Anda di halaman 1dari 18

PEMBAKARAN DAN

BAHAN PELEDAK
KELOMPOK 5A

Ajeng Cintya Rahmani 1802010115

Aulia Marsha Nabila 1802010114

M. Mustain Haris Ramli 1802010113


DELIK ATAU TINDAK PIDANA (Strafbaar feit)

 Delik adalah suatu tindakan melawan hukum yang telah


dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja oleh seseorang
yang tindakannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan
oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu perbuatan
yang dapat dihukum.

 Artinya, seseorang dapat dimintai pertanggungjawaban atas


perbuatannya, apabila perbuatan itu telah memenuhi semua
unsur tindak pidana sebagaimana yang telah dirumuskan dalam
undang-undang.
DELIK – DELIK TERTENTU

Orang Ketertiban Umum


Harta benda
Jenis tindak pidana yang Salah satu tindak pidana yang
dimaksud menyangkut harga Jenis-jenis kejahatan terhadap
dimaksud adalah Kejahatan
diri, kehormatan, kesehatan, harta benda diatur dalam Buku
Yang Membahayakan Keamanan
kemerdekaan, maupun nyawa Ke-II KUHP. Misalnya; pidana
Umum Bagi Orang Atau Barang
seseorang. Misalnya, perkosaan pencurian, pidana pemerasan,
penghinaan, penganiayaan, dan penggelapan, pidana penipuan,
pembunuhan. dan penadahan.
Kejahatan Yang Membahayakan Keamanan Umum
Bagi Orang atau Barang

Pasal 187 KUHP

”Barangsiapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, menyebabkan


peledakan atau menyebabkan banjir, dihukum :

1. Dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun jika hal tersebut
dapat mendantangkan bahaya umum bagi barang;
2. Dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun apabila
mendatangkan bahaya bagi jiwa orang lain;
3. Dengan hukuman penjara seumur hidup atau dengan penjara dua puluh
tahun, jika hal tersebut mendatangkan bahaya bagi jiwa orang lain dan
perbuatan tersebut telah menyebabkan meninggalnya orang lain.
BAHAN PELEDAK Secara legal bahan peledak banyak digunakan
dalam dunia industri yang digunakan dalam
pertambangan, misalnya; pada pengeboran
Menurut UU Nomor 2 Tahun minyak, menghancurkan batu-batuan, dan
2008 tentang Pengawasan, kebutuhan pertambangan lainnya, selain itu
Pengendalian, Dan Pengamanan juga banyak digunakan untuk kepentingan
Bahan Peledak Komersial militer, misalnya; sebagai demolisi, roket,
dan kebutuhan militer yang lain
Bahan Peledak adalah bahan
atau zat yang berbentuk padat,
cair, gas atau campurannya
yang apabila dikenai atau Secara ilegal bahan peledak juga digunakan
terkena suatu aksi berupa oleh kelompok terorist dan pelaku-pelaku
panas, benturan atau gesekan kriminal untuk pembuatan bom rakitan yaitu
akan berubah sebagian atau dengan rancangan sedemikian rupa dengan
seluruhnya berbentuk gas dan bahan-bahan lain secara tidak sah untuk
perubahan berlangsung dalam tujuan dapat menimbulkan ledakan.
waktu yang amat singkat
disertai dengan efek panas dan
tekanan yang sangat tinggi.
Perbuatan-perbuatan Yang Dilarang Diancam Dengan Hukuman
Meliputi :

Setiap pelanggaran terhadap


Seluruh perbuatan atau kegiatan
perizinan yang telah diberikan,
yang berhubungan dengan bahan
peledak, apabila dilakukan tanpa 01 02 dapat dikenakan sanksi pidana,
sanksi administrasi dan sanksi
izin, dilarang dan diancam pidana
ganti rugi

Perbuatan pidana yang telah


ditentukan dalam KUHP dan UU
lainnya, apabila dilakukan pada
saat keadaan bahaya dan
pasukan yang disiapkan untuk
operasi maka sanksi pidananya
03
dapat diperberat
UU TERKAIT BAHAN PELEDAK

Pasal 500 KUHP

“Barang siapa tanpa izin kepala polisi atau pejabat yang


ditunjuk untuk itu, membikin obet ledak, mata peluru
atau peluru untuk senjata api, diancam dengan pidana
kurungan paling lama sepuluh hari atau pidana denda
paling banyak tujuh ratus lima puluh rupiah.”

Pasal 187 bis

(1) Barang siapa membuat, menerima, berusaha memperoleh, mempunyai


persediaan, menyembunyikan, mengangkut atau memasukkan ke Indonesia bahan-
bahan, benda-benda atau perkakas-perkakas yung diketahui atau selayaknya
harus diduga bahwa diperuntukkan, atau kalau ada kesempatan akan
diperuntukkan, untuk menimbulkan ledakan yang membahayakan nyawa orang
atau menimbulkan bahaya umum bagi barang, diancam dengan pidana penjara
paling lama delapan tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun,
Pasal 1 ayat (1) UU Darurat No.12 Tahun 1951

“Barang siapa yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat,


menerima,mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan
menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai
dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan,
mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api,
munisi atau sesuatu bahan peledak , dihukum dengan hukuman mati atau
hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara selama-
lamanya dua puluh tahun.”
 
Ketentuan dalam pasal ini sebenarnya telah dilarang pula dalam UU Senjata Api
1936. Kedua undang-undang ini masih berlaku sebab UU Darurat No.12 Tahun
1951 tidak mencabut ketentuan-ketentuan dalam UU Senjata Api 1936. Karena
dalam ilmu hukum dikenal adagium lex posterior derogat legi priori (UU yang
kemudian mengesampingkan UU yang lebih dahulu).

Perbedaan terpenting antara kedua UU ini adalah mengenai beratnya ancaman


pidana. Dalam UU Senjata Api 1936 hanyalah pidana ringan, sedangkan dalam
UU Darurat No.12 Tahun 1951 adalah ancaman pidana berat, yaitu pidana mati
atau penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun.
CONTOH KASUS PENGGUNAAN BAHAN PELEDAK

Dalam putusan Pengadilan Negeri Terdakwa bersama Alkamasa (DPO) meledakan petasan hasil
Nomor: 795/PID.B/2012/PN.Kpj, rakitannya di rumah Remat karena adanya rasa sakit hati
terdakwa Umar bin Wagir telah terbukti saudara Alkamasa yang pernah melamar anak saudara Remat
secara sah dan meyakinkan bersalah tetapi seminggu kemudian lamaran tersebut dibatalkan.
bersama temannya Alkamasa (DPO) Kemudian saudara terdakwa dan Alkamasa meletakkan
membuat petasan yang dirakit sendiri petasan diatara rumah Remat dan Ngatiri dan ledakan
dengan menggunakan obat (mesiu) tersebut sebanyak tiga kali. Akibat ledakan tersebut lantai
sebanyak 6 buah ukuran kecil yang teras depan sedikit berlubang, kaca jendela depan pecah,
terbuat dari kertas sebagai bungkusnya engsel pintu bagian bawah terlepas, asbes teras jebol karena
dan membuat petasan sebanyak 3 buah ledakan atau adanya bekas paku dari ledakan pada kusen
dengan ukuran besar berbentuk segi pintu ada bekas tancapan paku yang melesat. Dan saudara
empat yang dicampur dengan paku Ngatiri mengalami kerugian sebesar Rp1.000.000,-
berukuran sedang dengan tujuan agar
ledakannya semakin keras dan apabila Maka Putusan PN menyatakan Terdakwa UMAR Bin WAGIR
sudah meledak pakunya bisa melukai telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
orang lain. melakukan tindak pidana "Dengan sengaja menimbulkan
ledakan sehingga timbul bahaya umum bagi barang, sesuai
Terdakwa membuat petasan tanpa ijin Pasal 1 ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951 Jo Pasal 55 (1)
dari pihak yang berwenang dan setelah ke-1 KUHP atau kedua Pasal 187 ke-1 KUHP Jo. Pasal 55 (1)
dilakukan pemeriksaan didapat ke-1 KUHP UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
kandungan Kalium Klorat (KCLO3), Kehakiman, UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Sulfur (S) dan Serbult Aluminium (Al). Pidana serta Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan.
PEMBAKARAN Pasal 188 KUHP
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagai “Barang siapa karena kesalahan (kealpaan)
peraturan yang bersifat umum belum memberikan menyebabkan kebakaran, ledakan atau
pengaturan mengenai larangan pembakaran, dalam banjir, diancam dengan pidana penjara
KUHP hanya mengatur mengenai perbuatan yang paling lama lima tahun atau pidana
membahayakan keamanan umum seperti menyebabkan kurungan paling lama satu tahun atau
kebakaran yang dilakukan secara sengaja maupun yang pidana denda paling banyak empat ribu
dilakukan karena kealpaan. Ancaman sanksi tersebut lima ratus rupiah, jika karena perbuatan
diatur dalam ketentuan Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP. itu timbul bahaya umum bagi barang, jika
karena perbuatan itu timbul bahaya bagi
nyawa orang lain, atau jika karena
perbuatan itu mengakibatkan orang mati.”
Pasal 187 KUHP
”Barangsiapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, menyebabkan
peledakan atau menyebabkan banjir, dihukum :

Ke-1. Dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun jika hal
tersebut dapat mendantangkan bahaya umum bagi barang;
Ke-2. Dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun apabila
mendatangkan bahaya bagi jiwa orang lain;
Ke-3. Dengan hukuman penjara seumur hidup atau dengan penjara dua
puluh tahun, jika hal tersebut mendatangkan bahaya bagi jiwa orang
lain dan perbuatan tersebut telah menyebabkan meninggalnya orang
lain.
Perbuatan yang diancam pidana Pasal 187 KUHP sebagai contohnya yaitu seseorang
melakukan perbuatan yang mengakibatkan kebakaran berupa membakar sebuah
rumah, di mana sebagai akibat lebih lanjut dari pembakaran satu rumah itu timbul
bahaya yang lebih luas lagi berupa kebakaran yang menghanguskan sejumlah rumah
lainnya. Jadi, yang dititik beratkan dalam Pasal 187 KUHP, yaitu terjadinya
kebakaran yang meluas lebih lanjut terhadap rumah atau barang-barang lainnya

Jadi, pokok yang penting dalam Pasal 187 KUHP yaitu pelaku dengan
sengaja (dolus) menimbulkan kebakaran, ledakan, atau banjir, dan sebagai
akibat lebih lanjut yaitu timbul bahaya umum bagi barang atau nyawa orang
lain. Pokok penting dalam Pasal 188 KUHP yaitu pelaku karena kealpaan
(culpa) menimbulkan kebakaran, ledakan, atau banjir, dan sebagai akibat
lebih lanjut yaitu timbul bahaya umum bagi barang atau nyawa orang lain
CONTOH KASUS PEMBAKARAN

Andre Saputra Bin Afrizal alias Andre Pada hari Minggu tanggal 18 Oktober 2015
pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2015 sekira jam 09.00 wib terdakwa dipanggil oleh
sekira jam 02.00 wib atau setidak- Wakasat Brimobda Riau dimana terdakwa akan
tidaknya pada suatu waktu dalam bulan dipindahkan ke Detasemen B Bangko Rohil.
Oktober 2015 atau setidak-tidaknya pada Karena terdakwa tidak senang dipindahkan
suatu waktu dalam tahun 2015 bertempat maka terdakwa berniat melakukan pembakaran
di rumah dinas Polda Riau dan pintu di Kantor Sat Brimobda Riau di Jalan Durian
ruangan Kaurmin Kantor Brimob Polda Kelurahan Harjosari Kecamatan Sukajadi Kota
Riau di Jalan Durian Kelurahan Harjosari Pekanbaru untuk mengalihkan perhatian
Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru atau Wakasat sehingga Wakasat akan lupa untuk
setidak-tidaknya pada suatu tempat lain memindahkan terdakwa. Kemudian pada hari
yang masih termasuk dalam daerah Senin tanggal 19 Oktober 2016 sekira jam
hukum Pengadilan Negeri Pekanbaru, 02.00 wib terdakwa keluar dari Mess Ajudan
dengan sengaja menimbulkan kebakaran, sambil membawa botol yang berisi bensin
ledakan, atau banjir jika karena perbuatan menuju kearah Kantor Kaurmin Pers Sat
tersebut timbul bahaya umum bagi Brimobda Riau.
barang.
Sesampainya di depan pintu Kantor Kaurmin Pers Sat Brimobda terdakwa
menyiramkan bensin yang ada di dalam botol kearah pintu, selanjutnya
terdakwa menyalakan korek api dan melemparkan korek api tersebut kearah
pintu yang telah di siram bensin dan api pun membakar pintu tersebut.
Selanjutnya terdakwa pergi kearah rumah dinas Wakasat Brimobda Riau yang
berada dalam lokasi yang sama dengan kantor kaurmin Pers Sat Brimobda dan
menyiramkan bensin kearah bagian depan rumah lalu menyalakan korek api
dan melemparkan korek api kearah bagian depan rumah. Api menjalar sangat
cepat sehingga juga membakar rumah dinas no 100,102,104 dan 106. Setelah
itu terdakwa kembali ke mess ajudan. Perbuatan terdakwa Andre Saputra Bin
Afrizal alias Andre sebagaimana di atur dan diancam pidana dalam Pasal 187
ke 1 KUHP .
KESIMPULAN

Dalam dakwaan berdasarkan Pasal


187 dan/atau Pasal 188 KUHP perlu Delik-delik yang berkenaan dengan
diperhatikan bahwa yang perlu senjata api, munisi dan bahan
dibuktikan hanyalah perbuatan peledak diatur secara terseba
terdakwa menimbulkan “bahaya” dalam berbagai peraturan
(gevaar) terhadap barang orang lain perundang-undangan di Indonesia.
atau nyawa orang lain;
Telah terjadi tumpang tindih dalam
kecuali dalam Pasal 187 ke-3 di pengaturan mengenai delik senjat
mana benar-benar ada seorang lain api, munisi dan bahan peledak
yang mati sebagai akibatnya. dalam peraturan perundang
undangan di Indonesia. Dimana
TERIMA KASIH
PENILAIAN KELOMPOK 5A

Anda mungkin juga menyukai