Anda di halaman 1dari 2

NAMA : TOMMY G W.

SUNLOY
NIM : 202021350
KLS/SMSTR : N4A
MATA KULIAH : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
JAWABAN !

1. Hukum Perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antar individu dalam pergaulan
masyarakat. Jika didalam suatu perkara perdata tersimpul ada unsur asingnya (pihak atau
substansi),maka disebut sebagai Hukum Perdata International (HPI); 
HPI di Eropah Barat: Di Eropah Barat, selalu ada pertentangan antara dua kutub, yaitu
kepentingan masyarakat dan kepentingan individu. A. YSSEN (dalam bukunya “Individu en
Gemeenschap) “ manusia sepanjang masa selalu berhadapan dengan dilemma antara
individualisme dan kolektivisme, sehingga karenanya bentuk dan sifat tau pola kebudayaan
setiap masyarakat manusia selalu berkisar pada dua ktub itu” 
Di Indonesia (dahulu), antara masyarakat dan individu tidak dapat dipisahkan atau dwi
tunggal, tetapi di Eropah dan Amerika 2 kutub tersebut dipandang sebagai hal yang berlawanan
(antagonistis), sehingga selalu terjadi dilemma. Pertentangan ini tercermin juga di lapangan
hukum yang selalu mempertentangkan antara hukum public dan hukum perdata. Khususnya HPI
di Eropah Barat pertentangan selalu berkisar diantara prinsip personil dan prinsip territorial,
atau pada zaman modern ini antara prinsip domisili dan prinsip kewarganegaraan (Mancini dari
Italia).

2. Renvoi atau yang dikenal juga sebagai doktrin penunjukan kembali merupakan suatu doktrin
yang dapat digunakan untuk menghindarkan pemberlakuan kaidah atau sistem hukum yang
seharusnya berlaku (lex causae) yang sudah ditetapkan berdasarkan prosedur hukum perdata
internasional secara normal dan mengubah acuan kepada suatu kaidah atau sistem hukum yang
lain, seperti contoh kaidah-kaidah hukum intern lex fori atau sistem hukum lain selain lex causae
yang ditunjuk tadi (hal. 121).
Oleh karena itu, renvoi digunakan sebagai alat bagi para hakim untuk merekayasa
penentuan lex causae ke arah sistem hukum yang dianggap akan memberikan putusan yang
dianggapnya terbaik. Sehingga sudah pasti dalam proses renvoi, ada kaidah hukum perdata
internasional yang dikesampingkan.
Di negara Jerman.

3. Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (“UUP”),


perkawinan yang dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan hukum masing-masing agamanya
adalah sah. Berarti perkawinan terdahulu yang dilakukan oleh kekasih Saudara adalah sah
walaupun hanya dilakukan dengan tata cara perkawinan gereja protestan.
  Namun, Pasal 2 ayat (2) UUP menegaskan bahwa tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini ditegaskan kembali dalam Pasal 3 jo. Pasal
1 angka 17 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (“UU Adminduk”) bahwa
perkawinan adalah salah satu Peristiwa Penting yang wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana
(dalam hal ini menurut Pasal 2 ayat (2) PP No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah kantor pencatatan sipil) dengan memenuhi syarat yang
diperlukan.

4. Ya karena bebas biaya perkara ditanggung negara.


Teori Timbal Balik dan Pembalasan dalam HPI menggambarkan; Kondisi orang asing,
pengakuan dari keputusan asing dan penggunaan Hukum asing. Timbal balik dimaksudkan suatu
keadaan yang dikehendaki; Pembalasan merupakan cara untuk mencapai keadaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai