Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANDROMEDA GIOVANI

NPM : D1A018090
MATA KULIAH : EKOLOGI & LINGKUNGAN SOSIAL

UJIAN TENGAH SEMESTER


1.
No Manajemen Hutan Keterangan Kasus
1 Perencanaan Perencanaan Kehutanan adalah Output inventarisasi hutan adalah
proses penetapan tujuan, data dan informasi tentang sumber
penentuan kegiatan dan daya, potensi kekayaan alam hutan
perangkat yang diperlukan dalam serta lingkungannya secara
pengurusan hutan lestari untuk lengkap. Output pengukuhan
memberikan pedoman dan arah kawasan hutan adalah penetapan
guna menjamin tercapainya tujuan kawasan hutan secara definitif.
penyelenggaraan kehutanan untuk Output penatagunaan kawasan
sebesar-besarnya kemakmuran hutan adalah penetapan
rakyat yang berkeadilan fungsi (sebagai hutan konservasi,
dan berkelanjutan (pasal 1 angka hutan lindung, hutan produksi) –
1 PP 44 Tahun 2004). Kegiatan dan penggunaan kawasan hutan.
perencanaan kehutanan merujuk Output pembentukan wilayah
pada Bab IV pasal 11 UU Nomor pengelolaan hutan adalah
41 Tahun 1999, yang meliputi: terbentuknya wilayah pengelolaan
1). inventarisasi hutan hutan tingkat provinsi, kabupaten
2). pengukuhan kawasan hutan dan unit pengelolaan (KPH).
3). penatagunaan kawasan hutan Untuk basis spasial/geografis,
4). pembentukan wilayah output penyusunan rencana
pengelolaan hutan kehutanan adalah Rencana
5). penyusunan rencana kehutanan Kehutanan Tingkat Nasional
(RKTN), Rencana Kehutanan
Tingkat Provinsi (RKTP) dan
Rencana Kehutanan Tingkat
Kabupaten (RKTK). Berdasarkan
fungsi pokok kawasan hutan,
output rencana kehutanan meliputi
rencana kehutanan pengelolaan
hutan pada KPHK, KPHL dan
KPHP. Sedangkan berdasarkan
jangka waktu pelaksanaan output
rencana kehutanan meliputi
rencana kehutanan jangka panjang,
menengah dan pendek.
2 Pengorganisasian Menurut Roth (1925) manajemen Pengorganisasian dari suatu areal
hutan bertujuan agar kegiatan hutan memberikan arus
kehutanan dapat berjalan sesuai pemanenan hasil yang
dengan tujuan yang telah berkesinambungan (lestari)
ditetapkan. merupakan jantung dari
Jadi dapat dikatakan bahwa pengelolaan hutan produksi.
manajemen hutan merupakan inti Seperti yang telah dikemukakan
atau garis utama kehutanan. sebelum ini bahwa inti dari
Manajer kehutanan manajemen hutan produksi ialah
memperhatikan segala sesuatu memperoleh hasil berupa kayu
yang mempengaruhi kegiatan secara teratur dan
dalam areal kerja yang menjadi berkesinambungan.
tanggung jawabnya. Pengaruh Kebutuhan untuk memperoleh
yang sangat dominan di era hasil secara teratur dan lestari dari
reformasi ini adalah masalah sosial suatu areal hutan seperti yang
kemasyarakatan, khususnya dikemukakan oleh Roth (1925)
masyarakat sekitar hutan. ialah:
1). Jumlah volume tebangan,
ukuran, kualitas dan nilai kayu
yang sama
setiap tahun akan memberikan
perencanaan yang mantap.
2). Hasil dan pendapatan yang
dipungut setiap tahun diperoleh
dari
persedian hutan yang tumbuh,
tidak lebih besar daripada yang
dibutuhkan.
3). Keseimbangan antara
pengeluaran dan pendapatan setiap
tahunnya.
4). Adanya keselamatan yang
tinggi dari bahaya api, hama dan
penyakit dan lain-lain karena
hutan tetap tumbuh dengan kuat
dan biasanya tersebar dalam
ukuran, umur serta kondisi diareal
hutan.
5). Adanya peluang yang
berhubungan dengan penggunaan
lain dari hutan seperti untuk
rekreasi, wildlife, perlindungan
DAS dan makanan ternak sebagai
dasar perencanaan yang stabil.
6). Pemanenan yang teratur akan
menjamin volume pekerjaan yang
teratur, sehingga tercapai efisiensi
dalam pengelolaan hutan. Hal ini
berhubungan dengan masalah
tenaga kerja, peralatan dan
administrasinya.
3 Pelaksanaan Jenis organisasi dan tingkat Pelaksanaan dari pengelolaan
pembagian subdivisi hutan secara hutan memerlukan pembangunan
umum sangat bervariasi tergantung administrasi dan pengorganisasi
dari keadaan dan kebijakan yang Areal hutan menjadi unit-unit
ada. Beberapa faktor yang sangat kerja. Gedung, transportasi dan
berpengaruh adalah sebagai fasilitas lainnya perlu dibangun.
berikut: Tanggung jawab untuk
1. Pembangunan dan pemeliharaan mewujudkan tujuan dan kebijakan
dari kepemilikan lahan. manajemen harus
2. Rencana akuisisi dimasa datang ditentukan dan dijalankan atas
3. Cakupan dan ciri kerja yang dasar prinsip administrasi
akan dilaksanakan organisasi. Hutan merupakan suatu
4. Beban kerja dan supervisi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan
5. Daerah pemasaran dapat dibayangkan sebagai
6. Topografi layaknya suatu pabrik yang
7. Fasilitas transportasi memproduksi kayu, hanya saja
8. Ciri khas dari hutan tidak kelihatan apa yang terjadi
9. Kebutuhan Inventarisasi dan sesungguhnya di dalam hutan,
kegiatan pencacatan semua kegiatan yang dilakukan
pohon sebagai suatu pabrik kerja
dengan sangat tenang. Manusia
pada dasarnya tidak
menumbuhkan pohon, alamlah
yang melakukannya, manusia
hanya dapat mempengaruhi
pertumbuhan melalui kegiatan
pemeliharaan, penebangan. Maka
dalam usaha untuk mewujudkan
pengelolaan hutan yang
berdasarkan kelestarian daerah
hutan diorganisasikan menjadi
unit-unit kerja. Secara nasional
maka organisasi yang mengurus
soal kehutanan ialah Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
yang berkedudukan di Jakarta, dan
di setiap ibukota propinsi ada
Dinas Kehutanan yang merupakan
aparat Pemerintah Daerah sebagai
perwujudan otonomi daerah.
Demikian juga setiap
kabupaten/kota terdapat Dinas
Kehutanan (sebagian
kabupaten/kota menggabungnya
dengan dinas lainnya) dan
Kesatuan Pengelolaan Hutan untuk
urusan teknis.
4 Monitoring & Setelah disusun rencana Untuk tujuan-tujuan monitoring
Evaluasi
monitoring dan evaluasi maka dan evaluasi , perlu untuk
diadakan penilaian mengenai diketahui secara
hasilnya. Dalam menilai itu jelas ciri-ciri nilai bagi manusia
diadakan perbandingan- yang muncul ketika hutan-hutan
perbandingan antara hasil dengan dimanipulasi untuk tujuan khusus.
standar tadi, sehingga dapat Ikan dan binatang liar misalnya,
diketahui kekurangan- biasanya dinilai kontribusi mereka
kekurangannya, kesalahan- terhadap kualitas rekreasi sebuah
kesalahan atau kegagalan- hutan, mungkin sebagai objek
kegagalan. pemandangan, perburuan dan
pemancingan. Mungkin ada
pengecualian dimana kehidupan
binatang liar dikelola secara
komersial, tujuan ilmu
pengetahuan atau tujuan-tujuan
pelestarian lingkungan, tetapi
untuk tujuan-tujuan sekarang kita
seharusnya menganggap nilai yang
dihasilkan adalah dalam bentuk
rekreasi pemancingan, perburuan,
atau pemandangan, seperti yang
sering digunakan sebagai kasus.

2. Pengertian umum antara ekologi dan ekonomi masing-masing merupakan suatu cabang
ilmu yang berbeda. Ekologi memfokuskan diri sebagai cabang ilmu biologi yang membahas
interaksi antara makhluk hidup satu dengan yang lain, juga hubungan dengan lingkungan
sekitarnya. Sedangkan ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas bagaimana
mengelola rumah tangga atau lebih khusus bagaimana rumah tangga tersebut memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya dalam mengelola sumber daya.

Dewasa ini, kenyataan antara ekologi dan ekonomi muncul jarak yang cukup luas.
Padahal, ekologi dan ekonomi bisa berjalan beriringan dan tidak saling mengalahkan sehingga
menghasilkan jarak. Sebagai ilmu pengetahuan yang secara hakikat memiliki tujuan yang sama,
yakni memberikan kesejahteraan untuk kemaslahatan bersama, seharusnya kedua ilmu tersebut
dijalankan sesuai kaidahnya. Sehingga tidak akan terjadi seperti situasi, di mana untuk
meningkatkan ekonomi, kita memiliki kendala kerusakan ekologi. Ataupun sebaliknya, ketika
kita mempertahankan ekologi, kita tidak mampu mengoptimalkan ekonomi. Seharusnya, dengan
memitrakan kedua ilmu pengetahuan tersebut, kita bisa mendapatkan manfaat dari sumber daya
alam dengan tetap mempertimbangkan ekologinya.

Kita ambil contoh kerusakan ekologi pertanian kita. Sering terjadi lonjakan populasi
hama tikus di areal pertanian padi dan jagung, atau terjadi lonjakan hama wereng yang mampu
menurunkan produksi sampai 80 persen bahkan gagal panen. Hal demikian terjadi karena
ketidakmampuan kita dalam bersudut pandang terhadap alam sebagai fungsi ekologi. Sehingga
penggunaan pestisida, perburuan predator, dan hal lainnya jauh memosisikan alam sebagai
fungsi ekologi.
Satwa liar sebagai indikator ekologi juga mengalami penurunan populasi bahkan
kepunahan sebagai dampak dari kita tidak mempertimbangkan ekologi. Sejak tahun 1970,
dikutip dari Forestdigest (19/01/22) jumlah spesies satwa liar global menurun. Kita telah
kehilangan 36 persen spesies hewan darat, 76 persen hewan air, dan 36 persen hewan laut. Tiga
faktor terbesar yang memengaruhi situasi tersebut adalah eksploitasi, degradasi habitat,
perburuan liar, dan kehilangan habitat. Jika kita urutkan, keempat faktor tersebut sebenarnya
manifestasi dari semua aktivitas kita yang berkemajuan dan mengedepankan ekonomi.

Pengertian bagaimana interaksi ekologi dan ekonomi juga bisa kita lihat dari pengertian
lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut UU Nomor 23 Tahun 2007. Disebutkan bahwa
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya, demi melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun makhluk hidup lainnya yang ada di
sekitarnya.

Ilustrasi dari UU tersebut bisa kita lihat bagaimana ekologi menunjukkan hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan alam. Di mana makhluk hidup memperoleh sesuatu
dari alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta menanggung beban biaya atau usaha.
Tentu, hal ini menimbulkan dampak, akibat, atau perubahan terhadap alam. Dari ilustrasi ini juga
kita bisa melihat bahwa dampak atau akibat (fungsi ekologi) dari aktivitas kita menjadi
pertimbangan penting agar kita mendapatkan manfaat dari alam (fungsi ekonomi) tanpa
merugikan makhluk hidup lain atau kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://nenytriana.wordpress.com/2017/11/22/pengurusan-hutan-perencanaan-kehutanan-
pengelolaan-hutan-pemanfaatan-hutan-dan-penggunaan-kawasan-hutan/

repository.unmul.ac.idhttps://repository.unmul.ac.id

https://radarjember.jawapos.com/opini/31/05/2022/alam-antara-fungsi-ekologi-dan-ekonomi/

Anda mungkin juga menyukai