Anda di halaman 1dari 9

Actoriconomica: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam ISSN : 2656-9213

Vol. x, No. x, Bulan 20xx

STEI Bina Muda Bandung

MANFAAT MEDIA SOSIAL DALAM MENGEMBANGKAN EKONOMI


KREATIF DI ERA DIGITAL INDONESIA
Renaldy Ramadhan , Penulis2 dst. [Times New Roman 10 pt, tebal, after 6 pt, center dan nama
1, * 2

tidak boleh disingkat]


Afiliasi (penulis 1) [Times New Roman 10 pt, center, spasi 1]
1

Afiliasi (penulis 2) [Times New Roman 10 pt, center, spasi 1]


2

*
Korespondensi penulis: penulis@email.com [Times New Roman 10 pt, center, spasi 1, after 18 pt]

Abstrak
Sosial media merupakan media komunikasi yang hampir dimiliki oleh setiap pengguna
internet, termasuk bagi para pelaku usaha kreatif di Indonesia. Sehingga sangat disayangkan jika
kesempatan ini tidak dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Jenis sosial media memiliki berbagai jenis dan
cara penggunaanya seperti youtube, instagram, tiktok, facebook dan twitter. Tujuan studi ini yakni untuk
mengetahui manfaat media sosial dalam mengembangkan ekonomi kreatif di era digital Indonesia. Studi
ini menggunakan studi kepustakaan. Hasil studi menyampaikan bahwa jika biasanya pengusaha masih
memerlukan tempat dan mengatur waktu dalam memasarkan hasil produk dan jasa, kini semua itu bisa
mulai dihilangkan. Kelebihan media sosial yang dapat dirasakan bagi para pelaku usaha selain tidak
terbatas waktu dan tempat juga mampu menekan biaya promosi dan pemasaran serendah-rendahnya,
termasuk lebih mudah dalam mendekatkan diri dengan konsumen untuk bisa mendapatkan umpan balik
berupa saran atau masukan sebagai bahan evaluasi bagi pengusaha untuk lebih mengembangkan produk
yang dihasilkan.

Kata kunci: Sosial Media, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Digital

Abstract

Social media is a communication medium that almost every internet user has, including for creative
business actors in Indonesia. So it is very unfortunate if this opportunity is not used by business actors.
Types of social media have various types and methods of use such as instagram, tiktok, facebook and
twitter.
The purpose of this study is to find out the benefits of social media in developing the creative economy in
Indonesia's digital era. This study uses literature studies. The results of the study say that usually
entrepreneurs still need a place and manage time in marketing the results of products and services, now
all of that can be eliminated. The advantages of social media that can be felt for business actors in
addition to not being limited in time and place are also able to reduce promotion and marketing costs as
low as possible, including easier to get closer to consumers to be able to get feedback in the form of
suggestions or input as evaluation material for entrepreneurs to further develop the products produced.

Keywords: Social Media, Creative Economy, Digital Economy

1. Pendahuluan
Actoriconomica: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. x, No. x, Bulan 20xx

Dalam Perkembangan jaman sekarang teknologi informasi memang sudah benar-benar merambah
ke berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan yang bisa dibilang usia lanjut masih
termotivasi untuk tetap mengikuti dan mempelajari perkembangan teknologi informasi, terlebih dalam
bidang sosial media, e-commerce maupun teknologi digital lainnya yang tidak lepas dari suatu jaringan
bernama internet. Merambahnya internet di pelosok negeri membuat seseorang harus mampu menguasai
keamampuan dalam pengoperasiaanya, termasuk bersaing dalam berbagai hal termasuk ekonomi digital,
yang mana pasar ini tidak mempunyai batas waktu dan tempat dalam hal tempat, waktu, segmen pasar
maupun desain pembayaran yang sudah benar-benar memanfaatkan teknologi informasi.

Persaingan usaha yang semakin ketat dalam hal ekonomi digital sudah menjadi nyata dengan
semakin berkembangnya teknologi informasi, oleh sebab itu para pengusaha terlebih para pengusaha
ekonomi kreatif harus benar-benar memperhatikan fenomena tersebut serta mengetahui dan menguasai
digital marketing yang berhubungan dengan ekonomi digital. Segmen pasar yang dulu masih dianggap
mahal kini seakan-akan mudah di akses oleh kalangan pengusaha barang dan jasa, teknologi informasi
yang semakin maju harus benar-benar dimanfaatkan oleh pengusaha sebagai tombak kemajuan dalam
ekonomi digital.

Sosial media yang hampir semua orang mempunyai akun tersebut terkadang masih lepas dari
segmen pengusaha ekonomi kreatif, padahal jika kita cermati hampir setiap saat dan tempat semua orang
sudah tidak asing lagi dengan sosial media mulai dari facebook, twitter, instagram, tiktok, whatsapp
maupun sosial media lainnya, namun kenyataanya masih banyak pengusaha yang kurang fokus terhadap
keadaan tersebut. Hal ini harus menjadi sasaran tersendiri bagi pengusaha akibat dari ekonomi digital itu
sendiri, sebab dengan bersosial media maka pengusaha juga mempunyai keuntungan tersendiri yang
diantaranya selain biaya lebih rendah juga dapat lebih dekat dengan pelanggan/client sehingga tahu
kekurangan serta kelebihan produk atau jasa yang kita miliki, hal ini sebagai feedback dan perbaikan
dikemudian hari.

Sosial media yang sudah semakin berkembang sudah selayaknya diiringi dengan metode
pembayaran elektronik atau media online lainnya yang mampu menunjang peningkatan pendapatan
usaha, maka tidak heran jika ada pengusaha yang tidak mampu menguasai teknologi informasi terlebih
dalam bidang teknologi ekonomi digital lama kelamaan akan gulung tikar. Keseimbangan antara media
informasi digital, pemanfaatan bersosial media, dan e-commerce serta metode pembayaran elektronik
harus bisa berjalan dengan seimbang, tidak bisa hanya berjalan salah satu saja, adanya sinkronisasi media
sosial sebagai media promosi, hal ini merupakan masalah tersendiri yang memang harus dikuasai dan
diatasi oleh setiap pengusaha pada era digital.

Jika biasanya seseorang melakukan sebuah transaksi harus bertatap muka dan melakukan
pembayaran dengan uang tunai, kini semua itu sudah mulai tergantikan dengan sistem digital, dikota
maupun di desa, perkembangan teknologi informasi sudah mulai benar-benar dimanfaatkan oleh para
pengusaha. E-Commerce yang sifatnya simple dan tidak terbatas waktu dan tempat membuat para pelaku
ekonomi terutama para pengusaha harus benar-benar mampu bersaing dalam meyakinkan customer/client
agar tertarik dan membeli produk yang ditawarkan. Penjelasan di atas menjadikan sebuah pernyataan
yang perlu dibahas mengenai bagaimana pemanfaatan media sosial, dan e-commerce dalam
perkembangan ekonomi kreatif bagi pengusaha di Indonesia.

2. Metode Penelitian

Dalam studi ini menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah segala usaha yang
dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan
atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-
karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia
dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Studi kepustakaan merupakan suatu
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan
bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang
penelitian dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya
dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan
Renaldy Ramadhan

studi kepustakaan peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan
dengan penelitiannya.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Pengertian Ekonomi
Menurut istilah, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani kuno yakni ikos yang artinya keluarga,
rumah tangga serta nomos ialah peraturan. Secara etimologi atau secara bahasa ekonomi ialah aturan
rumah tangga atau manajemen rumah tangga . Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
(online), ekonomi memiliki beberapa pengertian yakni sebagai berikut :
1. Ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, serta pemakaian barang-barang juga kekayaan,
seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan.
2. Pemanfaatan uang, tenaga, waktu dan sebagainya yang berharga.
3. Tata hidup perekonomian suatu Negara.
4. Urusan keuangan rumah tangga, organisasi ataupun Negara.

Menurut tokoh ekonom Paul A. Samuelson (2003), ekonomi adalah cara yang digunakan oleh
individu atau kelompok untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk mendapatkan berbagai
jenis barang dan produk dan membuat distribusinya tersedia untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dari
beberapa definisi ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah aturan mengatur urusan
keuangan individu atau kelompok untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kebutuhan mereka.

4. Ekonomi Kreatif di Indonesia

Sri Warni (2015) menjelaskan bahwa sebagian besar produk industri kreatif merupakan produk
pendukung pariwisata. Sayangnya, karya-karya di tempat wisata ini berkualitas tinggi, namun relatif
murah. Hal ini terjadi karena pengrajin kecil tidak menghitung nilai artistik produknya, melainkan harga
jual berdasarkan bahan baku atau biaya produksi. Oleh karena itu, dengan dukungan pendidikan industri
kreatif, Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan produk pengrajin dan meningkatkan harga
jual. Selain industri pariwisata, industri kreatif rumah tangga juga patut mendapat perhatian.
Ekonomi kreatif adalah konsep era ekonomi baru yang memperkuat informasi dan kreativitas
dengan menjadikan ide dan pengetahuan sumber daya manusia sebagai faktor utama produksi. Seiring
berjalannya waktu, perkembangan ekonomi mencapai tingkat ekonomi kreatif, dan setelah beberapa saat,
dunia menghadapi konsep ekonomi informasi, dan informasi menjadi pusat perkembangan ekonomi.
Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia dimulai pada tahun 2006 ketika Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengarahkan pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Proses pembangunan ini pertama
kali terwujud ketika Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendirikan Indonesia Design Power
dan menggelar seleksi Reka Baru Desain Indonesia (RBDI) 2013, untuk menjaring bakat dan karya
desain kreatif anak bangsa.
Indonesia Mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia. Pada Trade Expo Indonesia
2007, diluncurkan survei untuk memetakan kontribusi industri kreatif Indonesia 2007. Pada tahun 2008
telah diterbitkan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif Indonesia tahun 2025 dan cetak biru
pengembangan 14 subsektor industri kreatif Indonesia. Juga pada tahun 2009, inisiatif Ekonomi Kreatif
dilaksanakan. Pada tahun 2009, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24
Tahun 2022 tentang Ekonomi Kreatif yang diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 12 Juli lalu.
Dalam aturan ini terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif yang bisa menjadi syarat pinjaman melalui bank,
termasuk konten Youtube. Pekan Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi Kreatif diadakan setiap tahun
untuk mewujudkan ekonomi kreatif, dan jenis produk yang dihasilkan dalam industri kreatif subsektor
kerajinan antara lain perhiasan, serat alam dan buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak,
tembaga, perunggu, besi), kaca, kain, marmer, tanah liat, kapur maupun sub-sektor lainnya.
Dalam mengelola usaha ini selain modal, juga harus memiliki kreatifitas yang tinggi dan jeli
melihat pasar. Adapun jenis usaha yang dapat dilakukan yaitu:
a. Kerajinan dengan unsur etnik saat ini selain baju yang bernuansa batik, dompet, tas, laptop case,
bahkan sepatu mulai di padu-padankan dengan batik atau kain dengan unsur etnis. Anda bisa
membuat desain sendiri untuk menghasilkan karya yang berbeda.

3
Actoriconomica: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. x, No. x, Bulan 20xx

b. Bisnis pakaian/fashion, bisa dikatakan bisnis pakaian ini adalah satu bisnis yang kebal krisis dan
selalu dicari oleh semua kalangan dan umur. Jika anda hobi mendesain baju dan memiliki
keterampilan menjahit, anda bisa mencoba usaha ini. Anda bisa merancang pakaian yang sedang
diminati pasar dengan memberikan sentuhan yang menjadi ciri khas anda.
c. Usaha otomotif. Peluang bisnis di bidang ini masih terbuka lebar mulai dari servis, perawatan,
atau jual beli kendaraan, beserta aksesorisnya. melihat perkembangan zaman, kendaraan
transportasi masa depan adalah peluang untuk menguasai kendaraan motor listrik yang baru-baru
ini trend.

Selain itu, struktur industri yang berlandaskan budaya yang kuat memungkinkan terciptanya
produk-produk inovatif yang bernilai tambah tinggi dengan tetap melindungi aset intelektual dan budaya
bangsa. Seperti pertumbuhan bisnis pada umumnya, pertumbuhan industri kreatif tidak lepas dari kendala.
Setidaknya ada tiga kendala besar yang dihadapi para pengusaha ini yaitu:
a. Pembajakan
Daya beli masyarakat yang rendah mengakibatkan maraknya pembajakan karya-karya kreatif.
Hal ini dikarenakan hak cipta produk industri kreatif kebanyakan produk-produk komunitas atau
usaha yang sudah mapan. Untuk mengurus hak cipta pun dibutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Inilah yang membuat ke-engganan untuk menciptakan kreatifitas baru.
b. Pendanaan
Minimnya pengakuan terhadap kegiatan industri kreatif menyebabkan kurangnya mendapat
dukungan dari bank. Dengan keterbatasan modal yang dimiliki pelaku bisnis ini membuat
tersendatnya usaha sehingga mereka hanya bergantung pada pesanan.
c. Peningkatan keterampilan
Terbatasnya pendidikan di bidang industri kreatif mengakibatkan terbatasnya individu atau
sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Padahal industri kreatif memberikan kontribusi
yang signifikan pada perekonomian. Tenaga-tenaga dengan keterampilan yang memadai tidak
akan terbentuk tanpa adanya pendidikan industri kreatif yang memadai pula. Selain itu industri
kreatif juga menunjukkan karakter dan identitas bangsa.

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak
191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun
Renaldy Ramadhan

sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang. Melihat trennya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia
terus meningkat setiap tahunnya. Walau demikian, pertumbuhannya mengalami fluktuasi sejak 2014-
2022. Kenaikan jumlah pengguna media sosial tertinggi mencapai 34,2% pada 2017. Hanya saja,
kenaikan tersebut melambat hingga sebesar 6,3% pada tahun lalu. Angkanya baru meningkat lagi pada
tahun ini. Adapun, Whatsapp menjadi media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia.
Persentasenya tercatat mencapai 88,7%. Setelahnya ada Instagram dan Facebook dengan persentase
masing-masing sebesar 84,8% dan 81,3%. Sementara, proporsi pengguna TikTok dan Telegram berturut-
turut sebesar 63,1% dan 62,8%. Pemerintah diharapkan bisa terus mendukung perluasan jangkauan
internet ke seluruh pelosok negeri. Sebab, di era digital ini internet bisa sangat membantu masyarakat
dalam mengakses informasi, baik untuk kepentingan edukasi, bisnis, maupun hiburan.

5. Sosial Media
Komunikasi adalah upaya untuk memastikan bahwa semua kegiatan pemasaran atau promosi suatu
perusahaan menghasilkan citra yang konsisten bagi perusahaan. Morrisan (2007), Siswant (2013). Ini
didefinisikan sebagai layanan berbasis web, juga dikenal sebagai situs jejaring sosial (SNS) atau jejaring
sosial, yang memungkinkan individu untuk membuat profil mereka sendiri, menunjukkan koneksi
mereka, dan melihat bagaimana mereka terkait satu sama lain, untuk membangun hubungan sosial
melalui dunia maya. Pemilik dengan pemegang akun lain dalam sistem yang disediakan. Boyd dan
Ellison (2007) dalam Siswanto (2013). Untuk membedakan berbagai jenis media sosial, berikut adalah
beberapa media sosial berdasarkan fungsi dan penggunaannya (Hardy, 2016):
a. Relationship Networks
Sosial media yang dipahami oleh masyarakat umum adalah website yang digunakan untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi. Beberapa sosial media yang masuk dalam kategori
Relationship Networks adalah Facebook, LinkedIn, Whatsapp, Zoom, Google Plus dan
sebagainya.
b. Media Sharing Networks
Berbeda dengan channel sosial media lain, pada media sosial ini seperti Instagram, content
visual merupakan fokus utama mereka. Pengguna memang diberikan fitur untuk mengunggah
dan mengedit gambar sebelum menambahkan caption atau mention/tag pengguna lain. Begitu
juga dengan channel sosial media seperti Youtube dan Instagram serta aplikasi seperti Tiktok
dan Snapchat yang menggunakan video sebagai content utamanya.
c. Online Reviews
Sosial media untuk Online Reviews berbasis lokasi seperti OpenRice, TripAdvisor & Zomato
memiliki daya tarik tersendiri sebagai sosial media yang mengadopsi teknologi Geolocation.
Geolocation (geolokasi) adalah sebuah sistem identifikasi lokasi geografis untuk menemukan
lokasi suatu objek seperti smartphone atau komputer yang terhubung ke internet. Teknologi
inilah yang kini secara tidak langsung membuat sosial media menjadi semakin berkembang.
d. Forum Diskusi
Forum diskusi adalah salah satu jenis sosial media pertama yang ada pada masa awal internet.
Jauh sebelum pengguna internet menggunakan Facebook untuk tag teman di foto, mereka
berkumpul di forum diskusi.
e. Social Publishing Platforms
Termasuk Social Publishing Platforms adalah blog dan microblog, dimana artikel yang ditulis
dapat dibagikan untuk dibaca antara sesama pengguna. Platforms ini terbagi mulai dari yang
sosial media yang bisa digunakan untuk interaksi real-time seperti Twitter yang masuk dalam
kategori microblogging. Jika salah satu strategi pemasaran Anda adalah content marketing,
pemasaran akan lebih efektif bila menggunakan blog.
f. E-commerce
Terakhir tapi cukup penting, dan sedang menjadi trend akhir-akhir ini, adalah sosial media yang
memudahkan pengguna untuk melihat-lihat produk dan berbelanja hanya dengan sentuhan jari.
Seperti Tokopedia, Buka Lapak, Lazada, Shoope, Blibli dan online shopping lainnya.

5
Actoriconomica: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. x, No. x, Bulan 20xx

Sumber : We Are Social, Daftar Media Sosial yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia 2022

Pada era sekarang, media sosial merupakan salah satu kebutuhan yang digunakan oleh
masyarakat. Merilis data data dari We Are Social, platform media sosial yang paling banyak digunakan
orang Indonesia pada tahun 2022 adalah aplikasi WhatsApp dengan persentase sebanyak 80 persen dari
seluruh pengguna media sosial di Indonesia. Kemudian disusul oleh aplikasi Instagram, Facebook,
TikTok, dan Telegram. Jika kita amati dari berbagai sosial media yang populer, mempunyai keunggulan
masing-masing diantaranya:
a. Tidak batasan tempat. Disini para pelaku usaha dapat memasarkan usaha industri kreatifnya
tanpa harus bingung tempat dimana harus dipasarkan, melainkan cukup dengan mempunyai
salah satu akun media sosial yang populer untuk memasarkannya.
Renaldy Ramadhan

b. Tidak batasan waktu. Demikian halnya dengan waktu yang juga bisa dilakukan pemasaran kapan
saja tanpa harus menunggu pagi, siang atau malam.
c. Dapat meminimalisir biaya. Jika biasanya promosi dengan dan memasarkan barang masih harus
menyewa tempat, namun dengan adanya sosial media biaya tersebut dapat dihilangkan atau
dikurangi dengan adanya sosial media.
d. Lebih mudah dalam memilih sasaran. Dalam sosial media biasanya terdapat pilihan sasaran siapa
yang dapat terhubung dengan akun kita, dengan demikian maka kita akan lebih mudah memilih
siapa sasaran pemasaran produk yang akan kita lakukan.
e. Memudahkan Komunikasi dan kedekatan dengan calon konsumen/client. Hampir setiap orang
sekarang ini mempunyai akun media sosial sebagai wadah komunikasi dan berekspresi, hal ini
juga dapat membantu pengusaha industri kreatif untuk berkomunikasi sehingga dapat lebih dekat
dengan calon konsumen/client.
Menurut Bambang Supradono dkk (2011). Keunggulan layanan media sosial adalah menyediakan
ruang komunikasi interaktif antara konsumen dengan pelaku bisnis dan antar konsumen. Komunikasi dua
arah ini memungkinkan konsumen/client untuk terlibat, berkolaborasi, dan berinteraksi dengan pemasar,
bukan barang lagi. Praktik terbaik untuk perusahaan sukses yang menggunakan media sosial termasuk
meneliti kebutuhan konsumen, menyediakan tautan ke layanan video, menawarkan diskon, terlibat
dengan konsumen, mengadakan kuis beserta hadiahnya, dan pemasaran berdasarkan pengalaman.
6. Hubungan Sosial Media dengan Perekonomian Indonesia
Media promosi yang dulu dianggap mahal karena harus mengeluarkan banyak biaya, kini lebih
efektif dan murah, serta terjangkau bagi para pelaku ekonomi kreatif, semua pelaku bisnis termasuk
media sosial. Ini dapat dirasakan sebagai terobosan modern dalam media promosi dan memungkinkan
Anda untuk berpartisipasi dalam pengembangannya. Perekonomian era digital saat ini. Media sosial
sudah tidak asing lagi bagi semua orang, mulai dari anak-anak dan remaja hingga dewasa dan manula.
Saya tidak ingin menyerahkannya ke media sosial, tetapi tentu memiliki daya tarik yang unik bagi
penggunanya di antara sekian banyak media sosial yang ada, seperti Tiktok, Youtube, Facebook, Twitter,
Instagram, WhatsApp, Line, Path, dan media sosial lainnya.
Diantara sekian banyak media sosial yang ada saat ini, Youtube,Instagram dan Tiktok menjadi
media yang banyak dipilih oleh para pengusaha untuk mendekatkan diri dengan konsumen/client sebagai
media untuk mempromosikan produk atau jasa yang mereka tawarkan. Ada banyak cara pengusaha dapat
mempromosikan produk atau layanan mereka dengan mengikuti kuis dan meminta suka halaman media
sosial. Ini termasuk membuat tagar yang menunjuk ke produk yang ditawarkan dan mempromosikan
pembelian online, seperti melalui situs web. Instagram merupakan salah satu media sosial yang membuat
cara promosi menjadi lebih menarik dengan memperhatikan gambar atau display image yang dapat
digunakan sebagai cara untuk mendesain produk terbaik sebelum akhirnya mengambil gambar dan
mempostingnya di Instagram apalagi perkembangan sekarang ini dalam media sosial bukan lagi
photo/gambar yang di posting melainkan bentuk video untuk mempromosikan barang maupun jasa oleh
seorang pengusaha dan content creator. Adanya seorang Content Creator media sosial, yang tujuannya
menghasilkan karya, bentuk dari video maupun foto produk, yang akan ditampilkan di media sosial,
untuk menarik perhatian client/pelanggan. Sedangkan logan dan tagline yang biasa dipasang pada
spanduk atau media visual lainnya masih membutuhkan biaya yang lebih tinggi dan dianggap kurang
efektif.
Ekonomi Digital tidak hanya meratakan lapangan persaingan, tetapi juga setiap bisnis dari
berbagai ukuran, industri, dan wilayah. Berikut adalah empat area di setiap bisnis yang merespon dengan
baik terhadap kecepatan yang bertambah, kolaborasi, dan wawasan yang diakibatkan oleh hadirnya
hyperconnectivity. Strategi dan pengembangan bisnis Secara tradisional, memasuki ke pasar internasional
dianggap sebagai langkah berisiko. Sekarang, banyak bisnis mengambil keuntungan dari penghapusan
hambatan yang pernah mengurungkan niat mereka. Menurut studi EIU, meskipun 39% masih khawatir
bahwa bergerak maju akan menempatkan tekanan pada pasar yang telah mapan, hamper setengah dari
responden setuju bahwa rencana mereka untuk ekspansi global adalah cara strategis untuk bersaing
dengan permintaan yang selalu berubah dari saluran digital. Selanjutnya, tahu ke mana harus pergi
berikutnya hanya semakin mudah. 40% akan lebih mampu untuk menentukan daerah baru yang cocok
matang untuk penawaran mereka saat ini.

7
Actoriconomica: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. x, No. x, Bulan 20xx

Pengembangan produk Pelanggan masa kini memiliki suara lebih besar dalam bagaimana produk
dibuat dan dikirimkan daripada sebelumnya. Tetapi di masa depan, kita akan melihat bagaimana
hubungan pelanggan dan bisnis akan lebih dekat melalui saluran digital. Studi EIU melaporkan bahwa
lebih dari 50% responden berencana untuk menyesuaikan produk dan layanan untuk memenuhi
kebutuhan individu. Yang lebih mengejutkan adalah 41% yang meramalkan mengintegrasikan pelanggan
dalam ke proses pengembangan produk. Namun, sumber utama tekanan kompetitif tidak datang dari
pelanggan. Sebaliknya, itu adalah penawaran digital dari pesaing mapan yang paling. Lebih dari setengah
(57%) mengaku telah mengalami tekanan kompetitif “moderat” atau “parah” sebagai akibat dari
penawaran digital dari pesaing mapan. Dan sepertinya tidak dapat terlihat bahwa tekanan ini akan dengan
69% mengharapkan persaingan yang cukup besar dari para pesaing yang sama.
Sebagai contoh, GoTo Group merupakan perusahaan besar yang lahir dari hasil merger antara
Gojek dan Tokopedia. Berikut profil bisnisnya hingga IPO. Gojek dan Tokopedia sempat membuat heboh
warganet lantaran memutuskan untuk merger. Keduanya bergabung dan membentuk induk perusahaan
baru yang lebih besar bernama GoTo Group. Bagaimana tidak, Gojek dan Tokopedia saja merupakan dua
perusahaan digital terbesar di Indonesia. Gabungan keduanya tentu akan menghasilkan induk perusahaan
baru dengan nilai fantastis. Ditambah lagi, GoTo Group juga resmi melantai di bursa saham pasca
merger. Alhasil ada banyak investor yang tertarik memiliki sahamnya. GoTo Group adalah ekosistem
digital terbesar di Indonesia, dengan misi untuk “memberdayakan kemajuan” dengan menawarkan
infrastruktur dan solusi teknologi yang membantu semua orang untuk mengakses dan berkembang dalam
ekonomi digital. Ekosistem GoTo terdiri dari transportasi on-demand, e-commerce, pengiriman makanan
dan bahan makanan, logistik dan pemenuhan, serta layanan keuangan melalui platform Gojek, Tokopedia,
dan GoTo Financial. Tujuan dibentuknya GoTo adalah untuk menciptakan platform pertama di Asia
Tenggara yang menghadirkan tiga layanan penting dalam satu ekosistem. GoTo menggabungkan layanan
Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial yang dapat mendukung ekosistem bisnis digital di Indonesia.

7. Kesimpulan
Dengan akses internet yang semakin mudah diakses, maka jumlah pengguna internet semakin
meningkat setiap tahunnya, terutama dalam menggunakan media sosial yang populer di Indonesia seperti
Tiktok, Instagram, Youtube, Facebook, Twitter dan media sosial lainnya. Pada Agustus 2022,
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa saat ini telah mencapai
204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, 95% di antaranya menggunakan internet
untuk mengakses jejaring sosial. platform media sosial yang paling banyak digunakan orang Indonesia
pada tahun 2022 adalah aplikasi WhatsApp dengan persentase sebanyak 80 persen dari seluruh pengguna
media sosial di Indonesia. Kemudian disusul oleh aplikasi Instagram, Facebook, TikTok, dan Telegram..
Manfaat menggunakan media sosial dalam menjalankan bisnis antara lain:
1. Sosial Media menyediakan informasi mengenai umur, kegiatan, hobi, lokasi
atau yang lain yang dibutuhkan oleh pengusaha dalam menentukan segmentasi pasar produk atau
jasa yang ditawarkan.
2. Dapat diakses setiap saat terbatas waktu tanpa harus mengatur jam kerja layaknya para pelaku
usaha pada umumnya.
3. Mampu menekan biaya serendah-rendahnya karena tidak perlu menyewa tempat dalam proses
pemasaran, sebab sosial media yang ada pada umumnya menyediakan layanan secara gratis.
4. Mudahnya komunikasi yang dilakukan antara pengusaha dengan konsumen seperti chatting atau
obrolan, dari situ kita juga dapat mempunyai feedback atau umpan balik masukan atas produk
atau jasa yang kita tawarkan.
5. Selalu terhubung dengan maksud tanpa harus berdiam diri dibelakang meja, namun dapat
dilakukan dalam aplikasi yang kapan pun dan dimanapun bisa terkoneksi selagi ada internet
yang memadai.
6. Media Promosi yang mudah diakses oleh semua kalangan, sehingga mampu menarik perhatian
calon pelanggan seperti penampilan gambar, slogan penawaran promo/diskon dan lain
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Renaldy Ramadhan

A Samuelson, dkk, 2003. “Ilmu Makro Ekonomi”, Jakarta: PT Media Global Edukasi
Birokrasi Pancasila : Jurnal Pemerintahan, Pembangunan, Dan Inovasi Daerah. Vol. 2 no. 1 (2020), p.
39–48.
Boyd, D.M., Ellison, Nicole, (2007). Sosial Network Site: Definition, History, and
Scolarship, Journal of Computer-Mediated Communication, Vol 13. No 1
https://techno.okezone.com/read/2018/03/13/207/1872093/inijumlahtotalpengguamedia-sosial-
diindonesia
https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-juta-pada-2022
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/23/ada-2047-juta-pengguna-internet-di-indonesia-
awal-2022
Engel. “Dasar-Dasar Manajemen”. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents., 2014.
Eri Susan, 2019:1. “Manajemen Sumber Daya Manusia Eri Susan 1”. Jurnal Manajemen Pendidikan., no.
2 (2019), p. 952–962.
Fadilah, Akmal et al. “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Melalui Fasilitasi Pihak
Eksternal Dan Potensi Internal”. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 2 no. 4
(2021), p. 892–896
Goffar, Abdul. “Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Islam”. Vol. 7 no. 1 (2020), p. 77–
87.
Imma Rokhmatul. “Digital Marketing”., 2002, 1–64. Irfanudin, Ahmad Maulana et al. “Pelatihan Digital
Marketing Untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Jurnal Pengabdian Dharma Laksana.
Vol. 2 no. 1 (2019), p. 19.
Irvan, Muhammad. “Fase Pengembangan Konsep Produk Dalam Kegiatan Perancangan Dan
Pengembangan Produk”. Jurnal Ilmiah Faktor Exacta. Vol. 4 no. 3 (2011), p. 261–274
Setiawan, W. “Era Digital Dan Tantangannya. Seminar Nasional Pendidikan”. Seminar Nasional
Pendidikan., 2017, 1–9.
Sholihin, M. R. et al. “Keunggulan Sosial Media Dalam Perkembangan Ekonomi Kreatif Era Digital Di
Indonesia”. Prosiding 4th Seminar Nasional Dan Call for Papers Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Jember., 2018, 149–160.
Syauqi, Ahmad Thariq. “Startup Sebagai Digitalisasi Ekonomi Dan Dampaknya Bagi Ekonomi Kreatif Di
Indonesia”. Department of Electrical Engineering and Information Technology., 2016, 1–4.
Yanuar, Muhammad Rizki. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pelaku UMKM Terhadap Digitalisasi Dalam
Bidang Pemasaran (studi kasus: usaha mikro kecil dan menengah di kota Malang). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 2018, 6.2. “Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Dan UMKM Di Masa Pandemi
Melalui Digitalisasi”.
Laksana, T. (November , 2020 11 ). Membangkitkan UMKM di Masa Pandemi dengan Inovasi dan
Teknologi. Retrieved from Lipi.go.id.: http://lipi.go.id/siaranpress/membangkitkan-umkm-di-
masa-pandemi-dengan-inovasi-dan-teknologi/22212
Mira V., L. A. (n.d.). Pemanfaatan Pemasaran Melalui Media Sosial oleh UMKM Di Era Pandemi. Jurnal
Ilmiah Manajemen, 90-92
Elisa Ayu Saffitri, E. W. (2022). Efektivitas Komunikasi Pemasaran Melalui Media Sosial "Instagram"
Yang Dilakukan Oleh UMKM Refiza. Jurnal Usaha, 33-34
Tri Wulan, D. R. (2018). Hubungan Komunikasi Pemasaran Usaha Mikro dan Kecil Kuliner Melalui
Media Online Dengan Perkembangan Usaha. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 130

Anda mungkin juga menyukai