibid., hlm. 680.
22 24
S.R. Sianturi, Op.cit., hlm. 350. Ibid., hlm. 353.
237
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
238
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
Peraturan Perundang-undangan:
Engelbrecht, W.A. dan E.M.L. Engelbrecht,
Kitab2 Undang2, Undang2 dan
Peraturan2 Serta Undang2 Dasar
Sementara Republik Indonesia, A.W.
Sijthoff’s Uitgeversmij, Leiden, 1956.
Tim Penerjemah BPHN, Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, Sinar Harapan, Jakarta,
1983.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1960 tentang
Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.
239