Oleh:
NIKEN AYU PUSPITASARI
NIM: G92219107
SURABAYA
2023
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
1.1. Latar belakang masalah ............................................................................ 3
1.2. Identifikasi dan batasan masalah .............................................................. 7
1.3. Rumusan masalah ..................................................................................... 7
1.4. Tujuan penelitian ...................................................................................... 8
1.5. Manfaat penelitian .................................................................................... 8
1.5.1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 8
1.5.2. Manfaat Praktis ................................................................................. 8
BAB II .................................................................................................................. 10
LANDASAN TEORI........................................................................................... 10
2.1. Penelitian terdahulu ................................................................................ 10
2.2. Kajian teoritis ......................................................................................... 13
2.2.1. Suku Tengger Desa Ranu Pani ........................................................ 13
2.2.2. Ritual adat santi ............................................................................... 15
2.2.3. Pembiayaan dalam bingkai akuntansi budaya................................. 17
BAB III ................................................................................................................. 20
METODE PENELITIAN ................................................................................... 20
3.1. Jenis penelitian ....................................................................................... 20
3.2. Lokasi dan waktu penelitian ................................................................... 21
3.3. Jenis dan sumber data ............................................................................. 21
3.3.1. Data Primer ..................................................................................... 21
3.3.2. Data sekunder .................................................................................. 22
3.4. Teknik pengumpulan data ...................................................................... 22
3.4.1. Observasi ......................................................................................... 22
3.4.2. Wawancara ...................................................................................... 22
3.4.3. Dokumentasi ................................................................................... 23
3.5. Teknik analisis data ................................................................................ 24
3.5.1. Reduksi Data ................................................................................... 24
3.5.2. Penyajian data ................................................................................. 24
3.5.3. Penarikan kesimpulan ..................................................................... 25
3.6. Uji keabsahan data .................................................................................. 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
suku, budaya, agama. Setiap kebudayaan yang tumbuh dalam suatu daerah atau
suku memiliki ciri khas yang membedakannya dengan kebudayaan yang masih
dalam ruang lingkup sama. Kebudayaan yang menjadi ciri khas dipengaruhi
oleh pola sosial maupun pola perekonomian khusus dan telah disesuaikan
dengan masyarakat dan norma sosial yang berlaku. Salah satu kebudayaan
yang masih kental dan tetap terpelihara dengan baik tanpa adanya masukan
unsur baru dari luar adalah budaya yang ada di Jawa Timur, salah satu suku
yang mendiami pulau jawa dengan kekentalan kebudayaan dan adat istiadat
adalah Suku Tengger yang mendiami daerah Bromo Tengger Semeru. Suku
Tengger merupakan salah satu dari ribuan suku di Indonesia. Sukari,dkk (2004)
berasal dari pelarian Majapahit di akhir periode kekuasaannya yang kalah oleh
3
kekuasaan Islam Demak. Akan tetapi, menurut pendapat lainnya, entitas suku
Tengger telah mendiami daerah sekitar Gunung Bromo sebelum era Majapahit.
petani. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan alam pegunungan yang berbukit-
1776m di atas permukaan laut dengan iklim tropis, yang mana pada musim
kemerau udaranya sangat dingin yakni pada siang hari suhunya berkisar 5’ C
sampai 16’C sedangkan pada malam hari paling tinggi 8’C, serta hujannya
cukup tinggi, basah berkabut saling bergantian, sehingga sinar matahari dapat
dilihat hanya 6 jam sehari yakni antara pukul 08.00 sampai 12.00 siang atau
sore hari. Musim hujan terjadi pada bulan Juni sampai bulan Desember bahkan
terkadang sampai bulan Januari dan curah hujannnya cukup tinggi, sehingga
cocok untuk pertanian ladang yang hanya mengandalkan air hujan saja.
4
akuntansi dalam kaitannya dengan ruang lingkup organisasi dan akuntansi
sosial (Sukoharsono & Qudsi, 2008). Menurut Perera (1989), setiap sistem
akuntansi adalah produk dari budaya dan lingkungannya yang spesifik. Muller
dkk. (1994; p.1) juga mencatat, 'Akuntansi dibentuk oleh lingkungan di mana
ia beroperasi'. Dengan kata lain, pola akuntansi yang berbeda dikaitkan dengan
berbagai faktor budaya seperti nilai-nilai sosial, agama, sistem politik, dan latar
manusia dan nilai-nilai sosial, dan dampaknya terhadap praktik akuntansi tidak
masyarakat.
Kekentalan adat Suku Tengger dapat dinilai saat pelaksanaan hari raya
karo. Hari Raya Karo atau disebut juga Pujan Karo yang terdiri dari berbagai
macam ritual dan dilaksanakan oleh seluruh warga desa khususnya yang
beragama ikut melaksanakan perayaan hari raya karo. Hari Raya Karo atau
dibulan kedua dari 12 bulan menurut kalender Suku Tengger. Hari raya karo
dilakukan selama beberapa hari dan setiap harinya memiliki ritual adat yang
berbeda. Di desa Ranu Pani, rangkaian perayaan hari raya karo dimulai dengan
musik, ritual punden, ritual danyang, lalu dilanjutkan dengan ritual santi, andon
5
mangan, dan nyadran. Penelitian ini berfokus pada pembiayaan yang terjadi
atas kegiatan ritual adat santi. Santi adalah upacara yang dilaksanakan di setiap
berkeliling ke setiap rumah warga untuk melaksanakan upacara ini. Untuk satu
desa, biasanya memakan waktu hingga satu minggu lebih. Menurut paparan
Dukun Pandita Tengger, hakikat santi adalah untuk megundang roh-roh leluhur
agar arwah para leluhur mereka tenang di alamnya. Sesaji yang disiapkan untuk
pembiayaan dalam ritual adat santi dalam bingkai akuntansi budaya. Aktivitas
dalam upacara adat daerah akan mengeluarkan sejumlah uang (ada arus kas
yang keluar) yang disertai dengan adanya pemasukan (ada arus kas yang
masuk). Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash
equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan
yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan (IAI, 2004). Pengelolaan sumber dana dari
6
organisasi kemasyarakatan suku tengger menggunakan proses pencatatan yang
pada aliran arus kas keuangan. Biaya ritual uacara adat santi dipandang sebagai
biaya tetap yang dikeluarkan oleh masyarakat Tengger setiap tahun. Hal ini
1.2.1. Ritual adat santi merupakan salah satu rangkaian upacara adat suku
tengger bromo semeru saat perayaan yadnya karo atau hari raya karo.
1.2.2. Pembiayaan atas ritual adat santi merupakan pengeluaran tetap yang
dikeluarkan saat perayaan hari raya karo. Pembiayaan ini akan menjadi
Penelitian ini hanya akan membahas seputar pembiayaan atas ritual adat
santi yang dilakukan oleh suku tengger bromo semeru desa Ranu Pani dalam
masalah yang akan menjadi pembahasan pokok dalam penelitian ini, yaitu :
7
1.3.1. Bagaimana Perhitungan penetapan biaya atas Ritual Adat Santi Desa
1.3.2. Apakah jenis sesaji dalam Ritual Adat Santi Desa Ranu Pani ditentukan
Dari hasil rumusan masalah yang telah dipaparkan, yang menjadi tujuan
terjadi atas ritual adat santi suku tengger Bromo Semeru di Desa Ranu Pani
dalam bingkai akuntansi budaya serta untuk mengetahui apakah jenis sesaji
penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat dan generasi penerus untuk
khususnya mengenai budaya Suku Tengger dalam ritual adat santi. Serta
8
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan
masyarakat.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penelitian terdahulu
kasada suku tengger bromo semeru”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sisi budaya dari pembiayaan upacara adat kasada suku tengger.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan naturalistik dan
jenis data penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara
perspektif budaya jawa : sebuah study etnografi pada pedagang keliling di kota
penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan etnografi dan jenis data dari
harga dan laba di balik transaksi banten”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengungkap konsep harga dan laba di balik budaya transaksi banten yang
penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi dan jenis data dari
10
penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh melalui informan dan data
Penelitian Metode
Analisis
11
pembiayaan warga desa swadaya, sistem
pendekatan administrasi
dan pertanggungjawaban.
dokumentasi.
12
pengertian analisis yang permukaan secara
etnografi. masyarakat.
transaksi yaitu
banten pendekatan
etnografi
13
Pengertian Tengger jika dikaitkan dengan kepercayaan yang hidup
arti sebagai tanda atau ciri yang memberikan sifat khusus pada sesuatu.
hal ini sesuai dengan masyarakat Tengger yang memang tinggal di lereng
Adapula legenda Rara Anteng dan Jaka Seger, sepasang suami istri
merupakan singkatan dari kata "Teng" asal kata Anteng dan "Ger" dari
kata Seger. Anteng mengandung arti sifat tak banyak tingkah dan tak
14
berbatasan dengan Desa Kandang Tepus, sebelah barat dengan Desa
Burno, sebelah timur dengan Desa Argosari. Desa Ranu Pane hanya
adalah pilihan yang baik karena sektor pertanian di Desa Ranu Pani
Ritual adat santi merupakan salah satu rangkaian upacara Hari Raya
Karo yang merupakan hari besar bagi Suku Tengger. Hari Raya Karo
diselenggarakan setiap tahun pada bulan kedua atau Karo. Hari Raya
15
Karo merupakan upacara terbesar kedua di Tengger setelah Yadnya
semesta, pawe dalan jagad yang bertujuan sebagai rasa syukur kepada
Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Sang Murbaning Dumadi dan untuk
meliputi jagad agung dan jagad alit. Sang Hyang Widi Wasa telah
untuk disucikan dengan menggunakan air suci yang berasal dari mata air
ritual, salah satu rangkaian ritual tersebut adalah ritual adat santi.
arwah leluhur mereka untuk hadir di rumah (tekaning ping pitu). Dukun
16
tempat-tempat tertentu seperti sumber mata air, pundhen, dan makam
arwah leluhur ini disediakan pakaian yang serba baru dan diberi sesaji
selama satu minggu penuh dengan berbagai makanan. Sesaji ini biasanya
diletakkan di atas meja tamu mulai dari makanan ringan sampai makanan
yang berarti memerlukan biaya, oleh karena itu penelitian ini akan
membahas pembiayaan yang terjadi dalam ritual adat santi dan juga
pendapatan.
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
17
bagian dari sekian banyaknya komponen akuntansi. Pembiayaan ini
masyarakat umum.
organisasi perangkat desa. Dilihat dari segi pengertian budaya itu sendiri,
masyarakat yang telah padu dan memiliki satu kesamaan dalam pola pikir
dengan adat istiadat yang masih kental, tidak jarang masih menggunakan
18
masyarakat melalui berbagai tradisi dalam penghimpunan maupun
19
BAB III
METODE PENELITIAN
adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh
yang telah diuji dalam situasi kehidupan nyata selama beberapa generasi.
kebudayaan, memahami cara hidup orang lain dari sudut pandang mereka
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, data yang
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti, data ini didapatkan dari hasil
wawancara dengan narasumber, hasil survey, dan hasil analisis yang langsung
dikerjakan oleh peneliti. Sumber data yang akan dijadikan peneltian diambil
dari narasumber secara langsung yaitu dari Pemangku Adat atau Romo Dukun
desa Ranu Pani. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder
20
berupa pengetahuan umum yang diakses melalui beberapa jurnal ilmiah dan
internet.
informasi atau keterangan yang baik. Menurut Lofland, sumber data utama
data tambahan seperti dokumen, dan lain- lain. Adapun jenis data dibedakan
Data primer adalah data yang diambil dari lapangan yang diperoleh
21
wawancara kepada informan yaitu Romo dukun atau Pemangku adat dan
dicatatat oleh instansi terkait atau pihak lain). Dalam penelitian ini
peneliti untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan oleh peneliti untuk
3.4.1. Observasi
dari data.
3.4.2. Wawancara
22
Wawancara perupakan percakapan dua arah atas inisiatif
3.4.3. Dokumentasi
23
akan menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap terhadap hasil
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif yang dilakukan dalam bentuk uraian atas data kualitatif
suku tengger yaitu pemangku adat setempat dan beberapa warga ditulis
tindakan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menarik kesimpulan dan
verifikasi.
24
3.5.3. Penarikan kesimpulan
ada, pengelompokan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah
lengkap, dengan “temuan baru” yang berbeda dari temuan yang sudah
ada.
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data dan
25
DAFTAR PUSTAKA
Abadiyah, M. (2020). Studi Fenomenologi Makna Laba dan Penentuan Laba bagi
Pedagang Kaki Lima di Belakang Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif (P. Rapanna (ed.)). CV.
Syakir Media Press. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-
mfi-results
Abrori, A. F. (2019). Mengungkap Makna Akuntansi Budaya Ojhung di
Kabupaten Sumenep.
Arfiansyah, S. (2016). Eksplorasi Makna Partisipasi Masyarakat Dalam
Penganggaran ( Sebuah Studi Fenomenologi ). Jurnal Akuntansi Aktual, 3(4),
261–271.
Asih, L. A., Wardana, I. M. A. C., Gunadi, B. H., Sari, I. A. P. S. M., Cahyani, R.,
& Ningsih, K. T. B. A. (2019). Pengaruh Budaya Lokal Dalam Praktek
Akuntansi Organisasi Perangkat Desa Gobleg. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan
Humanika, 8(1), 14–23. https://doi.org/10.23887/jinah.v8i1.19857
Ayu, I. G., Budiasih, N., Sudana, I. P., & Wirajaya, I. G. A. (2021). Menguak
Konsep Harga dan Laba di Balik Transaksi Banten. 12(2), 370–387.
Azmi, S. S., Sri Giriwati, N. S., & Aziz, S. U. (2021). Social Participation of the
Ranu Pane Village Community in the Village Tourism Area Development.
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal, 13(2), 177–189.
https://doi.org/10.26905/lw.v13i2.5924
Febriani, R., & Riyanto, E. D. (2021). Upacara Adat Tengger di Ambang
Komodifikasi: Merawat Tradisi dari Ancaman Desakralisasi. Jurnal
Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 23(2), 148.
https://doi.org/10.25077/jantro.v23.n2.p148-156.2021
Manan, A. (2014). Akuntansi dalam Perspektif Budaya Jawa : sebuah studi
Etnografi pada pedagang keliling di kota Semarang. 5, 1–20.
Nicoloos, J., Ambor, W., Dorto, A., Aprilio, H., Aryo, A., Ni, P., Ayu, P.,
Prodnyoswori, A., Lisanti, B., Fakuttas Llmu Budaya, A., Pelestarian, B., &
26
Budaya, N. (2012). Inventarisasi Komunitas Adat Tengger Desa Ngadisari
Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. 120.
http://repositori.kemdikbud.go.id/10600/1/inventarisasi%0Akomunitas%0Aa
dat%0Atengger.pdf
Nur, F., Dewi, I., & Hasan, K. (2022). Mengungkap akuntansi budaya atas
pembiayaan ritual upacara adat kasada suku tengger bromo semeru. 4, 407–
413. https://doi.org/10.20885/ncaf.vol4.art50
Putra, C. G. B., & Muliati, N. K. (2020). Spirit Kearifan Lokal Bali Dalam
Akuntabilitas Desa Adat. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 11(3), 561–580.
https://doi.org/10.21776/ub.jamal.2020.11.3.32
Ratih, E. K., & Juwariyah, A. (2020). Konstruksi Sosial Upacara Adat Karo Suku
Tengger Di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Jurnal
Analisa Sosiologi, 9(2), 526–550. https://doi.org/10.20961/jas.v9i2.42103
Setiaini, R. D., & Ganefo, A. (2019). Dukun Pandhita dan Pelestarian Budaya
Lokal (Studi Tentang Suku Tengger Di Desa Wonokitri) Pandhita. Jurnal
Entitas Sosiologi, VIII (02)(2088–8260), 39–52.
Ulpah, M. (2020). Konsep Dalam Pembiayaan Perbankan Syariah, Vol. 3 No.2
Agustus 2020. Madani Syari’ah, 3(2), 147–160.
file:///C:/Users/Acer/Downloads/208-Article Text-297-1-10-20200831.pdf
Utami Permatasari, N. (2015). Analisis Penerapan Akuntansi pada UMKM di
Kelurahan Drajat kecamatan Kesambi kota Cirebon. In Ekp (Vol. 13, Issue
3).
27