Anda di halaman 1dari 2

Nama: Nabil Fadillah Wahyudi

NPM : 180110200027

LAPORAN HASIL DISKUSI NOVEL FEBY INDIRANI

Pada kesempatan ini, saya dan teman-teman mahasiswa mata kuliah Sastra Bandingan
turut mengikuti acara Caknurian Urban Sufism With Komaruddin Hidayat Part XXXVII
dengan tema “Beragama Dengan Rileks Melalui Islamisme Magis”. Dengan narasumber Feby
Indirani, M.A. sebagai penulis buku “Bukan Perawan Maria” dan “Memburu Muhammad”
yang dimana kedua buku ini yang akan diperbincangkan. Narasumber berikutnya ialah Prof.
Nina Nurmila, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Islam Internasional
Indonesia, dan sebagai Guru Besar Ilmu Fiqih UIN Sunan Gunung Jati Bandung. Lalu
narasumber berikutnya ialah Dr. Lina Meilinawati Rahayu selaku Ahli Sastra Indonesia
Modern dan Budaya Kontemporer, Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan
Riset Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
Pembicaraan ini lebih membawa Islam dalam perspektif sastra, dimana dibawakan
secara indah, murni, dan jujur. Feby Indirani sendiri adalah orang yang lahir dikalangan Islam
Sufi. Beliau adalah salah satu penggagas Gerakan Relaksasi Beragama. Karya-karyanya lahir
dari sebuah pertanyaan-pertanyaan yang timbul didalam benaknya. Selain itu, ia juga banyak
mendengar cerita-cerita Islam Sufi yang berasal dari kedua orang tuanya, maupun dari
ceramah-ceramah di masjid. Ia sendiri sangan tertarik pada praktik Islam Nusantara. Pada
karya-karya yang ia buat, banyak sekali mengandung unsur-unsur Islamisme magis. Dimana
terkandung sebuah religiusitas dan spiritualitas pada karya-karyanya. Banyak pengalaman-
pengalama kisah nyata yang tertuang, tetapi dicampurkan bumbu surealis didalamnya. Buku
kumpulan cerpen “ Bukan Perempuan Maria” ini terbit pada tahun 2017, yang dimana keadaan
pada saat itu sedang panas-panasnya persoalan penistaan agama. Lalu buku kumpulan cerpen
“Memburu Muhammad” yang terbit pada tahun 2020. Kedua buku ini banyak mengandung
praktik agama sehari-hari yang dikemas sangat menarik.
Dr. Lina Meilinawati Rahayu memfokuskan dan menjuduli pembahasannya dengan
“Mementaskan Satire Keberagaman dalam Fiksi karya Feby Indirani”. Menurut beliau, buku
kumpulan cerpen “Bukan Perawan Maria” dan “Memburu Muhammad” mewakili perasaan
gembira dan sedih baginya. Buku ini sangat mewakili dirinya dan bukan hal yang mudah untuk
mengungkapkannya kedalam kata-kata. “Bukan Perawan Maria” dijelaskan perempuan yang
mengandung dan melahirkan anak tanpa berhubungan dengan laki-laki. Lalu buku “Memburu
Muhammad” dimana Abu Jahal kembali dari neraka dan memburu Muhammad. Dia bingung
karena banyak nama Muhammad. Yang dimana kedua buku ini dibawakan dengan satire.
Beberapa judul cerpen ini mengingatkannya kepada Taufik Al-Hakim yang menulis “Sang
Martir”. Al-Hakim sendiri mengkritisi agamanya dan bangsanya sendiri. Menurutnya, kedua
buku kumpulan cerpen ini satire yang hiperbolis dan cenderung jenaka. Buku ini juga
mengkritik cara orang yang beragama dengan arogan, maupun keseharian beragama. Buku ini
sekaligus untuk berdakwah dengan satire dengan sangat subtil.
Prof. Nina Nurmila, Ph.D. memfokuskan dan menjuduli pembahasannya dengan “
Relaksasi Beragama: Kritik terhadap Formalisme Beragama”. Beliau merelaksasi buku
kumpulan cerpen karya Feby Indirani ini. Isi kumpulan cerpen ini banyak sekali kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun begitu, ada juga beberapa judul cerpen yang berunsur
surealis. Keseharian dalam beragama masih banyak yang belum bisa diperbaiki dan buku ini
adalah salah satu cara untuk mendakwahkannya. Buku ini adalah sebuah kritik yang selain itu
ini adalah sebuah jalan dakwah. Dakwah itu bisa dilakukan dengan cara apa saja. Mungkin
dengan cara Feby ini orang-orang dapat tersadar dan memperbaiki dirinya. Bahkan Bapak Prof.
Komaruddin Hidayat sendiri berkata bahwa Al-Qur’an adalah bahasa sastra yang mengalahkan
banyak penyair hebat pada masa itu. Kita lihat betapa magisnya banyak membuat orang yang
bodoh menjadi taat beragama. Bahwa bahasa sastra itu adalah bahasa yang multitafsir dan
abadi.

Anda mungkin juga menyukai