PENDAHULUAN
pelayanan lainnya untuk umum. Dimana setiap hotel bersaing untuk memberikan
pelayanan terbaik, upaya tersebut dilakukan demi bertahan ditengah persaingan yang
Untuk tetap menjadi pilihan konsumen salah satu cara yang dilakukan hotel
adalah dengan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik. Kualitas pelayanan yang
harapan pelanggan dan kinerja pelayanan yang meliputi 2 faktor utama yaitu
(perceived service).
1
2
Dapat dilihat dari tabel bahwa negative mention terhadap service pada tahun
2018 tidak terdapat masalah namun pada tahun 2019 terdapat negative mention
sebesar 10, kemudian munculnya negative mention mengenai kasur sebesar 9 dan
dan minuman serta kamar mandi, dimana dari perubahan angka tersebut, adanya
Menurut Sadewa (2015) bahwa kualitas pelayanan memberikan hasil positif dan
Citra merek juga sangat mempengaruhi suatu barang atau jasa, bahwa dalam
peranan nya brand dapat menandakan satu tingkat mutu tertentu sehingga pembeli
yang puas dapat dengan mudah membeli produk. Menurut Kotler dan Keller (2016)
3
citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari
asosiasi yang ada pada pikiran konsumen. Citra merek merupakan asosiasi yang
muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi
tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran dan citra tertentu
Competition Ranking
Pada tabel 1.2 yang bersumber dari ReviewPro, Hotel Swiss-Belinn Karawang
menempati urutan keempat dari enam hotel di Kota Karawang yang dimana citra
merek dari hotel tersebut dianggap masih belum masksimal. Walaupun dilihat dari
rating hotel review tersebut tidak berdasarkan klasifikasi hotel berbintang yang
loyalitas pelanggan (Putri 2019). Dengan meningkatnya kualitas pelayanan serta citra
Memiliki konsumen yang loyal tentu saja merupakan harapan bagi setiap
hotel, karena loyalitas adalah hal penting yang harus dijaga oleh hotel demi
sumber keunggulan kompetetif dan asset yang tak berwujud bagi Perusahaan (Cossío-
Menurut tabel 1.3 dapat diperoleh informasi bahwa terdapat kenaikan jumlah
member yang signifikan dari bulan mei ke juni yaitu sebanyak 47 member namun
terjadi penurunan di bulan Juli sampai September banyak faktor yang dapat
kualitas pelayanan dan citra merek dari hotel tersebut. Hal ini juga disampaikan oleh
Setiawan, Rachma dan Slamet (2019) bahwa loyalitas pelanggan dapat dipengaruhi
oleh kualitas pelayanan serta citra merek karena dapat mendukung untuk
Dari latar belakang yang ada, maka penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap
a. Identifikasi Masalah
makanan dan minuman (food & beverage) serta kamar mandi (bathroom).
b. Pembatasan Masalah
Agar tetap fokus pada masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini akan
membatasi masalah sebagai berikut, yang akan diteliti mengenai kualitas pelayanan
identitas merek, personalitas merek, asosiasi merek, sikap dan perilaku merek,
manfaat dan keunggulan merek. Dan loyalitas yang akan dibahas mengenai Repeat
6
esistensi perusahaan).
c. Perumusan Masalah
1. Faktor apa yang paling dominan dari kualitas pelayanan di Hotel Swiss-Belinn
Karawang?
2. Faktor apa yang paling dominan dari citra merek di Hotel Swiss-Belinn
Karawang?
3. Faktor apa yang paling dominan dari loyalitas pelanggan di Hotel Swiss-Belinn
Karawang?
4. Berapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek terhadap loyalitas
1. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari kualitas pelayanan di
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor apa yang paling dominan dari citra merek di
3. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari loyalitas pelanggan di
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek
Penulisan poryek akhir ini disusun dalam 5 (lima) bab yang secara garis besar
BAB I PENDAHULUAN
metode analisa.
8
Bab keempat ini adalah bab yang membahas tentang metode dan unit
Bab kelima ini adalah bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan
BAB II
LANDASAN TEORI
berhubungan dengan masalah atau topik yang sedang diteliti, yaitu mengenai kualitas
pelayanan, citra merek, dan loyalitas pelanggan pelanggan. Kajian pustaka ini
dilakukan untuk melihat dasar-dasar secara teoritis mengenai topik yang sedang
diteliti.
Kualitas merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan sebuah hotel
menyediakan produk berkualitas maka telah membangun salah satu fondasi untuk
Kualitas menjadi penentu apakah suatu usaha tersebut telah dikatakan layak.
Persepsi konsumen tentang kualias pelayanan jasa akan memberikan pengaruh positif
10
dalam proses keputusan pembelian. Goetsch dan Davis (1994) yang dikutip oleh
berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan”. Berdasarkan definisi ini, kualitas adalah
hubungan antara produk dan pelayanan atau jasa yang diberikan kepada konsumen
kualitas merupakan suatu ukuran untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah
mempunyai nilai guna seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang
atau jasa dianggap telah memiliki kualitas apabila berfungsi atau mempunyai nilai
guna seperti yang diinginkan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai guna yang
dikatakan layak dan sesuai yang dikehendaki kualitas harus menyesuaikan dengan
produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan, artinya bahwa produk itu cocok
dengan pengguna pelanggan yang berkaitan dengan nilai yang diterima pelanggan
dan dengan kepuasan konsumen. (Schroeder 1995 dalam Nastiti 2014). Ada juga
menurut Sampara dalam Sinambela (2011) pelayanan adalah suatu kegiatan atau
urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang
pengguna produk. Jika kualitas tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh
11
konsumen akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena konsumen tidak akan
dasarnya tidak berwujud. Hal ini diungkapkan Gronroos yang dikutip oleh Tjiptono
serangkaian aktivitas intangible (tidak berwujud) yang biasanya (namun tidak harus
selalu) terjadi pada interaksi antara konsumen dengan karyawan jasa, sumber daya
fisik, barang, atau sistem penyedia jasa yang disediakan sebagai solusi atas masalah
konsumen. Dari definisi ini, dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan aktivitas
yang diberikan kepada konsumen dan pada dasarnya tidak berwujud, disediakan
konsumen, bisa berupa benda dan objek lainnya, hal ini ditulis oleh Lovelock dan
ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain. Seringkali berbasis waktu, kinerja
membawa hasil yang diingkan ke penerima, benda atau asset lainnya adalah tanggung
jawab pembeli.
menyediakan keperluan orang. Pelayanan juga merupakan suatu kegiatan atau urutan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau
mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelayanan sebagai hal,
Adapun pengertian pelayanan secara etimologis yang berasal dari kata layan
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Poerwardarminta dalam Hardiyansyah
berhubungan dengan jual beli baik barang maupun jasa. Pengertian pelayanan
dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan. Tindakan yang dilakukan guna
memenuhi keinginan pelanggan akan suatu produk atau jasa yang mereka butuhkan.
konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Oleh karena itu
kualitas pelayanan yang diberikan hotel harus dapat memenuhi harapkan pelanggan
bahkan melampaui.
pelayanan jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan jasa
secara konsisten. Menurut Tjiptono (2012: 59) menyatakan sebagai berikut “Kualitas
pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
pelanggan sesuai dengan standar pelayanan yang telah dibakukan dalam memberikan
layanan sebagai pembakuan pelayanan yang baik. Sementara itu menurut Ibrahim
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan jasa (pelayanan) sesuai
dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.” Dalam hal ini, kualitas pada dasarnya
terkait dengan pelayanan yang baik, yaitu sikap atau cara karyawan dalam melayani
Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada kosumen oleh suatu
mereka akan melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan kepada orang lain
14
untuk membeli ditempat yang sama. John J. Sviokla dalam Tjiptono (2012:157)
menciptakan suatu persepsi positif dari pelanggan serta mampu menghasilkan suatu
1) Kecepatan yaitu waktu dalam melayani pelanggan sesuai dengan batas waktu
15
3) Keamanan yaitu rasa aman yang ditawarkan perusahaan pada saat melayani
pelanggan
Dimensi kualitas jasa yang disebutkan diatas bisa saja tidak tersampaikan
dengan baik dan mengalami kegagalan penyampaian jasa antara perusahaan dan
pelanggan, karena berbedanya persepsi mereka tentang suatu pelayanan. Lima gap
berikut:
Adanya perbedaan antara penilaian pelayan menurut jasa dan persepsi manajemen
spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan ini terjadi karena tidak memadai komitmen
16
delivery)
dirasakan adalah perbedaan persepsi antara jasa yang di rasakan dan yang
sama dan bahkan persepsi lebih baik dari ekspektasi maka perusahaan akan
mendapatkan citra dan dampak positif, dan sebaliknya jika kualitas pelayanan
yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maa kesenjangan ini akan
menimbulkan masalah.
17
Dari gambar diatas, dapat dilihat jika terdapat lima kesenjangan (gap) yang
Brand atau merek merupakan nama, istilah, tanda, maupun gabungan dari
keseluruhan nya, untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual agar dapat
dibedakan dari kompetitor yang lain. brand mempunyai jiwa tersendiri dimana dapat
seperti yang di kemukakan oleh Kotler dan Keller (2009) bahwa dalam peranan nya,
brand dapat menandakan satu tingkat mutu tertentu sehingga pembeli yang puas
dapat dengan mudah membeli produk. Dalam memilih salah satu dari brand yang
telah ada, konsumen tentunya memiliki persepsi tersendiri mengenai merek tertentu.
Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak
ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasaran yang professional adalah
merek. Menurut Kotler dalam Tjiptono (2015 : 105) menyusun paham bahwa ada
enam makna yang bisa di sampaikan melalui suatu merek, yaitu pada halaman
selanjutnya :
bagi perusahaan.
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para
pesaing.
Dan juga menurut Undang – Undang Merek No. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan,
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
istilah, tanda , simbol, atau kombinasi dari mereka yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang dan jasa dari suatu penjual atau kelompok penjual dan untuk
membedakan mereka dari pesaing. Kemudian menurut Hui wang dan Fen Tsai
19
(2014:29) merek didefinisikan sebagai gambar atau kepribadian yang diciptakan oleh
Berdasarkan definisi dari beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa merek
merupakan suatu bentuk identitas dari suatu produk yang ditawarkan kepada
pelanggan yang dapat membedakan produk perusahaan dari produk pesaing yang
1. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh berasal dari
pengusahanya.
3. Perusahaan memberi nama pada merek barang nya supaya mudah diingat dan
5. Memberi motivasi pada saluran distribusi karena barang dengan merek terkenal
konsumen.
konsumen. hal ini karena konsumen sering mengartikan bahwa produk yang memiliki
brand yang baik sebagai produk yang berkualitas juga. keterikatan konsumen pada
suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada beberapa pengalaman atau
(brand image). Menurut Soltani dkk (2016:204), citra merek mencakup pengetahuan,
pendapat, dari pelanggan dan karakteristik non-fisik dan produksi fisik gambar yang
persepsi tentang merek yang tercermin melalui asosiasi merek yang ada dibenak
konsumen.
Kotler dan Amstrong (2014:233) juga menyatakan bahwa citra merek adalah
Kotler dan Keller (2009;332) mendefinisikan bahwa citra merek adalah suatu
kesan yang ada didalam benak konsumen mengenai suatu merek yang hal ini
citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen
ketika mengingat sebuah merek tertentu. Menurut Keller (dalam Marheni dan Tutut
21
berikut:
Hal ini dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang
diberikan oleh suatu brand dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
Hal ini bergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen
dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai
brand image. Ketika konsumen secara aktif memikirkan arti dari informasi suatu
produk atau jasa, akan tercipta asosiasi yang semakin kuat terhadap ingatan
konsumen.
Sebuah brand haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut memiliki ciri
khas dan sulit untuk ditiru para pesaing. keunikan suatu produk akan memberikan
kesan yang cukup membekas terhadap ingatan pelanggan atau keunikan brand.
sebuah brand yang memiliki ciri khas haruslah dapat melahirkan keinginan
Dapat disimpulkan dari pengertian para ahli diatas bahwa citra merek adalah
sebuah persepsi yang dibangun oleh konsumen didalam benak mereka melalui
pengalaman dan karakter dari produk tersebut yang pernah dilihat atau dirasakan oleh
konsumen. pembangunan citra merek yang kuat sangatlah penting bagi perusahaan.
sebab tanpa citra merek yang kuat sangatlah sulit untuk menarik konsumen baru juga
22
untuk mempertahankan konsumen yang sudah membeli produk atau jasa dari
perusahaan tersebut.
Brand identity merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau
dengan merek atau produk lain, seperti logo, warna, kemasan, lokasi, identitas
yang sama, misalnya karakter tegas, kaku, berwibawa, nigrat, atau murah senyum,
sebagainya.
Brand Association adalah hal-hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan
dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk, aktivitas
yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau kegiatan sosial
resposibility, isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun
23
person, simbol-simbol dan makna tertentu yang sangat kuat melekat pada suatu
merek.
Brand attitude and behavior adalah sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi
aktivitas dan atribut yang melekat pada merek saat berhubungan dengan khalayak
Brand benefit and competence merupakan nilai-nilai dan keunggulan khas yang
ditawarkan oleh suatu merek kepada pelanggan yang membuat pelanggan dapat
Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, hal ini
menjadi alasan utama bagi sebuah hotel untuk dapat mempertahankan loyalitas dari
adalah seorang konsumen dikatkan setia atau loyal apabila konsumen menunjukan
perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan
konsumen membeli paling Sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu.
secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-
adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau pemasok, berdasarkan
sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.
untuk membeli merek tertentu dibandingkan merek yang lain dalam kategori produk
2. Melakukan pembelian disemua lini produk atau jasa (purchase across product
4. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates
Sebuah bentuk bangunan yang didirikan dan dikelola dengan tujuan komersil
disebut sebagai hotel. Menurut Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan
dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan
mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan fasilitas serta layanan yang
diberikan oleh hotel pada klasifikasi tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik
yang dikelola secara komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan
yang ada untuk menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan, makanan, dan
minuman serta jasa yang lainnya dimana fasilitas dan pelayanan tersebut disediakan
No. KM 37/PW. 340/MPPT -86 dalam Sulastiyono (2011:6), adalah "Suatu jenis
menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya
dalam penelitian ini, selain itu penelitian terdahulu dapat dipakai sebagai sumber
penelitian terdahulu yang di dapat dari jurnal dan internet sebagai perbandingan agar
diketahui persamaan dan perbedaannya. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel
12 Analisis Kualitas Produk, Kualitas 2019 Hasil dari analisis penelitian ini
Pelayanan Dan Citra Merek Pada adalah menunjukkan bahwa
Kepuasan Pelanggan Klinik kualitas produk, kualitas layanan,
Kecantikan Dan Pengaruhnya dan citra merek memberikan
Terhadap Loyalitas Pelanggan, pengaruh positif dan signifikan
Amelia Septian Aryamti terhadap kepuasan pelanggan.
, Ama Suyanto Serta kualitas produk, kualitas
layanan, dan citra merek
memberikan hasil positif dan
signifikan terhadap loyalitas
pelanggan
13 Pengaruh Kualitas Pelayanan, 2019 Kualitas Pelayanan, Kreatifitas
Kreatifias Promosi Dan Citra Merek promosi dan Citra Merek
Terhadap Loyalitas Pelanggan, berpengaruh simultan terhadap
Ahmad Ary Setiawan, N. Rachma, Loyalitas pelanggan geprek kak
Afi Rachmat Slamet rose di Rayon Alfarabi Komisariat
Universitas Islam Malang
14 Analisis Pengaruh Kualitas 2018 Hasil penelitian ini menujukkan
Pelayanan Dan Citra Merek bahwa Kualitas pelayanan dan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Citra merek memiliki pengaruh
Melalui Kepuasan Pelanggan positif dan signifikan terhadap
Sebagai Variabel Intervening (Studi kepuasan pelanggan, Kualitas
Pada Jasa Go-Jek Di Kota Pelayanan, Citra merek, dan
Semarang), Bram Andreas Sidabutar Kepuasan pelanggan memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
15 Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Terdapat pengaruh positif yang
Citra Merek Terhadap Kepuasan 2015 signifikan antara kualitas
Konsumen Serta Pengaruhnya pelayanan terhadap
Terhadap Loyalitas Konsumen Pada loyalitas konsumen TV Samsung
Produk Tv Lcd Samsung (Studi di Elektronik Solution Java
Konsumen Di Elektronik Solution Supermall, terdapat pengaruh
Java Supermall Semarang), Gilang positif yang signifikan antara Citra
Febriani Ardiyanto , Maria M merek terhadap loyalitas
Minarsih , Andi Tri Haryono konsumen TV Samsung di
Elektronik Solution Java
Supermall
30
yang dilakukan oleh peneliti dan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Namun
Dari Tinjauan Pustaka yang telah dipaparkan diatas serta pendapat- pendapat
para ahli mengenai penelitian yang akan dianalisis maka diuraikan kerangka
pemikiran yang merupakan hal penting dalam penelitian ini sebagai berikut:
Kualitas Pelayanan
(X1)
a. Tangible (berwujud)
b. Reability (keandalan)
c. Responsiveness (ketanggapan)
d. Assurance (jaminan/kepastian)
e. Emphaty (empati) Loyalitas
(Y)
Sumber: Parasuraman dalam Tjiptono H1 1. Repeat Purchase (Kesetiaan
(2012:174) terhadap pembelian produk).
2. Retention (Ketahanan terhadap
H3 pengaruh yang negatif mengenai
perusahaan).
3. Referalls(Mereferensikan secara
total esistensi perusahaan).
Citra Merek
(X2) Sumber : Kotler & Keller (2012:57)
a. Identitas Merek H2
b. Personalitas Merek
c. Asosiasi Merek
d. Sikap dan Perilaku merek
e. Manfaat dan Keunggulan Merek
2.3. Hipotesis
A. Hipotesis 1
Ho: Tidak ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada
Swiss-Belinn Karawang.
B. Hipotesis 2
Ho: Tidak ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan di Hotel
Swiss-Belinn Karawang.
Ha: Ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan di Hotel Swiss-Belinn
Karawang.
C. Hipotesis 3
Ho: Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan dan citra merek terhadap
Ha: Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dan citra merek terhadap loyalitas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan metode
kualitas pelayanan, juga citra merek, dan juga loyalitas pelanngan Hotel Swiss-
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat
variabel lain dengan metode korelasional yang dikutip dari Sukardi (2007)
33
ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variable atau lebih.
hubungan antara dua ata beberapa variabel. Ciri dari penelitian korelasiaonal adalah
bahwa penelitian tersebut tidak menuntut subyek penelitian yang terlalu banyak.
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
3.2.1 Variabel
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(terikat).” Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan dan citra
merek.
34
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Loyalitas
Skala yang digunakan penelitian ini adalah skala likert (Likert Scale)
dikarenakan penelitian ini akan mengukur sikap atau pendapat dari pembeli yang
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah satu
cara untuk menentukan skor. Kriteria penilaian ini digolongkan daam empat tingkatan
3.3.1 Populasi
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah member Loyalty
JAN 6
FEB 19
MAR 11
APR 63
MAY 45
JUN 92
JUL 74
AUG 75
SEP 54
Total 439
Sumber: ReviewPro Hotel Swiss-Belinn Karawang
3.3.2. Sampel
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
random sampling. Menurut Sugiyono (2017: 82) probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
memperhartikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
mewakili populasi yang ada, karena syarat utama agar dapat ditarik suatu generalisasi
adalah bahwa sampel yang diambil dalam penelitian harus menjadi cermin populasi.
Itulah sebabnya dari populasi memerlukan teknik tersendiri sehingga sampel yang
Sample yang akan diambil berdasarkan kriteria di atas adalah sebanyak 100
korelasional.
40
data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2017: 137)
mendefinisikan data primer sebagai sumber data yang langsung memberikan data
sugiyono (2014: 142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien
apabila peneliti tahu dengan siapa variabel akan diukur dan tahu apa yang bisa
atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melaui
pos atau internet. Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan secara langsung kepada
100 responden, yaitu tamu yang menginap di Hotel Swissbell Karawang mengenai
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan di Hotel
Swiss-Belinn Karawang.
1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh berdasarkan
2. Wawancara
dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
Karawang.
informasi sejarah hotel, komplain tamu yang menginap, kompetitor hotel Swiss-
3. Angket
Dalam hal ini peneliti menggunakan angket tertutup, yaitu angket yang sudah tersedia
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
Kuncoro (2009 : 145) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang telah
di kumpulkan oleh pihak lain, peneiliti dapat mencari sumber data ini melalui sumber
yang berupa alat / mesin pencari di internet dimana segala informasi dari berbagai era
tersedia didalamnya. Peneliti juga melakukan riset melalui internet dengan mencari
data- data yang dapat mendukung penelitian ini seperti data penelitian sebelumnya
landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang di teliti. Dilakukan dengan
sebelumnya, mengkaji buku mapun makalah yang berhubungan erat dengan topik
penelitian. Sehingga penulis memperoleh informasi sebagai dasar teori dan acuan
Pengolahan data dari hasil kuesioner untuk penelitian ini akan dilakukan
Package for the Social Sciences). Beberapa pengujian yang dilakukan diantaranya
43
Adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji stastisitk deskriptif, uji koefisiensi
determinasi, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji f.
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu
penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk menguji
pertanyaan dengan skor totalnya (Sugiyono, 2010). Syarat valid atau tidak validnya
1. Jika r hitung > r tabel maka butir-butir pertanyaan dari kuisioner adalah valid
2. Jika r hitung < r tabel maka butir-butir pertanyaan dari kuisioner adalah tidak
valid
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur
suatu gejala atau kejadian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach
alpha> 0,60 (Ghozali, 2011:42) Berikut adalah table tingkat keandalan berdasarkan
Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-
rata dari setiap variabel, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang ditentukan
berdasarkan nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil penyebaran kuesioner.
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
Uji nilai Rata-rata dilakukan untuk mengetahui skor mean dari tiaptiap
Rumus rata-rata (mean) yang dikutip oleh Sugiyono (2015 : 280) adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
45
Me = Mean (Rata-rata)
xi = Nilai x ke i sampai ke n
n = Jumlah Individu
Setelah data berhasil diolah, maka hasil pengolahan perlu disimpulkan dengan
panjang kelas interval, sehingga skor yang didapat bisa lebih mudah dimengerti.
Penentuan panjang kelas interval dalam penelitian ini menggunakan rumus yang
Range Skor
Tabel 3.4 Interval Kelas, Kualitas Pelayanan, Citra Merek, Loyalitas Pelanggan
KD = r² x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
a. Jika Kd mendekati nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent lemah.
dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik
turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel
Keterangan:
Y = Loyalitas
= Koefesien Konstanta
= Koefesien regresi
= Kualitas Pelayanan
= Citra Merek
dependen atau variabel terikat. Pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut :
a. Merumuskan Hipótesis
c. Menentukan F hitung.
48
df 1 (jumlah variabel 1)
Kriteria Uji F
Achmad Yani no. 29, Karawang 41315 Indonesia. Pada bulan November - Desember
No Kegiatan November
1 2 3 4
1 Observasi √
3 Wawancara √
4 Pembagian Kuisioner √
5 Pengolahan Data √
BAB IV
and asian Passion and Service”. Perusahaan ini mulai memasuki pasar Asia sejak
perusahaan hotel lainnya di Asia dan bertaraf internasional dengan filosofi konsultasi
smteam-sika@swiss-belhotel.com
Belinn Karawang, Jawa Barat, Kamis (3/9/2015). Hotel berstandar internasional ini
Karawang itu hotel berkonsep bintang tiga dengan fasilitas yang menyamai bintang
Opening Ceremony.
superior balcony, deluxe, deluxe balcony, business studio, dan suite. Setiap kamar
51
dilengkapi dengan wifi, televisi, meja laptop, colokan listrik pada masing-masing
kasur, sarana pembuat teh dan kopi, hair dryer, kulkas, dan brankas pribadi. Beberapa
ruangan juga memiliki mini bar dan microwave. Swiss-Belinn Karawang dibangun
sebagai hotel bisnis, yakni hotel yang memfasilitasi kebutuhan bisnis di Karawang.
Karawang, karena Krawang adalah kota industri yang sedang berkembang," jelas
Herry.
Hotel berbintang tiga ini memiliki 9 meeting room dan 1 ballroom dengan
fasilitas yang menunjang acara kecil hingga menengah. Kapasitas meeting room bisa
mencapai 788 orang dan dapat digunakan untuk beragam kebutuhan dari pertemuan
hingga pesta pernikahan. Ada juga Bar, Resto, dan Lounge (Balero), kolam renang,
fitness centre, spa and massage, dan ruang karaoke yang dapat dinikmati. Bagi yang
berniat tinggal lama dan sibuk dapat menggunakan pelayanan laundry yang
Beberapa tempat wisata yang dapat dinikmati di kota ini ialah Pantai
Pisangan, Pantai Tanjung Pakis, Pantai Tanjung Baru, dan berbagai air terjun seperti
Curug Santri, Curug Bandung, dan Curug Lalay. "Kita juga mau menjadi daya tarik
untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara utk singgah di Karawang," ujar
Herry. Swiss-Belinn Karawang terletak di Jl. Jendral Ahmad Yani No.29 Karawang.
Harga per kamar dimulai dari Rp688.000, sudah termasuk pajak, sarapan untuk dua
orang, welcome drink, fitnes, dan kolam renang. Harga berlaku sampai 30 Oktober
2015.
52
4.1.5. Fasilitas
dan lounge, kolam renang, bar kolam renang, pusat kebugaran, spa dan pijat, ruang
a. 1 Ballroom
b. 9 Ruang Rapat
c. Swiss-Cafe Restaurant
d. Laundry
f. Pool Bar
g. Pusat Kebugaran
i. Karaoke
j. Parkir valet
4.1.6. Kamar
Swiss-Belinn Karawang memiliki 178 kamar termasuk kamar bebas asap dan
pilihan tempat tidur queen atau twin dan kamar mandi dengan shower. Luas kamar 24
m2 dan tersedia kamar bebas asap rokok. Seluruh Kamar Superior dilengkapi dengan
f. Mini-bar
h. Pengering rambut
termasuk:
f. Mini-bar
h. Pengering rambut
tempat tidur queen dan kamar mandi dengan shower. Luas kamar 31 m2.
f. Mini-bar
h. Pengering rambut
dalam pilihan tempat tidur queen dan kamar mandi dengan shower. Luas kamar 33
55
fasilitas termasuk:
f. Mini-bar
h. Pengering rambut
pilihan tempat tidur queen dan kamar mandi dengan shower. Luas kamar 40 m2 serta
tersedia area kerja. Seluruh Kamar Business Studio dilengkapi dengan berbagai
fasilitas termasuk:
f. Mini-bar
56
h. Pengering rambut
4.1.12. Suites
f. Mini-bar
h. Pengering rambut
Dalam Sub Bab ini membahas mengenai hasil dari penelitian. Penelitian ini
menggunakan data primer yang datanya dikumpulkan dari kuisioner yang telah
disebar. Responden yang menjadi objek penelitian ini adalah orang yang menginap
di Hotel Swiss-Belinn Karawang yang berjumlah 100 orang. Alat bantu software
yang digunakan untuk mengolah data adalah program SPSS (Stastical Product and
4.2.1 Demografi
bagian yaitu, jenis kelamin, usia, pekerjaan, tujuan menginap , serta sudah berapa kali
menginap di hotel. Dibawah ini adalah hasil kuisioner yang diperoleh pada pelanggan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 54 54.0 54.0 54.0
perempuan 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
Berdasarkan data kuesioner yang sudah didapatkan dari 100 responden yang
berjenis kelamin laki- laki sebanyak 54 dan yang berjenis kelamin perempuan,
sebanyak 46 responden dari hasil tersebut dapat disimpulkan responden laki- laki
lebih dominan. Karena menurut badan pusat statistik Karawang jumlah laki- laki di
kota Karawang lebih banyak yaitu sebanyak 1.166.478 dan perempuan sebanyak
1.107.101.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-27 tahun 41 41.0 41.0 41.0
28-38 tahun 33 33.0 33.0 74.0
58
Berdasarkan tabel usia diatas dapat dilihat responden yang berusia 17- 27
tahun sebanyak 41, kemudian dengan usia 28- 38 tahun sebanyak 33 responden dan
berusia > 40 tahun sebanyak 26 responden. Dapat disimpulkan bahwa tamu hotel
tahun.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pelajar/mahasiswa 15 15.0 15.0 15.0
wiraswasta 25 25.0 25.0 40.0
aparatur pemerintah 16 16.0 16.0 56.0
pegawai swasta 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber; Hasil Output SPSS 26
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari 100 kuesioner yang disebar 44
hasil tersebut berarti responden dengan pekerjaan pegawai swasta paling dominan di
hotel Swiss-Belinn Karawang. Hal itu disebabkan karena banyaknya pabrik di kota
59
Karawang, karena Karawang merupakan kota dengan salah satu kawasan industri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid liburan 52 52.0 52.0 52.0
bisnis 48 48.0 48.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
Hasil dari 100 kuesioner yang telah didapatkan responden dengan tujuan
menginap liburan sebanyak 52 responden, dan dengan tujuan menginap untuk urusan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid satu kali 18 18.0 18.0 18.0
2-3 kali 31 31.0 31.0 49.0
lebih dari 3 kali 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
60
respoden, 2- 3 kali sebanyak 31 responden, dan responden yang datang lebih dari 3
lebih dari 3 kali yang paling dominan, hal tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk
1. Uji Validitas
Analisis data diawali dengan uji validitas. Validitas suatu alat ukur adalah
menunjukkan kesesuaian dari alat ukur tersebut yaitu item-item pertanyaan dalam
kuesioner, dengan apa yang ingin diukur tersebut yaitu item-item pertanyaan dalam
kuesioner, dengan apa yang ingin diukur. Oleh karena itu, semua item pertanyaan
yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada item pertanyaan yang telah
menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pernyataan dalam variabel maka
dikatakan valid. Maka pendekatan yang digunakan adalah corrected item total
61
correlation yang diolah menggunakan SPSS versi 26 yang dapat dilihat melalui tabel
berikut ini :
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 10 pernyataan diatas memiliki nilai r
hitung > r tabel. Maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan tersebut valid,
(Kualitas Pelayanan).
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 10 pernyataan diatas memiliki nilai r
hitung > r tabel. Maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan tersebut valid,
sehingga hasilnya dapat dipercaya dan digunakan untuk mengukur variabel X2 (Citra
Merek).
Variabel
hotels)
interested in returning)
returning)
merekomendasikan hotel ke
recommend to my family or
friends)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 10 pernyataan diatas memiliki nilai r
hitung > r tabel. Maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan tersebut valid,
(Loyalitas).
2. Uji Reliabilitas
67
Setelah diperoleh hasil item kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
valid, dilanjutkan dengan uji realiabilitas. Dengan menggunakan program SPSS 26.0
dapat diketahui skor hasil uji reliabilitas. Hasil perhitungan koefesien reabilitas dapat
Kualitas Pelayanan
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
0.908 0.907 10
Sumber: Hasil Output SPSS 26
kualitas pelayanan (X1) dinyatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha lebih
Citra Merek
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
0.881 0.881 7
Sumber: Hasil Output SPSS 26
citra merek (X2) dinyatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha lebih besar dari
Loyalitas
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
68
Standardized Items
0.857 0.860 6
Sumber: Hasil Output SPSS 26
loyalitas (Y) dinyatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60
kualitas pelayaan (X1), citra merek (X2) dan loyalitas (Y) dinyatakan reliabel karena
nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,810 > 0,60.
a. Tangible (Berwujud)
Berikut hasil uji deskriptif pada tangible (berwujud) dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 4.13
69
Dari tabel diatas dapat dilihat dari 100 responden menjawab Sangat Setuju
Tabel 4.14
Kebersihan area di hotel
Menurut tabel diatas dari 100 responden menjawab Sangat Setuju sebanyak
b. Reability (keandalan)
Berikut hasil uji deskriptif pada reability (keandalan) dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
70
Tabel 4.15
Ketepatan waktu pelayanan
responden menjawab Setuju dan 6 sisanya menjawab Tidak Setuju. Maka dapat
Tabel 4.16
Staf memberikan bantuan dan informasi dengan jelas
menjawab Setuju berarti dapat ditarik kesimpulan staf hotel memberikan bantuan dan
c. Responsiveness (ketanggapan)
Berikut hasil uji deskriptif pada Responsiveness (ketanggapan) dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 4.17
Staf memberikan pelayanan dengan cepat dan sigap
Dari tabel diatas dapat dilihat dari 100 kuesioner yang disebar 35 responden
menjawab Sangat Setuju dan 60 responden menjawab Setuju. Dari angka tersebut
menunjukan bahwa staf hotel memberikan pelayanan dengan cepat dan sigap.
Tabel 4.18
Staf mampu merespon keluhan konsumen dengan baik dan ramah
Tabel diatas menunjukan data dari 100 responden yang mengisi kuesioner 39
diantaranya menjawab Sangat Seuju dan 59 Responden menjawan Setuju maka dapat
d. Assurance (jaminan/kepastian)
Berikut hasil uji deskriptif pada assurance (jaminan/kepastian dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 4.19
Hotel memberikan rasa aman dan nyaman
Dari tabel diatas dapat dilihat 43 responden menjawab Sangat Setuju dan 56
responen menjawab Setuju dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel
Tabel 4.20
Keterampilan dan pengetahuan karyawan
c. Empathy (Empati)
Berikut hasil uji deskriptif pada empathy (empati) dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.21
Staf melayani tamu dengan sikap yang ramah tanpa adanya diskriminasi
pelanggan
Menurut tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 100 responden 40 diantaranya
ditarik kesimpulan bahwa staf hotel melayani tamu dengan sikap yang ramah tanpa
Tabel 4.22
Hotel menyediakan pusat informasi keluhan pelanggan
74
Dari tabel diatas dapat dilihat 34 responden menjawab Sangat Setuju dan 63
responen menjawab Setuju dan 3 diantaranya menjawab Tidak Setuju dari angka
tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel menyediakan pusat informasi keluhan untuk
para pelanggan.
Tabel 4.23
Tabel Rekapitulasi Variabel Kualitas Pelayanan
Sub Variabel Pernyataan Mean Total Keterangan
Mean
Tangible (berwujud) Penampilan staf rapih 3.38 3.37 Sangat Baik
dan menarik
Kebersihan area di 3.36
hotel
Reability (keandalan) Ketepatan waktu 3.28 3.315 Sangat Baik
pelayanan
Staf memberikan 3.35
bantuan dan informasi
dengan jelas
Responsiveness Staf memberikan 3.30 3.335 Sangat Baik
(ketanggapan) pelayanan dengan
cepat dan sigap
Staf mampu merespon 3.37
keluhan konsumen
75
pelayanan di hotel Swiss-Belinn Karawang, dimana nilai rata- rata tertinggi sebesar
3,42 tentang hotel memberikan rasa aman dan nyaman. Berarti hotel Swiss-Belinn
Karawang berhasil memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pelanggan secara
maksimal, sedangkan nilai rata- rata terendah dengan rata- rata 3,23 yaitu mengenai
kontribusi dalam menentukan masa depan perusahaan (Robins dan Judge, 2008).
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
KUALITAS PELAYANAN 100 3.37 0.387
Valid N (listwise) 100
Sumber: Hasil Output SPSS 26
Swiss-Belinn Karawang adalah sebesar 3,37 dimana menurut kelas interval kelas
yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 0,75, nilai 3,455 termasuk dalam kategori
a. Identitas Merek
Berikut hasil uji deskriptif pada Identitas Merek dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 4.25
Memiliki produk yang berbeda dengan merek hotel lain
Berdasarkan tabel diatas dari 100 responden 35 responden Sangat Setuju dan
Tabel 4.26
Memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan hotel lain
b. Personalitas Merek
Berikut hasil uji deskriptif pada Personalitas Merek dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 4.27
Memiliki program unik untuk para tamu
Setuju dan 3 sisanya Tidak Setuju, dapat ditarik kesimpulan bahwa Hotel Swiss-
c. Asosiasi Merek
Berikut hasil uji deskriptif pada Asosiasi Merek dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.28
Komunikasi staf di hotel
Setuju dan 2 responden Tidak Setuju, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 100
Karawang baik.
Tabel 4.29
Produk yang ditawarkan sesuai dengan citra merek hotel
Setuju dan sisanya 2 Tidak Setuju. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produk
Berikut hasil uji deskriptif pada Sikap dan Perilaku Merek dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 4.30
Sikap dan perilaku karyawan hotel
responden Setuju dan 41 Sangat Setuju bahwa sikap dan perilaku karyawan hotel
Berikut hasil uji deskriptif pada Manfaat dan Keunggulan Merek dapat dilihat dari
Tabel 4.31
80
Dari 100 kuesioner yang disebar terdapat 1 responden Tidak Setuju sedangkan
62 responden Setuju dan 37 Sangat Setuju bahwa ekpetasi para pelanggan terpenuhi
Tabel 4.32
Tabel Rekapitulasi Variabel Citra Merek
Sub Variabel Pernyataan Mean Total Keterangan
Mean
Identitas Merek Memiliki produk 3.35 3.38 Sangat Baik
yang berbeda dengan
merek hotel lain
Memiliki ciri khas 3.40 Sangat Baik
yang berbeda
dibandingkan dengan
hotel lain
Personalitas Merek Memiliki program 3.28 3.28
unik untuk para tamu
Asosiasi Merek Komunikasi staf di 3.34 3.31 Sangat Baik
hotel
Produk yang 3.27
81
ditawarkan sesuai
dengan citra merek
hotel
Sikap dan Perilaku Sikap dan perilaku 3.40 3.40 Sangat Baik
merek karyawan hotel
Manfaat dan Ekspetasi Anda 3.36 3.36 Sangat Baik
Keunggulan Merek selama menginap di
hotel
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat secara keseluruhan nilai dari tiap
variabel Citra Merek di hotel Swiss-Belinn Karawang mendapat nilai sangat baik
dimana nilai tertinggi sebesar 3,40 mengenai ciri khas yang berbeda serta sikap dan
perilaku karyawan hotel, namun terdapat variabel dengan nilai rata- rata terendah
sebesar 3,27 mengenai produk yang ditawarkan sesuai dengan citra merek, karena
dengan memberikan produk yang sesuai dengan citra merek suatu hotel, maka akan
tercipta kepuasan pelanggan yang dimana kepuasan pelanggan sangat penting untuk
menciptakan pelanggan yang loyal, citra merek pada perusahaan selalu dibutuhkan
karena dapat membantu perusahaan untuk memposisikan diri mereka, pasar, dan juga
produk yang memiliki brand yang baik sebagai produk yang berkualitas juga.
keterikatan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
Citramerek 100 3.34 0.383
Valid N (listwise) 100
Sumber: Hasil Output SPSS 26
Bisa diketahui bahwa nilai rata-rata keseluruhan Citra Merek dari hotel Swiss-
Belinn Karawang adalah sebesar 3,34 dimana menurut kelas interval kelas yang telah
ditentukan sebelumnya sebesar 0,75, nilai 3,34 termasuk dalam kategori “Sangat
a. Retention
Berikut hasil uji deskriptif pada Retention dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.34
Hotel ini lebih nyaman dibandingkan hotel lain
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid S 63 63.0 63.0 63.0
SS 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
83
Setuju dapat ditarik kesimpulan bahwa hotel Swiss-Belinn Karawang lebih nyaman
Tabel 4.35
Anda akan memilih menginap kembali di hotel ini untuk kunjungan selanjutnya
Dari 100 kuesioner yang disebar 42 responden menjawab Sangat Setuju dan
58 sisanyan menjawab Setuju, dari hasil tersebut berarti palanngan setuju untuk
b. Repeat Purchase
Untuk hasil uji deskriptif pada Repeat Purchase dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.36
Pelayanan yang hotel berikan membuat Anda sangat tertarik untuk kembali
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid S 67 67.0 67.0 67.0
SS 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 26
84
kembali.
Tabel 4.37
Promosi yang diberikan hotel membuat Anda sangat tertarik untuk kembali
menjawab Sangat Setuju dan 63 sisanya menjawab Setuju, dapat ditarik kesimpulan
c. Referalls
Untuk hasil uji deskriptif pada Referealls dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.38
Saya akan merekomendasikan hotel ke orang terdekat
Tabel 4.39
Anda akan mengajak kerabat anda untuk menginap di hotel ini ketika akan
berlibur
Dari tabel diatas dapat dilihat 1 responden Tidak Setuju, 57 responden Sangat
Setuju dan 42 Sangat Setuju, untuk mengajak kerabat untuk menginap di Swiss-
Tabel 4.40
Tabel Rekapitulasi Variabel Loyalitas Pelanggan
Sub Variabel Pernyataan Mean Total Keterangan
Mean
Retention Hotel ini lebih 3.37 3.40 Sangat Baik
nyaman
dibandingkan
86
hotel lain
Anda akan 3.42
memilih menginap
kembali di hotel
ini untuk
kunjungan
selanjutnya
Repeat Purchase Pelayanan yang 3.33 3.35 Sangat Baik
hotel berikan
membuat Anda
sangat tertarik
untuk kembali
Promosi yang 3.37
diberikan hotel
membuat Anda
sangat tertarik
untuk kembali
Referalls Saya akan 3.46 3.44 Sangat Baik
merekomendasikan
hotel ke orang
terdekat
Anda akan mengajak 3.41
kerabat anda untuk
menginap di hotel ini
ketika akan berlibur
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat secara keseluruhan nilai dari tiap
terdapat variabel dengan nilai rata- rata terendah yaitu sebesar 3,33 mengenai
memiliki program unik untuk para tamu, dengan memberikan program yang unik
dapat
membuat tamu menjadi penasaran, dan tertarik untuk datang kembali. Menurut
konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
Loyalitas 100 3.39 0.379
Valid N (listwise) 100
Sumber: Hasil Output SPSS 26
hotel Swiss-Belinn Karawang adalah sebesar 3,39 dimana menurut interval kelas
yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 0,75, nilai 3,39 termasuk dalam kategori
KD = r² x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
a. Jika Kd mendekati nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent lemah.
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .646a .418 .406 .292
a. Predictors: (Constant), Citramerek, KUALITASPELAYANAN
b. Dependent Variable: Loyalitas
Sumber: Hasil Output SPSS 26
Dari tabel dan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa Adjusted R Square
adalah 0,418. Hal ini berarti variabel bebas yaitu Kualitas Pelayanan (X1) dan Citra
89
Merek (X2) memiliki pengaruh yang lemah yaitu sebesar 41,8% terhadap variabel
Sisanya sebesar 58,2% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain peneliti menilai
faktor lain yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kepuasan pelanggan.
Menurut Sondakh (2014) variabel citra merek berpengaruh tidak signifikan terhadap
Berganda
dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik
turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel
pelayanan dan citra merek terhadap variabel independen yaitu loyalitas dalam rumus
regresi linier berganda maka analisis tersebut di proses menggunakan bantuan SPSS
for windows versi 26. Hasilnya dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 4.43
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
90
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.151 .284 4.055 .000
KUALITASPELA .562 .099 .573 5.657 .000
YANAN
Citramerek .104 .100 .105 1.040 .301
a. Dependent Variable: Loyalitas
Berdasarkan hasil olah data maka dapat disusun persamaan uji linier regresi
Keterangan:
Y = Loyalitas Pelanggan
= Koefesien Konstanta
= Koefesien regresi
= Kualitas Pelayanan
= Citra Merek
91
Dari hasil persamaan uji regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai
berikut:
a. Konstanta sebesar 1,151, artinya jika Kualitas Pelayanan dan Citra Merek
b. Koefsien regresi variabel Kualitas Pelayanan sebesar 0,562 artinya jika Kualitas
c. Koefesien regresi variabel Citra Merek sebesar 0,104 artinya jika Citra Merek
variabel dependen atau variabel bebas secara bersama – sama terhadap variabel
dependen atau variabel terikat. Kriteria pengambilan Menurut Ghozali (2011) uji F
ketentuan :
2. H0 di tolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 0,05 Untuk mencari
df 1= K df (2)
df 2 = N – K (100- 2-1) = 97
92
ANOVA
KUALITASPELAYANAN
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.595 7 .942 10.567 .000
Within Groups 8.202 92 .089
Total 14.797 99
Sumber: Hasil Output SPSS 26
Berdasarkan tabel 4.45 di atas, diketahui besarnya nilai dari Ftabel pada
tingkat signifikansi 5% (0,05) yaitu sebesar 3,09. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel
(10,567 > 3,09). Berdasarkan data di atas maka berdasarkan hipotesis yang ada yaitu :
a. Berdasarkan tabel nilai statistik F, maka di peroleh F hitung > F tabel atau 10,567
> 3,09. Maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
b. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih rendah 0,05
atau 0,000 < 0,05, yang berarti H0 di tolak dan Ha di terima hal ini menunjukan
Belinn Karawang.
93
ANOVA
Citramerek
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.508 7 .501 4.183 .000
Within Groups 11.022 92 .120
Total 14.531 99
Sumber: Hasil Output SPSS 26
Berdasarkan tabel 4.46 di atas, diketahui besarnya nilai dari Ftabel pada
tingkat signifikansi 5% (0,05) yaitu sebesar 3,09. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel
(4,183 > 3,09). Berdasarkan data di atas maka berdasarkan hipotesis yang ada yaitu :
a. Berdasarkan tabel nilai statistik F, maka di peroleh F hitung > F tabel atau 4,183
> 3,09. Maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang cukup signifikan
b. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih rendah 0,05
atau 0,000 < 0,05, yang berarti H0 di tolak dan Ha di terima hal ini menunjukan
Karawang.
94
ANOVA
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
KUALITASPEL Between 6.595 7 .942 10.567 .000
AYANAN Groups
Within 8.202 92 .089
Groups
Total 14.797 99
Citramerek Between 3.508 7 .501 4.183 .000
Groups
Within 11.022 92 .120
Groups
Total 14.531 99
Sumber: Hasil Output SPSS 26
Berdasarkan tabel 4.47 di atas, diketahui besarnya nilai dari Ftabel pada
tingkat signifikansi 5% (0,05) yaitu sebesar 3,09. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel
(10,567 > 3,09) dan (4,183 > 3,09) . Berdasarkan data di atas maka berdasarkan
a. Berdasarkan tabel nilai statistik F, maka di peroleh F hitung > F tabel atau 10,567
> 3,09 dan 4,183 > 3,09. Maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang
b. Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih rendah 0,05
atau 0,000 < 0,05, yang berarti H0 di tolak dan Ha di terima hal ini menunjukan
BAB V
5.1. Kesimpulan
Kualitas Pelayanan dan Citra Merek terhadap Loyalitas Pelanggan di Hotel Swiss-
berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan sebelumnya yang tercantum
1. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari kualitas pelayanan di
pernyataan tentang hotel memberikan rasa aman dan nyaman, sebesar 3,42 yang
mana menurut interval kelas angka tersebut Sangat Baik Sedangkan nilai rata- rata
terendah dengan rata- rata 3,23 atau dapat dikatakan juga Sangat Baik menurut
2. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari citra merek di Hotel
memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan hotel lain, sikap dan perilaku
karyawan hotel sebesar 3,40 dimana menurut interval kelas dapat dikatakan Sangat
96
Baik. Dalam hal ini berarti hotel Swiss-Belinn Karawang memiliki Identitas
Merek yang kuat dan mampu memenuhi ekspetasi tamu yang menginap.
Sedangkan terdapat variabel dengan nilai rata- rata terendah yaitu sebesar 3,27
dimana angka tersebut menurut interval kelas dapat dikatakan Sangat Baik
3. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dari loyalitas pelanggan di
Hotel Swiss-Belinn Karawang, dimana nilai rata- rata tertinggi sebesar 3,46
dimana mernurut skala interval Sangat Baik terdapat di pernyataan saya akan
rata- rata terendah yaitu sebesar 3,33 atau Sangat Baik menurut interval kelas
mengenai pelayanan yang hotel ini berikan membuat anda sangat tertarik untuk
kembali.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek
bahwa R Square adalah 0,418. Hal ini berarti variabel bebas yaitu Kualitas
Pelayanan (X1) dan Citra Merek (X2) memiliki pengaruh yang lemah yaitu
sebesar 41,8% terhadap variabel terikat (Y) yaitu Loyalitas Pelanggan. Sisanya
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diperoleh dari bab
sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan saran yang dapat dijadikan masukan
dan pengetahuan karyawan dengan rata- rata 3,23 dengan cara melakukan studi
banding, serta lebih memberikan edukasi kepada staf mengenai kota Karawang
Judge, 2008).
merek yaitu didapat nilai rata- rata sebesar 3,27. Dengan memaksimalkan service,
kebersihan, serta fasilitas hotel guna meningkatkan citra merek hotel Swiss-Belinn
Karawang.
membuat pengunjung sangat tertarik untuk kembali, dengan nilai rata- rata sebesar
3,33. Dengan membuat event- event khusus para loyal, memberikan diskon, serta
4. Penelitian selanjutnya dapat mengganti variabel bebas kualitas pelayanan dan citra
Daftar Pustaka
Bandung: Alfabeta
Akdon, dan Riduwan (2009). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk
November 2019.
Cipta.
Research
Yogyakarta: CAPS
99
Duwi Priyatno. (2011). “5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 19”. Yogyakarta:
Andi
Yogyakarta: Andi
Andi.
Fraenkel, J. & Wallen, N. (1993). How to Design and evaluate research in education.
Hair, Jr. (2010). Multivariate Data Analysis (7th ed). United States : Pearson
Keller, Kevin Lane. (2013). Strategic Brand Management. Fourth Edition. Harlow:
Erlangga.
Pearson.
Erlangga. Jakarta.
Lovelock, C, dan John Wirtz,(2011). “Pemasaran Jasa Perspektif edisi 7”. Jakarta :
Erlangga.
Marheni Eka Saputri &Tutut Ratna Pranata.(2014). Pengaruh Brand Image Terhadap
Normasari, S., Kumadji, S., & Kusumawati, A. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Puri Saron Hotel Seminyak Kuta. 494-
509.
Guna Widya.
101
Putri (2019). Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan
Brawijaya
Alfabeta.
lemba Empat.
Sahney, Amrita. (2016). A Riview of brand image and its impact on buying
Sekaran, Uma. (2011). Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
102
Alfabet.
Alfabeta.
Alfabeta,
Afabeta
R&D. Bandung:Alfabeta.
Bandung: alfabeta.
Wang Ya-Hui dan Tsai Cing-Fen (2014) “The relationship between brand image and
Pelanggan Pada Time Hit Coffee Bogor, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Wiyasha, I.B.M. (2010). F&B Cost Control untuk Hotel dan Restoran, Yogyakarta:
Andi Offset.