Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Intrapartum
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001). Kelahiran adalah proses dimana janin
dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
B. Pengertian Kala I, II, III dan IV
1. Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase : Fase Laten (8 jam) serviks membuka sampai 3
cm dan.Fase aktif : Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
a. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b. Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepatmenjadi 9 cm.
c. Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan
vagina menjadi saluran yangcontinue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus
kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin
turun ke pelvis
2. Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot - otot
dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan
pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka.
3. Kala III : Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV : Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
C. Pengertian Bayi Baru Lahir
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama
satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai
usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai
4000 gram.
Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernafasan ± – 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. Laki – laki testis
sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan

Reflek – Reflek Fisiologis


1. Mata
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada
pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika
tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang
hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan
mata menutup dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai
respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi,
bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya
selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus
menetap sepanjang hidup.
c. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi
membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang
pada usia kira – kira 3 -4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah
udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
e. Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar
harus menghilang pada usia 4 bulan
f. Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus
ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir

3. Ekstrimitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki
menyebabkan fleksi tangan dan jari
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang
bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
c. Masa tubuh
1) Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan
ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari
dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan
abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.
2) Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi
siku tangan tetap tergenggam
3) Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan
kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan
dan kaki fleksi.
4) Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan
batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis
5) Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan
panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
BAB II
PROSES KEPERAWATAN

A. Kala I
1. Pengkajian
a. Integritas ego
Dapat senang atau cemas
b. Nyeri / ketidaknyamanan
1) Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi, dan keparahan
2) Kontraksi ringan, masing-msing 5-30 mnt, berakhir 10-30 detik
c. Keamanan
Irama jantung paling baik terdengar pada umbilikus ( tergantung pada posisi
janin )
d. Seksualitas
1) Membran mungkin / tidak pecah
2) Serviks dilatasi dari 0-4 cm
3) Rabas vagina sedikit, mungkin lendir merah muda, kecoklatan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi ansietas berhubungan dengan krisis situasi, transmisi
interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi
b. Kurang pengetahuan mengenai kemajuan persalinan berhubungan dengan
kurang terpapar atau mengingat, kesalahan interpertasi informasi
c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
d. Risiko tinggi terhadap infeksi maternal berhubungan dengan prosedur infasif,
pemeriksaan vagina berulang
e. Risiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan hipoksia jaringan
3. Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1. Risiko tinggi ansietas 1. Berikan 1. Kontinuitas
berhubungan dengan krisis perawatan perawatan dapat
situasi, transmisi primer atau menurunkan stress.
interpersonal, kebutuhan dukungan
tidak terpenuhi profesinal
intrapartum
kontinu sesuai 2. Pendidikan dapat
indikasi menurunkan stres
2. Orientasi klien dan ansietas dan
terhadap meningkatkan
lingkungan, staf, kemajuan
dan prosedur persalinan
3. Stres, rasa takut
dan ansietas
mempunyai efek
3. Anjurkan klien yang dalam pada
untuk proses persalinan
mengungkapaka sering memperlama
n perasaan, kala 1
masalah dan
rasa takut
2. Kurang pengetahuan 1. Kaji persiapan, 1. Membantu
mengenai kemajuan tingkat menentukan
persalinan berhubungan pengetahuan kebutuhan akan
dengan kurang terpapar dan harapan informasi / belajar
atau mengingat, kesalahan klien 2. Perlu untuk klien /
interpertasi informasi 2. Diskusikan pasangan dalam
pilihan untuk berpartisipasi
perawatan secara aktif dalam
selama proses proses
persalinan / pengambilan
kelahiran keputusan
3. Mengidentifikasi
sumber untuk
kebutuhan / situasi
3. Tinjau ulang khusus
peran anggota
staf
3. Risiko tinggi terhadap 1. Pantau 1. Masukan dan
kekurangan volume cairan masukan dan haluaran harus
haluaran diperkirakan sama
tergantung pada
derajat hidrasi
2. Dehidrasi dapat
menyebabkan
2. Pantau suhu peningkatan suhu,
tiap 4 jam TD, nadi,
pernafasan
3. Membantu
meningkatkan
hidrasi dan dapat
3. Berikan asupan menyediakan kalori
cairan yang 4. Menurunkan
adekuat ketidaknyamanan
karena mulut kering

4. Berikan
perawatan
mulut dan
permen keras
sesuai izin
4. Risiko tinggi terhadap 1. Tekankan 1. Menurunkan risiko
infeksi maternal pentingnya yang menyebarkan
berhubungan dengan mencuci tangan agen bakteri
prosedur infasif, yagn baik pathogen.
pemeriksaan vagina dengan tepat
berulang

5. Risiko tinggi terhadap 1. Lakukan 1. Berbaring tranversal


cedera janin berhubungan manufer leopold atau presentsi
dengan hipoksia jaringan untuk bokong
menentukan memerlukan
posisi janin, kelahiran sesar
berbaring, dan
presentasi 2. Membantu
2. Berikan mencegah
perawatan pertumbuhan
perineal pada bakteri
ibu sesuai
protokol
4. Evaluasi yang diharapkan
Hasil akhir yang diharapkan dalam persalinan wanita KALA I adalah :
a. Menunjukkan kemajuan persalinan yang normal
b. Menyatakan puas terhadap bantuan orang – orang yang mendukungnya dan
sifat keperawatan
c. Menyatakan secara verbal keinginannya untuk berperan serta dalam
persalinan dan sebisa mungkin berpartisipasi selama persalinan
d. Terus menunjukkan kemajuan normal selama persalinan, sementara itu DJJ
tetap dalam batas – batas normal tanpa adanya tanda distress
e. Mempertahankan status hidrasi yang memadai melalui masukan per oral dan
per intravena
B. Kala II
1. Pengkajian
Pengkajian Dasar Data Klien:
a. Aktivitas / Istirahat: Dapat menunjukkan bukti kelelahan.
b. Integritas Ego
1) Dapat tampak lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan
2) Ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernapasan dan / atau
melakukan teknik relaksasi.
c. Nyeri / Ketidaknyamanan: Kontraksi sedang, terjadi setiap 2,5-5 menit dan
berakhir 30-45 detik.
d. Keamanan
1) Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat pada posisi verteks.
2) Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan peubahan periodik umumnya
teramati pada respons terhadap kontraksi, palpasi abdominal, dan gerakan
janin.
e. Seksualitas
1) Dilatasi serviks dari kira-kira 4 sampai 8 cm (1,5 cm/jam multipara, 1,2
cm/jam nulipara)
2) Perdarahan dalam jumlah sedang
Janin turun +1-+2 cm di bawang tulang iskial
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi jaringan / hipoksia, tekanan pada
jaringan sekitar, stimulasi ujung saraf parasimpatis dan simpatis
b. Eliminasi urin, perubahan berhubungan dengan perubahan masukan,
perpindahan cairan, perubahan hormonal, kompresi mekanik kandung kemih,
efek-efek anestesia regional.
c. Ansietas, risiko tinggi berhubungan dengan krisis situasi, transmisi
interpersonal dari orang lain, kebutuhan tidak terpenuhi

3. Rencana Keperawatan
FASE AKTIF
NO Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan 1. Kaji derajat 1. Tindakan dan
dengan dilatasi jaringan / ketidaknyamanan reaksi nyeri
hipoksia, tekanan pada melalui isyarat adalah idividual
jaringan sekitar, stimulasi verbal dan non dan berdasarkan
ujung saraf parasimpatis verbal; perhatikan pengalaman masa
dan simpatis. pengaruh budaya lalu, memahami
pada respons perubahan
nyeri. fisiologis, dan latar
belakang budaya.
2. Bantu dalam 2. Dapat memblok
penggunaan teknik impuls nyeri dalam
pernafasan / korteks serebral
relaksasi yang melalui respons
tepat pada masase kondisi dan
abdomen. stimulasi kutan.
Memudahkan
kemajuan
persalinan normal.

3. Instruksikan klien 3. Memungkinkan


dalam klien untuk
menggunakan mengatur kontrol
analgesik yang nyerinya sendiri,
dikontrol pasien; biasanya dengan
pantau caranya sedikit medikasi
menggunakan
2. Eliminasi urin, perubahan 1. Posisikan klien 1. Memudahkan
berhubungan dengan tegak, alirkan air berkemih /
perubahan masukan, dari kran, meningkatkan
perpindahan cairan, cucurkan hangat pengosongan
perubahan hormonal, di atas perineum,
kompresi mekanik atau biarkan klien kandung kemih
kandung kemih, efek-efek meniup
anestesia regional gelembung
melalui sedotan
2. Ukur suhu dan
nadi, perhatikan 2. Memantau derajat
peningkatan. Kaji hidrasi
adanya kulit
kering dan
membran mukosa
3. Kateterisasi
sesuai indikasi 3. Kandung kemih
terlalu distensi
dapat
menyebabkan
atoni,
menghalangi
turunnya janin,
atau menimbulkan
trauma karena
bagian presentasi
janin
3. Ansietas, risiko tinggi 1. Kaji tingkat 1. Mengidentifikasi
berhubungan dengan krisis ansietas klien tingkat intervensi
situasi, transmisi melalui isyarat yang perlu.
interpersonal dari orang verbal dan non Ansietas
lain, kebutuhan tidak verbal berlebihan
terpenuhi meningkatkan
persepsi nyeri dan
dapat mempunyai
dampak negatif
terhadap hasil
persalinan
2. Berikan 2. Tranquilizer
kombinasi mempunyai kerja
narkotik dan narkotik,
tranquilizer (mis., menurunkan
meperindin ansietas, dan
hidroklorida dan membantu klien
hidroksizin memfokuskan
pamoat pada teknik
pernapasan /
relaksasi

C. Kala III
1. Pengkajian
Pengkajian Dasar Data Klien
a. Aktivitas / Istirahat
1) Laporan kelelahan
2) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
3) Letargi (lesu)
4) Lingkaran hitam di bawah mata.
b. Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat 5-10 mmHg di antara kontraksi.
c. Integritas Ego
1) Respons emosional dapat direntang dari perasaan fear / irritation / relief /
joy.
2) Dapat merasa kehilangan kontrol atau kebalikannya seperti saat ini klien
terlibat mengejan secara aktif.
d. Eliminasi
1) Keinginan untuk defekasi / mendorong involunter pada kontraksi, disertai
tekanan intra abdomen dan tekanan uterus.
2) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
3) Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.
e. Nyeri / Ketidaknyamanan
1) Dapat merintih / meringis selama kontraksi
2) Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat
3) Melaporkan rasa terbakar / meregang dari perineum
4) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
5) Kontraksi uterus kuat, terjadi 1,5-2 menit masing-masing dan berakhir 10-
15 detik.
6) Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi dalam
kelas kelahiran anak.
f. Pernafasan
Peningkatan frekuensi pernafasan
g. Keamanan
1) Diaforesis sering terjadi
2) Bradikardia janin (tampak saat deselerasi awal pada pemantau elektrik)
dapat terjadi selama kontraksi (kompresi kepala).
h. Seksualitas
1) Serviks dilatasi penuh (10 cm) dan penonjolan 100%
2) Peningkatan penampakan perdarahan vagina
3) Penonjolan rektal / perineal dengan turunnya janin
4) Membran mungkin ruptur pada saat ini bila masih utuh
5) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
6) Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi
verteks
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi,
dilatasi / peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif
b. Penurunan Curah jantung (fluktuasi) berhubungan dengan fluktuasi pada
aliran balik vena, perubahan pada tahapan vaskuler sistemik
c. Pertukaran gas, kerusakan, risiko tinggi terhadap janin berhubungan dengan
kompresi mekanis kepala / tali pusat, penurunan perfusi plasenta, persalinan
yang lama, hiperventilasi maternal

3. Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan 1. Kaji kepenuhan 1. Meningkatkan
dengan tekanan mekanik kandung kemih. kenyamanan,
pada bagian presentasi, Kateterisasi memudahkan
dilatasi / peregangan diantara kontraksi turunnya janin, dan
jaringan, kompresi saraf, bila distensi menurunkan risiko
pola kontraksi semakin terlihat dan klien trauma kandung
intensif tidak mampu kemih yang
menghindari disebabkan oleh
bagian presentasi
janin

2. Penurunan Curah jantung 1. Anjurkan klien / 1. Posisi rekumben


(fluktuasi) berhubungan pasangan tegak dan lateral
dengan fluktuasi pada memilih posisi mencegah oklusi
aliran balik vena, persalinan yang vena kaya inferior
perubahan pada tahapan mengoptimalkan dan obstruksi
vaskuler sistemik. sirkulasi, seperti aorta,
posisi rekumben mempertahankan
lateral, posisi aliran balik vena
fowler, atau dan mencegah
berjongkok. hipotensi.
2. Pantau TD dan 2. Hipotensi adalah
nadi segera reaksi merugikan
setelah paling umum pada
pemberian blok epidural
anestesia dan lumbal atau
ulangi sampai subaraknoid saat
klien stabil. dilatasi vaskuler
memperlambat
ailran balik vena
dan menurunkan
curah jantung
3. Pertukaran gas, 1. Biarkan klien 1. Meningkatkan
kerusakan, risiko tinggi bernafas ke kadar karbon
terhadap janin dalam kedua dioksida dan
berhubungan dengan telapak tangan memperbaiki
kompresi mekanis kepala / yang alkalosis respiratori
tali pusat, penurunan ditangkupkan di yang disebabkan
perfusi plasenta, depan hidung dan oleh hiperventilasi
persalinan yang lama, mulut, sesuai
hiperventilasi maternal indikasi 2. Deselerasi dini
2. Kaji DJJ, dengan karena stimulasi
dopler, selama dari kompresi
dan setelah kepala harus
setiap kontraksi kembali pada pola
atau upaya dasar diantara
mendorong kontraksi.
3. Rata-rata
3. Perhatikan perubahan denyut
variabilitas DJJ jantung harus
jangka pendek direntang dari 6
dan jangka sampai 10 dpm,
panjang menandakan
integritas sistem
saraf pusat janin

D. Kala IV
1. Pengkajian
Pengkajian Dasar Data Klien
a. Aktivitas / Istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
b. Sirkulasi
1) Tekanan darah (TD) meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian
kembali ke tingkat normal dengan cepat.
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respons terhadap analgesik dan anestesi
3) Frekuensi nadi melambat pada respons terhadap perubahan curah
jantung.
c. Makanan / Cairan
Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 ml
d. Nyeri / Ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki / menggigil
e. Keamanan
1) Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya robekan
atau laserasi.
2) Pepisiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
f. Seksualitas
1) Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi.
2) Tapi pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari diskoid
menjadi bentuk globular dan meninggikan abdomen
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan, risiko tinggi berhubungan dengan kurang /
pembatasan masukan oral, muntah, diaforesis, peningktan kehilangan cairan
secara tidak disadari, atonia, uterus, laserasi jalan lahir, tertahannya fragmen
plasenta
b. Risiko tinggi terhadap cidera maternal berhubungan dengan posisi selama
melahirkan / pemindahan, kesulitan dengan pelepasan plasenta, profil darah
abnormal.
c. Proses keluarga, perubahan, risiko tinggi berhubungan transisi (penambahan
anggota keluarga), krisis situasi (perubahan pada peran / tanggung jawab)
3. Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1. Kekurangan volume 1. Kaji tanda vital 1. Efek samping
cairan, risiko tinggi sebelum dan oksitosin yang
berhubungan dengan setelah sering terjadi
kurang / pembatasan pemberian adalah hipertensi.
masukan oral, muntah, oksitosin
diaforesis, peningktan 2. Palpasi uterus: 2. Menunjukkan
kehilangan cairan secara perhatikan relaksasi uterus
tidak disadari, atonia, “ballooning” dengan
uterus, laserasi jalan lahir, perdarahan ke
tertahannya fragmen
plasenta dalam rognga
uterus.
3. Masase uterus 3. Miometrium
dengan perlahan berkontraksi
setelah sebagai respon
pengeluaran terhadap
plasenta. rangsang taktil
lembut, karenanya
menurunkan aliran
lokia dan
menunjukkan
bekuan darah
2. Risiko tinggi terhadap 1. Palpasi fundus 1. Memudahkan
cidera maternal dan massase pelepasan
berhubungan dengan dengan perlahan plasenta
posisi selama melahirkan / 2. Masase fundus 2. Menghindari
pemindahan, kesulitan dengan perlahan rangsangan /
dengan pelepasan setelah trauma berlebihan
plasenta, profil darah pengeluaran pada fundus.
abnormal. plasenta (Rujuk
pada DK:
Kekurangan
volume cairan,
risiko tinggi
terhadap)
3. Rendahkan kaki 3. Membantu
klien secara menghindari
simultan dari regangan otot
pijakan kaki.

4. Hasil yang diharapkan


Hasil akhir yang diharapkan pada wanita yang berada dalam persalinan KALA IV
adalah :
a. Wanita akan memerlukan tidak lebih dari satu pembalut setiap jam
b. Wanita akan berkemih dengan spontan dengan jumlah lebih dari 300 ml dalam
waktu enam sampai 8 jam setelah melahirkan
c. Wanita akan mengutarakan penerimaan terhadap proses persalinan setelah
mengungkapkan kekhawatirannya
d. Wanita akan menunjukkan perilaku ikatan batin bayi
e. Wanita akan mengatakan bahwa ia tidak merasa nyeri setelah dilakukan
tindakan untuk meredakan nyeri

E. Evaluasi yang diharapkan


Hasil yang diharapkan berupa pencapaian tujuan dari perencanaan intervensi
keperawatan yang telah ditentukan dalam kriteria hasil yang akan di capai sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien intrapartum yang dikelola.
Evaluasi dilakukan sesaat setelah implementasi keperawatan dilakukan, dan
dijadikan pedoman untuk penentuan rencana selanjutnya pada klien.

Anda mungkin juga menyukai