Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STASE FARMASI KLINIK

PERMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK


DI BANGSAL ASOKA
RSUD PROF DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun Oleh :

Nur Hanafi, S.Farm K110225070 UMS

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


RSUD PROF DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO PERIODE
DESEMBER 2022 - JANUARI 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi Gastritis
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut dan secara endoskopi didapatkan mukosa hiperemis di bagian rugae lambung.
Gastritis dalam klasifikasi masuk pada kategori dispepsia organic. Dispepsia merupakan
rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman
tersebut dapat berupa salah satu atau beberapa gejala berikut yaitu: nyeri epigastrium, rasa
terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada
saluran cerna atas, mual, muntah, dan sendawa. Dispepsia organik adalah dispepsia
dengan penyebab sudah ditemukan dapat berupa ulkus peptikum, ulkum duodenal dan
gastritis erosif. Gastritis terbagi atas waktu yaitu gastritis akut dan gastritis kronik (Vidia,
E. R., & Kriswiastiny, R. 2018

B. Patofisiologi Gastritis kronik


Patofisiologi gastritis diawali dengan inflamasi pada lapisan mukosa lambung. Enzim
pepsin yang bekerja mencerna protein dan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
bertugas memecah makanan merupakan komponen yang melapisi mukosa lambung.
Lapisan mukosa lambung diliputi oleh lapisan tebal mucus yang melindunginya dari cairan
asam lambung yang dapat melumerkan dan mengikis jaringan lambung di dalamnya. Jika
mukosa lambung teriritasi maka akan terjadi 2 hal yaitu :

1. Kompensasi lambung, lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa


HCO3 , di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl
dan NaCO3. Hasil dari reaksi tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam
lambung meningkat maka akan meningkatkan mual dan muntah dan kemudian akan
terjadi gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.
2. Mukosa inflamasi, jika mucus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCl, maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan
tetapi jika mucus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada
mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka
perdarahan akan terjadi yang menyebabkan nyeri dan hipovolemik.
Jika kedua hal tersebut terjadi berulang, akan menyebabkan gastritis kronis yang
dimana penyembuhannya tidak akan sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel parietal dan sel chief. Karena sel parietal dan sel chief hilang
maka produksi HCl, pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung
juga menjadi tipis serta mukosanya menjadi rata (Saipul Ikhwan, P. 2021).

C. Algoritma Terapi

Gambar 1.1 Algoritma terapi Gastritis


BAB II
KASUS
A. Gambaran Kasus
Pada tanggal 29 Desember 2022 pasien datang dengan inisial Tn M berusia 68 tahun
dengan BB 59 kg dan TB 159 cm datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri
perut seperti ditusuk-tusuk, kadang pusing berputar. Riwayat alergi paracetamol ( bentol-
bentol), riwayat dirawat di RS Ortho diberi meloxicam, Na diklofenak suka membeli
sendiri jika nyeri.
B. Rekonsiliasi Obat
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO Nama : Tn. M
PURWOKERTO RM : 0062xxx
INSTALASI FARMASI Tgl Lahir :
Usia : 68 Thn
RUANG ASOKA Kelas : I/II/III/Utama/VIP/VVIP L/P Alergi : Paracetamol
REKONSILIASI OBAT
SAAT ADMISI
Dari : Rumah

Aturan pakai/terakhir Tindak Lanjut Keterangan


Nama Obat
penggunaan Aturan Pakai oleh DPJP Perubahan
Meloxicam 3x1 Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
Na Diklofenak 3x1 Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
SAAT TRANSFER (Dari Ruang: poli) (Ke: asoka) Tgl: 29/12/2022
Nama Obat Aturan pakai/terakhir Tindak Lanjut Aturan Pakai Keterangan
penggunaan oleh DPJP Perubahan
Tidak ada Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
SAAT DISCHARGE Tgl: 31/12/2022 Pulang
Nama Obat Aturan pakai/terakhir Tindak Lanjut Aturan Keterangan
penggunaan Pakai oleh DPJP Perubahan
OMZ 2 x 1 kap Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
Sukralfat susp 3 x 1 sendok Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
Diazepam 2 x 1 tab Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
Kandesartan 1 x 1 tab Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
Amlodipin 1 x1 tab Lanjut/Ada perubahan/Stop*) -
C. Pemantauan Terapi Obat
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTOINSTALASI
FARMASI RM
Nama PasienUmur : Tn . M Nomor RM : 0062xxx
: 68 thn BB : 59 kg; TB : 159
Diagnosis
: Gastritis Kronik cm

RPD : Asam Urat


RPM :Nyeri Perut
DPJP : dr. N Sp.PD, MMR

RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT

Parameter Penyakit / Tanggal Nilai Normal 2 30/12/22 3 31/12/22


9 1/ siang
/ 1
1 2/
2 2
/ 2
2 p
2 a
gi
Tanda Vital

Tekanan Darah (mm Hg) 120/80 mmHg 188/97 163/83 153/80 158/86
Nadi (kali per menit) 60-100x/mnt 76 61 98 68
Suhu Badan (oC) 36.6-37.2⁰C 36 36,80 37 36
Respirasi (kali per menit) 20x/mnt 20 20 18 20
Nyeri ulu hati +++ ++ + + membaik
KELUHAN

Laboratorium Rutin / Tanggal Nilai Normal 1


8
/
0
9
/
2
2
Eritrosit 4,74-6,32 3,69
(10^6 µL)
Hematokrit 40-50 % 35
Hemoglobin 13,4-17,3 g/dL 11,9
MCV 73-101 fL 95,4
MCH 24,2 – 31,2
3
2
,
2
MPV 7,9
Laboratorium Rutin

9,4 –
12,4
Limfosit 6,3
20,4 –
44,6
Neutrofil 42,5 – 71,0
8
5,
9
Terapi (Nama, Kekuatan) Aturan Pakai 2 30/12/22 3 31/12/22
9 1/
RUTE PARENTERAL

/ 1
1 2/
2 2
/ 2
2
2
Inj OMZ 40 mg/ 12 jam √ √ √ Stop
Inj Ondansetron 4 mg / 8 jam √ √ √ Stop

Sukralfat susp 3 x c1 √ √ √ Lanjut pulang


R
U

Amlodipin 1 x 10 mg - √ √ Lanjut pulang


Diazepam 2 x 2 mg - √ √ Lanjut pulang
TE ORAL Omz 2 x 20 mg - - - Obat Pulang
Candesartan 1 x 8 mg - - - Obat Pulang

Tuto ops 20 tpm √ √ √ Stop


I.V.F.D

Diisi oleh Apoteker yang merawat :

BB : Berat Badan; TB : Tinggi Badan; RPM : Riwayat Penyakit saat MRS; RPD : Riwayat Penyakit Dahulu

D. Asuhan Kefarmasian

RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO


INSTALASI FARMASI RM

Nama Pasien : Tn M Nomor RM : 0062xxx


Umur : 68 thn BB : 59 kg; TB : 159 cm;
Diagnosis : Gastritis Kronik
Diisi oleh Apoteker yang merawat :
Asuhan Kefarmasian
Tgl
Subjective Objectiv Assesment Planning
e
29/12/22 Pasien mengeluhkan Diagnosis DPJP : Gastritis Indikasi tanpa terapi  Mengusulkan untuk
nyeri perut kadang Kronik menambahkan terapi
TD pasien 188/97 antihipertensi untuk
kadang seperti TTV : Belum mendapatkan
berputar putar, menurunkan TD
Tekanan Darah = 188/97 terapi
pasien
riwayat asam urat, Nadi = 76x/menit  Monitoring TTV dan
alergi obat Suhu = 36 KU pasien
paracetamol Respirasi = 20 x
Hasil Lab (29/12/22):
Neutrofil 85,9 (H)
Eritrosit 3,69 (L)
Hematokrit 35 (L)
Hemoglobin 11,9 (L)
MCV 95.4 (H)
MCH 18.9 (L)
Terapi DPJP : sesuai
instruksi dari DPJP
3 Pasien Diagnosis DPJP : Gastritis Terapi  Monitoring TTV dan
0/ mengeluhkan nyeri Kronik antihipertensi KU pasien
1 perut kadang sudah
TTV :
2/ kadang seperti diberikan TD
2 Tekanan Darah = 163/83 pasien sudah
berputar putar, Nadi = 89x/menit
2 mulai
riwayat asam urat, Suhu = 37 menurun
alergi obat Respirasi = 20 x
paracetamol Hasil Lab (29/12/22):
Neutrofil 85,9 (H)
Eritrosit 3,69 (L)
Hematokrit 35 (L)
Hemoglobin 11,9 (L)
MCV 95.4 (H)
MCH 18.9 (L)
Terapi DPJP : sesuai instruksi
dari DPJP

3 Pasien mengeluhkan Diagnosis DPJP : Gastritis  Kondisi pasien  Rekomendai


1/ nyeri perut kadang Kronik membaik, pasien kombinasi
1 kadang seperti TTV : direncana pulang dengan gologan
2/ berputar putar, pada hari itu ACEI/ARB untuk
2 Tekanan Darah = 153/80 juga tanggal mengontrol TD
riwayat asam urat, Nadi = 89x/menit
2 alergi obat 31/09/22 , perlu pasien yg belum
Suhu = 37 adanya setabil
paracetamol Respirasi = 20 x penambahan
Hasil Lab (29/12/22): terapi
Neutrofil 85,9 (H) antihipertensi
Eritrosit 3,69 (L) untuk
Hematokrit 35 (L) mengontrol TD
Hemoglobin 11,9 (L) pasien
MCV 95.4 (H)
MCH 18.9 (L)
Terapi DPJP : sesuai instruksi
dari DPJP
BAB III
PEMBAHASAN

Pada tanggal 29 Desember 2022 pasien datang dengan inisial Tn M berusia 68 tahun
dengan BB 59 kg dan TB 159 cm datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri perut
seperti ditusuk-tusuk, kadang pusing berputar. Riwayat alergi paracetamol ( bentol-bentol),
riwayat dirawat di RS Ortho diberi meloxicam, Na diklofenak suka membeli sendiri jika
nyeri. Pasien di pindahkan dari poli
Rekonsiliasi obat pada saat admisi pasien menyatakan sering mengonsumsi Na
diklofenak jika nyeri dan pada saat transfer dari poli tidak mendaptakan terapi apapun oleh
karena itu direkomendasikan untuk mengentikan pengunaan obat itu karna dapat
memperburuk kondisi pasien karena Na diklofenak termasuk golongan obat NSAID yang
menghambat COX-1 dan COX-2, dimana COX-1 itu berfungsi sebagai agen proteksi di
lambung sedangkan COX-2 untuk mediator inflamasi. Apabila COX-1 dihambat maka akan
mengakibatkan hilangnya agen proteksi di lambung yang mengakibatkan banyaknya efek
samping yang tidak diinginkan (Adiansyah, E. E. P. S, 2021). Kemudian pasien mendaptkan terapi
IVFD Tuto ops 20 tpm, inj omeprazol 40 mg/ 12 jam, inj ondansetron 4 mg/8 jam dan po sukralfat 3 x
C1. Hal ini sudah sesuai dengan literatur bahwa pasien dengan diagnosa gastritis diberikan terapi
obat golongan PPI yaitu omeperazol untuk mengurangi sekresi asam lambung, kemudian golongan
agen mucoprotektif yaitu sukralfat untuk melindungi mukosa lambung dengan cara membentuk
lapisan seperti mukus kemudian ondansetron untuk mengatasi mual.
Berdasrkan hasil PTO dan analisi SOAP terdapat DRP yaitu adanya indikasi tanpa terapi yaitu
tekanan darah sistol dan diastol pasien melebihi batas normal yaitu sebesar 188/97 mmHg dan masuk
kategori hipertensi stage 2, kemudian mengusulkan untuk diberikan terapi antihipertensi yaitu
amlodipin 1x 10 mg untuk menurunkan tekanan darah pasien. Setelah diberikan terapi antihipertensi
dan saluran pencernaan , TD pasien mulai turun dan keadan pasien mulai membaik.
Pada tanggal 30 Desember 2022, keadan pasien mulai membaik nyeri ulu hati mulai berkurang
tekan darah pasien mulai turu yaitu 163/83 mmHg, namun pasien mengeluhkan pusing kepala seperti
berputar-putar dan gelisah kemudian pasien diberikan terapi diazepam 2 x2mg untuk mengatasi
keluhan yang dirasakan oleh pasien kemudian setelah diberikan terapi diazepam keluhan yang
dirasakn pasien mulai membaik. Pasien juga masih mendapatkan terapi IVFD Tuto ops 20 tpm, inj
omeprazol 40 mg/ 12 jam, inj ondansetron 4 mg/8 jam dan po sukralfat 3 x C1, dalam hal ini tidak
ditemukan adanya potensial interaksi obat sehingga yang perlu dilakukan yaitu memonitoring tanda -
tanda vital dan keadaan umum pasien .
Pada tanggal 31 Desember 2022, kondisi pasien mulai membaik tekanan darah pasien berangsur
angur mulai turun hingga 153/ 80 mmHg , nadi 98x/ menit, suhu 37°C dan respirasi 18x menit .
Pasien juga masih mendapatkan terapi IVFD Tuto ops 20 tpm, inj omeprazol 40 mg/ 12 jam, inj
ondansetron 4 mg/8 jam dan po sukralfat 3 x C1, kemudian s etelah diperiksa oleh dokter dan keadan
umum pasien mulai membaik pasien diinjinkan untuk pulang pada hari dan tanggal yang sama yaitu
tanggal 31 Desember 2022, sebelum pulang pasien di tensi kembali dan tekanan darah pasien yaitu
158/86 mmHg kemudian dokter memberikan tambahan terapi antihipertensi golongan ARB yaitu
kandesartan 1x 8 mg lalu terapi amlodipin 1x10 mg, po sukralfat susp 3x1 sendok, diazepam 2x1 tab
dilanjutkan untuk obat pulang dan inj odansetron dihentikan, inj omeprazol di ganti oral yaitu
omeprazol 2x20 mg untuk obat pulangnya, kemudian pada siang harinya pasien di perbolehkan
pulang.
BAB IV
KESIMPULAN

Pasien Tn. M di diagnosa mengalami Gastritis kronis, setelah dilakukan penggalian


informasi dan rekonsiliasi maupun PTO serta analisi SOAP terdapat DRP yaitu indikasi tanpa
terapi dan pasien sering mengonsumsi na diklofenak dan membeli sendiri jika nyeri dan
kemudian diberikan terapi IVFD Tuto ops 20 tpm, inj omeprazol 40 mg/ 12 jam, inj ondansetron 4
mg/8 jam po sukralfat 3 x C1 dan amlodipin 1x10 mg . Kemudian kondisi umum pasien mulai
membaik, pasien diperbolehkan untuk pulang dan mendaptkan terapi kandesartan 1x8 mg, amlodipin
1x10 mg, po sukralfat susp 3x1 sendok, diazepam 2x1 tab dan omeprazol 2x20.
DAFTAR PUSTAKA
Adiansyah, E. E. P. S., Ariyani, H., & Hendera, H. (2021). STUDI LITERATUR
EFEK PENGGUNAAN NON-STEROIDAL ANTI INFLAMMATORY DRUGS (NSAID)
PADA SISTEM GASTROINTESTINAL. JCPS (Journal of Current Pharmaceutical
Sciences), 5(1), 418-428.
Saipul Ikhwan, P. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN
GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI PEKANBARU (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Riau).
Vidia, E. R., & Kriswiastiny, R. (2018). Diagnosis Dan Penatalaksanaan
Kasus Gastritis Erosif Kronik Pada Geriatri Dengan Riwayat Konsumsi Nsaid.
JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 6(2), 22-34.

Anda mungkin juga menyukai