Anda di halaman 1dari 12

Sindrom Metabolik

Ahmad Syafiq
FKMUI-2020

1
Sindrom Metabolik
• Sindrom metabolik merupakan istilah untuk kelompok faktor risiko
yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan
lainnya, seperti diabetes dan stroke (National Institute of Health,
2016).

2
• Istilah “metabolik” berarti merujuk pada proses biokimiawi yang
terlibat dalam fungsi tubuh yang normal. Faktor risiko berarti ciri-ciri,
kondisi, atau kebiasaan yang meningkatkan kesempatan
berkembangnya suatu penyakit.

3
• Sementara itu, The National Cholesterol Education Program’s Adult
Treatment Panel III (ATP III) mengidentifikasi sindrom metabolik
sebagai multiplex risk factor terjadinya penyakit kardiovaskular
(cardiovascular disease, CVD) yang layak untuk diberikan perhatian
klinis (Grundy, 2004). Penyebab sindrom metabolik masih belum jelas
antara resistensi insulin atau obesitas sentral (IDF, 2006).

4
• Resistensi insulin merupakan keadaan ketika sel tubuh menjadi kurang sensitif
dan akhirnya resisten terhadap insulin (hormon untuk absorbsi glukosa) sehingga
glukosa tetap berada di darah. Hal ini mengakibatkan permintaan insulin
meningkat sehingga sel beta pancreas menjadi aus dan insulin tidak dapat
diproduksi. Keadaan ini menyebabkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan
diabetes melitus tipe 2.
• Sedangkan obesitas sentral merupakan kelebihan lemak tubuh pada bagian
abdomen, diukur secara sederhana dengan lingkar pinggang (lebih indikatif
dibandingkan indeks massa tubuh).

5
6
• WHO: World Health Organization
• EGIR : European Group for the Study of Insulin Research
• NCEP-ATP III: The National Cholesterol Education Program’s Adult
Treatment Panel III
• AACE: American Association for Clinical Endocrinology
• IDF: International Diabetic Foundation

7
8
Menurut Riskesdas (2013), berikut ini prevalensi sindrom metabolik.
Gula darah
Prevalensi penduduk usia ≥ 15 tahun dengan glukosa darah puasa (GDP) terganggu
sesuai cut off ADA (glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL; 2 jam setelah puasa 200
mg/dL)
Di Indonesia  36,6 %
Di pedesaan  38,2 %
Di perkotaan  34,9 %
Prevalensi penduduk usia ≥ 15 tahun dengan menderita Diabetes Melitus
Di Indonesia  6,9 %
Di pedesaan  6,8 %
Di perkotaan  7,0 %
Prevalensi penduduk usia ≥ 15 tahun dengan toleransi glukosa terganggu (TGT)
Di Indonesia  29,9 %
Di pedesaan  29,9 %
Di perkotaan  29,8 %

9
 Trigliserida
 Prevalensi penduduk usia ≥ 15 tahun dengan kadar trigliserida lebih besar
dari normal menurut NCEP-ATP III dengan kategori borderline tinggi (150-
199 mg/dL0, tinggi (LDL 200-499 mg/dL), dan sangat tinggi (≥ 500 mg/dL)
Di Indonesia  borderline tinggi 13 %, tinggi dan sangat tinggi 11,9 %
Di pedesaan  borderline tinggi 13,1 %, tinggi dan sangat tinggi 13,2 %
Di perkotaan  borderline tinggi 12,9 %, tinggi dan sangat tinggi 10,6 %

Prevalensi penduduk usia ≥ 15 tahun dengan kadar HDL di bawah


dari normal menurut NCEP-ATP III.
Di Indonesia  22,9 %
Di pedesaan  24,4 %
Di perkotaan  21,5 %
Obesitas sentral
Secara nasional obesitas sentral adalah 26,6 %. Prevalensi obesitas
sentral tertinggi ada di DKI Jakarta (39,7%) dan terendah di Nusa
Tenggara Timur (15,2%).

10
Terima kasih…

11
Bahan Diskusi
1. Mengapa sindrom metabolik terkait dengan penyakit degeneratif?
2. Kriteria sindrom metabolik apa yang paling banyak muncul dalam
lima sumber syarat sindrom metabolik?

12

Anda mungkin juga menyukai