LAPORAN
Oleh:
2023
PENGARUH PUPUK KOTORAN SAPI
TERHADAP MEDIA TANAH PADA PEMBIBITAN
PINANG BETARA (Areca catechu L)
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Proposal Proyek Usaha Mandiri (PUM) yang berjudul “Pembibitan Pinang Betara
(Areca catechu L.) Dengan Menggunakan Pupuk Kotoran Sapi Sebagai Campuran
Media Tanam”. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
mata kuliah Proyek Usaha Mandiri (PUM) pada Semester V pada Program Studi
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan laporan ini
dimasa yang akan datang, semoga proposal ini bermanfaat. Akhir kata penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan pelaksanaan .................................................................... 4
II. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 5
2.1. Klasifikasi Tanaman Pinang ...................................................... 5
2.2. Morfologi Tanaman Pinang ....................................................... 5
2.2.1. Akar................................................................................. 5
2.2.2. Batang ............................................................................. 5
2.2.3. Daun ............................................................................... 6
2.2.4. Bunga .............................................................................. 6
2.2.5. Buah ................................................................................ 6
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Pinang ................................................ 7
2.3.1. Iklim ................................................................................. 7
2.3.2. Tanah................................................................................ 8
2.4. Hama Dan Penyakit .................................................................... 8
2.4.1. Hama tanaman pinang...................................................... 9
2.4.2. Penyakit tanaman pinang ................................................. 10
ii
3.3.1. Peninjauan, pengukuran, dan pembersihan lahan .................13
3.3.2. Pembuatan bedengan, dreinase dan rumah pembibitan ........15
3.3.3. Pengisian dan penyusunan polybag ......................................15
3.3.4. Penanaman kecambah ..........................................................16
3.3.5 Persiapan bahan tanam ..........................................................17
3.3.6. Penyiraman ............................................................................17
3.3.7. Penyiangan ............................................................................18
3.3.8. Seleksi bibit ...........................................................................18
3.3.9. Pengamatan ...........................................................................18
3.3.10. Pengendalian hama penyakit .................................................20
3.3.11. Pemasaran .............................................................................20
3.3.12. Jadwal pelaksanaan proyek ...................................................21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................53
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iv
299 m2................................................................................................... 47
23. Penyusutan atas alat selama 1 tahun pada pembibitan pinang betara
dengan luas lahan 299 m2 ..................................................................... 48
24. Cash flow (aliran kas) pada pembibitan pinang betara dengan luas
lahan 299 m2 ......................................................................................... 49
25. Analisis proyek pada pembibitan pinang betara dengan luas lahan
299 m2................................................................................................... 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
1. PENDAHULUAN
Atas dasar hal di atas maka penulis tertarik akan melakukan kegiatan
proyek usaha mandiri (PUM) dengan judul “Pengaruh Pupuk Kotoran Sapi
Terhadap Media Tanah Pada Pembibitan Pinang Betara (Areca Catechu L).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari proyek usaha mandiri (PUM) yang berjudul
Kingdom : Plantae
Divisi : Permatophyte
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
: Areca
Genus
2.2.1. Akar
Pinang merupakan jenis tumbuhan yang masuk dalam golongan tumbuhan
monokotil. Tanaman pinang mempunyai jenis akar serabut. Akarnya sangat persis
dengan tanaman kelapa dikarenakan masih satu jenis keluarga yaitu palmae.
2.2.2. Batang
Batang pohon pinang memiliki ruas bekas daun atau nodus yang jelas
dengan jarak berkisar 15-20 cm setiap ruasnya, namun ukuran tersebut tergantung
dengan varietasnya. Semakin rapat jarak antar ruas batang tersebut, maka dinilai
semakin baik.
2.2.3. Daun
Pohon pinang memiliki jumlah daun cukup bervariasi, yaitu antara 7-10
helai setiap pohonnya. Daun pinang berbentuk menyirip majemuk dengan panjang
sekitar 1-1,5 meter. Setiap pohon memiliki anak daun atau leaflet berjumlah sekitar
30-50 pinak daun.
2.2.4. Bunga
Pinang menghasilkan bunga berumah satu. Artinya, bunga jantan dan betina
berada dalam satu rangkaian bunga yang sama atau inflorescence. Bunga betina
terletak di bagian dasar tangkai rangkaian bunga yang disebut spikelet. Sementara
bunga jantan memiliki ukuran lebih kecil, namun jumlahnya lebih banyak dan
terletak menyebar dari bagian luar sampai ujung tangkai rangkaian bunga tersebut.
Bunga jantan maupun bunga betina berwarna putih susu dengan enam petal, tapi
tidak memiliki tangkai bunga. Bunga jantan memiliki enam benang sari. Untuk
bunga betinanya memiliki ukuran panjang sekitar 1,3-2 cm lebih besar ketimbang
bunga jantan.
2.2.5. Buah
Buah pinang termasuk dalam jenis buah drupe atau buah batu karena lapisan
bagian dalamnya (endocarp) cukup tebal dan keras seperti batu. Warnanya kuning
cenderung oranye saat masak. Pericarp-nya bersabut dengan ketebalan sekitar 5-6
mm. Buah ini berbiji dengan bentuk lonjong membulat.
2.3.1. Iklim
a. Cahaya matahari
Tanaman pinang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tapi yang paling
sesuai adalah jenis tanah berliat. Persyaratan lain yang perlu diperhatikan adalah
tanah harus beraerasi baik, solum tanah dalam dan tidak terdapat lapisan cadas.
hingga 8 jam dalam setiap harinya. Beberapa pengaruh cahaya matahari terhadap
yang terlindungi.
b. Curah hujan
Tanaman pinang merupakan salah satu tanaman yang cocok ditanam pada
kawasan yang memiliki iklim tropis dan subtropis. Dengan intensitas bulan basah
berkisar antara 3 sampai dengan 6 bulan per tahun, sedangkan bulan kering yang
dapat ditolerir oleh tanaman pinang berkisar antara 4 sampai dengan 8 bulan per
tahun. Tanaman pinang juga cocok ditanam pada daerah yang memiliki intensitas
c. Ketinggian tempat
hingga 1000 meter diatas permukaan laut. Akan tetapi pertumbuhan tanaman ini
akan lebih optimal jika ditanam di lahan yang berada pada ketinggian 600 meter di
Suhu yang cocok untuk tanaman pinang berkisar antara 20ºC hingga 32ºC.
Apabila suhu yang ada melebihi batas maksimal dan batas minimal maka akan
dengan baik dan optimal apabila ditanam pada tingkat kelembaban udara berkisar
2.3.2. Tanah
Tanaman pinang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tapi yang paling
sesuai adalah jenis tanah berliat (clay loam). Persyaratan lain yang perlu
diperhatikan adalah tanah harus beraerasi baik, solum tanah dalam dan tidak
1) Ulat Tanduk
Imago dari ulat tanduk meletakkan telur yang berwarna putih di bagian
bawah daun bibit pinang kemudian dalam beberapa hari menetas jadi larva, pada
fase larva ini mulai merusak dan menggerek daun yang dimulai dari daerah dekat
menetasnya telur kalau telur menetas pada posisi pinggir daun maka larva akan
menggerek dari pinggir daun akan tetapi kalau telur menetas di pertengahan daun
maka larva akan menggerek awal pada daerah pertengahan daun kemudian sampai
keseluruh bagian daun.Tingginya serangan ulat tanduk sangat dipengaruhi oleh
telur dan larva yang ditemukan pada tanaman lokasi pembibitan bisa langsung
dibunuh atau diambil kemudian pencet, bisa juga dengan menggunakan alat
2) Tempayak Akar
merugikan petani pinang. Selain baunya yang tak sedap ketika tersentuh, hewan ini
utama olehnya. Bisa dicermati maka daun akan menjadi rusak dan berlubang.
Rayap menyerang bibit pada musim kemarau. Serangan pada bibit dimulai
pada pangkal batang, sehingga bagian pucuk menjadi layu dan lama kelamaan
pada lamina daun, terlihat bercak-bercak kuning 3-10 mm diameter. Infeksi lanjut
dapat menyebabkan kematian bibit. Penyemprotan dengan Dithane dapat
mengurangi serangan.
daun. Sehingga terlihat bercak tak beraturan pada bagian batang dan daun yang
ini biasanya terlihat di pembibitan dengan sistim drainase jelek. Serangan cendawan
sebagai berikut:
presentase kematian rendah, bahkan dapat dikatakan tidak ada yang mati.
tumbuh baik karena seleksi dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat.
yang telah disiapkan. Setelah itu diletakan kedalam bedengan dengan jarak 5 cm x
5 cm.
4). Agar benih tumbuh dengan baik, maka perlu dilakukan pengendalian
hama dan penyakit dengan memberikan insektisida dan fungisida pada kecambah
Media tanam yang digunakan adalah tanah top soil, dan pupuk kandang
sapi.
Lahan untuk berkebun pinang yang baik adalah tanah gambut tipis atau
gambut tua dan tanah humus. Karena lahan seperti ini banyak mengandung unsur
organik yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan tanaman pinang. Selanjutnya
Selain tanah gambut tua dan tanah humus, lahan jenis lain yang bisa
digunakan adalah tanah lempung berpasir, tanah kuning merah dan tanah kuning
pencampuran media tanam adalah pupuk kandang sapi. Pupuk kandang sapi
mempunyai kadar serat selulosa, pupuk kandang sapi dapat memberikan beberapa
manfaat yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman,
memudahkan pertumbuhan akar tanaman, daya serap air yang lebih lama dalam
tanah.
II. METODE PELAKSANAAN
Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat. Areal yang digunakan pada proyek
usaha mandiri ini adalah 14 m2. Proyek ini dilakukan selama 4 bulan yang dimulai
pada bulan September 2022 dan sampai dengan bulan Desember 2022.
cangkul, ember, cutter, gembor, hand spayer, dan ayakan. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah kecambah pinang betara, top soil, pupuk kandang sapi, polybag,
lahan seluas 14 m2. Setelah dilakukan pengukuran lahan tahap selanjutnya yaitu
membersihkan areal lahan dari gulma dan sampah. Kegiatan ini dilakukan pada
minggu pertama.
Denah areal pembibitan tanaman pinang betara dengan pupuk kotoran sapi
sebagai campuran media tanam dengan luas lahan 14 m 2 selama 4 bulan dapat
a
U
c
5 polybag
b f
d e
: Polybag
D
S
: Polybag
setinggi 1,75 m pada sisi Timur dan 1,5 m pada sisi barat. Arah naungan pembibitan
pinang searah dengan bedengan yaitu Utara – Selatan. Di tepi naungan dibuat
drainase dengan ukuran 0,3 m dengan kedalaman 0,3 m, agar saat hujan turun air
top soil, pengadaan pupuk kandang sapi, pencampuran tanah top soil dengan pupuk
kandang sapi serta kegiatan pengisian dan penyusunan polybag. Tanah top soil yang
di ayak menggunakan ayakan untuk memisahkan antara sampah, batu dan gulma.
kandang sapi yang digunakan adalah pupuk kandang yang telah matang dengan ciri-
ciri : berwarna coklat kehitaman, bersuhu dingin, remah dan tidak berbau
Setelah tanah top soil dan pupuk kandang telah tersedia maka dapat
dilakukan kegiatan pencampuran dengan perbandingan satu bagian top soil dengan
menyiapkan tempat yang datar dan bersih, kemudian tanah topsoil dikeluarkan dari
kandang dibagian atasnya secara merata juga dengan menggunakan cangkul sesuai
perbandingan. Setelah itu campuran tanah topsoil dengan pupuk kandang di aduk
menggunakan cangkul hingga tercampur rata. Kegiatan ini dilakukan pada minggu
adalah 60 menit.
kecambah.
sebanyak 200 bibit ditambah sulaman sebanyak 5%, sehingga populasi pembibitan
sebanyak 210 bibit. Kegiatan ini dilakukan pada minggu ke 3 setelah dilakukannya
3.3.6. Penyiraman
sore hari kecuali hari hujan. Hal ini berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah dan
menjaga agar tanah tersebut tetap tersedia sumber air yang cukup bagi tanaman.
Karena jika tanah terlalu lembab bisa menimbulkan jamur dan bakteri. Sehingga
Kegiatan ini dilakukan pada minggu ke 3 setelah tanam sampai dengan minggu ke
12 setelah tanam. Waktu yang dibutuhkan untuk 1 kali penyiraman adalah 5 menit,
pembibitan sering turun hujan sehingga penyiraman tidak dilakukan setiap hari.
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan penyiraman adalah 1 jam 10 menit.
3.3.7. Penyiangan
pinang. Penyiangan bertujuan untuk menghindari persaingan antara gulma dan bibit
didalam mendapatkan unsur hara, sinar matahari dan ruang untuk tumbuh.
sebanyak 3 kali sehingga jumlah waktu yang di butuhkan adalah 1 jam 30 menit.
Bibit pinang yang telah mencapai umur 3 bulan siap untuk dipindahkan
kelapangan atau siap untuk dipasarkan, sebelumnya bibit tersebut melewati proses
seleksi terlebih dahulu. Seleksi ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan bibit
yang pertumbuhannya kurang bagus masuk dikelompok bibit yang kurang bagus.
Kriteria seleksi yang diterapkan yaitu hidup, memiliki 3-8 helai daun, dan tinggi
20-25 cm. Seleksi bibit dilakukan pada minggu terakhir setelah tanam.
3.3.9. Pengamatan
tanam. Untuk mengetahui persentase tumbuh, jumlah daun, panjang daun, lebar
daun, dan panjang batang dengan jumlah sampel 10% dari seluruh bibit yang
sampel. Pada setiap sampel diberi ajir, diberi nomor urut dan panjang garis 15 cm
1) Persentase tumbuh
meteran. Pengamatan dimulai pada saat bibit berumur 4, 5, sampai 8 minggu setelah
di tanam.
menggunakan jangka sorong yaitu pada bagian pangkal batang tanaman bibit
pinang. Titik pengukuran diameter batang yaitu sejajar dengan permukaan ajir yang
telah dibuat. Yang diukur pada bagian batang tanaman yang terbesar.
dengan cara mengambil 1 daun yang paling besar untuk diambil data. Daun yang di
pilih menjadi sampel untuk pengamatan pada panjang dan lebar daun.
menggunakan meteran, dengan cara mengambil 1 daun yang diukur pada bagian
terbesar. Daun yang di pilih akan menjadi sampel untuk pengamatan pada panjang
dengan cara menghitung seluruh daun yang tumbuh pada umur 4, 5, sampai umur
dilakukan 1 kali pada minggu 11 setelah tanam. Hal ini dilakukan karena pada saat
minggu ke 11 terdapat satu tanaman yang terserang penyakit jamur. waktu yang
dibutuhkah untuk pengendalian hama penyakit adalah 5 menit. Pengendalian hama
3.3.11. Pemasaran
dengan menggunakan media online seperti facebook dan instagram dan market
place (shoope dan tokopedia) sejenisnya dengan tujuan jangkauan yang lebih luas.
Selain itu pemasaran juga dilakukan pada petani-petani pinang yang ada di
Kabupaten Lima Puluh Kota. Kegiatan ini dilakukan pada minggu ke 13 setelah
tanam.
Pengisian,penyusunan
3 polibag dan
penanaman kecambah
4 Persiapan bahan
tanam
5 Penyiraman
6 Penyiangan
7 Konsolidasi
8 Pengamatan
9 Pengendalian hama
penyakit
10 Seleksi dan
pemasaran
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi tanaman sebagai penentu kualitas hasil dan
resistensi alami tanaman. Prestasi Pustaka. Jakarta.
Yulineri, T. 2006. Selenium dari Ekstrak Biji dan Akar Pinang (Areca catechu
L.) yang Difermentasi dengan Konsorsium Acetobacter-
Saccharomyces Sebagai Antiseptik Obat Kumur. Vol. 7. Nomor 1.
Halaman : 18-20.