Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yona Nabila Ramadhani

Kelas : A3 Ilmu Hukum

NPM : 41151010210160

Mata Kuliah : Hukum Perpajakan

TUGAS MERESUME

PAJAK ATAS RUMAH KONTRAKAN (PPh.21) PBB

PPh Terhadap Penghasilan dari Sewa Rumah

Pengaturan mengenai pajak penghasilan dapat kita lihat dalam UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan (UU 7/1983) sebagaimana yang telah diubah terakhir kalinya oleh UU No.36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat Atas UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU 36/2008).
Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak.

Yang dimaksud dengan subjek pajak adalah :

1. orang pribadi; dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak;

2. badan; dan

3. bentuk usaha tetap.

Pajak bersifat final dikenakan terhadap penghasilan-penghasilan berikut:

1. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara,
dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

2. penghasilan berupa hadiah undian;

3. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivative yang diperdagangkan
di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

4. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah cq bangunan; dan

5. penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan informasi dalam artikel Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah
Bangunan yang diakses dari laman Direktorat Jendral Pajak Kementerian Keuangan, dijelaskan bahwa
atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan dikenakan PPh final sebesar 10%
(sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan. Yang dimaksud
dengan jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh
penyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tanah dan/atau
bangunan yang disewakan termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya
fasilitas lainnya dan “service charge” baik yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang
disatukan. Masih dari sumber yang sama, pemotong PPh atas penghasilan yang diterima dari
persewaan tanah dan/atau bangunan adalah :
1. Apabila penyewa adalah badan pemerintah, Subjek Pajak badan, dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi, perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak, maka PPh
yang terutang wajib dipotong oleh penyewa dan penyewa wajib memberikan bukti potong
kepada yang menyewakan atau yang menerima penghasilan;
2. Apabila penyewa adalah orang pribadi atau bukan Subjek Pajak Penghasilan selain yang
tersebut pada butir 1 di atas, maka PPh yang terutang wajib dibayar sendiri oleh pihak yang
menyewakan.Jadi uang hasil sewa rumah yang Anda sebutkan tersebut merupakan jenis
penghasilan yang dikenai PPh bersifat final.

Pajak Bumi dan Bangunan

UU No.12 Tahun 1985 tentang PBB (UU 12/1985) sebagaimana telah diubah dengan UU No.12
Tahun 1994 (UU 12/1994) serta UU No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (UU 28/2009) mengatur bahwa PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi cq
bangunan yang dimiliki, dikuasai, cq dimanfaatkan oleh orang pribadi / Badan, kecuali kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.UU 28/2009
mengatur bahwa Perdesaan dan Perkotaan termasuk Jenis Pajak kabupaten/kota.Objek PBB
Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi Bangunan yang dimiliki,dikuasai, dimanfaatkan oleh orang
pribadi / Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan,
dan pertambangan. Subjek PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang :

a. secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi

b. memperoleh manfaat atas Bumi,

c. memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.

Jadi PBB dikenakan terhadap bumi cq bangunan (rumah) yang dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan
oleh orang pribadi/Badan, dan bukan terhadap uang sewa rumah.Jadi orang yang menyewakan
sebuah rumah dapat dikenakan PPh dan PBB secara sekaligus. Dikenakan PPh karena
mendapatkan penghasilan dari menyewakan rumah dan dikenakan PBB sebagai pemilik
bangunan (rumah sewa).

Lebih spesifik : Objek Kota Bandung

Pemkot Bandung tengah menyiapkan aturan agar bisa memungut pajak tempat kos secara
maksimal. Pasalnya, saat ini penerapan pajak baru berlaku terhadap tempat kos yang memiliki
minimal 10 kamar. Kepala BPPD Kota Bandung Arief Prasetya menuturkan selama ini para pemilik
tempat kos kerap mengakali aturan pajak yang ada. Pasalnya, dalam Perda Nomor 20/2011
tentang Pajak Daerah, pajak baru bisa diterapkan pada tempat kos dengan jumlah kamar lebih
dari 10. Supaya tidak dikenai pajak tersebut, para pemilik tempat kos kerap menyiasatinya
dengan mengurangi jumlah kamar menjadi 9 atau di bawah 10. Namun mematok harga sewa per
kamarnya dengan cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai