A. DELIK PEMBAKARAN
Pasal 187 KUHP
Sering sekali pembakaran, peledakan dan banjir terjadi akibat kerusuhan di Indonesia.
Seperti peristiwa Januari 1974 dan Mei 1998 di Jakarta dan kota-kota lain seperti di
Makassar, Ambon, Mataram, Banjarmasin, Medan, dan seterusnya. Delik yang paling
menonjol terjadi dalam peristiwa tersebut ialah pembakaran, yang Pasal 187 jo. 55 KUHP
dapat diterapkan.
Komentar:
Pasal 187 KUHP ini ada padanannya dalam Ned. WVS (KUHP Belanda, Artikel
157). Pidana penjaranya sama. Tentu pidana dendanya yang tidak sama, yaitu semuanya
kategori V. (76.000 euro, dulu 100.000 gulden) bagi orang alamiah dan 760.000 euro, dulu
1.000.000 gulden) bagi korporasi.
Pada ayat (1) merupakan delik pokok, artinya rumusan delik (definisi delik
pembakaran ada ci ayat (1), sedangkan ayat (2) dan (3) merupakan bagian inti yang
memperberat pidana, maksimum dua belas tahun menjadi lima belas tahun penjara (ayat (2))
dan menjadi penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun
(ayat (3)).
Jadi, delik ini disebut delik berkualifikasi, dan juga termasuk delik materiil, artinya menjadi
delik jika terjadi akibat kebakaran, ledakan atau banjir.
A. Subjek (normadressaat): barangsiapa
Komentar:
A. Subjek (normadressaat): barangsiapa
B. Bagian inti delik (delicts bestanddelen):
Membuat, menerima, berusaha memperoleh, mempunyai persediaan.
menyembunyikan, mengangkut atau memasukkan ke Indonesia, bahan bahan, benda-
benda, perkakas-perkakas
Yang diketahui atau selayaknya harus dijaga.
Diperuntukkan atau kalau ada kesempatan akan diperuntukkan, untuk menimbulkan
bahaya umum bagi barang.
Pada ayat (2) ditegaskan tidak adanya dasar peniadaan pidana jika tidak mempunyai
bahan-bahan, benda-benda atau perkakas perkakas untuk menimbulkan ledakan
tersebut. Artinya, meskipun bahan-bahan, dan seterusnya kepunyaan orang lain, tetapi
dia menyembunyikan, meng angkut atau memasukkan ke Indonesia pembuat dapat
dipidana.
Delik ini tumpang tindih dengan delik dalam Undang-Undang Nomor 12 (drt) Tahun 1951
tentang bahan peledak, yang ancaman pidananya sampai pidana mati. Undang-undang itu
dibuat, karena ada pemberontakan ber senjata pada saat itu, yaitu DI/TII dan RMS. Delik
dalam Pasal 187 bis ini tepat untuk dikenakan kepada teroris dan pemberontakan bersenjata.
Delik ini sebagai persiapan untuk penyerangan dengan bom.
Delik ini dengan sendirinya sering berbentuk gabungan (concursus, samenloop) dengan delik
terorisme, yang pada umumnya melakukan aksi nya dengan meledakkan bom rakitan.
Pasal 187 ter KUHP
Permufakatan jahat untuk melakukan salah satu kejahatan tersebut dalam Pasal 187 dan Pasal
187 bis, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. Jadi, diatur tersendiri
mengenai permufakatan jahat sama dengan delik terhadap ke amanan negara dan delik
korupsi. Akan tetapi, di sini ditentukan ancaman pidana nya secara khusus.