Anda di halaman 1dari 103

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnnya pertumbuhan hotel di Kabupaten Karawang mengakibatkan

terjadinya persaingan di industri hotel. Menurut Pramadivara (2012:449) hotel

merupakan usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan dan

pelayanan lainnya untuk umum. Dimana setiap hotel bersaing untuk memberikan

pelayanan terbaik, upaya tersebut dilakukan demi bertahan ditengah persaingan yang

sangat ketat dan tetap menjadi pilihan konsumen.

Untuk tetap menjadi pilihan konsumen salah satu cara yang dilakukan hotel

adalah dengan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik. Kualitas pelayanan yang

baik dapat memberikan dorongan kepada pelanggan untuk melakukan pembelian

sehingga terjadinya hubungan antara hotel dan pelanggannya. Pujawan (2010:97)

kualitas pelayanan (service quality) merupakan perbandingan antara persepsi dari

harapan pelanggan dan kinerja pelayanan yang meliputi 2 faktor utama yaitu

pengalaman yang diharapkan (expected service) dan pelayanan yang diterima

(perceived service).

1
2

Tabel 1.1 Data Negative Mention Hotel Swiss-Belinn Karawang

2018 dan 2019

Sumber: ReviewPro Hotel Swiss-Belinn Karawang

Dapat dilihat dari tabel bahwa negative mention terhadap service pada tahun

2018 tidak terdapat masalah namun pada tahun 2019 terdapat negative mention

sebesar 10, kemudian munculnya negative mention mengenai kasur sebesar 9 dan

juga meningkatnya negative mention di berbagai variable seperti fasilitas, makanan

dan minuman serta kamar mandi, dimana dari perubahan angka tersebut, adanya

penurunan kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.

Menurut Sadewa (2015) bahwa kualitas pelayanan memberikan hasil positif dan

signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

Citra merek juga sangat mempengaruhi suatu barang atau jasa, bahwa dalam

peranan nya brand dapat menandakan satu tingkat mutu tertentu sehingga pembeli

yang puas dapat dengan mudah membeli produk. Menurut Kotler dan Keller (2016)
3

citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari

asosiasi yang ada pada pikiran konsumen. Citra merek merupakan asosiasi yang

muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi

tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran dan citra tertentu

yang dikaitkan dengan suatu merek.

Tabel 1.2 Data Ranking Competitor di Kota Karawang 2019

Competition Ranking

Resinda Hotel Karawang Managed by Padma


1/6
Hotels

Mercure Karawang 2/6

Novotel Karawang 3/6

Swiss-Belinn Karawang 4/6

Akshaya Hotel Karawang 5/6

Brits Hotel Karawang 6/6

Sumber: ReviewPro Hotel Swiss-Belinn Karawang

Pada tabel 1.2 yang bersumber dari ReviewPro, Hotel Swiss-Belinn Karawang

menempati urutan keempat dari enam hotel di Kota Karawang yang dimana citra

merek dari hotel tersebut dianggap masih belum masksimal. Walaupun dilihat dari

rating hotel review tersebut tidak berdasarkan klasifikasi hotel berbintang yang

setara. Namun, persepsi konsumen terhadap citra sangat berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan (Putri 2019). Dengan meningkatnya kualitas pelayanan serta citra

merek di suatu hotel diharapkan dapat menciptakan konsumen yang loyal.


4

Memiliki konsumen yang loyal tentu saja merupakan harapan bagi setiap

hotel, karena loyalitas adalah hal penting yang harus dijaga oleh hotel demi

keberlangsungan usaha serta dapat meningkatkan hubungan yang baik antara

perusahaan penyedia jasa dengan para pelanggannya. Loyalitas Pelanggan merupakan

sumber keunggulan kompetetif dan asset yang tak berwujud bagi Perusahaan (Cossío-

Silva, Revilla-Camacho, VegaVázquez, & Palacios-Florencio, 2015).

Tabel 1.3 Data Loyalty Programmes Hotel Swiss-Belinn Karawang 2019

Sumber: ReviewPro Hotel Swiss-Belinn Karawang

Menurut tabel 1.3 dapat diperoleh informasi bahwa terdapat kenaikan jumlah

member yang signifikan dari bulan mei ke juni yaitu sebanyak 47 member namun

terjadi penurunan di bulan Juli sampai September banyak faktor yang dapat

mempengaruhi loyalitas. Salah satu yang mempengaruhi loyalitas diantaranya adalah

kualitas pelayanan dan citra merek dari hotel tersebut. Hal ini juga disampaikan oleh

Setiawan, Rachma dan Slamet (2019) bahwa loyalitas pelanggan dapat dipengaruhi

oleh kualitas pelayanan serta citra merek karena dapat mendukung untuk

meningkatkan hubungan yang baik antara hotel dengan para pelanggannya.


5

Dari latar belakang yang ada, maka penulis ingin melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap

Loyalitas Pelanggan Di Hotel Swiss-Belinn Karawang”.

1.2 Identifikasi Masalah , Pembatasan dan Perumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka identifikasi masalah

pada penelitian ini adalah :

1. Belum maksimalnya kualitas pelayanan di Hotel Swiss-Belinn Karawang

karena masih adanya keluhan konsumen mengenai pelayanan (service)

khususnya masih kurangnya pengetahuan staf, kasur (bed), fasilitas (facilities),

makanan dan minuman (food & beverage) serta kamar mandi (bathroom).

2. Belum maksimalnya citra merek hotel dikarenakan citra Hotel Swiss-Belinn

Karawang yang masih berada di angka 4 dari 6 hotel di Karawang.

3. Belum diketahuinya pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek terhadap

loyalitas di Hotel Swiss-Belinn Karawang.

b. Pembatasan Masalah

Agar tetap fokus pada masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini akan

membatasi masalah sebagai berikut, yang akan diteliti mengenai kualitas pelayanan

mengenai Tangible (berwujud), Reability (keandalan), Responsiveness (ketanggapan),

Assurance (jaminan/kepastian), Emphaty (empati), serta mengenai citra merek yaitu

identitas merek, personalitas merek, asosiasi merek, sikap dan perilaku merek,

manfaat dan keunggulan merek. Dan loyalitas yang akan dibahas mengenai Repeat
6

Purchase (Kesetiaan terhadap pembelian produk), Retention (Ketahanan terhadap

pengaruh yang negatif mengenai perusahaan), Referalls (Mereferensikan secara total

esistensi perusahaan).

c. Perumusan Masalah

Adapun penerapan masalah berdasarkan identifikasi masalah diatas adalah:

1. Faktor apa yang paling dominan dari kualitas pelayanan di Hotel Swiss-Belinn

Karawang?

2. Faktor apa yang paling dominan dari citra merek di Hotel Swiss-Belinn

Karawang?

3. Faktor apa yang paling dominan dari loyalitas pelanggan di Hotel Swiss-Belinn

Karawang?

4. Berapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek terhadap loyalitas

pelanggan di Hotel Swiss-Belinn Karawang?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan solusi dari identifikasi masalah

yang telah dirumuskan diatas. Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari kualitas pelayanan di

Hotel Swiss-Belinn Karawang.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor apa yang paling dominan dari citra merek di

Hotel Swiss-Belinn Karawang.

3. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari loyalitas pelanggan di

Hotel Swiss-Belinn Karawang


7

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek

terhadap loyalitas pelanggan di Hotel Swiss-Belinn Karawang.

1.4. Sistematika Penelitian

Penulisan poryek akhir ini disusun dalam 5 (lima) bab yang secara garis besar

digambarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama ini membuat tentang latar belakang Penelitian Masalah,

Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian dan Sistematika Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini diuraikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar

penelitian untuk melihat sejauh mana teori yang diterapkan dalam

pelaksanaan yang nyata serta mendukung pemecahan masalah dan bab

ini diakhiri dengan Kerangka Pemikiran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ketiga ini membahas uraian mengenai informasi data yang

dikumpulkan, variabel penelitian, definisi operasional, menentukan

populasi sampel, jenis sumber data, metode pengumpulan data, serta

metode analisa.
8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab keempat ini adalah bab yang membahas tentang metode dan unit

analisis penelitian, variabel dan pengukuran penelitian, populasi dan

sampel, prosedur pengumpulan data, metode analisis data, serta waktu

dan tempat penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab kelima ini adalah bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan

saran-saran berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya.


9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam kajian pustaka ini penulis mengungkapkan beberapa buku yang

berhubungan dengan masalah atau topik yang sedang diteliti, yaitu mengenai kualitas

pelayanan, citra merek, dan loyalitas pelanggan pelanggan. Kajian pustaka ini

dilakukan untuk melihat dasar-dasar secara teoritis mengenai topik yang sedang

diteliti.

2.1.1. Definisi Kualitas

Kualitas merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan sebuah hotel

dalam mempertahankan eksistensinya dan menjadi salah satu kunci dalam

memenangkan persaingan dengan pasar. Ketika perusahaan telah mampu

menyediakan produk berkualitas maka telah membangun salah satu fondasi untuk

menciptakan kepuasan pelanggan.

Totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya

untuk memenuhi kebutuhan konsumennya dapat disebut sebagi kualitas. Garvin

dalam Tjiptono dan Gregorius Chandra (2012:143) kualitas tergantung pada

bagaimana seseorang menilainya, sehingga jasa yang menurut seseorang tersebut

paling memuaskan merupakan jasa yang memiliki kualitas tertinggi.

Kualitas menjadi penentu apakah suatu usaha tersebut telah dikatakan layak.

Persepsi konsumen tentang kualias pelayanan jasa akan memberikan pengaruh positif
10

dalam proses keputusan pembelian. Goetsch dan Davis (1994) yang dikutip oleh

Tjiptono (2012:152), kualitas dapat diartikan sebagai “kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan”. Berdasarkan definisi ini, kualitas adalah

hubungan antara produk dan pelayanan atau jasa yang diberikan kepada konsumen

dapat memenuhi harapan dan kepuasan konsumen.

Memenuhi harapan dan kepuasan konsumen merupakan keinginan setiap

perusahaan dengan memberikan kualitas terbaik. Sunyoto (2012) menyatakan bahwa

kualitas merupakan suatu ukuran untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah

mempunyai nilai guna seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang

atau jasa dianggap telah memiliki kualitas apabila berfungsi atau mempunyai nilai

guna seperti yang diinginkan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai guna yang

dikatakan layak dan sesuai yang dikehendaki kualitas harus menyesuaikan dengan

kebutuhan para konsumennya.

Kualitas juga didefinisikan sebagai “kecocokan penggunaan” berarti bahwa

produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan, artinya bahwa produk itu cocok

dengan pengguna pelanggan yang berkaitan dengan nilai yang diterima pelanggan

dan dengan kepuasan konsumen. (Schroeder 1995 dalam Nastiti 2014). Ada juga

menurut Sampara dalam Sinambela (2011) pelayanan adalah suatu kegiatan atau

urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang

lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

. Dalam hal ini kualitas sepenuhnya ditentukan oleh konsumen sebagai

pengguna produk. Jika kualitas tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh
11

konsumen akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena konsumen tidak akan

membeli atau memesan produk tersebut.

2.1.2. Definisi Pelayanan

Aktivitas, manfaat maupun kepuasan merupakan bentuk pelayanan yang pada

dasarnya tidak berwujud. Hal ini diungkapkan Gronroos yang dikutip oleh Tjiptono

(2011:17) menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses yang terdiri atas

serangkaian aktivitas intangible (tidak berwujud) yang biasanya (namun tidak harus

selalu) terjadi pada interaksi antara konsumen dengan karyawan jasa, sumber daya

fisik, barang, atau sistem penyedia jasa yang disediakan sebagai solusi atas masalah

konsumen. Dari definisi ini, dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan aktivitas

yang diberikan kepada konsumen dan pada dasarnya tidak berwujud, disediakan

sebagai solusi atau masalah konsumen.

Layanan merupakan kegiatan yang ditawarkan oleh penyedia jasa kepada

konsumen, bisa berupa benda dan objek lainnya, hal ini ditulis oleh Lovelock dan

Wirtz (2011:37) yang menyatakan Layanan adalah kegiatan ekonomi yang

ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain. Seringkali berbasis waktu, kinerja

membawa hasil yang diingkan ke penerima, benda atau asset lainnya adalah tanggung

jawab pembeli.

Pelayanan adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan seseorang atau

menyediakan keperluan orang. Pelayanan juga merupakan suatu kegiatan atau urutan

kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau

mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelayanan sebagai hal,

cara, atau hasil pekerjaan yang melayani. Sinambela (2014:4).


12

Adapun pengertian pelayanan secara etimologis yang berasal dari kata layan

yang berarti membantu menyiapkan/mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang,

kemudian pelayanan dapat diartikan sebagai perihal/cara melayani; servis/jasa;

sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Poerwardarminta dalam Hardiyansyah

(2011:11). Dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan cara dalam membantu

melayani serta menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan seseorang yang

berhubungan dengan jual beli baik barang maupun jasa. Pengertian pelayanan

menurut Kasmir (2011:15) pelayanan merupakan tindakan atas perbuatan seseorang

atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tindakan tersebut

dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan. Tindakan yang dilakukan guna

memenuhi keinginan pelanggan akan suatu produk atau jasa yang mereka butuhkan.

2.1.3. Definisi Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha

mencapai keunggulan bersaing. Kualitas layanan menurut Parasuraman dalam

Normasari (2013) merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi)

konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Oleh karena itu

kualitas pelayanan yang diberikan hotel harus dapat memenuhi harapkan pelanggan

bahkan melampaui.

Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas

pelayanan jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang

diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan jasa

dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas pelayanan jasa

tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya


13

secara konsisten. Menurut Tjiptono (2012: 59) menyatakan sebagai berikut “Kualitas

pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.”

Pada prinsipnya kualitas pelayanan berfokus pada upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen, serta ketepatan penyampaiannnya untuk

mengimbangi harapan pelanggan. Sampara (1999) dalam Hardiyansyah (2011:35),

mengemukakan bahwa kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan kepada

pelanggan sesuai dengan standar pelayanan yang telah dibakukan dalam memberikan

layanan sebagai pembakuan pelayanan yang baik. Sementara itu menurut Ibrahim

(2008:22) dalam Hardiyansyah (2011:40), kualitas pelayanan publik merupakan suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungan dimana penilaian 11 kualitasnya ditentukan pada saat terjadi pemberian

pelayanan publik tersebut.

Adapun pengertian kualitas pelayanan menurut Goetsch dan Davis dalam

Hardiyansyah (2011:36), menyatakan bahwa “kualitas pelayanan adalah sesuatu yang

berhubungan dengan terpenuhinya harapan/kebutuhan pelanggan, dimana pelayanan

dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan jasa (pelayanan) sesuai

dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.” Dalam hal ini, kualitas pada dasarnya

terkait dengan pelayanan yang baik, yaitu sikap atau cara karyawan dalam melayani

pelanggan atau masyarakat secara memuaskan.

Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada kosumen oleh suatu

perusahaan, akan menciptakan kepuasan konsumen. Apabila konsumen merasa puas,

mereka akan melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan kepada orang lain
14

untuk membeli ditempat yang sama. John J. Sviokla dalam Tjiptono (2012:157)

kualitas pelayanan merupakan kontribusi keberhasilan suatu perusahaan yang mampu

menciptakan suatu persepsi positif dari pelanggan serta mampu menghasilkan suatu

kepuasan dan loyalitas pelanggan.

2.1.4. Indikator Kualitas Pelayanan

Dalam pelaksanaan kualitas pelayanan terdapat beberapa aspek yang harus

diperhatikan dalam pelaksanaannya. Berikut lima dimensi kualitas pelayanan menurut

Parasuraman dalam Tjiptono (2012:174) :

1) Tangible (berwujud), yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukan

penampilan dan sarana prasarana fisik yang dapat diandalkan.

2) Reability (keandalan), yaitu kemampuan perusahaan memberikan pelayanan

sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

3) Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan karyawan tanggap dalam

memberikan bantuan kepada pengunjung

4) Assurance (jaminan/kepastian), yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan

kemampuan karyawan dalam menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan.

5) Empathy (empati), yaitu kemampuan memberikan perhatian tulus yang diberikan

kepada pelanggan sebagai bentuk upaya memahami keinginan pelanggan.

Tjiptono (2012:4) menyebutkan pelayanan yang baik akan dapat menciptakan

kepuasan konsumen dan akan semakin merekatkan pelanggan sehingga pelanggan

tidak akan berpaling ke perusahaan lain. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan

dibutuhkan unsur-unsur yang perlu diperhatikan, diantaranya :

1) Kecepatan yaitu waktu dalam melayani pelanggan sesuai dengan batas waktu
15

standar yang telah ditentukan perusahaan

2) Ketepatan, kecepetan tanpa memperhatikan ketepatan tidak dapat mencapai

kepuasan konsumen. Oleh karena itu, ketepatan sangatlah penting untuk

diperhatikan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas

3) Keamanan yaitu rasa aman yang ditawarkan perusahaan pada saat melayani

pelanggan

4) Keramahan yaitu pelayanan terhadap konsumen yang disertai sikap sopan

5) Kenyamanan yaitu rasa nyaman yang ditawarkan perusahaan yang membuat

pelanggan merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan.

Dimensi kualitas jasa yang disebutkan diatas bisa saja tidak tersampaikan

dengan baik dan mengalami kegagalan penyampaian jasa antara perusahaan dan

pelanggan, karena berbedanya persepsi mereka tentang suatu pelayanan. Lima gap

yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai kualitas jasa sebagai

berikut:

1. Kesenjangan persepsi manajemen

Adanya perbedaan antara penilaian pelayan menurut jasa dan persepsi manajemen

mengenai harapan pengguna jasa, kesenjangan ini terjadi karena kurangnya

orientasi penelitian pemasaran, pemanfaatan yang tidak memadai atas penemuan

penelitian dan kurangnya interaksi antara pihak manajemen dengan pelanggan.

2. Kesenjangan spesifikasi kualitas

Kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa dan

spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan ini terjadi karena tidak memadai komitmen
16

manajemen terhadap kualitas jasa.

3. Kesenjangan penyampaian jasa

Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (service

delivery)

4. Kesenjangan komunikasi pemasaran

Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal, Gap yang

dirasakan adalah perbedaan persepsi antara jasa yang di rasakan dan yang

diharapkan oleh penerima jasa.

5. Kesenjangan dalam pelayanan yang di rasakan

Jika persepsi dan ekspektasi pelanggan mengenai kualitas pelayanan terbukti

sama dan bahkan persepsi lebih baik dari ekspektasi maka perusahaan akan

mendapatkan citra dan dampak positif, dan sebaliknya jika kualitas pelayanan

yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maa kesenjangan ini akan

menimbulkan masalah.
17

Gambar 2.1 Model Gap Kualitas Pelayanan

Sumber : Parasuraman dalam Lopyiyoadi, 2009

Dari gambar diatas, dapat dilihat jika terdapat lima kesenjangan (gap) yang

menyebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai kualitas pelayanan.

2.1.5. Definisi Merek

Brand atau merek merupakan nama, istilah, tanda, maupun gabungan dari

keseluruhan nya, untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual agar dapat

dibedakan dari kompetitor yang lain. brand mempunyai jiwa tersendiri dimana dapat

menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli,

seperti yang di kemukakan oleh Kotler dan Keller (2009) bahwa dalam peranan nya,

brand dapat menandakan satu tingkat mutu tertentu sehingga pembeli yang puas

dapat dengan mudah membeli produk. Dalam memilih salah satu dari brand yang

telah ada, konsumen tentunya memiliki persepsi tersendiri mengenai merek tertentu.

Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak

ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasaran yang professional adalah

kemampuannya untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan


18

merek. Menurut Kotler dalam Tjiptono (2015 : 105) menyusun paham bahwa ada

enam makna yang bisa di sampaikan melalui suatu merek, yaitu pada halaman

selanjutnya :

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk

bagi perusahaan.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa

dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para

pesaing.

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas

pelanggan, dan citra unik yang berbentuk dalam benak konsumen.

6. Sumber finansial returns terutama menyangkut pendapatan masa depan.

Dan juga menurut Undang – Undang Merek No. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1

dalam Tjiptono (2015 : 3) yaitu

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan,

warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Menurut Manorek (2016:663) merek dapat didefinisikan sebagai nama,

istilah, tanda , simbol, atau kombinasi dari mereka yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang dan jasa dari suatu penjual atau kelompok penjual dan untuk

membedakan mereka dari pesaing. Kemudian menurut Hui wang dan Fen Tsai
19

(2014:29) merek didefinisikan sebagai gambar atau kepribadian yang diciptakan oleh

iklan, kemasan, branding, dan strategi pemasaran lainnya.

Berdasarkan definisi dari beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa merek

merupakan suatu bentuk identitas dari suatu produk yang ditawarkan kepada

pelanggan yang dapat membedakan produk perusahaan dari produk pesaing yang

terkombinasi dari nama, kata, tanda, simbol atau desain.

Sopiah dan Sangadji (2013:71) menyatakan bahwa merek memiliki beberapa

macam tujuan, yaitu:

1. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh berasal dari

pengusahanya.

2. Perusahaan menjamin mutu barang

3. Perusahaan memberi nama pada merek barang nya supaya mudah diingat dan

disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan merek nya saja.

4. Meningkatkan ekuitas merek sehingga memungkinkan memperoleh margin lebih

tinggi dan memberi kemudahan dalam mempertahankan kesetiaan konsumen.

5. Memberi motivasi pada saluran distribusi karena barang dengan merek terkenal

akan cepat laku, mudah disalurkan, serta mudah penanganannya.

Serta adanya fungsi merek menurut Sahney (2016:2), yaitu:

1. Merek menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan.

2. Merek memberikan nilai kepada perusahaan dengan menghasikan nilai bagi

konsumen.

3. Asosiasi merek konsumen adalah elemen kunci dalam pembentukan ekuitas

merek dan manajemen.


20

2.1.6. Definisi Citra Merek

Citra merek pada perusahaan selalu dibutuhkan karena dapat membantu

perusahaan untuk memposisikan diri mereka, pasar, dan juga mempertahanakan

konsumen. hal ini karena konsumen sering mengartikan bahwa produk yang memiliki

brand yang baik sebagai produk yang berkualitas juga. keterikatan konsumen pada

suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada beberapa pengalaman atau

penampakan untuk mengkomunikasikannya sehingga akan terbentuk citra merek

(brand image). Menurut Soltani dkk (2016:204), citra merek mencakup pengetahuan,

pendapat, dari pelanggan dan karakteristik non-fisik dan produksi fisik gambar yang

pelanggan berikan kepada produk.

Shafiee dkk (2014 : 364) mengemukakan citra merek adalah seperangkat

persepsi tentang merek yang tercermin melalui asosiasi merek yang ada dibenak

konsumen.

Kotler dan Amstrong (2014:233) juga menyatakan bahwa citra merek adalah

sekumpulan keyakinan terhadap suatu merek disebut citra merek.

Kotler dan Keller (2009;332) mendefinisikan bahwa citra merek adalah suatu

kesan yang ada didalam benak konsumen mengenai suatu merek yang hal ini

dibentuk oleh pesan dan pengalaman konsumen mengenai merek, sehingga

menimbulkan citra yang ada dalam benak konsumen.

Sedangkan menurut Ship et al (dalam Sangadji dan Sopiah (eds), 2010;327)

citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen

ketika mengingat sebuah merek tertentu. Menurut Keller (dalam Marheni dan Tutut
21

2014:195), faktor-faktor pendukung terbentuknya brand image adalah sebagai

berikut:

1. Keunggulan asosiasi merek (favor-ability of brand association).

Hal ini dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang

diberikan oleh suatu brand dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

sehingga menciptakan sikap yang positif terhadap brand tersebut.

2. kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association).

Hal ini bergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen

dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai

brand image. Ketika konsumen secara aktif memikirkan arti dari informasi suatu

produk atau jasa, akan tercipta asosiasi yang semakin kuat terhadap ingatan

konsumen.

3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association).

Sebuah brand haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut memiliki ciri

khas dan sulit untuk ditiru para pesaing. keunikan suatu produk akan memberikan

kesan yang cukup membekas terhadap ingatan pelanggan atau keunikan brand.

sebuah brand yang memiliki ciri khas haruslah dapat melahirkan keinginan

pelanggan untuk mengetahui lebih jauh dimensi brand yang dimilikinya.

Dapat disimpulkan dari pengertian para ahli diatas bahwa citra merek adalah

sebuah persepsi yang dibangun oleh konsumen didalam benak mereka melalui

pengalaman dan karakter dari produk tersebut yang pernah dilihat atau dirasakan oleh

konsumen. pembangunan citra merek yang kuat sangatlah penting bagi perusahaan.

sebab tanpa citra merek yang kuat sangatlah sulit untuk menarik konsumen baru juga
22

untuk mempertahankan konsumen yang sudah membeli produk atau jasa dari

perusahaan tersebut.

2.1.7. Indikator Citra Merek

Menurut Keller (2013:97) dimensi-dimensi utama membentuk citra sebuah

merek tertuang dalam berikut ini:

1. Identitas Merek (Brand Identity)

Brand identity merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau

produk tersebut sehingga pelanggan mudah mengenali dan membedakannya

dengan merek atau produk lain, seperti logo, warna, kemasan, lokasi, identitas

perusahaan yang memayungi, slogan, dan lain-lain.

2. Personalitas merek (Brand Personality)

Brand personality adalah karakter khas sebuah merek yang membentuk

kepribadian tertentu sebagaimana layaknya manusia, sehingga khalayak

pelanggan dengan mudah membedakannya dengan merek lain dalam kategori

yang sama, misalnya karakter tegas, kaku, berwibawa, nigrat, atau murah senyum,

hangat, penyayang, berjiwa sosial, atau dinamis, kreatif, independen, dan

sebagainya.

3. Asosisasi merek (Brand Association)

Brand Association adalah hal-hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan

dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk, aktivitas

yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau kegiatan sosial

resposibility, isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun
23

person, simbol-simbol dan makna tertentu yang sangat kuat melekat pada suatu

merek.

4. Sikap dan perilaku merek (Brand Attitude and Behavior)

Brand attitude and behavior adalah sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi

merek dengan pelanggan dalam menawarkan benefit-benefit dan nilai yang

dimilikinya. Attitude dan behavior mencakup sikap dan perilaku pelanggan,

aktivitas dan atribut yang melekat pada merek saat berhubungan dengan khalayak

pelanggan, termasuk perilaku karyawan dan pemilik merek.

5. Manfaat dan keunggulan merek (Brand Benefit and Competence)

Brand benefit and competence merupakan nilai-nilai dan keunggulan khas yang

ditawarkan oleh suatu merek kepada pelanggan yang membuat pelanggan dapat

merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan, mimpi, dan obsesinya

terwujudkan oleh apa yang ditawarkan tersebut.

2.1.8. Pengeretian Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, hal ini

menjadi alasan utama bagi sebuah hotel untuk dapat mempertahankan loyalitas dari

tiap kosumen Hotel Swiss-Belinn Karawang. Menurut Griffin (2010:04), loyalitas

adalah seorang konsumen dikatkan setia atau loyal apabila konsumen menunjukan

perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan

konsumen membeli paling Sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu.

Menurut Oliver yang dikutip dalam Hurriyati (2014:432), pengertian loyalitas

pelanggan adalah sebagai berikut :“Komitmen pelanggan bertahan secara mendalam

untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih


24

secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-

usaha pemasaran mempunyai potensi untuk perubahan perilaku”.

Sedangkan menurut Lovelock (2011:338) :“ Loyalitas ditujukan kepada suatu

perilaku, yang ditujukan kepada pembelian berulang dan merekomendasikan produk

perusahaan kepada teman atau mitra”.

Menurut Tjiptono (2014:393) mengemukakan bahwa: “Loyalitas pelanggan

adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau pemasok, berdasarkan

sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.

Loyalitas Pelanggan merupakan sumber keunggulan kompetetif dan asset

yang tak berwujud bagi Perusahaan (Cossío-Silva, Revilla-Camacho, VegaVázquez,

& Palacios-Florencio, 2016). Loyalitas adalah pilihan yang dilakukan konsumen

untuk membeli merek tertentu dibandingkan merek yang lain dalam kategori produk

.(Giddens dalam Farid Yuniar Nugroho ,2011;16)

Menurut Griffin (2013:105), bahwa pelanggan yang loyal terhadap perusahaan

mempunyai beberapa karakteristik. Adapun karakteristik pelanggan yang loyal

terhadap perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchase).

2. Melakukan pembelian disemua lini produk atau jasa (purchase across product

and service lines).

3. Merekomendasikan produk lain (refers other).

4. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates

on immunity to the full of the competition).


25

2.1.9. Indikator Loyalitas Pelanggan

Indikator loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2012:57) adalah :

1. Repeat Purchase (Kesetiaan terhadap pembelian produk).

2. Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan).

3. Referalls (Mereferensikan secara total esistensi perusahaan).

2.1.10. Pengertian Hotel

Sebuah bentuk bangunan yang didirikan dan dikelola dengan tujuan komersil

dengan menyediakan fasilitas, serta pelayanan jasa penginapan, makanan dan

minuman dimana semua pelayanan tersebut di peruntukan untuk masyarakat umum

disebut sebagai hotel. Menurut Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan

yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman

dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan

mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima

tampa adanya perjanjian khusus

Pramadivara (2012:449) hotel merupakan usaha komersial yang menyediakan

tempat menginap, makanan dan pelayanan lainnya untuk umum.

Sedangkan menurut Wiyasha (2010:5) “hotel merupakan usaha yang mencari

laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya”. Pengklasifikasian hotel menurut

Wiyasha (2010: 5) “bertujuan untuk menciptakan persaingan bisinis yan sehat,

memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan fasilitas serta layanan yang

diberikan oleh hotel pada klasifikasi tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik

modal jika hendak berbisnis pada satu klasifikasi hotel”.


26

Adapula Widanaputra (2009:16) definisi hotel adalah suatu jenis akomodasi

yang dikelola secara komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan

yang ada untuk menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan, makanan, dan

minuman serta jasa yang lainnya dimana fasilitas dan pelayanan tersebut disediakan

untuk para tamu dan masyarakat umum yang ingin menginap.

Pengertian hotel menurut SK Menteri Pariwisata, Pos,dan Telekomunikasi

No. KM 37/PW. 340/MPPT -86 dalam Sulastiyono (2011:6), adalah "Suatu jenis

akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk

menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya

bagi umum yang dikelola secara komersial.

2.1.11. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat digunakan untuk hipotesis atau jawaban sementara

dalam penelitian ini, selain itu penelitian terdahulu dapat dipakai sebagai sumber

pembanding dengan penelitian yang sedang penulis lakukan. Berikut beberapa

penelitian terdahulu yang di dapat dari jurnal dan internet sebagai perbandingan agar

diketahui persamaan dan perbedaannya. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel

2.1 yang terdapat pada halaman selanjutnya sebagai berikut.


27

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti & Judul Tahun Hasil Penelitian


Penelitian

Kualitas Pelayanan Terhadap Citra Merek

1 Analisis Pengaruh Kualitas 2017 Kualitas pelayanan berpengaruh


Pelayanan Terhadap Kepuasan Dan positif dan signifikan terhadap
Loyalitas, Diah Rahmawati, Abu loyalitas pasien rawat jalan
Talkah
2 Pengaruh Kualitas Pelayanan 2018 Dari hasil penelitian bahwa
Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas terdapat pengaruh yang positif dan
Pengunjung Dalam Menggunakan signifikan antara kualitas
Jasa Hotel Rizen Kedaton Bogor, pelayanan terhadap kepuasan
Nurmin Arianto pengunjung dan loyalitas
pengunjung
3 Analisis Pengaruh Kualitas Layanan 2017 Dengan menggunakan uji t dapat
Dan Kualitas Produk Serta diketahui bahwa Kualitas
Kepuasan Terhadap Loyalitas pelayanan Supermarket Giant
Konsumen Giant Di Samarinda, memberikan pengaruh secara
Mulyadi positif akan tetapi tidak signifikan
terhadap loyalitas konsumen
4 Pengaruh Kualitas Pelayanan 2015 Berdasarkan hasil uji hipotesis
Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada penelitian, terhadap pengaruh
Time Hit Coffee Bogor, Wisnu antar kualitas pelayanan terhadap
Mega Sadewa loyalitas pelanggan
5 Pengaruh Kualitas Pelayanan 2014 Kualitas pelayanan pengaruh yang
Terhadap Loyalitas Pelanggan Di cukup kuat terhadap loyalitas
Restoran Cire Alila Villas Uluwatu sebesar 0.529 yang dihasilkan dari
Bali, Belinda uji korelasi menggunakan SPSS
versi 20.
28

Citra Merek Terhadap Loyalitas


6 Pengaruh Citra Merek Terhadap 2019 Citra Merek berpengaruh positif
Loyalitas Pelanggan Melalui dan signifikan terhadap Loyalitas
Kepuasan (Studi Pada Pengguna Pelanggan. Hal ini menunjukkan
Smartphone Samsung Di Kota peningkatan Citra Merek akan
Malang), Fara Nursyah Putri meningkatkan Loyalitas
Pelanggan.
7 Strategi Promosi, Citra Merek 2019 Hasil penelitian menunjukkan
Terhadap Loyalitas Pelanggan bahwa strategi promosi dan citra
Mobil Toyota (Studi Pada merek secara simultan
Konsumen Mobil Toyota Di berpengaruh positif dan signifikan
Manado), Gloria J. Tamon, Silvya L. terhadap loyalitas pelanggan.
Mandey, Rudy S. Wenas

8 Pengaruh Harga Dan Citra Merek 2019 Berdasarkan dari analisis


Terhadap Loyalitas Konsumen dijelaskan bahwa baik secara
Produk Kosmetik Merek Wardah, parsial maupun simultan harga dan
Nurul Fitri Hapsari citra merek memiliki pengaruh
yang positif terhadap loyalitas
konsumen
9 Pengaruh Kualitas Produk, Harga 2018 Hasil penelitian menunjukkan
Dan Citra Merek Terhadap Loyalitas bahwa kualitas produk, harga dan
Konsumen Susu Cair Dalam citra merek baik secara parsial
Kemasan Ultra High Temperature maupun secara simultan
(Uht), Sandro Wicaksono berpengaruh terhadap loyalitas
10 Pengaruh Green Marketing Dan 2019 Hasil analisis menunjukkan bahwa
Brand Image Terhadap Loyalitas variabel green marketing
Pelanggan The Body Shop Di Kota berpengaruh positif terhadap
Denpasar, I Gusti Ayu Tara Diani loyalitas pelanggan dan brand
Sawitri, Gede Bayu Rahanatha image berpengaruh positif
terhadap loyalitas pelanggan.
Kualitas Pelayanann dan Citra Merek Terhadap Loyalitas
11 Kualitas Layanan, Citra Merek Dan 2014 Variabel citra merek berpengaruh
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan tidak signifikan terhadap variabel
Nasabah Dan Loyalitas Nasabah kepuasan nasabah secara parsial
Tabungan (Studi Pada Nasabah sementara variabel kepuasan
Taplus Bni Cabang Manado), nasabah berpengaruh signifikan
Conny Sondakh terhadap variabel loyalitas
nasabah.
29

12 Analisis Kualitas Produk, Kualitas 2019 Hasil dari analisis penelitian ini
Pelayanan Dan Citra Merek Pada adalah menunjukkan bahwa
Kepuasan Pelanggan Klinik kualitas produk, kualitas layanan,
Kecantikan Dan Pengaruhnya dan citra merek memberikan
Terhadap Loyalitas Pelanggan, pengaruh positif dan signifikan
Amelia Septian Aryamti terhadap kepuasan pelanggan.
, Ama Suyanto Serta kualitas produk, kualitas
layanan, dan citra merek
memberikan hasil positif dan
signifikan terhadap loyalitas
pelanggan
13 Pengaruh Kualitas Pelayanan, 2019 Kualitas Pelayanan, Kreatifitas
Kreatifias Promosi Dan Citra Merek promosi dan Citra Merek
Terhadap Loyalitas Pelanggan, berpengaruh simultan terhadap
Ahmad Ary Setiawan, N. Rachma, Loyalitas pelanggan geprek kak
Afi Rachmat Slamet rose di Rayon Alfarabi Komisariat
Universitas Islam Malang
14 Analisis Pengaruh Kualitas 2018 Hasil penelitian ini menujukkan
Pelayanan Dan Citra Merek bahwa Kualitas pelayanan dan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Citra merek memiliki pengaruh
Melalui Kepuasan Pelanggan positif dan signifikan terhadap
Sebagai Variabel Intervening (Studi kepuasan pelanggan, Kualitas
Pada Jasa Go-Jek Di Kota Pelayanan, Citra merek, dan
Semarang), Bram Andreas Sidabutar Kepuasan pelanggan memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
15 Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Terdapat pengaruh positif yang
Citra Merek Terhadap Kepuasan 2015 signifikan antara kualitas
Konsumen Serta Pengaruhnya pelayanan terhadap
Terhadap Loyalitas Konsumen Pada loyalitas konsumen TV Samsung
Produk Tv Lcd Samsung (Studi di Elektronik Solution Java
Konsumen Di Elektronik Solution Supermall, terdapat pengaruh
Java Supermall Semarang), Gilang positif yang signifikan antara Citra
Febriani Ardiyanto , Maria M merek terhadap loyalitas
Minarsih , Andi Tri Haryono konsumen TV Samsung di
Elektronik Solution Java
Supermall
30

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa hal kesamaan antara

yang dilakukan oleh peneliti dan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Namun

terdapat perbedaan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu diantaranya variabel

independent seperti kretifitas promosi, kualitas produk, dan promosi.

2.2. Kerangka Pemikiran

Dari Tinjauan Pustaka yang telah dipaparkan diatas serta pendapat- pendapat

para ahli mengenai penelitian yang akan dianalisis maka diuraikan kerangka

pemikiran yang merupakan hal penting dalam penelitian ini sebagai berikut:
Kualitas Pelayanan
(X1)
a. Tangible (berwujud)
b. Reability (keandalan)
c. Responsiveness (ketanggapan)
d. Assurance (jaminan/kepastian)
e. Emphaty (empati) Loyalitas
(Y)
Sumber: Parasuraman dalam Tjiptono H1 1. Repeat Purchase (Kesetiaan
(2012:174) terhadap pembelian produk).
2. Retention (Ketahanan terhadap
H3 pengaruh yang negatif mengenai
perusahaan).
3. Referalls(Mereferensikan secara
total esistensi perusahaan).
Citra Merek
(X2) Sumber : Kotler & Keller (2012:57)
a. Identitas Merek H2
b. Personalitas Merek
c. Asosiasi Merek
d. Sikap dan Perilaku merek
e. Manfaat dan Keunggulan Merek

Sumber: Keller (2013:97)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


31

2.3. Hipotesis

Hipotesis berdasarkan tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah:

A. Hipotesis 1

Ho: Tidak ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada

Hotel Swiss-Belinn Karawang.

Ha: Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di Hotel

Swiss-Belinn Karawang.

B. Hipotesis 2

Ho: Tidak ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan di Hotel

Swiss-Belinn Karawang.

Ha: Ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan di Hotel Swiss-Belinn

Karawang.

C. Hipotesis 3

Ho: Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan dan citra merek terhadap

loyalitas pelanggan di Hotel Swiss-Belinn Karawang.

Ha: Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dan citra merek terhadap loyalitas

pelanggan di Hotel Swiss-Belinn Karawang.


32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Unit Analisis Penelitian

Menurut Sugiyono (2009), metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah

yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan metode

deskriptif untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam memperngaruhi

kualitas pelayanan, juga citra merek, dan juga loyalitas pelanngan Hotel Swiss-

Belinn Karawang dan metode korelasional untuk mengetahui pengaruh kualitas

pelayanan dan citra merek terhadap loyalitas pelanggan.

Sugiyono (2013:13) yang dimaksud metode kuantitatif adalah : “Metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Sugiyono (2017:35) menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif ini

dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu

variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat

perbandingan variabel itu sendiri. Sementara untuk mencari hubungan dengan

variabel lain dengan metode korelasional yang dikutip dari Sukardi (2007)
33

merupakan penelitian yang melibatkan pengumpulan data guna menentukan apakah

ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variable atau lebih.

Adapula Menurut Arikunto (2013:313), penelitian korelasional (Correlational

Studies) merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara dua ata beberapa variabel. Ciri dari penelitian korelasiaonal adalah

bahwa penelitian tersebut tidak menuntut subyek penelitian yang terlalu banyak.

3.2 Variabel dan Pengukurannya

Menurut Sugiyono (2017:39) variabel dijelaskan sebagai suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel-variabel yang terkait dengan judul penelitian ”Analisis Pengaruh

Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan di Hotel

Swiss-Belinn Karawang” adalah:

3.2.1 Variabel

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2017: 39) Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen

(terikat).” Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan dan citra

merek.
34

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Sugiyono (2017:39) menjelaskan bahwa variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Loyalitas

pelanggan ditentukan oleh peneliti sebagai variabel terikat di penelitian ini.

3.2.2 Skala Pengukuran

Skala yang digunakan penelitian ini adalah skala likert (Likert Scale)

dikarenakan penelitian ini akan mengukur sikap atau pendapat dari pembeli yang

ditunjukan oleh skala ini melalui persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

variabel penelitian. (Sugiyono 2017 : 93)

Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah satu

cara untuk menentukan skor. Kriteria penilaian ini digolongkan daam empat tingkatan

dengan penilaian sebagai berkut :

a. Jawaban a, diberi skor 4

b. Jawabn b, diberi skor 3

c. Jawaban c, diberi skor 2

d. Jawaban d, diberi skor 1 (Sudjana, 2001:106).


35

Tabel 3.1 Skala Pengukuran

Variabel Indikator Sub Indikator Skala


Pengukuran
Demografi Usia 17 - 27 tahun Interval
28 - 38 tahun
> 40 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Nominal
Perempuan
Status Pekerjaan Mahasiswa Nominal
Wiraswasta
Aparatur Pemerintah
Pegawai swasta
Frekuensi 1 kali Interval
Kunjungan 2 - 5 kali
5 - 7 kali
Kualitas Tangible Penampilan staf rapih dan menarik Likert
Pelayanan (berwujud) (The appearance of the staff is
neat and attractive)

Kebersihan area di hotel Likert


(Cleanliness of the area hotel)

Reability Ketepatan waktu pelayanan Likert


(keandalan) (Timeliness of service)

Staf memberikan bantuan dan Likert


informasi dengan jelas (The staff
provides help and information
clearly)
36

Responsiveness Staf memberikan pelayanan Likert


(ketanggapan) dengan cepat dan sigap (The staff
provide good response and
quickly)

Staf mampu merespon keluhan Likert


konsumen dengan baik dan ramah
(The staff is able to respond to
consumer complaints very well
and friendly)

Assurance Hotel memberikan rasa aman dan Likert


(jaminan nyaman (The hotel provides a
/kepastian) sense of security and comfort)

Keterampilan dan pengetahuan Likert


karyawan (Employee skills and
knowledge)

Empathy Staf melayani tamu dengan sikap Likert


(empati) yang ramah tanpa adanya
diskriminasi pelanggan (Staff
serve guests with a friendly
attitude without any customer
discrimination)
Hotel menyediakan pusat Likert
informasi keluhan pelanggan (The
hotel provides a customer
complaint information center)
Citra Identitas Merek Memiliki produk yang berbeda Likert
Merek dengan merek hotel lain (different
product compared to other hotel)
Memiliki ciri khas yang berbeda Likert
dibandingkan dengan hotel lain
(has a different characteristic
compared to other hotel)
Personalitas Memiliki program unik untuk para Likert
Merek tamu (unique program)
37

Asosiasi Merek Komunikasi staf di hotel (staff Likert


Communication)
Produk yang ditawarkan sesuai Likert
dengan citra merek hotel (The
products offered are in
accordance with the hotel brand
image)
Sikap dan Sikap dan perilaku karyawan hotel Likert
Perilaku merek (Staff attitude and behavior)

Manfaat dan Ekspetasi Anda selama menginap Likert


Keunggulan di hotel (Your expectations during
Merek your stay at the hotel are fulfilled)

Loyalitas Retention Hotel ini lebih nyaman Likert


dibandingkan hotel lain (This
hotel is more comfortable than
other hotels)
Anda akan memilih menginap Likert
kembali di hotel ini untuk
kunjungan selanjutnya (You will
choose to stay again at this hotel
for your next visit)
Repeat Purchase Pelayanan yang hotel berikan Likert
membuat Anda sangat tertarik
untuk kembali (The service that
this hotel provides makes you very
interested in returning)
Promosi yang diberikan hotel Likert
membuat Anda sangat tertarik
untuk kembali (The promotion
given by the hotel makes you very
interested in returning)
Referalls Saya akan merekomendasikan Likert
hotel ke orang terdekat (I would
recommend to my family or
friends)
Anda akan mengajak kerabat anda Likert
untuk menginap di hotel ini ketika
akan berlibur (You will invite your
relatives to stay at this hotel when
going on vacation)
38

3.3 Prosedur Penarikan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2016: 80) berpendapat tentang definisi populasi yaitu sebagai

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah member Loyalty

Programmes Swiss-Belinn Karawang bulan Januari – September 2019 yang

berjumlah 439 orang.

Tabel 3.2 Jumlah LOYALTY PROGRAMMES Swiss-Belinn Karawang

Jan – Sep 2019

JAN 6
FEB 19
MAR 11
APR 63
MAY 45
JUN 92
JUL 74
AUG 75
SEP 54
Total 439
Sumber: ReviewPro Hotel Swiss-Belinn Karawang

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) mengemukakan teknik sampling adalah sebagai

berikut : "Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk


39

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik

sampling yang digunakan."

Peneliti menggunakan teknik probability sampling dengan cara simple

random sampling. Menurut Sugiyono (2017: 82) probability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi angota sampel.

Sugiyono (2014:118) bahwa dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhartikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila

anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan sampel harus benar benar

mewakili populasi yang ada, karena syarat utama agar dapat ditarik suatu generalisasi

adalah bahwa sampel yang diambil dalam penelitian harus menjadi cermin populasi.

Itulah sebabnya dari populasi memerlukan teknik tersendiri sehingga sampel yang

diambil dapat mewakili populasi.

Untuk perhitungan jumlah sample peneliti menggunakan teori dari Frankel

dan Wallen (1993:92). Besar minimum sample yang disarankan adalah

a. Penelitian deskriptif sebanyak 100 orang

b. Penelitian korelasional sebanyak 50 orang

c. Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30 orang/group

d. Penelitian eksperimen sebanyak 30 orang atau 15 per group

Sample yang akan diambil berdasarkan kriteria di atas adalah sebanyak 100

responden, dikarenakan 100 responden ini sudah mewakili deskripitf dan

korelasional.
40

3.4 Prosedur pengumpulan data

3.4.1 Data Primer

Peneliti mengumpulkan data yang dibutuhkan melalui prosedur pengumpulan

data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2017: 137)

mendefinisikan data primer sebagai sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer menurut

sugiyono (2014: 142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien

apabila peneliti tahu dengan siapa variabel akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup

atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melaui

pos atau internet. Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan secara langsung kepada

100 responden, yaitu tamu yang menginap di Hotel Swissbell Karawang mengenai

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan di Hotel

Swiss-Belinn Karawang.

Peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data untuk memperoleh data

dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh berdasarkan

observasi (Nasution dalam Sugiyono 2011:310). Observasi yang dilakukan adalah

observasi partisipan karena peneliti mengamati secara langsung dan menginap di


41

hotel Swiss-Belinn Karawang pada bulan November untuk mengetahui kualitas

pelayanan yang hotel berikan .

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan

melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil”. (Sugiyono, 2010, hlm. 194).

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur yang

dilakukan pada bulan November kepada general manager hotel Swiss-Belinn

Karawang.

Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

informasi sejarah hotel, komplain tamu yang menginap, kompetitor hotel Swiss-

Belinn Karawang dan member loyalty pelanggan hotel.

3. Angket

Metode kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara

megajukan pernyataan secara tertulis kepada responden, guna mendapatkan jawaban.

Dalam hal ini peneliti menggunakan angket tertutup, yaitu angket yang sudah tersedia

jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Tujuan dari pengumpulan data

menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data mengenai Kualitas Pelayanan dan

Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan di Hotel Swiss-Belinn Karawang.

Alternatif pertanyaan yang dipilih, menggunakan Skala Likert, 4, 3, 2, 1.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena social (Riduwan, 2009: 12).


42

3.4.2 Data Sekunder

Kuncoro (2009 : 145) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang telah

di kumpulkan oleh pihak lain, peneiliti dapat mencari sumber data ini melalui sumber

data lain yang berkaitan dengan data yang ingin dicari.

1. Riset Internet (Online Research)

Riset internet merupakan teknik pengumpulan data melalui bantuan teknologi

yang berupa alat / mesin pencari di internet dimana segala informasi dari berbagai era

tersedia didalamnya. Peneliti juga melakukan riset melalui internet dengan mencari

data- data yang dapat mendukung penelitian ini seperti data penelitian sebelumnya

yang sudah terpublish melalui google scholar.

2. Penulis kepustakaan (Library reseach)

Penulis melakukan studi kepustakaan yang dilakukan untuk memperoleh

landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang di teliti. Dilakukan dengan

cara menelaah literatur – literatur berupa jurnal – jurnal, peneliti terdahulu

sebelumnya, mengkaji buku mapun makalah yang berhubungan erat dengan topik

penelitian. Sehingga penulis memperoleh informasi sebagai dasar teori dan acuan

untuk mengolah data – data yang di peroleh di lapangan.

3.5 Metode Analisis Data

Pengolahan data dari hasil kuesioner untuk penelitian ini akan dilakukan

dengan menggunakan program statistik bernama IBM SPSS versi 26 (Statistical

Package for the Social Sciences). Beberapa pengujian yang dilakukan diantaranya
43

Adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji stastisitk deskriptif, uji koefisiensi

determinasi, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji f.

3.5.1 Uji Validitas Data

Menurut Sugiyono (2009), tentang validitas adalah valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu

penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk menguji

validitas konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

pertanyaan dengan skor totalnya (Sugiyono, 2010). Syarat valid atau tidak validnya

adalah sebagai berikut

1. Jika r hitung > r tabel maka butir-butir pertanyaan dari kuisioner adalah valid

2. Jika r hitung < r tabel maka butir-butir pertanyaan dari kuisioner adalah tidak

valid

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur

suatu gejala atau kejadian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu (Ghozali, 2011). Program SPSS memiliki fasilitas pengukuran dengan

menggunakan uji statistic reliabilitas sebuah kuesioner Cronbach’s Alpha. Suatu

konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach

alpha> 0,60 (Ghozali, 2011:42) Berikut adalah table tingkat keandalan berdasarkan

skor Cronbach’s Alpha:

Tabel 3.3 Tingkat Keandalan/Reliabel Cronbach’s Alpha


44

Nilai Cronbach’s Alpha Tingkat Kehandalan


0.0 – 0.20 Kurang Andal
>0.20 – 0.40 Agak Andal
>0.40 – 0.60 Cukup Andal
>0.60 – 0.80 Andal
>0.80 – 1.00 Sangat Andal
Sumber: Hair et al. (2010:125)

3.5.3 Uji Statistik Deskriptif

1. Uji nilai rata-rata/ mean

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-

rata dari setiap variabel, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang ditentukan

berdasarkan nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil penyebaran kuesioner.

Menurut Ghozali (2009), Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

Uji nilai Rata-rata dilakukan untuk mengetahui skor mean dari tiaptiap

variable sehingga nantinya data tersebut dapat dibandingkan

Rumus rata-rata (mean) yang dikutip oleh Sugiyono (2015 : 280) adalah

sebagai berikut:

Keterangan :
45

Me = Mean (Rata-rata)

∑ = Epsilon (baca jumlah)

xi = Nilai x ke i sampai ke n

n = Jumlah Individu

2. Uji Nilai Interval

Setelah data berhasil diolah, maka hasil pengolahan perlu disimpulkan dengan

menggunakan kalimat (deskriptif). Hal tersebut dapat dilakukan dengan menentukan

panjang kelas interval, sehingga skor yang didapat bisa lebih mudah dimengerti.

Penentuan panjang kelas interval dalam penelitian ini menggunakan rumus yang

dipaparkan oleh yaitu :

Range = Skor Tertinggi – Skor Terndah

Range Skor

Sumber: Sekaran (2011;98)

Tabel 3.4 Interval Kelas, Kualitas Pelayanan, Citra Merek, Loyalitas Pelanggan

Interval Kualitas Pelayanan Citra Merek Loyalitas Pelanggan


Kelas X1 X2 Y
1,00 - 1,75 Sangat tidak baik Sangat tidak baik Sangat tidak baik
1,76 - 2,51 Tidak baik Tidak baik Tidak baik
2,52 - 3,27 Baik Baik Baik
3,28 - 4,00 Sangat baik Sangat baik Sangat baik
46

3.5.4. Koefisiensi Determinasi

Menurut Priyatno (2011:251) Analisis determinasi digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen. Untuk pengukuran digunakan Adjusted R2 sebagai

koefisien determinasi. Berikut rumus koefisien determinasi :

KD = r² x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

r = Besaran koefisien korelasi

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah:

a. Jika Kd mendekati nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent lemah.

b. Jika Kd mendekati satu (1), maka pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent kuat.

3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda.

Menurut Sugiyono (2014:277) bahwa: “Analisis regresi linier berganda bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila

dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal 2”. Menurut Sugiyono (2014:277)


47

Persamaan regresi linier berganda yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Loyalitas

= Koefesien Konstanta

= Koefesien regresi

= Kualitas Pelayanan

= Citra Merek

3.5.5 Uji Hipotesis

Menurut Priyatno (2011), Uji F digunakan untuk menguji pengaruh

variabel independen atau variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau variabel terikat. Pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai

berikut :

a. Merumuskan Hipótesis

H0 : artinya tidak terdapat pengaruh (tidak adahubungan)

Ha : artinya ada pengaruh (ada hubungan)

b. Menentukan tingkat signifikansi, tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05.

c. Menentukan F hitung.
48

d. Menentukan F tabel, yaitu dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a =5%

df 1 (jumlah variabel 1)

Kriteria Uji F

a. Jika F Hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b. Jika F Hitung ≤ F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dengan judul Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap

Loyalitas Pelanggan ini dilakukan di Hotel Swiss-Belinn yang berlokasi di Jln.

Achmad Yani no. 29, Karawang 41315 Indonesia. Pada bulan November - Desember

2019. Dengan jadwal sebagai berikut:

No Kegiatan November

1 2 3 4

1 Observasi √

3 Wawancara √

4 Pembagian Kuisioner √

5 Pengolahan Data √

6 Penyusunan Proyek Akhir √


49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Hotel Swiss-Bell

Swiss-Belhotel International didirikan pada tahun 1987 di Hongkong oleh Mr.

Peter Gautschi. Swiss-Belhotel International ialah perusahaan hotel management

yang unik karena filosopinya. “A unique fusion of Swiss Hospitality Professionalism

and asian Passion and Service”. Perusahaan ini mulai memasuki pasar Asia sejak

tahun 1997 dan sekarang memiliki 60 gerai hotel.

Walaupun terdiri dari banyak perusahaan, perusahaan ini mampu menawarkan

manajemen di semua aspek dari hotel, apartemen, klub, termasuk manajemen

operasional, manajemen proyek dan koordinasi, pemasaran, penjualan dan hubungan

masyarakat kegiatan, teknis dan jasa keuangan.

Swiss-Belhotel International dikatakan unik apabila dibandingkan dengan

perusahaan hotel lainnya di Asia dan bertaraf internasional dengan filosofi konsultasi

secara aktif dengan pemilik properti.


50

4.1.2. Logo Perusahaan

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

4.1.3. Alamat dan Kontrak Perusahaan

Jl. Jendral Ahmad Yani No 29, Karawang , Indonesia

+62 267 864 1000

smteam-sika@swiss-belhotel.com

4.1.4. Sejarah Singkat Hotel Swiss-Belinn Karawang

Swiss-Belhotel International kembali meresmikan hotel terbarunya, Swiss-

Belinn Karawang, Jawa Barat, Kamis (3/9/2015). Hotel berstandar internasional ini

terletak di jantung industri Karawang, jalan Jendral Ahmad Yani. "Swiss-Belinn

Karawang itu hotel berkonsep bintang tiga dengan fasilitas yang menyamai bintang

empat," ujar Herry Firmansyah, General Manager Swiss-Belinn Karawang dalam

Opening Ceremony.

Swiss-Belinn Karawang memiliki 178 kamar yang terdiri dari superior,

superior balcony, deluxe, deluxe balcony, business studio, dan suite. Setiap kamar
51

dilengkapi dengan wifi, televisi, meja laptop, colokan listrik pada masing-masing

kasur, sarana pembuat teh dan kopi, hair dryer, kulkas, dan brankas pribadi. Beberapa

ruangan juga memiliki mini bar dan microwave. Swiss-Belinn Karawang dibangun

sebagai hotel bisnis, yakni hotel yang memfasilitasi kebutuhan bisnis di Karawang.

"Tujuan Swiss-Belinn Karawang memfasilitasi kebutuhan pebisnis yang datang ke

Karawang, karena Krawang adalah kota industri yang sedang berkembang," jelas

Herry.

Hotel berbintang tiga ini memiliki 9 meeting room dan 1 ballroom dengan

fasilitas yang menunjang acara kecil hingga menengah. Kapasitas meeting room bisa

mencapai 788 orang dan dapat digunakan untuk beragam kebutuhan dari pertemuan

hingga pesta pernikahan. Ada juga Bar, Resto, dan Lounge (Balero), kolam renang,

fitness centre, spa and massage, dan ruang karaoke yang dapat dinikmati. Bagi yang

berniat tinggal lama dan sibuk dapat menggunakan pelayanan laundry yang

disediakan. Meski berkonsep hotel bisnis, Swiss-Belinn Karawang juga dapat

menjadi pilihan hotel wisata di Karawang.

Beberapa tempat wisata yang dapat dinikmati di kota ini ialah Pantai

Pisangan, Pantai Tanjung Pakis, Pantai Tanjung Baru, dan berbagai air terjun seperti

Curug Santri, Curug Bandung, dan Curug Lalay. "Kita juga mau menjadi daya tarik

untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara utk singgah di Karawang," ujar

Herry. Swiss-Belinn Karawang terletak di Jl. Jendral Ahmad Yani No.29 Karawang.

Harga per kamar dimulai dari Rp688.000, sudah termasuk pajak, sarapan untuk dua

orang, welcome drink, fitnes, dan kolam renang. Harga berlaku sampai 30 Oktober

2015.
52

4.1.5. Fasilitas

Swiss-Belinn Karawang menawarkan berbagai fasilitas termasuk bar, restoran

dan lounge, kolam renang, bar kolam renang, pusat kebugaran, spa dan pijat, ruang

karaoke serta parkir valet. Fasilitas yang tersedia meliputi:

a. 1 Ballroom

b. 9 Ruang Rapat

c. Swiss-Cafe Restaurant

d. Laundry

e. Kolam Renang (Anak dan Dewasa)

f. Pool Bar

g. Pusat Kebugaran

h. Spa dan Pijat

i. Karaoke

j. Parkir valet

4.1.6. Kamar

Swiss-Belinn Karawang memiliki 178 kamar termasuk kamar bebas asap dan

kamar khusus disabilitas, yang terdiri dari:

a. 125 Kamar Superior (24 sqm)

b. 8 Kamar Superior Balkon (26 sqm)

c. 29 Kamar Deluxe (31 sqm)

d. 5 Kamar Deluxe Balkon (33 sqm)

e. 9 Kamar Business Studio (40 sqm)

f. 2 Suites (60 sqm)


53

4.1.7. Kamar Superior

125 Kamar Superior dilengkapi dengan sentuhan minimalis tersedia dalam

pilihan tempat tidur queen atau twin dan kamar mandi dengan shower. Luas kamar 24

m2 dan tersedia kamar bebas asap rokok. Seluruh Kamar Superior dilengkapi dengan

berbagai fasilitas termasuk:

a. Sambungan telepon IDD

b. Pendingin ruangan dengan pengaturan pribadi

c. LED TV 32" dengan saluran lokal dan internasional

d. Kotak penyimpanan pribadi (berukuran laptop)

e. Steker yang terintegrasi

f. Mini-bar

g. Fasilitas pembuat kopi dan teh

h. Pengering rambut

i. Wastafel dan microwave di Business Studio

j. Akses internet Wi-Fi

4.1.8. Kamar Superior Balkon

Seluruh Kamar Superior balkon dilengkapi dengan berbagai fasilitas

termasuk:

a. Sambungan telepon IDD

b. Pendingin ruangan dengan pengaturan pribadi

c. LED TV 32" dengan saluran lokal dan internasional

d. Kotak penyimpanan pribadi (berukuran laptop

e. Steker yang terintegrasi


54

f. Mini-bar

g. Fasilitas pembuat kopi dan the

h. Pengering rambut

i. Wastafel dan microwave di Business Studio

j. Akses internet Wi-Fi

4.1.9. Kamar Deluxe

29 Kamar Deluxe dengan sentuhan minimalis modern tersedia dalam pilihan

tempat tidur queen dan kamar mandi dengan shower. Luas kamar 31 m2.

Seluruh Kamar Deluxe dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk:

a. Sambungan telepon IDD

b. Pendingin ruangan dengan pengaturan pribadi

c. LED TV 32" dengan saluran lokal dan internasional

d. Kotak penyimpanan pribadi (berukuran laptop)

e. Steker yang terintegrasi

f. Mini-bar

g. Fasilitas pembuat kopi dan the

h. Pengering rambut

i. Wastafel dan microwave di Business Studio

j. Akses internet Wi-Fi

4.1.10. Kamar Deluxe Balkon

5 Kamar Deluxe Balkon dengan sentuhan minimalis modern yang tersedia

dalam pilihan tempat tidur queen dan kamar mandi dengan shower. Luas kamar 33
55

m3 dengan balkon. Seluruh Kamar Deluxe Balkon dilengkapi dengan berbagai

fasilitas termasuk:

a. Sambungan telepon IDD

b. Pendingin ruangan dengan pengaturan pribadi

c. LED TV 32" dengan saluran lokal dan internasional

d. Kotak penyimpanan pribadi (berukuran laptop)

e. Steker yang terintegrasi

f. Mini-bar

g. Fasilitas pembuat kopi dan the

h. Pengering rambut

i. Wastafel dan microwave di Business Studio

j. Akses internet Wi-Fi

4.1.11. Kamar Bussines Studio

9 Kamar Business Studio dengan setuhan minimalis modern tersedia dalam

pilihan tempat tidur queen dan kamar mandi dengan shower. Luas kamar 40 m2 serta

tersedia area kerja. Seluruh Kamar Business Studio dilengkapi dengan berbagai

fasilitas termasuk:

a. Sambungan telepon IDD

b. Pendingin ruangan dengan pengaturan pribadi

c. LED TV 32" dengan saluran lokal dan internasional

d. Kotak penyimpanan pribadi (berukuran laptop)

e. Steker yang terintegrasi

f. Mini-bar
56

g. Fasilitas pembuat kopi dan the

h. Pengering rambut

i. Wastafel dan microwave di Business Studio

j. Akses internet Wi-Fi

4.1.12. Suites

Seluruh Kamar Suite dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk:

a. Sambungan telepon IDD

b. Pendingin ruangan dengan pengaturan pribadi

c. LED TV 32" dengan saluran lokal dan internasional

d. Kotak penyimpanan pribadi (berukuran laptop)

e. Steker yang terintegrasi

f. Mini-bar

g. Fasilitas pembuat kopi dan teh

h. Pengering rambut

i. Wastafel dan microwave di Business Studio

j. Akses internet Wi-Fi

4.2 Hasil dan Pembahasan

Dalam Sub Bab ini membahas mengenai hasil dari penelitian. Penelitian ini

menggunakan data primer yang datanya dikumpulkan dari kuisioner yang telah

disebar. Responden yang menjadi objek penelitian ini adalah orang yang menginap

di Hotel Swiss-Belinn Karawang yang berjumlah 100 orang. Alat bantu software

yang digunakan untuk mengolah data adalah program SPSS (Stastical Product and

Service Solution) for Windows versi 26.0


57

4.2.1 Demografi

Demografi pelanggan Hotel Swiss-Belinn Karawang dilihat berdasarkan 5

bagian yaitu, jenis kelamin, usia, pekerjaan, tujuan menginap , serta sudah berapa kali

menginap di hotel. Dibawah ini adalah hasil kuisioner yang diperoleh pada pelanggan

Hotel Swiss-Belinn Karawang.

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 54 54.0 54.0 54.0
perempuan 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan data kuesioner yang sudah didapatkan dari 100 responden yang

berjenis kelamin laki- laki sebanyak 54 dan yang berjenis kelamin perempuan,

sebanyak 46 responden dari hasil tersebut dapat disimpulkan responden laki- laki

lebih dominan. Karena menurut badan pusat statistik Karawang jumlah laki- laki di

kota Karawang lebih banyak yaitu sebanyak 1.166.478 dan perempuan sebanyak

1.107.101.

Tabel 4.2 Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-27 tahun 41 41.0 41.0 41.0
28-38 tahun 33 33.0 33.0 74.0
58

> 40 tahun 26 26.0 26.0 100.0


Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel usia diatas dapat dilihat responden yang berusia 17- 27

tahun sebanyak 41, kemudian dengan usia 28- 38 tahun sebanyak 33 responden dan

berusia > 40 tahun sebanyak 26 responden. Dapat disimpulkan bahwa tamu hotel

yang menginap di Swiss-Belinn Karawang paling dominan berada diusia 17- 27

tahun.

Tabel 4.3 Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pelajar/mahasiswa 15 15.0 15.0 15.0
wiraswasta 25 25.0 25.0 40.0
aparatur pemerintah 16 16.0 16.0 56.0
pegawai swasta 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber; Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari 100 kuesioner yang disebar 44

responden bekerja sebagai karyawan swasta, 16 responden dari aparatur

pemerintahan, 25 responden wiraswasta, dan 15 responden pelajar/ mahasiswa. Dari

hasil tersebut berarti responden dengan pekerjaan pegawai swasta paling dominan di

hotel Swiss-Belinn Karawang. Hal itu disebabkan karena banyaknya pabrik di kota
59

Karawang, karena Karawang merupakan kota dengan salah satu kawasan industri

terbear yaitu KIIC (Karawang International Industiral City).

Tabel 4.4 Tujuan Menginap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid liburan 52 52.0 52.0 52.0
bisnis 48 48.0 48.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Hasil dari 100 kuesioner yang telah didapatkan responden dengan tujuan

menginap liburan sebanyak 52 responden, dan dengan tujuan menginap untuk urusan

bisnis sebanyak 48 responden. Dapat ditarik kesimpulan bahwa responden dengan

tujuan menginap liburan lebih dominan namun perbedaannya tidak signifikan

selisihnya hanya sebesar 4 responden, berarti hotel Swiss-Belinn Karawang cocok

untuk dijadikan tujuan berlibur maupun untuk kepentingan bisnis.

Tabel 4.5 Sudah Berapakali Menginap di Hotel

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid satu kali 18 18.0 18.0 18.0
2-3 kali 31 31.0 31.0 49.0
lebih dari 3 kali 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
60

Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel diatas responden yang datang satu kali sebanyak 18

respoden, 2- 3 kali sebanyak 31 responden, dan responden yang datang lebih dari 3

kali sebanyak 51 respoden, berdasarkan hasil tersebut responden yang menginap

lebih dari 3 kali yang paling dominan, hal tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk

megukur loyalitas pelanggan.

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Analisis data diawali dengan uji validitas. Validitas suatu alat ukur adalah

menunjukkan kesesuaian dari alat ukur tersebut yaitu item-item pertanyaan dalam

kuesioner, dengan apa yang ingin diukur tersebut yaitu item-item pertanyaan dalam

kuesioner, dengan apa yang ingin diukur. Oleh karena itu, semua item pertanyaan

yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada item pertanyaan yang telah

digunakan dalam penelitian sebelumnya, Adapun kriteria yang digunakan dalam

menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Taraf signifikan (tingkat kepercayaan) = 5 %

b. Derajat kebebasan (df) = N – 2 = total sampel 100 – 2 = 98, maka

didapat r tabel adalah 0,196

Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pernyataan dalam variabel maka

dikatakan valid. Maka pendekatan yang digunakan adalah corrected item total
61

correlation yang diolah menggunakan SPSS versi 26 yang dapat dilihat melalui tabel

berikut ini :

Tabel 4.6 Hasil Validitas Kualitas Pelayanan

Variabel Sub Variabel Pernyataan Keterangan

Kualitas Tangible Penampilan staf rapih VALID


Pelayanan (berwujud) dan menarik (The
0.715 0.196
appearance of the staff
is neat and attractive)
Kebersihan area di VALID
hotel (Cleanliness of
0.705 0.196
the area hotel)
Reability Ketepatan waktu VALID
(keandalan) pelayanan (Timeliness
0.738 0.196
of service)
Staf memberikan VALID
bantuan dan informasi
0.735 0.196
dengan jelas (The staff
provides help and
information clearly)
Responsiveness Staf memberikan 0.782 0.196 VALID
(ketanggapan) pelayanan dengan cepat
dan sigap (The staff
provide good response
and quickly)
62

Staf mampu merespon VALID


keluhan konsumen
dengan baik dan ramah
0.753 0.196
(The staff is able to
respond to consumer
complaints very well
and friendly)
Assurance Hotel memberikan rasa VALID
(jaminan aman dan nyaman (The
0.723 0.196
/kepastian) hotel provides a sense
of security and comfort)
Keterampilan dan VALID
pengetahuan karyawan
0.524 0.196
(Employee skills and
knowledge)
Empathy Staf melayani tamu
(empati) dengan sikap yang VALID
ramah tanpa adanya
diskriminasi pelanggan 0.462 0.196
(Staff serve guests with
a friendly attitude
without any customer
discrimination)
Hotel menyediakan VALID
pusat informasi keluhan
0.547 0.196
pelanggan (The hotel
provides a customer
complaint information
center)
63

Keterangan N = 100 – 2 (r tabel N 98) R tabel = 0,196 dari signifikan 5%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 10 pernyataan diatas memiliki nilai r

hitung > r tabel. Maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan tersebut valid,

sehingga hasilnya dapat dipercaya dan digunakan untuk mengukur variabel X1

(Kualitas Pelayanan).

Tabel 4.7 Hasil Validitas Citra Merek

Variabel Sub Pernyataan Keterangan


Variabel
Citra Identitas Memiliki produk yang VALID
Merek Merek berbeda dengan merek 0.530 0.196
hotel lain (different
product compared to other
hotel)
Memiliki ciri khas yang VALID
berbeda dibandingkan 0.610 0.196
dengan hotel lain (has a
different characteristic
compared to other hotel)
64

Memiliki program unik VALID


Personalitas untuk para tamu (unique
0.611 0.196
Merek program)
Asosiasi Komunikasi staf di hotel VALID
Merek (staff Communication)
0.809 0.196

Produk yang ditawarkan VALID


sesuai dengan citra merek
0.730 0.196
hotel (The products
offered are in accordance
with the hotel brand
image)
Sikap dan Sikap dan perilaku VALID
Perilaku karyawan hotel (Staff
0.694 0.196
merek attitude and behavior)

Manfaat Ekspetasi Anda selama VALID


dan menginap di hotel (Your
Keunggulan expectations during your 0.692 0.196
Merek stay at the hotel are
fulfilled)
Keterangan N = 100 – 2 (r tabel N 98) R tabel = 0,196 dari signifikan 5%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 10 pernyataan diatas memiliki nilai r

hitung > r tabel. Maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan tersebut valid,

sehingga hasilnya dapat dipercaya dan digunakan untuk mengukur variabel X2 (Citra

Merek).

Tabel 4.8 Hasil Validitas Loyalitas


65

Variabel Sub Pernyataan Keterangan

Variabel

Loyalitas Retention Hotel ini lebih nyaman VALID

dibandingkan hotel lain

(This hotel is more 0.640 0.196

comfortable than other

hotels)

Anda akan memilih VALID

menginap kembali di hotel

ini untuk kunjungan 0.755 0.196

selanjutnya (You will choose

to stay again at this hotel for

your next visit)

Repeat Pelayanan yang hotel VALID

Purchase berikan membuat Anda

sangat tertarik untuk kembali 0.730 0.196

(The service that this hotel

provides makes you very

interested in returning)

Promosi yang diberikan VALID

hotel membuat Anda sangat

tertarik untuk kembali (The


66

promotion given by the hotel 0.823 0.196

makes you very interested in

returning)

Referalls Saya akan VALID

merekomendasikan hotel ke

orang terdekat (I would 0.455 0.196

recommend to my family or

friends)

Anda akan mengajak kerabat VALID

anda untuk menginap di

hotel ini ketika akan berlibur 0.510 0.196

(You will invite your

relatives to stay at this hotel

when going on vacation)

Keterangan N = 100 – 2 (r tabel N 98) R tabel = 0,196 dari signifikan 5%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 10 pernyataan diatas memiliki nilai r

hitung > r tabel. Maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan tersebut valid,

sehingga hasilnya dapat dipercaya dan digunakan untuk mengukur variabel Y

(Loyalitas).

2. Uji Reliabilitas
67

Setelah diperoleh hasil item kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

valid, dilanjutkan dengan uji realiabilitas. Dengan menggunakan program SPSS 26.0

dapat diketahui skor hasil uji reliabilitas. Hasil perhitungan koefesien reabilitas dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas X1

Kualitas Pelayanan
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
0.908 0.907 10
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel diatas kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel

kualitas pelayanan (X1) dinyatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha lebih

besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,908 > 0,60.

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas X2

Citra Merek
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
0.881 0.881 7
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel diatas kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel

citra merek (X2) dinyatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha lebih besar dari

0,60 yaitu sebesar 0,881 > 0,60.

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Y

Loyalitas
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
68

Standardized Items
0.857 0.860 6
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel diatas kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel

loyalitas (Y) dinyatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60

yaitu sebesar 0,857 > 0,60.

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas X1, X2, Y

Kualitas Pelayanan, Citra Merek dan Loyalitas


Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
0.810 0.810 3
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel diatas kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel

kualitas pelayaan (X1), citra merek (X2) dan loyalitas (Y) dinyatakan reliabel karena

nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,810 > 0,60.

4.2.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif

1. Variabel Kualitas Pelayanan di Hotel Swiss-Belinn Karawang (X1).

a. Tangible (Berwujud)

Berikut hasil uji deskriptif pada tangible (berwujud) dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 4.13
69

Penampilan staf rapih dan menarik

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 2 2.0 2.0 2.0
S 58 58.0 58.0 60.0
SS 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 100 responden menjawab Sangat Setuju

sebanyak 40 responden dan Setuju 58 responden maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa penampilan staf hotel Swiss-Belinn Karawang rapih dan menarik.

Tabel 4.14
Kebersihan area di hotel

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 3 3.0 3.0 3.0
S 58 58.0 58.0 61.0
SS 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Menurut tabel diatas dari 100 responden menjawab Sangat Setuju sebanyak

39 responden dan Setuju sebanyak 58 responden, berarti lebih dari setengah

responden setuju bahwa kebersihan area hotel Swiss-Belinn Karawang baik.

b. Reability (keandalan)

Berikut hasil uji deskriptif pada reability (keandalan) dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
70

Tabel 4.15
Ketepatan waktu pelayanan

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 6 6.0 6.0 6.0
S 60 60.0 60.0 66.0
SS 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari 100 kuesioner yg di sebar 34 responden menjawab Sangat Setuju 60

responden menjawab Setuju dan 6 sisanya menjawab Tidak Setuju. Maka dapat

disimpulkan bahwa hotel Swiss-Belinn Karawang memberika ketepatan waktu

pelayanan yang baik.

Tabel 4.16
Staf memberikan bantuan dan informasi dengan jelas

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 5 5.0 5.0 5.0
S 55 55.0 55.0 60.0
SS 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Menurut tabel diatas 40 responden menjawab Sangat Setuju dan 55 orang

menjawab Setuju berarti dapat ditarik kesimpulan staf hotel memberikan bantuan dan

informasi dengan jelas.


71

c. Responsiveness (ketanggapan)

Berikut hasil uji deskriptif pada Responsiveness (ketanggapan) dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 4.17
Staf memberikan pelayanan dengan cepat dan sigap

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 5 5.0 5.0 5.0
S 60 60.0 60.0 65.0
SS 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 100 kuesioner yang disebar 35 responden

menjawab Sangat Setuju dan 60 responden menjawab Setuju. Dari angka tersebut

menunjukan bahwa staf hotel memberikan pelayanan dengan cepat dan sigap.

Tabel 4.18
Staf mampu merespon keluhan konsumen dengan baik dan ramah

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 2 2.0 2.0 2.0
S 59 59.0 59.0 61.0
SS 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
72

Tabel diatas menunjukan data dari 100 responden yang mengisi kuesioner 39

diantaranya menjawab Sangat Seuju dan 59 Responden menjawan Setuju maka dapat

ditarik kesimpulan staf hotel Swiss-Belinn Karawang mampu merespon keluhan

konsumen dengan baik dan ramah.

d. Assurance (jaminan/kepastian)

Berikut hasil uji deskriptif pada assurance (jaminan/kepastian dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 4.19
Hotel memberikan rasa aman dan nyaman

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
S 56 56.0 56.0 57.0
SS 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari tabel diatas dapat dilihat 43 responden menjawab Sangat Setuju dan 56

responen menjawab Setuju dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel

mampu memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pelanngan.

Tabel 4.20
Keterampilan dan pengetahuan karyawan

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
73

Valid TS 2 2.0 2.0 2.0


S 73 73.0 73.0 75.0
SS 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Menurut tabel diatas 25 responden mengatakan Sangat Setuju, 73 Setuju dan 2

diantaranya Tidak Setuju maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan dan

pengeteahuan karwayan di hotel baik.

c. Empathy (Empati)

Berikut hasil uji deskriptif pada empathy (empati) dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.21
Staf melayani tamu dengan sikap yang ramah tanpa adanya diskriminasi
pelanggan

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
S 59 59.0 59.0 60.0
SS 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Menurut tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 100 responden 40 diantaranya

menjawab Sangat Setuju dan 59 menjawab Setuju sedangkan 1 responden, dapat

ditarik kesimpulan bahwa staf hotel melayani tamu dengan sikap yang ramah tanpa

adanya diskriminasi pelanggan.

Tabel 4.22
Hotel menyediakan pusat informasi keluhan pelanggan
74

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 3 3.0 3.0 3.0
S 63 63.0 63.0 66.0
SS 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari tabel diatas dapat dilihat 34 responden menjawab Sangat Setuju dan 63

responen menjawab Setuju dan 3 diantaranya menjawab Tidak Setuju dari angka

tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel menyediakan pusat informasi keluhan untuk

para pelanggan.

Tabel 4.23
Tabel Rekapitulasi Variabel Kualitas Pelayanan
Sub Variabel Pernyataan Mean Total Keterangan
Mean
Tangible (berwujud) Penampilan staf rapih 3.38 3.37 Sangat Baik
dan menarik
Kebersihan area di 3.36
hotel
Reability (keandalan) Ketepatan waktu 3.28 3.315 Sangat Baik
pelayanan
Staf memberikan 3.35
bantuan dan informasi
dengan jelas
Responsiveness Staf memberikan 3.30 3.335 Sangat Baik
(ketanggapan) pelayanan dengan
cepat dan sigap
Staf mampu merespon 3.37
keluhan konsumen
75

dengan baik dan


ramah
Assurance (jaminan Hotel memberikan 3.42 3.325 Sangat Baik
/kepastian) rasa aman dan
nyaman
Keterampilan dan 3.23
pengetahuan
karyawan
Empathy (empati) Staf melayani tamu 3.39 3.35 Sangat Baik
dengan sikap yang
ramah tanpa adanya
diskriminasi
pelanggan
Hotel menyediakan 3.31
pusat informasi
keluhan pelanggan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat secara keseluruhan nilai kualitas

pelayanan di hotel Swiss-Belinn Karawang, dimana nilai rata- rata tertinggi sebesar

3,42 tentang hotel memberikan rasa aman dan nyaman. Berarti hotel Swiss-Belinn

Karawang berhasil memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pelanggan secara

maksimal, sedangkan nilai rata- rata terendah dengan rata- rata 3,23 yaitu mengenai

keterampilan dan pengetahuan karyawan. Karena keterampilan dan kemampuan yang

tinggi dipandang dapat mendukung peningkatan kinerja karyawan dan memberikan

kontribusi dalam menentukan masa depan perusahaan (Robins dan Judge, 2008).

Tabel 4.24 Rata- Rata Variabel Kualitas Pelayanan


76

Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
KUALITAS PELAYANAN 100 3.37 0.387
Valid N (listwise) 100
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Bisa diketahui bahwa nilai rata-rata keseluruhan kualitas pelayanan hotel

Swiss-Belinn Karawang adalah sebesar 3,37 dimana menurut kelas interval kelas

yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 0,75, nilai 3,455 termasuk dalam kategori

“Sangat Baik” tetapi belum mencapai nilai maksimal.

2. Variabel Citra Merek di Hotel Swiss-Belinn Karawang (X2).

a. Identitas Merek

Berikut hasil uji deskriptif pada Identitas Merek dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 4.25
Memiliki produk yang berbeda dengan merek hotel lain

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid S 65 65.0 65.0 65.0
SS 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
77

Berdasarkan tabel diatas dari 100 responden 35 responden Sangat Setuju dan

65 responden Setuju, dapat ditarik kesimpulan bahwa hotel Swiss-Belinn Karawang

memiliki produk yang berbeda dengan merek hotel lain.

Tabel 4.26
Memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan hotel lain

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid S 60 60.0 60.0 60.0
SS 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari 100 kuesioner yang disebar 40 responden menyatakan Sangat Setuju

sedangkan 60 sisanyan menyatakan Setuju bahwa Hotel Swiss-Belinn Karawang

memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan hotel lain.

b. Personalitas Merek

Berikut hasil uji deskriptif pada Personalitas Merek dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 4.27
Memiliki program unik untuk para tamu

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 3 3.0 3.0 3.0
S 66 66.0 66.0 69.0
SS 31 31.0 31.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
78

Menurut tabel diatas terdapat 31 responden Sangat Setuju, 66 responden dan

Setuju dan 3 sisanya Tidak Setuju, dapat ditarik kesimpulan bahwa Hotel Swiss-

Belinn Karawang memiliki program yang unik untuk para pelanggannya.

c. Asosiasi Merek

Berikut hasil uji deskriptif pada Asosiasi Merek dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.28
Komunikasi staf di hotel

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 2 2.0 2.0 2.0
S 62 62.0 62.0 64.0
SS 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Menurut tabel diatas terdapat 36 responden Sangat Setuju, 62 responden

Setuju dan 2 responden Tidak Setuju, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 100

responden 98 diantaranyan menyatakn komunikasi staf di hotel Swiss-Belinn

Karawang baik.

Tabel 4.29
Produk yang ditawarkan sesuai dengan citra merek hotel

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 2 2.0 2.0 2.0
S 69 69.0 69.0 71.0
79

SS 29 29.0 29.0 100.0


Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Menurut tabel diatas terdapat 29 responden Sangat Setuju, 69 responden

Setuju dan sisanya 2 Tidak Setuju. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produk

Hotel Swiss-Belinn Karawang sesuai dengan citra merek.

d. Sikap dan Perilaku Merek

Berikut hasil uji deskriptif pada Sikap dan Perilaku Merek dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 4.30
Sikap dan perilaku karyawan hotel

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
S 58 58.0 58.0 59.0
SS 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat 1 responden Tidak Setuju, 58

responden Setuju dan 41 Sangat Setuju bahwa sikap dan perilaku karyawan hotel

Swiss-Belinn Karawang baik.

e. Manfaat dan Keunggulan Merek

Berikut hasil uji deskriptif pada Manfaat dan Keunggulan Merek dapat dilihat dari

tabel dibawah ini :

Tabel 4.31
80

Ekspetasi Anda selama menginap di hotel

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
S 62 62.0 62.0 63.0
SS 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari 100 kuesioner yang disebar terdapat 1 responden Tidak Setuju sedangkan

62 responden Setuju dan 37 Sangat Setuju bahwa ekpetasi para pelanggan terpenuhi

di hotel Swiss-Belinn Karawang.

Tabel 4.32
Tabel Rekapitulasi Variabel Citra Merek
Sub Variabel Pernyataan Mean Total Keterangan
Mean
Identitas Merek Memiliki produk 3.35 3.38 Sangat Baik
yang berbeda dengan
merek hotel lain
Memiliki ciri khas 3.40 Sangat Baik
yang berbeda
dibandingkan dengan
hotel lain
Personalitas Merek Memiliki program 3.28 3.28
unik untuk para tamu
Asosiasi Merek Komunikasi staf di 3.34 3.31 Sangat Baik
hotel
Produk yang 3.27
81

ditawarkan sesuai
dengan citra merek
hotel
Sikap dan Perilaku Sikap dan perilaku 3.40 3.40 Sangat Baik
merek karyawan hotel
Manfaat dan Ekspetasi Anda 3.36 3.36 Sangat Baik
Keunggulan Merek selama menginap di
hotel

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat secara keseluruhan nilai dari tiap

variabel Citra Merek di hotel Swiss-Belinn Karawang mendapat nilai sangat baik

dimana nilai tertinggi sebesar 3,40 mengenai ciri khas yang berbeda serta sikap dan

perilaku karyawan hotel, namun terdapat variabel dengan nilai rata- rata terendah

sebesar 3,27 mengenai produk yang ditawarkan sesuai dengan citra merek, karena

dengan memberikan produk yang sesuai dengan citra merek suatu hotel, maka akan

tercipta kepuasan pelanggan yang dimana kepuasan pelanggan sangat penting untuk

menciptakan pelanggan yang loyal, citra merek pada perusahaan selalu dibutuhkan

karena dapat membantu perusahaan untuk memposisikan diri mereka, pasar, dan juga

mempertahanakan konsumen. hal ini karena konsumen sering mengartikan bahwa

produk yang memiliki brand yang baik sebagai produk yang berkualitas juga.

keterikatan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada

beberapa pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya sehingga akan

terbentuk citra merek (brand image). Menurut Soltani dkk (2016:204)


82

Tabel 4.33 Rata- Rata Variabel Citra Merek

Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
Citramerek 100 3.34 0.383
Valid N (listwise) 100
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Bisa diketahui bahwa nilai rata-rata keseluruhan Citra Merek dari hotel Swiss-

Belinn Karawang adalah sebesar 3,34 dimana menurut kelas interval kelas yang telah

ditentukan sebelumnya sebesar 0,75, nilai 3,34 termasuk dalam kategori “Sangat

Baik” tetapi belum mencapai nilai maksimal.

3. Variabel Loyalitas Pelanggan di Hotel Swiss-Belinn Karawang (Y).

a. Retention

Berikut hasil uji deskriptif pada Retention dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.34
Hotel ini lebih nyaman dibandingkan hotel lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid S 63 63.0 63.0 63.0
SS 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
83

Berdasarkan tabel diatas 37 respondend Sangat Setuju, dan 63 responden

Setuju dapat ditarik kesimpulan bahwa hotel Swiss-Belinn Karawang lebih nyaman

dibandingkan hotel lain di Karawang.

Tabel 4.35
Anda akan memilih menginap kembali di hotel ini untuk kunjungan selanjutnya

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid S 58 58.0 58.0 58.0
SS 42 42.0 42.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari 100 kuesioner yang disebar 42 responden menjawab Sangat Setuju dan

58 sisanyan menjawab Setuju, dari hasil tersebut berarti palanngan setuju untuk

datang kembali ke hotel Swiss-Belinn Karawang untuk kunjungan selanjutnya.

b. Repeat Purchase

Untuk hasil uji deskriptif pada Repeat Purchase dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.36
Pelayanan yang hotel berikan membuat Anda sangat tertarik untuk kembali
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid S 67 67.0 67.0 67.0
SS 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
84

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 kuesioner 33 responden menjawan

Sangat Setuju sedangkan, 67 responden sisanya menjawab Setuju dengan pelayanan

yang hotel Swiss-Belinn Karawang berikan membuat pelanggan tertarik untuk

kembali.

Tabel 4.37
Promosi yang diberikan hotel membuat Anda sangat tertarik untuk kembali

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid S 63 63.0 63.0 63.0
SS 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdaasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 37 responden

menjawab Sangat Setuju dan 63 sisanya menjawab Setuju, dapat ditarik kesimpulan

bahwa promosi yang diberikan hotel Swiss-Belinn Karawang membuat pelanggan

untuk datang kembali.

c. Referalls

Untuk hasil uji deskriptif pada Referealls dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.38
Saya akan merekomendasikan hotel ke orang terdekat

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
85

S 52 52.0 52.0 53.0


SS 47 47.0 47.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat terdapat 1 responden menyatakan Tidak

Setuju , 47 responden menyatakan Sangat Setuju dan 52 sisanya menyatakan Setuju

utuk merekomendasikan hotel Swiss-Belinn Karawang ke orang terdekat.

Tabel 4.39
Anda akan mengajak kerabat anda untuk menginap di hotel ini ketika akan
berlibur

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid TS 1 1.0 1.0 1.0
S 57 57.0 57.0 58.0
SS 42 42.0 42.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Outpus SPSS 26

Dari tabel diatas dapat dilihat 1 responden Tidak Setuju, 57 responden Sangat

Setuju dan 42 Sangat Setuju, untuk mengajak kerabat untuk menginap di Swiss-

Belinn Karawang ketika akan berlibur.

Tabel 4.40
Tabel Rekapitulasi Variabel Loyalitas Pelanggan
Sub Variabel Pernyataan Mean Total Keterangan
Mean
Retention Hotel ini lebih 3.37 3.40 Sangat Baik
nyaman
dibandingkan
86

hotel lain
Anda akan 3.42
memilih menginap
kembali di hotel
ini untuk
kunjungan
selanjutnya
Repeat Purchase Pelayanan yang 3.33 3.35 Sangat Baik
hotel berikan
membuat Anda
sangat tertarik
untuk kembali
Promosi yang 3.37
diberikan hotel
membuat Anda
sangat tertarik
untuk kembali
Referalls Saya akan 3.46 3.44 Sangat Baik
merekomendasikan
hotel ke orang
terdekat
Anda akan mengajak 3.41
kerabat anda untuk
menginap di hotel ini
ketika akan berlibur

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat secara keseluruhan nilai dari tiap

variabel Loyalitas di hotel Swiss-Belinn Karawang adalah sangat baik, namun


87

terdapat variabel dengan nilai rata- rata terendah yaitu sebesar 3,33 mengenai

memiliki program unik untuk para tamu, dengan memberikan program yang unik

dapat

membuat tamu menjadi penasaran, dan tertarik untuk datang kembali. Menurut

Oliver yang dikutip dalam Hurriyati (2014:432), pengertian loyalitas pelanggan

adalah sebagai berikut :“Komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk

berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara

konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha

pemasaran mempunyai potensi untuk perubahan perilaku”.

Tabel 4.41 Rata- Rata Variabel Loyalitas Pelanggan

Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
Loyalitas 100 3.39 0.379
Valid N (listwise) 100
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Bisa diketahui bahwa nilai rata-rata keseluruhan Loyalitas Pelanggan dari

hotel Swiss-Belinn Karawang adalah sebesar 3,39 dimana menurut interval kelas

yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 0,75, nilai 3,39 termasuk dalam kategori

“Sangat Baik” tetapi belum mencapai nilai maksimal.

4.2.4 Untuk Mengetahui Seberapa Besar Pengaruh Kualitas Pelayanan dan

Citra Merek terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Koefisien Determinasi


88

Menurut Priyatno (2011:251) Analisis determinasi digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen. Untuk pengukuran digunakan Adjusted R2 sebagai

koefisien determinasi. Berikut rumus koefisien determinasi :

KD = r² x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

r = Besaran koefisien korelasi

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah:

a. Jika Kd mendekati nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent lemah.

b. Jika Kd mendekati satu (1), maka pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent kuat.

Tabel 4.42 Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .646a .418 .406 .292
a. Predictors: (Constant), Citramerek, KUALITASPELAYANAN
b. Dependent Variable: Loyalitas
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Dari tabel dan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa Adjusted R Square

adalah 0,418. Hal ini berarti variabel bebas yaitu Kualitas Pelayanan (X1) dan Citra
89

Merek (X2) memiliki pengaruh yang lemah yaitu sebesar 41,8% terhadap variabel

terikat (Y) yaitu Loyalitas Pelanggan.

Sisanya sebesar 58,2% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain peneliti menilai

faktor lain yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kepuasan pelanggan.

Menurut Sondakh (2014) variabel citra merek berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel kepuasan nasabah secara parsial sementara variabel kepuasan nasabah

berpengaruh signifikan terhadap variabel loyalitas nasabah.

4.2.5 Untuk Mengetahui Seberapa Besar Pengaruh Kualitas Pelayanan dan

Citra Merek terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Uji Regresi Linier

Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda.

Menurut Sugiyono (2014:277) bahwa: “Analisis regresi linier berganda bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila

dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal 2”. Menurut Sugiyono (2014:277)

Untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel independen yaitu kualitas

pelayanan dan citra merek terhadap variabel independen yaitu loyalitas dalam rumus

regresi linier berganda maka analisis tersebut di proses menggunakan bantuan SPSS

for windows versi 26. Hasilnya dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 4.43
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
90

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.151 .284 4.055 .000
KUALITASPELA .562 .099 .573 5.657 .000
YANAN
Citramerek .104 .100 .105 1.040 .301
a. Dependent Variable: Loyalitas

Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan hasil olah data maka dapat disusun persamaan uji linier regresi

berganda sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Loyalitas Pelanggan

= Koefesien Konstanta

= Koefesien regresi

= Kualitas Pelayanan

= Citra Merek
91

Dari hasil persamaan uji regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai

berikut:

a. Konstanta sebesar 1,151, artinya jika Kualitas Pelayanan dan Citra Merek

nilainya 0 maka Loyalitas Pelanggan nilainya sebesar 1,151.

b. Koefsien regresi variabel Kualitas Pelayanan sebesar 0,562 artinya jika Kualitas

Pelayanan hotel Swiss-Belinn Karawang mengalami kenaikan satu satuan, maka

Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan sebesar 0,562 satuan dengan

asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.

c. Koefesien regresi variabel Citra Merek sebesar 0,104 artinya jika Citra Merek

hotel Swiss-Belinn mengalami kenaikan satu satuan, maka Loyalitas Pelanggan

akan mengalami peninggkatan sebeasr 0,104 satuan dengan asumsi variabel

independen lainnya bernilai tetap.

4.2.6 Hasil Uji Hipotesis

Menurut Priyatno (2011) uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua

variabel dependen atau variabel bebas secara bersama – sama terhadap variabel

dependen atau variabel terikat. Kriteria pengambilan Menurut Ghozali (2011) uji F

dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan F tabel dengan

ketentuan :

1. H0 diterima dan Ha di tolak jika F hitung < F tabel untuk α = 0,05

2. H0 di tolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 0,05 Untuk mencari

F tabel digunakan rumus

df 1= K df (2)

df 2 = N – K (100- 2-1) = 97
92

K = Jumlah Variabel bebas = 2 variabel

N = Jumlah responden (N= 100)

Dengan begitu akan di dapatkan (F 2,97) 3,09

Hasil uji F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.44 Hasil Uji Hipotesis 1

ANOVA
KUALITASPELAYANAN
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.595 7 .942 10.567 .000
Within Groups 8.202 92 .089
Total 14.797 99
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.45 di atas, diketahui besarnya nilai dari Ftabel pada

tingkat signifikansi 5% (0,05) yaitu sebesar 3,09. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel

(10,567 > 3,09). Berdasarkan data di atas maka berdasarkan hipotesis yang ada yaitu :

a. Berdasarkan tabel nilai statistik F, maka di peroleh F hitung > F tabel atau 10,567

> 3,09. Maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan hotel Swiss-Belinn Karawang.

b. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih rendah 0,05

atau 0,000 < 0,05, yang berarti H0 di tolak dan Ha di terima hal ini menunjukan

bahwa semua variabel independen Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan

secara stimulan (bersama – sama) terhadap Loyalitas Pelanggan hotel Swiss-

Belinn Karawang.
93

Tabel 4.45 Hasil Hipotesis 2

ANOVA
Citramerek
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.508 7 .501 4.183 .000
Within Groups 11.022 92 .120
Total 14.531 99
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.46 di atas, diketahui besarnya nilai dari Ftabel pada

tingkat signifikansi 5% (0,05) yaitu sebesar 3,09. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel

(4,183 > 3,09). Berdasarkan data di atas maka berdasarkan hipotesis yang ada yaitu :

a. Berdasarkan tabel nilai statistik F, maka di peroleh F hitung > F tabel atau 4,183

> 3,09. Maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang cukup signifikan

antara Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan hotel Swiss-Belinn Karawang.

b. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih rendah 0,05

atau 0,000 < 0,05, yang berarti H0 di tolak dan Ha di terima hal ini menunjukan

bahwa semua variabel independen Citra Merek berpengaruh signifikan secara

stimulan (bersama – sama) terhadap Loyalitas Pelanggan hotel Swiss-Belinn

Karawang.
94

Tabel 4.46 Hasil Hipotesis 3

ANOVA
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
KUALITASPEL Between 6.595 7 .942 10.567 .000
AYANAN Groups
Within 8.202 92 .089
Groups
Total 14.797 99
Citramerek Between 3.508 7 .501 4.183 .000
Groups
Within 11.022 92 .120
Groups
Total 14.531 99
Sumber: Hasil Output SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.47 di atas, diketahui besarnya nilai dari Ftabel pada

tingkat signifikansi 5% (0,05) yaitu sebesar 3,09. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel

(10,567 > 3,09) dan (4,183 > 3,09) . Berdasarkan data di atas maka berdasarkan

hipotesis yang ada yaitu :

a. Berdasarkan tabel nilai statistik F, maka di peroleh F hitung > F tabel atau 10,567

> 3,09 dan 4,183 > 3,09. Maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang

signifikan antara Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas

Pelanggan hotel Swiss-Belinn Karawang.

b. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih rendah 0,05

atau 0,000 < 0,05, yang berarti H0 di tolak dan Ha di terima hal ini menunjukan

bahwa semua variabel independen Kualitas Pelayanan dan Citra Merek

berpengaruh signifikan secara stimulan (bersama – sama) terhadap Loyalitas

Pelanggan hotel Swiss-Belinn Karawang.


95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Sesuai dengan penelitian yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh antara

Kualitas Pelayanan dan Citra Merek terhadap Loyalitas Pelanggan di Hotel Swiss-

Belinn Karawang. Maka peneliti berusaha untuk memberikan beberapa kesimpulan

berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan sebelumnya yang tercantum

pada Bab IV.

Dari hasil data yang dikumpulkan, dianalisis, dan di hitung dengan

menggunakan bantuan program SPSS versi 26.00 mengenai pengaruh Kualitas

Pelayanan dan Citra Merek terhadap Loyalitas Pelanggan Hotel Swiss-Belinn

Karawang dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari kualitas pelayanan di

Hotel Swiss-Belinn Karawang, diperoleh nilai rata- rata tertinggi terdapat di

pernyataan tentang hotel memberikan rasa aman dan nyaman, sebesar 3,42 yang

mana menurut interval kelas angka tersebut Sangat Baik Sedangkan nilai rata- rata

terendah dengan rata- rata 3,23 atau dapat dikatakan juga Sangat Baik menurut

interval kelas mengenai keterampilan dan pengetahuan karyawan.

2. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari citra merek di Hotel

Swiss-Belinn Karawang diperoleh nilai rata- rata tertinggi terdapat di pernyataan

memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan hotel lain, sikap dan perilaku

karyawan hotel sebesar 3,40 dimana menurut interval kelas dapat dikatakan Sangat
96

Baik. Dalam hal ini berarti hotel Swiss-Belinn Karawang memiliki Identitas

Merek yang kuat dan mampu memenuhi ekspetasi tamu yang menginap.

Sedangkan terdapat variabel dengan nilai rata- rata terendah yaitu sebesar 3,27

dimana angka tersebut menurut interval kelas dapat dikatakan Sangat Baik

mengenai produk yang ditawarkan sesuai dengan citra merek.

3. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari loyalitas pelanggan di

Hotel Swiss-Belinn Karawang, dimana nilai rata- rata tertinggi sebesar 3,46

dimana mernurut skala interval Sangat Baik terdapat di pernyataan saya akan

merekomendasikan hotel ke orang terdekat namun terdapat variabel dengan nilai

rata- rata terendah yaitu sebesar 3,33 atau Sangat Baik menurut interval kelas

mengenai pelayanan yang hotel ini berikan membuat anda sangat tertarik untuk

kembali.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek

terhadap loyalitas pelanggan di Hotel Swiss-Belinn Karawang, dapat diketahui

bahwa R Square adalah 0,418. Hal ini berarti variabel bebas yaitu Kualitas

Pelayanan (X1) dan Citra Merek (X2) memiliki pengaruh yang lemah yaitu

sebesar 41,8% terhadap variabel terikat (Y) yaitu Loyalitas Pelanggan. Sisanya

sebesar 58,2% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diperoleh dari bab

sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan saran yang dapat dijadikan masukan

untuk Hotel Swiss-Belinn Karawang saran yang diberikan yaitu :


97

1. Hotel Swiss-Belinn Karawang disarankan untuk mempertahankan keterampilan

dan pengetahuan karyawan dengan rata- rata 3,23 dengan cara melakukan studi

banding, serta lebih memberikan edukasi kepada staf mengenai kota Karawang

seperti destinasi- destinasi pariwisata, karena keterampilan dan kemampuan yang

tinggi dipandang dapat mendukung peningkatan kinerja karyawan dan

memberikan kontribusi dalam menentukan masa depan perusahaan (Robins dan

Judge, 2008).

2. Berdasarkan hasil kuesioner mengenai citra merek, hotel Swiss-Belinn Karawang

disarankan untuk mempertahankan produk yang ditawarkan sesuai dengan citra

merek yaitu didapat nilai rata- rata sebesar 3,27. Dengan memaksimalkan service,

kebersihan, serta fasilitas hotel guna meningkatkan citra merek hotel Swiss-Belinn

Karawang.

3. Berdasarkan kuesioner mengenai loyalitas pelanggan, hotel Swiss-Belinn

Karawang disarankan untuk mempertahankan memberikan pelayanan yang

membuat pengunjung sangat tertarik untuk kembali, dengan nilai rata- rata sebesar

3,33. Dengan membuat event- event khusus para loyal, memberikan diskon, serta

meningkatkan komunikasi, dll.

4. Penelitian selanjutnya dapat mengganti variabel bebas kualitas pelayanan dan citra

merek sebagai variable x berdasarkan R square yaitu 41.8% dengan variabel

lainnya seperti, kepuasan pelanggan, fasilitas, nilai pelanggan, dll.


98

Daftar Pustaka

A.A G.P Widanaputra, Herkulanus Bambang Suprasto, Dodik Aryanto, MM dan

Ratna Sari. (2009). Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Agus Sulastiyono. (2011). Manajemen Penyelenggaraan Hotel: Manajemen Hotel.

Bandung: Alfabeta

Ahmad Ary Setiawan, N. Rachma, Afi Rachmat Slamet.(2019). Pengaruh Kualitas

Pelayanan, Kreatifias Promosi Dan Citra Merek Terhadap Loyalitas

Pelanggan. Universitas Islam Malang

Akdon, dan Riduwan (2009). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk

Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.

Anvari, Ahmadreza Fazel, Iraj Soltani, Mojtaba Rafiee.(2016). Providing the

Applicable Model of Performance Management with Competencies Oriented.

Procedia - Social and Behavioral Sciences 230 ( 2016 ) p.190 – 197

Andrian,Jonathan. Swiss-Belinn Karawang Resmi Dibuka. www.Kompas.com. 11

November 2019.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Cossio-Silva, F., Revilla-Camacho, M., Vega-Vazquez, M., And Palacios-Florencio,

B., (2015), Value Co-Creation And Customer Loyalty, Journal Of Business

Research

Danang Sunyoto.(2012). Dasar-dasar manajemen pemasaran. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: CAPS
99

Duwi Priyatno. (2011). “5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 19”. Yogyakarta:

Andi

Fandy, Tjiptono.(2011). Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Edisi 2.

Yogyakarta: Andi

_______.(2012). Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta :

Andi.

Fraenkel, J. & Wallen, N. (1993). How to Design and evaluate research in education.

(2nd ed). New York: McGraw-Hill Inc.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Greogy Moorhead dan Ricky W. Griffin.(2013).” Perilaku Organisasi Manajemen

Sumber Daya Manusia dan Organisasi “ edisi 9. Jakarta.Salemba empat

Griffin, Jill. (2010). Customer Loyalty, Menumbuhkan dan Mempertahankan

Kesetiaan Pelanggan. Alih Bahasa Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga.

Hair, Jr. (2010). Multivariate Data Analysis (7th ed). United States : Pearson

Hardiyansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi Indikator dan

Implementasinya. Yogyakarta : Gaya Media

Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan: Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Keller, Kevin Lane. (2013). Strategic Brand Management. Fourth Edition. Harlow:

Pearson Education Limited

Kotler dan Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13 Jakarta:

Erlangga.

_______. (2012). Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Erlangga


100

_______, (2016). Marketing Managemen, 15th Edition, Pearson Education,Inc.

_______. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. & Gary Armstrong.(2014). Principle Of Marketing, 15th edition:

Pearson.

Kuncoro, Mudrajad.(2009). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Penerbit

Erlangga. Jakarta.

Lovelock, C, dan John Wirtz,(2011). “Pemasaran Jasa Perspektif edisi 7”. Jakarta :

Erlangga.

Marheni Eka Saputri &Tutut Ratna Pranata.(2014). Pengaruh Brand Image Terhadap

Kesetiaan Pengguna Smartphone Iphone. Universitas Telkom.

Nastiti, Heni.(2014). Analiss Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode SQC

Normasari, S., Kumadji, S., & Kusumawati, A. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyalitas Pelanggan.

Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 6(2), 1–9.

Nugroho, Farid Yuniar.,(2011). Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan Pelanggan

Terhadap Loyalitas Konsumen. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”.

Pramadivara. I.M.G Dan N.K Seminari. (2012). Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Puri Saron Hotel Seminyak Kuta. 494-

509.

Pujawan, I Nyoman. (2010). Supply Chain Management Edisi Kedua. Surabaya :

Guna Widya.
101

Putri (2019). Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan

(Studi Pada Pengguna Smartphone Samsung Di Kota Malang). Universitas

Brawijaya

Ratih Hurriyati (2014). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung :

Alfabeta.

Robbins, Stephen. P.& Timothy,A. Judge. (2008).Perilaku Organisasi. Jakarta. Sa-

lemba Empat.

Sahney, Amrita. (2016). A Riview of brand image and its impact on buying

behavior.International Journal of Academic Research and Development. Vol

1, issue 8, page no. 01- 03

Sangadji , Etta Mamang & Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian–Pendekatan Praktis

dalam Penelitian, Yogyakarta, ANDI

_______. (2013). Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis, edisi pertama, cetakan

pertama, Penerbit : Andi Yogyakarta

Sekaran, Uma. (2011). Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta: Salemba

Empat.

Shafiee, Majid Mohammad.(2014). The role of brand image in forming airlines

passangers' purchase intention: Study of Iran aviation industry. International

Journal of Service and Operations Management 19 (3) 360.

Sinambela, Lijan Poltak.(2014).Reformasi Pelayanan Publik (Teori, Kebijakan, dan

Implementasi). Jakarta: PT Bumi Aksara

_______. (2011). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: BumiAksara.

Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
102

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

_______. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

Alfabet.

_______. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

_______.(2009). Metode Penelitian Bisnis ( Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan

R&D). Bandung: Alfabeta,

_______.(2010). Metode Penelitian kualitatif dan Kuantiitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta,

_______.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Afabeta

_______.(2013).MetodePenelitianPendidikan.PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung:Alfabeta.

_______.(2014). metode penelitian & pengembangan (research and development).

Bandung: alfabeta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sutria Langling Manorek. (2016). The Influence Of Brand Image, Advertising,

Perceived Price Toward Consumer Purchase Intention (case Study: Samsung

Smartphone), journal research of economi Vol 3, No 4.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra,(2012), Pemasaran Strategik. Yogyakarta,.

Tjiptono, Fandy, (2015). Brand Management & Strategy. Yogyakarta : Andi

_______. (2014). Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi


103

Wang Ya-Hui dan Tsai Cing-Fen (2014) “The relationship between brand image and

purchase intention: Evidence from award winning mutual funds.” The

international Journal of Bussines and Finance Research Vol 8 (2) 27-39.

Wisnu Mega Sadewa. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas

Pelanggan Pada Time Hit Coffee Bogor, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Wiyasha, I.B.M. (2010). F&B Cost Control untuk Hotel dan Restoran, Yogyakarta:

Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai