Disusun oleh:
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya Karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan dengan
judul “Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia” dan dapat mengumpulkan
tepat pada waktunya. Kemudian sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang kami susun. Oleh karena hal
tersebut, kami mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun dari
para pembaca khususnya dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan
yaitu Dr. Nurtanio Agus Purwanto, S.Pd., M.Pd. Demikian kata pengantar dari
penulis, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Kesimpulan.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era kemajuan dunia berbasis digital menyebabkan berbagai perubahan
yang dapat dirasakan hampir dalam setiap bidang kehidupan. Perubahan
tersebut salah satunya juga terasa di sektor pendidikan. Globalisasi telah
menghantarkan standar dan kualitas pendidikan dalam tatanan peradaban
yang mendunia. Hal tersebut menyebabkan setiap individu harus memiliki
daya saing secara global pula. Oleh sebab itu, pengembangan pendidikan
sangat penting untuk digalakkan guna menciptakan generasi unggul yang
kompetitif dan mampu menyikapi arus perubahan zaman (Rusniati,
2015:106).
2
PISA merupakan salah satu Lembaga survei pendidikan di dunia yang
mengevaluasi kemampuan siswa pada tingkatan pendidikan menengah.
Survei PISA dilaksanakan sekali dalam tiga tahun dan menyoroti pada tiga
aspek utama yaitu literasi, matematika dan sains (Prita Kusuma, 2020). Hal
ini tentu saja menjadi bahan refleksi tersendiri bagi bangsa Indonesia.
3
elemen masyarakat sangat penting dalam menyukseskan kemajuan dan
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ide perbaikan untuk manaemen peserta didik dan kurikulum?
2. Bagaimana ide perbaikan di bidang Manajemen pendidik dan sarana
prasarana?
3. Bagaimana ide perbaikan di bidang Manajemen pembiayaan dan
lingkungan sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ide perbaikan untuk manaemen peserta didik dan
kurikulum
2. Untuk mengetahui ide perbaikan di bidang Manajemen pendidik dan
sarana prasarana
3. Untuk mengetahui ide perbaikan di bidang Manajemen pembiayaan dan
lingkungan sekolah
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Badrudin. 2014. Manajemen Peserta Didik. Cetakan Pertama. Jakarta Barat: PT
Indeks. Basariah dan Leonard. 2018. Model Pembelajaran Quantum Learning
dengan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa. Seminar Nasional dan Diskusi
Panel Multidisiplin Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Diakses
pada tanggal 10 November 2021. Hlm 11.
5
organisasi. Jadi, manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar
suatu usaha dapat berjalan dengan baik, memerlukan perencanaan,
pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan atau
mengikutsertakan semua potensi yang ada, baik personal maupun
material secara efektif dan efisien.
6
1) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan
peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan;
2) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktifitas/pengalaman
yang didapat
3) Menilai metode mengajar yang digunakan
b) Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah:
1) Merangsang kegiatan peserta didik
2) Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar
peserta didik.
3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
4) Untuk memperbaiki mutu pembelajaran/cara belajar dan
metode mengajar
4. Kelebihan dari Kurikulum 2013
a) Siswa diharuskan lebih kreatif dan inovatif.
Didalam kurikulum 2013 siswa diwajibkan untuk kreatif dan
inovatif dengan belajar senyaman siswa tersebut seperti bekerja
dengan kelompok, presentasi dengan aktif di kelas dan guru hanya
mengawasi dan mendampingi.
Adanya extra kulikuler yang banyak di sekolah dan adanya extra
kurikuler wajib seperti pramuka untuk menjadikan siswa
yangdisiplin, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air, dll.
b) Ide dari kurikulum 2013 yaitu berakar pada budaya sehingga
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan2.
c) Pendidikan budi pekerti dan karakter diintegrasikan ke semua
program studi dan mata pelajaran.
d) Untuk menilai sikap siswa dikelas lebih detail.
Semua aspek dinilai. Di dalam kurikulum 2013 juga ada penilaian
nya juga tidak hanya guru yang menilai tetapi teman satu kelasnya
2
Fitri. 2015. Kurikulum 2013 Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan
Progressivisme. Hlm. 330.
7
juga menilai sikap temannya dikelas. Adanya pengisian angket
untuk menilai temannya di kelas. Jadi guru menilai tidak hanya dari
1 sudut pandang.
e) Guru hanya sebagai fasilitator.
Kurikulum 2013 ini guru hanya memberikan penguatan materi lebih
baik ketika siswa yang aktif bertanya.
f) Dilihat dari kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 memiliki 3
nilai yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap.
g) Adanya pengembangan karakter yang sudah diintegrasikan didalam
mata pelajaran
h) Adanya rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksnakan
proses pembelajaran, karena kurikulum 2013 itu adanya buku induk
yang untuk acuan patokan guru saat mengajar.
5. Kekurangan dari Kurikulum 2013
a) Beban siswa dalam menyampaikan materi dikelas terlalu berat.
Banyak siswa yang kurang paham dengan materi yang ingin
disampaikan kepada temennya ketika presentasi. Ketika siswa
dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran, padahal setelah
terjun langsung ke lapangan siswa banyak yang belum paham dan
mengerti dengan materi ataupun mata pelajaran yang akan dibahas
jadi belum berjalan dengan sempurna.
b) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran
dan hasil pada kurikulum 2013 serta dikesampingkannya mata
pelajaran Ujian Nasional3 (Solekhul, 2013: 269)
Nilai Ujian Nasional hanya mendorong orientasi pendidikan pada
hasilnya saja padahal nilai non-Ujian Nasional juga memberikan
kontribusi yang besar
c) Nilai ketrampilan tidak digunakan untuk pendaftaran SNMPTN.
3
Solekhul. 2013. Tinjauan Keunggulan dan Kelemahan Penerapan Kurikulum
2013 Tingkat SD/MI. Al-Bidayah. Hlm.269
8
Mungkin seharusnya nilai keterampilan lebih dimanfaatkan lagi.
Karena siswa disuruh lebih terampil tetapi nilai nya belum di
gunakan dengan baik dan benar.
d) Nilai ketrampilan tidak digunakan untuk ijazah.
Dan nantinya orang tua hanya fokus ke nilai pengetahuan saja
karena nilai keterampilan belum digunakan dengan baik dalam
sistem penerapannya. Karena setelah dilihat di ijazah yang tertera
hanya nilai pengetahuan dan nilai ujian akhir sekolah tidak ada nilai
keterampilan. Nilai keterampilan hanya di cantumkan di nilai raport.
e) Tidak semua mata pelajaran memiliki nilai keterampilan.
Seperti mata pelajaran yang berkaitan dengan hitung-hitungan
masih kesusahan untuk menemukan nilai keterampilan. Dari situ
banyak guru yang mengarang untuk menilai keterampilan siswa
nya.
f) Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 itu tidak konsisten.
Mungkin dari beberapa aspek penilaian itu hanya berjalan diawal
kurikulum 2013 saja tidak berjalan sampai sekarang. Dan guru-guru
memilih untuk mengajar dengan sistem yang mungkin lebih baik
dari itu.
g) Dalam penilaian yang dirancang untuk menilai sikap temannya
dikelas ternyata bapak dan ibu guru kewalahan dan tidak bisa
berjalan lancar karena harus merekap 12 kelas dan didalamnya ada
40 siswa yang nilainya itu berbeda beda.
h) Guru harus memberikan nilai kepada siswa A atau B karena apabila
diberikan nilai C siswa tidak naik kelas. Ketika ada siswa yang tidak
naik kelas maka nantinya sekolat tersebut prestasinya jelek dan ada
nilai jelek untuk kepala sekolah. Padahal seharusnya nilai kinerja
dari kepala sekolah tidak diukur dari siswa yang tidak naik kelas.
i) Untuk menyatakan nilai siswa itu baik administrasinya terlalu
banyak jadi yang diinginkan oleh kemendikbud tidak berjalan.
j) Didalam kurikulum 2013 waktu belajar disekolah terlalu lama.
9
k) Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih
terbatas khususnya didaerah tertinggal, terdalam dan ter
l) Tingkat keaktifan siswa belum merata.
6. Solusi Supaya Sistem Manajemen Peserta Didik dan Kurikulum di
Indonesia lebih baik lagi
a) Peran Orang Tua
Orang tua adalah berperan paling penting untuk mendukung
manajeman peserta didik. Orang tua juga mengajarnya betapa
sangat penting pendidikan. Apabila dari orangtuanya tidak
mendukung pendidikan di Indonesia itu sangatlah rugi untuk para
peserta didik. Selain itu juga dari kita belajar disekolah dan dengan
dampingan orangtua tentunya berdampak banyak di lingkungan
masyarakat. Adanya pendidikan dapat mempengaruhi perubahan
sosial, yang mana perubahan sosial nantinya akan mempunyai
fungsi yaitu melakukan reproduksi budaya, mengembangkan
analisis cultural terhadap kelembagaan tradisional, modifikasi
tingkat ekonomi sosial tradisional dan melakukan perubahan
perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi tradisional yang
telah ketinggalan. Dalam proses perubahan sosial modifikasi yang
terjadi seringkali tidak teratur dan tidak menyeluruh meskipun yang
berubah itu saling berkaitan sehingga menimbulkan ketimpangan
kebudayaan. Cepatnya perkembangan tekologi juga membawa
dampak untuk masyarakat sehingga muncul kemiskinan, kejahatan,
kriminalitas yang merupakan dampak negative yang sulit untuk
dicegah. Untuk itu lah pendidikan harus mampu melakukan analisis
kebutuhan nilai, pengetahuan dan teknologi yang mendesak dapat
mengantisipasi masyarakat dalam hal perubahan.
b) Peran Kita sebagai Calon Guru
Menjadi calon seorang guru yang professional adalah guru yang
mempu mendidik anak muridnya menjadi generasi yang mampu
bersaing dan memiliki moral yang baik. Seorang pendidik
seharusnya
1
memiliki perilaku yang baik yang nantinya akan ditiru oleh peserta
didiknya. Untuk mencapai pendidik yang baik maka para pendidik
seharusnya memiliki karakter yang baik pula. Karakteristik adalah
suatu sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pendidik atau
dikuasai oleh sorang pendidik untuk menghasilkan generasi yang
berakhlak dan bermartabat. Pendidik harus menguasai kurikulum
dan menjalankan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Jadi seorang pendidik hendaknya menguasai semua materi pelajaran
yang akan ia sampaikan ke peserta didik.
c) Peran Pemerintah
Solusi terakhir yang bisa kita harapkan adalah dari Pemerintah.
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi harus bisa
membuat sistem pendidikan berjalan efektif. Mengingat masih
banyak anak yang gak sekolah di Indonesia, Pemerintah harus lebih
gencar lagi menyosialisasikan pentingnya pendidikan. Karena
Pemerintah-lah yang punya akses untuk melakukan itu semua.
Pemerintah punya akses untuk menyosialisasikan pendidikan ke
semua daerah, yang terpencil sekalipun. Harus selalu dipastikan lagi
sosialisasi dilakukan mencakup semua daerah, mau orang dari
Sabang sampai Merauke sekalipun punya kesadaran yang sama
akan pentingnya pendidikan. Peran pemerintah sangat besar dalam
mengubah sistem pendidikan.
4
Dirjen Dikdasmen Depdikbud. (1996). Pengelolaan Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
1
Pengertian lain dari manajemen adalah proses pengelolaan sumber daya
untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien.
5
Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
6
Sutjipto. (1992). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
1
penghapusan yang berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media
pendidikan di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien.
Sebagai kiblat sistem pendidikan yang baik, kita bisa meniru negara
Jepang yang memiliki sistem pendidikan yang baik di dunia. Ini karena
7
Suhelayanti dkk, Manajemen Pendidikan (Indonesia: Yayasan Kita Menulis,
2020) h 54-55.
1
Jepang sudah memiliki banyak fasilitas yang mendukung dan juga SDM
yang mumpuni. Sistem pendidikan di Indonesia harus belajar dari negara
Jepang.8 Jepang dari dulu hingga saat ini unggul dari segi teknologi dan juga
dari segi pendidikannya. Di negara Jepang juga yang di ajarkan di sekolah
bukan hanya tentang materi pelajaran, tetapi juga norma-norma yang
berlaku, seperti sopan santun, kejujuran, empati dan simpati.9 Di Jepang
anak-anak sekolah dasar tidak akan mendapatkan ujian hingga sampai kelas
empat.10
Sejatinya yang harus dikembangkan dari diri seorang peserta didik itu
tidak hanya ranah kognitifnya saja, tetapi juga ranah afektif dan
psikomotorik.11 Pendidikan di Indonesia diyakini masih sangat konservatif,
kurang terbaharui, dan masih jauh dari kata inovatif. Sangat penting adanya
penigkatan yang signifikan bagi negara Indonesia dari segi sistem
pendidikan baik dari kurikulum, kompetensi guru dan juga fasilitas yang
merata yang ada di Indonesia.
8
Johan, T. S. B. (2018). Perkembangan Ilmu Negara dalam Peradaban Globalisasi
Dunia. Deepublish.
9
Connie Chairunnisa, C., I. Istayatiningtias, et al. (2019). Pengembangan Model
Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Pertama. Mitra Wacana Media.
10
Soetantyo, S. P. (2013). Peranan dongeng dalam pembentukan karakter siswa
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan 14(1): 44-51.
11
Asriati, N. (2012). "Mengembangkan Karakter Peserta Didik Berbasis Kearifan
Lokal Melalui Pembelajaran di Sekolah." Jurnal Pendidikan Sosiologi dan
Humaniora 3(2): 106-119.
12
Sahban, M. A. and M. SE (2018). Kolaborasi Pembangunan Ekonomi di Negara
Berkembang. SAH MEDIA.
1
C. Ide Perbaikan di Bidang Manajemen Pembiayaan dan Lingkungan
Sekolah
Salah satu modal yang terpenting dalam kehidupan adalah SDM atau
Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia menjadi penting untuk
pelaksanaan pembangunan di sertiap negara. Sumber Daya Manusia (SDM)
tidak semata-mata hanya dianggap sebagai faktor produkis melainkan
sebagai penggerak sistem produksi secara menyeluruh. Karena itu investasi
Sumber Daya Manusia menjadi hal yang penting bagi laju pembangunan
suatu negara. Investasi tersebut di realisasikan dengan menyelenggarakan
Pendidikan baik itu formal maupun non formal. Untuk mendapatkan hasil
SDM yang memiliki kualitas maka juga diperlukan Pendidikan yang
berkualitas. Untuk mendapatkan Pendidikan yang berkualitas tersebut maka
juga diperlukan adanya anggaran atau pembiayaan yang cukup dalam ranah
penyelenggaraan Pendidikan.
1
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu. 14
Dari pengrtian tersebut jika dikaitkan dengan sekolah, maka
manajemen sekolah merupakan proses atau kegiatan orang-orang dalam
sekolah dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berada dalam
lingkup sekolah, sumber keuangan untuk pembiayaan sekolah, dan sarana
serta prasarana yang tersedia untuk tercapainya tujuan Pendidikan di
sekolah.
Salah satu aspek yang digarap oleh pihak sekolah yang sesuai dengan
model ini adalah pengelolaan keuangan dan pembiayaan, karena dalam hal
ini sekolahlah yang paling mengerti dan memahami kebbutuhannya,
sehingga desentralisai pengalokasian atau penggunaan uang untuk
pembiayaan kegiatan Pendidikan sudah seharusnya untuk dilimpahkan atau
diserahkan ke pihak sekolah. Sekolah juga diberikan kebebasan untuk
melakukan berbagai kegiatan yang bisa mendatangkan penghasilan (income
generating activities), sehingga sumber keuangan tidak hanya semata-mata
tergantung pada pemerintah.
14
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara, 2014. Hal 2.
15
Departemen Pendidikan Nasional R.I. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), hal. 23.
1
karena pada hakekatnya anggaran dan pembiayaan sekolah merupakan
Tindakan pengurusan keuanagan,. Tindakan tersebut meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban, dan pelaporan. Dalam
manejemen keuangan sekolah didalamnya terdapat rangkaian aktivitas yang
terdiri atas perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran dan
pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program dan penggunaan
anggaran sekolah.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dilihat dari kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2013 masih banyak
sekali kekurangannya. Mungkin dengan adanya kekurangan dari kurikulum
2013 ini sebaiknya diperbaiki supaya dapat berjalan dengan lanjar kegiatan
pembelajaran di sekolah. Karena kurikulum merupakan acuan ataupun suatu
gambaran untuk ditiru dan dilakukan di sekolah-sekolah. Ada beberapa
sistem kurikulum 2013 yang terlalu banyak dan itu menyebabkan guru-guru
tidak sanggup untuk mengolah sistem tersebut. Hal yang menyebabkan guru
tidak dapat mengolah sistem karena jam mengajar guru terlalu banyak dalam
satu minggu dan kebijakan sistem sebagian ada yang tidak dimengerti oleh
guru. Selaini itu ada juga kebijakan-kebijakan yang bagus dari kurikulum
2013 semoga dapat bertahan dan tentunya lebih baik lagi. Harapannya untuk
kurikulum 2013 lebih dikonsistenkan lagi karena ada beberapa sistem yang
seringkali berubah-ubah.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang vital dalam
penyelenggaraan penidikan dan pembelajaran, karena itu apabila sarana dan
prasarana kurang mendukung, maka penyelenggaraan atau pelaksanaan
proses pembelajaran di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik. Mutu
pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses
pendidikan dan hasil pendidikan. Faktor-faktor dalam proses pendidikan
adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi dan sarana sekolah.
1
dilakukan evaluasi agar pendidikan di Indonesia selalu ke arah kemajuan,
sehingga mampu menciptakan generasi emas yang akan datang di masa
depan.
Salah satu modal yang terpenting dalam kehidupan adalah SDM atau
Sumber Daya Manusia. Untuk mendapatkan hasil SDM yang memiliki
kualitas maka juga diperlukan Pendidikan yang berkualitas. Dalam rangka
meningkatkan mutu Pendidikan di sekolah, maka perlu adanya upaya
perbaikan dalam bidang manajemennya. Manejemen berbasis sekolah
merupakan sebuah model manejemen yang perlu diterapkan pada hal ini. Hal
itu karena manjemen berbasis sekolah merupakan model manajemen yeng
memberikan otonomi yang lebih besar kepada pihak sekolah, memberikan
fleksibilitas atau keluwesan-keluwesan kepada sekolahg, dan mendorong
partisipasi dari setiap warga sekolah Manejemen pembiayaan sekolah
merupakan aspek penting dan tidak dapat dipsisahkan dari proses
menejemen Pendidikan secara keseluruhan, alasannya karena pada
hakekatnya anggaran dan pembiayaan sekolah merupakan Tindakan
pengurusan keuanagan,. Tindakan tersebut meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggung jawaban, dan pelaporan.
1
DAFTAR PUSTAKA
Asriati, N. (2012). "Mengembangkan Karakter Peserta Didik Berbasis Kearifan
Lokal Melalui Pembelajaran di Sekolah." Jurnal Pendidikan Sosiologi dan
Humaniora 3(2).
Badrudin. 2014. Manajemen Peserta Didik. Cetakan Pertama. Jakarta Barat: PT
Indeks. Basariah dan Leonard. 2018. Model Pembelajaran Quantum
Learning dengan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa. Seminar
Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Diakses pada tanggal 10 November
2021.
Connie Chairunnisa, C., I. Istayatiningtias, et al. (2019). Pengembangan Model
Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Pertama. Mitra Wacana
Media.
Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional R. I. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dirjen Dikdasmen Depdikbud. (1996). Pengelolaan Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012.
Fitri Al Faris, 2015. Kurikulum 2013 Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan
Progressivisme. Jurnal Filsafat, Vol. 25. No. 2.
Johan, T. S. B. (2018). Perkembangan Ilmu Negara dalam Peradaban Globalisasi
Dunia. Deepublish.
Lingga Dwi Setiawan. (2020). “Permasalahan Pendidikan di Indonesia di Tengah
Pandemi Covid-19”. Prosiding Seminar Bahasa dan Sastra Indonesia
(Senasbasa). (4).
Mokhamad Ishaq Tholani. (2013). “Problematika Pendidikan di Indonesia”.
Jurnal Pendidikan. Vol. 1, No. 2.
Prita Kusuma. 2020. Hari Pendidikan Internasional, Indonesia Masih Perlu
Tingkatkan Kualitas Pendidikan. Tersedia di https://www.dw.com/id/hari-
pendidikan-internasional-indonesia-masih-perlu-tingkatkan-kualitas-
pendidikan/a-52133534 diakses pada 11 November 2021.
Rusniati. (2015). “Pendidikan Nasional dan Tantangan Globalisasi: Kajian Kritis
terhadap Pemikiran A. Malik Fajar”. Jurnal Ilmiah Didaktika. Vol. 16, no.
1.
Sahban, M. A. and M. SE (2018). Kolaborasi Pembangunan Ekonomi di Negara
Berkembang. SAH MEDIA.
Siti F. N. Fitri. (2021). “Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia”. Jurnal
Pendidikan Tambusai. Vol. 5, no. 1.
Soetantyo, S. P. (2013). Peranan dongeng dalam pembentukan karakter siswa
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan 14(1).
Solekhul Amin, 2013. Tinjauan Keunggulan dan Kelemahan Penerapan
Kurikulum 2013 Tingkat SD/MI. Al-Bidayah, Vol. 5. No. 2.
S.P. Hasibuan, Malayu. 2014.Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,
Jakarta: Bumi Aksara.
Suhelayanti dkk, Manajemen Pendidikan (Indonesia: Yayasan Kita Menulis, 2020).
2
Sutjipto. (1992). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Titi Kadi. (2017). “Inovasi Pendidikan: Upaya Penyelesaian Problematika
Pendidikan di Indonesia”. Jurnal Islam Nusantara. Vol. 1, no. 2.
Zulkarnaen & Ari Dwi Handoyo. 2019. Faktor-faktor Penyebab Pendidikan Tidak
Merata di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional. Tersedia di laman
https://bimawa.uad.ac.id diakses pada 11 November 2021.