Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang

Setiap negara mempunyai letak wilayah yang memiliki keunikan dan

keistimewaan tersendiri salah satunya yaitu negara Indonesia. Negara

Indonesia jika diamati dari posisi astronomis terletak dikawasan iklim tropis

dan berada dibagian belahan timur bumi. Di Indonesia pergantian musimnya

hanya terjadi dua kali dalam satu tahun yaitu musim hujan dan musim

kemarau. Karena Indonesia letaknya berada dikawasan tropis, ini yang

mengakibatkan Indonesia selalu disinari matahari disepanjang tahun. Di

Indonesia musim kemarau berlangsung lebih lama dan sinar matahari terasa

sangat terik, dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir (Pamungkas, 2016)

Sinar matahari sangat dapat merusak kulit selama paparan dalam

jangka waktu yang panjang, dalam kehidupan sehari-hari tentu kita tidak

dapat menghindari paparan sinar matahari, bagaimanapun, tanpa

perlindungan yang memadai (Baki, 2015). Sinar matahari mempunyai peran

yang amat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup yakni

sebagai sumber cahaya alami, selain memiliki manfaat, sinar matahari juga

mampu memberikan efek yang merugikan pada kulit. Indonesia merupakan

negara yang beriklim tropis, yang memperoleh sinar matahari lebih banyak

dan mampu mengakibatkan kerusakan kulit akibat pancaran sinar ultraviolet

dari matahari (Putra, et al. 2012).


2

Kulit merupakan salah satu jaringan tubuh yang secara langsung

memperlihatkan terjadinya penuaan, perawatan kulit sangat dibutuhkan agar kulit

tidak menjadi kering, kasar, dan kusam. Salah satu cara untuk mengatasi

masalah tersebut adalah dengan menggunakan pelembab yaitu lotion. Kandungan

zat aktif yang terdapat pada sediaan lotion salah satunya senyawa antioksidan

(Benjamin, 2016)

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghambat laju oksida

molekul atau menetralisir radikal bebas. Tubuh kita membutuhkan senyawa

antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas

mengingat begitu banyaknya radikal bebas yang berasal dari luar tubuh berupa

polusi udara, debu, radikal ultraviolet, asap rokok serta emisi kendaraan bermotor

merupakan penyumbang radikal bebas yang cukup besar (Nurdia, 2017).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam

terbesar didunia. Namun kekayaan alam tersebut belum dimanfaatkan secara

maksimal salah satunya tanaman-tanaman yang berkhasiat sebagai antioksidan.

Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai antioksidan adalah tumbuhan

pedada. Tumbuhan pedada ini mengandung senyawa flavonoid, alkaloid,

glikosida, saponin dan fenol (Avenido and Serano, 2012).

Tumbuhan pedada (Sonneratia Caseolaris L) adalah Salah satu contoh

tumbuhan mangrove yang tumbuh ditepi Muara Sungai terutama pada daerah

dengan salinitas rendah dengan campuran air tawar. Seperti kabupaten Banyuasin

khususnya kecamatan Makartijaya hampir disepanjang Sungai kecamatan

Makartijaya ini dikelilingi pohon-pohon pedada sehingga peneliti ingin


3

memanfaatkan daun pedada untuk dijadikan suatu bahan dalam pembuatan

sediaan kosmetik yang mengandung antioksidan. Daun pedada sendiri untuk saat

ini belum banyak dimanfaatkan.

Menurut Nurdia (2017) mengatakan bahwa isolat daun pedada

(Sonneratia Caseolaris L) dengan menggunakan pelarut etanol 96% memiliki

potensi aktivitas peredaman radikal bebas yang sangat kuat dibandingkan ekstrak

etil asetat, n-heksana dan air. Dari hasil uji aktivitas perendaman radikal bebas

ekstrak daun pedada dengan metode DPPH, menyatakan bahwa ekstrak yang

berpotensi sebagai antioksidan adalah ekstrak etanol dengan nilai penghambat

yaiu 93% dengan rendemen yakni 4%. Dari hasil penelitian tersebut sehingga

konsentrasi ekstrak daun pedada yang digunakan oleh peneliti untuk membuat

sediaan lotion yakni 4%.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai formulasi daun pedada (Sonneratia Caseolaris L) menjadi

sediaan lotion. Lotion dibuat menjadi 3 macam formula dengan humektan yang

berbeda-beda. Ketiga macam formula ini akan diuji sehingga dapat mengetahui

formula dengan humektan mana yang stabil dan dapat dijadikan acuan untuk

penelitian lanjutan maupun untuk pembuatan produk.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi sediaan lotion yang meliputi uji

organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, uji pH, uji iritasi, dan akan

dilakukan pembanding dengan sediaan lotion yang beredar dipasaran sehingga

kita dapat mengetahui hasil formula lotion yang kita buat sudah sesuai atau

belum dengan lotion yang beredar dipasaran.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalahnya adalah

Bagaimana uji formulasi dan evaluasi sediaan lotion ekstrak daun pedada

(Sonneratia Caseolaris L).

1.3 Pertanyaan Penelitiaan

a. Bagaimana uji formulasi sediaan lotion ekstrak daun pedada (Sonneratia

Caseolaris L) dengan variasi humektan yang berbeda.

b. Bagaimana evaluasi sediaan lotion ekstrak daun pedada (Sonneratia

Caseolaris L) dengan variasi humektan yang berbeda.

1.4.1 Tujuan Penelitian

1.4.1.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui uji formula dan evaluasi sediaan lotion ekstrak

daun pedada (Sonneratia Caseolaris L) dengan variasi humektan yang

berbeda.

1.4.1.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui hasil dari formula I, II, III sediaan lotion ekstrak

daun pedada (Sonneratia Caseolaris L) dengan humektan gliserin,

sorbitol, dan propilen glikol.

2. Untuk mengetahui evaluasi sediaan lotion ekstrak daun pedada

(Sonneratia Caseolaris L) dengan variasi humektan yang berbeda


5

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Masyarakat Umum

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun

pedada (Sonneratia Caesolaris L).

1.5.2 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai


referensi yang berhubungan dengan pembuatan lotion.

1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk memberikan pengetahuan tentang humektan yang


paling baik digunakan dalam pembuatan sediaan lotion.

Anda mungkin juga menyukai