Anda di halaman 1dari 26

Pembentukan Persekutuan

PEMBENTUKAN
PERSEKUTUAN

Kompetensi Dasar :
Pengenalan karakteristik Persekutuan dan pencatatan akuntansi pembentukan
Persekutuan serta penyusunan laporan keuangan awal pembentukan

Pengalaman Belajar :
Setelah membaca dan menyelesaikan soal latihan dalam bab ini diharapkan,
 Mempunyai pemahaman tentang karakteristik dan proses pembentukan
Persekutuan.
 Mempunyai pengalaman melakukan pencatatan pembentukan
Persekutuan.
 Mempunyai pengalaman untuk membuat neraca awal pembentukan
Persekutuan

Pendahuluan
Partnership atau Persekutuan adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan mereka, yaitu memperoleh laba. Persekutuan dapat
dibentuk oleh mereka yang belum memiliki usaha atau dapat dilakukan untuk memperluas
perusahaan perseorangan. Para pemilik persekutuan disebut sekutu atau partner, mereka
umumnya ikut aktif mengelola persekutuan dan membagi laba rugi persekutuan menurut
yang mereka sepakati.
Karakteristik Persekutuan
1. Easy of formation
Secara relatif prosedur pembentukan persekutuan lebih mudah dibandingkan
dengan pembentukan perseroan terbatas.

Istutik I-1
Pembentukan Persekutuan

2. Mutual agency
Masing-masing anggota merupakan agen dari persekutuan, aktivitas yeng
dilakukan anggota atas nama persekutuan akan mengikat anggota lainnya.
3. Limited life
Umur persekutuan terbatas, persekutuan sewaktu-waktu dapat bubar, misalnya
karena perubahan pemilikan dan putuan pengadilan.
4. Unlimited liability
Tanggung jawab masing-masing anggota tidak terbatas, bahkan dapat terjadi
tanggung renteng, tidak hanya sebatas modal yang disetorkan. Dalam kasus
persekutuan di likuidasi, apabila persekutuan tidak lagi mampu membayar hutang
ke kreditur maka anggota harus menggunakan harta pribadinya untuk
melunasinya.
5. Ownership of an interest in a partnership
Semua anggota memiliki kepentingan yang sama atas semua harta persekutuan,
tidak dipengaruhi oleh kekayaan yang disetorkannya.
6. Profit/loss sharing
Setiap akhir periode dilakukan pembagian laba rugi pesekutuan, pembagian laba
rugi ini diatur dalam perjanjian persekutuan.

Perusahaan yang berbentuk persekutuan, secara umum masih dalam


skala perusahaan kecil sampai menengah dan juga termasuk entitas
yang tidak berkewajiban untuk melakukan akuntabilitas publik. Bagi
perusahaan yang demikian dapat menggunakan standar akuntansi
keuangan ETAP (entitas tanpa akuntabilitas publik).
Sebaliknya perusahaan yang masuk kategori entitas dengan
akuntabilitas publik signifikan yaitu:
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK
ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

Istutik I-2
Pembentukan Persekutuan

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/37/DKBU, menetapkan bahwa standar
akuntansi keuangan bagi BPR adalah SAK ETAP.
Perusahaan berbentuk persekutuan sebagai entitas tanpa akuntabilitas publik, pada
saat menyusun laporan keuangan, manajemen harus membuat penilaian atas kemampuan
perusahaan melanjutkan kelangsungan usahanya dan jika terdapat ketidakpastian yang
material terkait dengan peristiwa yang mengakibatkan keraguan signifikan atas
kelangsungan usaha, maka entitas harus mengungkapkan ketidakpastian tersebut.
Komponen laporan keuangan lengkap untuk persekutuan (menurut SAK ETAP) meliputi :

1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan

Struktur dan Penyajian Modal Menurut Bentuk Perusahaan


1. Perusahaan Perorangan
Perusahaan A
Neraca
31 Desember 2010

Aktiva xxxxx Hutang xxxxx


Modal :
Modal A xxxxx
Total Aktiva xxxxx Total Pasiva xxxxx

Istutik I-3
Pembentukan Persekutuan

2. Perusahaan Persekutuan
Persekutuan ABC
Neraca
31 Desember 2010
Aktiva xxxxx Hutang xxxxx
Modal :
Modal A xxxxx
Modal B xxxxx
Modal A xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx

3. Perseroan Terbatas
PT’ ABC’
Neraca
31 Desember 2010
Aktiva xxxx Hutang xxxx

Modal :
Modal Saham xxxx
Agio Saham xxxx
Laba Ditahan xxxx

xxxx
xxxx xxxx

Prosedur Pembentukan Persekutuan


1. Persekutuan dibentuk oleh dua orang atau lebih atau dibentuk dari perubahan
bentuk perusahaan perseorangan menjadi persektuan. Pembentukan ini disertai
dengan menyerahkan kekayaan pribadi dan atau kekayaan dan hutang perusahaan.

Istutik I-4
Pembentukan Persekutuan

2. Hak anggota dalam persekutuan dapat diakui sama atau tidak sama dengan setoran
modalnya sesuai dengan kesepakatan mereka, perbedaan antara hak dengan setoran
modal dapat diperlakukan sebagai bonus atau goodwill.
3. Pencatatan atas pembentukan persekutuan dan transaksi selanjutnya dapat dilakukan
dalam sistem akuntansi yang telah ada atau merancang sistem akuntansi baru.
4. Disusun neraca persekutuan awal pembentukan sebagai informasi keuangan
pertama yang menyajikan kekayaan, hutang dan hak para anggota di awal
pembentukan.

Pembentukan Persekutuan
Dibentuk oleh Pencatatan dan pelaporan
1. Dua orang / lebih Sistem akuntansi baru
2. Gabungan orang dengan badan usaha Sistem akuntansi baru/ lama
3. Gabungan badan usaha-badan usaha Sistem akuntansi baru/ lama

A. Modal diakui sesuai dengan setoran


Contoh 1.1
Si A, B dan C bermaksud untuk membentuk persekutuan dengan penyertaan masing-
masing sbb:
Anggota Penyertaan Harga Pasar
A Kas Rp. 300 juta
B Tanah Rp. 125 juta
Gedung Rp. 475 juta
C Kas Rp. 100 juta
Kendaraan Rp. 150 juta
Barang Dagangan Rp. 200 juta

Pembentukan persekutuan ini harus dikuti dengan perancangan sistem akuntansi


pokok guna merekam dan mencatat serta melaporkan transaksi penyerahan kekayaan
anggota ke persekutuan.

Istutik I-5
Pembentukan Persekutuan

Dokumen Transaksi
Dikumpulkan dokumen eksternal dan atau dibuat dokumen internal untuk merekam
transaksi penyerahan kekayaan anggota A, anggota B, dan anggota C.
Pencatatan Akuntansi
Jurnal :

Kas Rp. 400.000.000,-


Barang Dagangan Rp. 200.000.000,-
Tanah Rp. 125.000.000,-
Gedung Rp. 475.000.000,-
Kendaraan Rp. 150.000.000,-
Modal A Rp. 300.000.000,-
Modal B Rp. 600.000.000,-
Modal C Rp. 450.000.000,-

Posting ke Buku Besar : setelah posting ke buku besar masing-masing rekening,


dilanjutkan dengan persiapan untuk menysun laporan keuangan,
khususnya neraca pada awal pembentukan persekutuan.

Pelaporan

Persekutuan ABC
Neraca
Awal Pembentukan
Rp. Jutaan
-
Aktiva Lancar Hutang
Kas 400
Persed.Brg.Dag. 200 Modal :
Modal A 300
Aktiva Tetap Modal B 600
Tanah 125
Modal C 450 1.350
Gedung 475
Kendaraan 150
Total Aktiva 1.350 Total Pasiva 1.350

Istutik I-6
Pembentukan Persekutuan

Contoh 1.2
1 Juli 2010 Si A yang telah memiliki perusahaan perseorangan mengajak Si B untuk
bergabung ke dalam perusahaannya. Setoran kekayaan B dan posisi keuangan perusahaan
A sbb:

Anggota Penyertaan Harga Pasar


B Kas Rp. 75 juta
Kendaraan Rp. 125 juta

Perusahaan A
Neraca
1 Juli 2010
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 25 Hutang Dagang 50
Piutang.Dagang 50 Hutang Bank 100

Aktiva Tetap Modal :


Tanah 100 Modal A 200
Gedung 250
Ak.Peny.Ged. (75)

350 350

Pembentukan persekutuan ini dapat dikuti dengan perancangan sistem akuntansi


pokok guna merekam dan mencatat serta melaporkan transaksi penyerahan kekayaan
anggota ke persekutuan.atau menggunakan sistem akuntansi pokok yang telah dimiliki oleh
perusahaan A.

Dokumen Transaksi
Dikumpulkan dokumen eksternal dan atau dibuat dokumen internal untuk merekam
transaksi penyerahan kekayaan anggota.

Istutik I-7
Pembentukan Persekutuan

Pencatatan Akuntansi
1. Menggunakan sistem akuntansi Perusahaan A
Jurnal penerimaan kekayaan dari B
Kas Rp. 75.000.000,-
Kendaraan Rp. 125.000.000,-
Modal B Rp. 200.000.000,-
Posting ke Buku Besar :
2. Menggunakan sistem akuntansi baru
Jurnal Penutup
Pada Buku Perusahaan A
Hutang dagang Rp. 50.000.000,-
Hutang Bank Rp. 100.000.000,-
Ak.Peny.Gedung Rp. 75.000.000,-
Modal A Rp. 200.000.000,-
Kas Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Tanah Rp. 100.000.000,-
Gedung Rp. 250.000.000,-
Jurnal pengakuan kekayaan dan hutang ( dari Perusah. A)
Kas Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Tanah Rp. 100.000.000,-
Gedung Rp. 250.000.000,-
Hutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Hutang Bank Rp. 100.000.000,-
Ak.Peny.Gedung Rp. 75.000.000,-
Modal A Rp. 200.000.000,-
Jurnal penerimaan kekayaan dari B
Kas Rp. 75.000.000,-
Kendaraan Rp. 125.000.000,-
Modal B Rp. 200.000.000,-

Istutik I-8
Pembentukan Persekutuan

Posting ke Buku Besar : setelah posting ke buku besar masing-masing rekening,


dilanjutkan dengan persiapan untuk menysun laporan keuangan,
khususnya neraca pada awal pembentukan persekutuan.
Pelaporan
Persekutuan AB
Neraca
1 Juli 2010
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 100 Hutang Dagang 50
Piutang.Dagang 50 Hutang Bank 100

Aktiva Tetap Modal :


Tanah 100 Modal A 200
Gedung 250 Modal B 200
Ak.Peny.Ged. (75) 400
Kendaraan 125

Total Aktiva 550 Total Pasiva 550

Contoh 1.3
Apabila tanggal 1 Juli 2010 Perusahaan Perseorangan A dan Perusahaan Perseorangan C
bermaksud bergabung menjadi perusahaan persekutuan. Posisi keuangan masing-masing
sesaat sebelum penggabungan sbb :

Istutik I-9
Pembentukan Persekutuan

Perusahaan A
Neraca
1 Juli 2010
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 25 Hutang Dagang 50
Piutang.Dagang 50 Hutang Bank 100

Aktiva Tetap Modal :


Tanah 100 Modal A 200
Gedung 250
Ak.Peny.Ged. (75)
350 350

Perusahaan C
Neraca
1 Juli 2010
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 25 Hutang Dagang 50
Piutang Dagang. 75
Persed.Brg.Dag. 100 Modal :
Modal C 250
Aktiva Tetap
Kendaraan 150
Ak.Peny.Kend. (50)
300 300

Revaluasi Asset :
 Pada Perusahaan C terdapat piutang yang tidak dapat ditagih sebesar Rp. 25 juta.
 Nilai barang dagangan Perusahaan C mengalami kenaikan nilai sebesar 25 %.
Pembentukan persekutuan ini dapat dikuti dengan perancangan sistem akuntansi
pokok guna merekam dan mencatat serta melaporkan transaksi penyerahan kekayaan
anggota ke persekutuan.atau menggunakan sistem akuntansi pokok yang telah dimiliki oleh
perusahaan A atau C.

Istutik I - 10
Pembentukan Persekutuan

Dokumen Transaksi
Dikumpulkan dokumen eksternal dan atau dibuat dokumen internal untuk merekam
transaksi penyerahan kekayaan anggota.
Pencatatan Akuntansi
Jurnal Revaluasi
Modal C Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 25.000.000,-

Persed.Brg.Dagangan Rp. 25.000.000,-


Modal C Rp. 25.000.000,-

1. Menggunakan sistem akuntansi Perusahaan B


Jurnal Penutup
Pada Buku Perusahaan A
Hutang dagang Rp. 50.000.000,-
Hutang Bank Rp. 100.000.000,-
Ak.Peny.Gedung Rp. 75.000.000,-
Modal A Rp. 200.000.000,-
Kas Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Tanah Rp. 100.000.000,-
Gedung Rp. 250.000.000,-

Jurnal Pengakuan Asset dan Hutang ( dari Perusah. A)


Kas Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Tanah Rp. 100.000.000,-
Gedung Rp. 250.000.000,-
Hutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Hutang Bank Rp. 100.000.000,-
Ak.Peny.Gedung Rp. 75.000.000,-
Modal A Rp. 200.000.000,-

Istutik I - 11
Pembentukan Persekutuan

2. Menggunakan sistem akuntansi baru


Jurnal Penutup
Pada Buku Perusahaan A
Hutang dagang Rp. 50.000.000,-
Hutang Bank Rp. 100.000.000,-
Ak.Peny.Gedung Rp. 75.000.000,-
Modal A Rp. 200.000.000,-
Kas Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Tanah Rp. 100.000.000,-
Gedung Rp. 250.000.000,-
Pada Buku Perusahaan C

Hutang dagang Rp. 50.000.000,-


Ak.Peny.Kendaraan Rp. 50.000.000,-
Modal B Rp. 250.000.000,-
Kas Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Persed.Brg.Dag. Rp. 125.000.000,-
Kendaraan Rp. 150.000.000,-

Jurnal Pengakuan kekayaan dan Hutang ( dari Perusah. A & C)

Kas Rp. 50.000.000,-


Piutang Dagang Rp. 100.000.000,-
Persed.Brg.Dagangan Rp. 125.000.000,-
Tanah Rp. 100.000.000,-
Gedung Rp. 250.000.000,-
Kendaraan Rp. 150.000.000,-
Hutang Dagang Rp. 100.000.000,-
Hutang Bank Rp. 100.000.000,-
Ak.Peny.Gedung Rp. 75.000.000,-
Ak.Peny.Kendaraan Rp. 50.000.000,-
Modal A Rp. 200.000.000,-
Modal C Rp. 250.000.000,-

Istutik I - 12
Pembentukan Persekutuan

Posting ke Buku Besar :

Pelaporan
Persekutuan AC
Neraca
Awal Pembentukan
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 50 Hutang Dagang 100
Piutang Dagang 100 Hutang Bank 100
Persed.Brg.Dag. 125
Modal :
Aktiva Tetap Modal A 200
Tanah 100 Modal C 250
Gedung 250
Ak.Peny.Gedung (75) 450
Kendaraan 150
Ak.Peny.Kend. (50)

Total Aktiva 650 Total Pasiva 650

B. Modal diakui tidak sama dengan setoran


(Pengakuan Bonus)
Contoh 1.4
Si A, B dan C bermaksud untuk membentuk persekutuan dengan hak yang sama
untuk setiap anggota atas total modal persekutuan. Penyerahan kekayaan masing-masing
sbb:

Anggota Kekayaan Harga Pasar


A Kas Rp. 300 juta
B Tanah Rp. 125 juta
Gedung Rp. 475 juta
C Kas Rp. 100 juta
Kendaraan Rp. 150 juta
Barang Dagangan Rp. 200 juta

Istutik I - 13
Pembentukan Persekutuan

Dokumen Transaksi
Dikumpulkan dokumen eksternal dan atau dibuat dokumen internal untuk merekam
transaksi penyerahan kekayaan anggota.
Pencatatan Akuntansi
Jurnal penerimaan kekayaan dari anggota:

Kas Rp. 400.000.000,-


Barang Dagangan Rp. 200.000.000,-
Tanah Rp. 125.000.000,-
Gedung Rp. 475.000.000,-
Kendaraan Rp. 150.000.000,-
Modal A Rp. 300.000.000,-
Modal B Rp. 600.000.000,-
Modal C Rp. 450.000.000,-

Jurnal pengakuan bonus :

Modal B Rp. 150.000.000,-


Modal A Rp. 150.000.000,-
Posting ke Buku Besar :
Pelaporan
Persekutuan ABC
Neraca
Awal Pembentukan
Rp. Jutaan
-
Aktiva Lancar Hutang
Kas 400
Persed.Brg.Dag. 200 Modal :
Modal A 450
Aktiva Tetap Modal B 450
Tanah 125 Modal C 450 1.350
Gedung 475
Kendaraan 150
Total Aktiva 1.350 Total Pasiva 1.350

Istutik I - 14
Pembentukan Persekutuan

C. Modal diakui tidak sama dengan setoran


(Pengakuan Goodwill)

Contoh 1.5
1 Juli 2010 Si A yang telah memiliki perusahaan perseorangan mengajak Si B untuk
bergabung ke dalam perusahaannya. hak anggota B diakui 40 % dari total modal
persekutuan. Diestimasi persekutuan ini akan mampu mencapai profitabilitas diatas rata-
rata industrinya. Setoran kekayaan B dan posisi keuangan perusahaan A sbb:

Anggota Penyertaan Harga Pasar


B Kas Rp. 75 juta
Kendaraan Rp. 125 juta
Perusahaan A
Neraca
1 Juli 2010
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 25 Hutang Dagang 50
Piutang.Dagang 50 Hutang Bank 100

Aktiva Tetap Modal :


Tanah 100 Modal A 200
Gedung 250
Ak.Peny.Ged. (75)

350 350

Pembentukan persekutuan ini dapat dikuti dengan perancangan sistem akuntansi


pokok guna merekam dan mencatat serta melaporkan transaksi penyerahan kekayaan
anggota ke persekutuan.atau menggunakan sistem akuntansi pokok yang telah dimiliki oleh
perusahaan A.

Dokumen Transaksi
Dikumpulkan dokumen eksternal dan atau dibuat dokumen internal untuk merekam
transaksi penyerahan kekayaan anggota.

Istutik I - 15
Pembentukan Persekutuan

Pencatatan Akuntansi
1. Menggunakan sistem akuntansi Perusahaan A
Jurnal penerimaan kekayaan dari B
Kas Rp. 75.000.000,-
Kendaraan Rp. 125.000.000,-
Modal B Rp. 200.000.000,-

Jurnal pengakuan goodwill:

Goodwill Rp. 100.000.000,-


Modal A Rp. 100.000.000,-

Setoran B Rp.200 juta sama dengan 40 % dari total modal persekutuan


Modal persekutuan = Rp. 200 juta : 40 % = Rp. 500 juta
Setoran riil = Rp. 400 juta
Goodwill = Rp. 100 juta

Posting ke Buku Besar :


2. Menggunakan sistem akuntansi baru
Jurnal Penutup
Pada Buku Perusahaan A
Hutang dagang Rp. 50.000.000,-
Hutang Bank Rp. 100.000.000,-
Ak.Peny.Gedung Rp. 75.000.000,-
Modal A Rp. 200.000.000,-
Kas Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Tanah Rp. 100.000.000,-
Gedung Rp. 250.000.000,-

Istutik I - 16
Pembentukan Persekutuan

Jurnal pengakuan kekayaan dan hutang ( dari Perusah. A)


Kas Rp. 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Tanah Rp. 100.000.000,-
Gedung Rp. 250.000.000,-
Hutang Dagang Rp. 50.000.000,-
Hutang Bank Rp. 100.000.000,-
Ak.Peny.Gedung Rp. 75.000.000,-
Modal A Rp. 200.000.000,-
Jurnal penerimaan kekayaan dari B
Kas Rp. 75.000.000,-
Kendaraan Rp. 125.000.000,-
Modal B Rp. 200.000.000,-

Jurnal pengakuan goodwill:

Goodwill Rp. 100.000.000,-


Modal A Rp. 100.000.000,-
Posting ke Buku Besar :
Pelaporan
Persekutuan AB
Neraca
1 Juli 2010
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 100 Hutang Dagang 50
Piutang.Dagang 50 Hutang Bank 100
Aktiva Tetap
100 Modal :
Tanah
250 Modal A 300
Gedung
(75) Modal B 200
Ak.Peny.Ged.
125 500
Kendaraan
Goodwill 100
Total Aktiva 650 Total Pasiva 650

Istutik I - 17
Pembentukan Persekutuan

Uji Kompetensi : 01
Apabila tanggal 1 Nopember 2010 Perusahaan Perseorangan A dan Perusahaan
Perseorangan B bermaksud bergabung menjadi perusahaan persekutuan. Posisi keuangan
masing-masing sesaat sebelum penggabungan sbb :
Perusahaan A
Neraca
1 Nopember 2010
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 75 Hutang Dagang 50
Piutang.Dagang 125 Hutang Bank 100

Aktiva Tetap Modal :


Tanah 200 Modal A 525
Gedung 350
Ak.Peny.Ged. (75)
675 675

Perusahaan B
Neraca
1 Nopember 2010
Rp. Jutaan
Aktiva Lancar Hutang
Kas 50 Hutang Dagang 100
Piutang Dagang. 100
Persed.Brg.Dag. 125 Modal :
Modal B 375
Aktiva Tetap
Kendaraan 300
Ak.Peny.Kend. (100)
475 475

Istutik I - 18
Pembentukan Persekutuan

Revaluasi Asset :
 Pada perusahaan A, nilai tanah menjadi sebesar Rp. 275 juta
 Nilai brg dagangan Perusahaan B mengalami penurunan nilai sebesar Rp. 75 juta

Diminta : Buat jurnal pembentukan persekutuan dan neraca awal pembentukan bila.,
A. Hak anggota A sama dengan hak anggota B
B. Hak anggota A diakui 60 % dari total modal persekutuan. Diestimasi persekutuan
ini akan mampu mencapai profitabilitas diatas rata-rata industrinya.

Istutik I - 19
Pembentukan Persekutuan

LEMBAR KERJA
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
UJI KOMPETENSI: 01

Nama :
NPK :
Kelas :
Tanda Tangan :

A. PENGAKUAN BONUS

Pencatatan Akuntansi
Jurnal Revaluasi

1. Menggunakan sistem akuntansi Perusahaan A


Jurnal Penutup
Pada Buku Perusahaan

Istutik I - 20
Pembentukan Persekutuan

Jurnal Pengakuan Asset dan Hutang ( dari Perusah. )

Jurnal pengakuan Bonus:

2. Menggunakan sistem akuntansi baru


Jurnal Penutup
Pada Buku Perusahaan A

Pada Buku Perusahaan B

Istutik I - 21
Pembentukan Persekutuan

Jurnal Pengakuan kekayaan dan Hutang ( dari Perusah. A & B)

Jurnal pengakuan Bonus:

Posting ke Buku Besar :


Pelaporan

Persekutuan AB
Neraca
1 Nopember 2010
Rp. Jutaan

Istutik I - 22
Pembentukan Persekutuan

B. PENGAKUAN GOODWILL

Pencatatan Akuntansi
Jurnal Revaluasi

1. Menggunakan sistem akuntansi Perusahaan A


Jurnal Penutup
Pada Buku Perusahaan

Jurnal Pengakuan Asset dan Hutang ( dari Perusah. )

Istutik I - 23
Pembentukan Persekutuan

Jurnal pengakuan Goodwill:

Perhitungan Godwill

2. Menggunakan sistem akuntansi baru


Jurnal Penutup
Pada Buku Perusahaan A

Pada Buku Perusahaan B

Istutik I - 24
Pembentukan Persekutuan

Jurnal Pengakuan kekayaan dan Hutang ( dari Perusah. A & B)

Jurnal pengakuan Goodwill:

Posting ke Buku Besar :


Pelaporan
Persekutuan AB
Neraca
1 Nopember 2010
Rp. Jutaan

Istutik I - 25
Pembentukan Persekutuan

SOAL PILIHAN GANDA

1. Perusahaan yang berbentuk persekutuan, dimiliki oleh dua orang atau lebih. Tanggung
jawab para anggota terhadap resiko terburuk persekutuan tidak hanya sebatas
penyertaan modalnya tetapi sampai dengan harta pribadi. Hal ini berkaitan dengan
karakteristik persekutuan, yaitu:

a. Unlimited liability c. Limited life


b. Profit and Loss Sharing d. Easy formation

2. Penyajian modal dalam neraca persekutuan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
perseroan. Dalam neraca persekutuan, modal anggota harus mencerminkan posisi
tanggal neraca, dengan demikian laba/rugi persekutuan harus dibagi ke anggota Hal ini
berkaitan dengan karakteristik persekutuan, yaitu:

a. Profit and Loss Sharing c. Unlimited liability


b. Limited life d. Mutual agency

3. Persekutuan dibentuk oleh dua orang atau lebih atau dibentuk dari perubahan bentuk
perusahaan perseorangan menjadi persektuan. Pembentukan ini disertai dengan
menyerahkan kekayaan pribadi dan atau kekayaan dan hutang perusahaan. Hak anggota
dalam persekutuan akan diakui:

a. Sama/ tidak sama dengan setoran c. Harus lebih rendah dari setoran
modal modal
b. Harus lebih tinggi dari setoran d. Harus sama dengan setoran modal
modal

4. Pencatatan atas pembentukan persekutuan dan transaksi selanjutnya dapat dilakukan


dalam sistem akuntansi yang telah ada atau merancang sistem akuntansi baru. Jika
pencatatan dilakukan dalam sistem akuntansi yang baru maka pembukuan yang lama
harus di-nol-kan melalui:

a. Jurnal penutup c. Jurnal transaksi


b. Jurnal penyesuaian d. Jurnal balik

Istutik I - 26

Anda mungkin juga menyukai