Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana Cara Mencegah Defisiensi Vitamin D

Vitamin D adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak dan penting dalam penyerapan kalsium dan
fosfat. Kedua zat tersebut diperlukan untuk mendukung kesehatan tulang, otot, gigi, dan fungsi organ
lainnya. Selain itu, vitamin D diketahui dapat mengurangi pertumbuhan sel kanker, membantu
mengendalikan infeksi, dan mengurangi peradangan.

Vitamin D3 termasuk ke dalam salah satu jenis vitamin D yang dapat ditemukan pada beberapa jenis
bahan makanan seperti hati sapi, kuning telur, keju, yoghurt, minyak ikan kod, dan ikan salmon. Selain
dari bahan makanan, vitamin D3 juga dapat diperoleh dalam bentuk suplemen.

Kebutuhan vitamin D berbeda-beda tergantung usia. Pada bayi, kebutuhan vitamin D yang perlu
dipenuhi setiap harinya adalah 10 mcg (400 IU). Sedangkan, pada anak-anak dan orang dewasa
kebutuhan vitamin D adalah 15 mcg (600 IU) per hari dan lansia sekitar 20 mcg (800 IU) per hari. Apabila
kebutuhan vitamin D tersebut tidak tercukupi dalam waktu yang lama, maka akan menyebabkan kondis
defisiensi vitamin D.

Defisiensi vitamin D secara sederhana disebabkan oleh dua hal, yaitu yaitu kurangnya paparan sinar
matahari di kulit dan kurangnya asupan vitamin D. Kurangnya paparan sinar matahari pada kulit
disebabkan gaya hidup masyarakat wilayah beriklim tropis yang cenderung menghindari sinar matahari,
berada di dalam ruangan dalam jangka waktu yang, bahan pakaian sulit menyerap sinar matahari atau
berpakaian tertutup, penggunaan pelindung tubuh seperti topi, payung, hingga penggunaan sunscreen
yang dapat mengurangi penyerapan sinar matahari. Selain itu, masyarakat Indonesia yang mayoritas
berkulit sawo matang dan lebih gelap memiliki daya serap cahaya matahari yang lebih rendah
dibandingkan dengan ras kulit putih. Penderita penyakit kronis dan gangguan pencernaan, individu
dengan berat badan berlebih atau obesitas, penderita asma, ibu hamil dan menyusui, serta bayi yang
menyusui ASI juga rentan mengalami defisiensi vitamin D.

Gejala defisiensi vitamin D sering kali tidak dirasakan oleh penderitanya. Sehingga, banyak penderitanya
yang tidak menyadari bahwa tubuhnya mengalami kekurangan vitamin D. Terkadang, kekurangan
vitamin D baru terdeteksi melalui tes darah saat seseorang menjalani pemeriksaan kesehatan ke dokter.

Defisiensi vitamin D tidak memiliki gejala khusus, namun seringkali penderita merasakan tubuhnya cepat
lelah, nyeri pada persendian, tulang, dan otot, timbulnya pengeroposan tulan, penyembuhan luka lebih
lama, atau mudah sakit-sakitan.

Apabila kekurangan vitamin D tidak segera ditangani, maka da mucul penyakit

Gejala kekurangan vitamin D dapat diatasi dengan selalu memenuhi asupan vitamin D tiap harinya. Cara
paling mudah yang dapat Anda lakukan adalah rutin berjemur pada pagi hari, tepatnya sebelum pukul
10 pagi. Selain itu, kekurangan vitamin D juga bisa diatasi dengan cara memperbanyak konsumsi
makanan yang mengandung vitamin D.
Pada individu yang berisiko tinggi tidak mendapatkan cukup vitamin D, anak-anak berusia 1 hingga 4
tahun, dan semua bayi (kecuali mereka mengonsumsi lebih dari 500 ml susu formula sehari) harus
mengonsumsi suplemen harian sepanjang tahun.

Jika Anda mengalami gejala kekurangan vitamin D, terlebih jika Anda jarang terpapar sinar matahari
atau memiliki kondisi medis tertentu yang membuat Anda berisiko mengalami kekurangan vitamin D,
periksakanlah diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai