Disusun Oleh :
A. Definisi Gastritis
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut dan secara endoskopi didapatkan mukosa hiperemis di bagian rugae lambung.
Gastritis dalam klasifikasi masuk pada kategori dispepsia organic. Dispepsia merupakan
rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman
tersebut dapat berupa salah satu atau beberapa gejala berikut yaitu: nyeri epigastrium, rasa
terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada
saluran cerna atas, mual, muntah, dan sendawa. Dispepsia organik adalah dispepsia
dengan penyebab sudah ditemukan dapat berupa ulkus peptikum, ulkum duodenal dan
gastritis erosif. Gastritis terbagi atas waktu yaitu gastritis akut dan gastritis kronik (Vidia,
E. R., & Kriswiastiny, R. 2018
C. Algoritma Terapi
Tekanan Darah (mm Hg) 120/80 mmHg 188/97 163/83 153/80 158/86
Nadi (kali per menit) 60-100x/mnt 76 61 98 68
Suhu Badan (oC) 36.6-37.2⁰C 36 36,80 37 36
Respirasi (kali per menit) 20x/mnt 20 20 18 20
Nyeri ulu hati +++ ++ + + membaik
KELUHAN
9,4 –
12,4
Limfosit 6,3
20,4 –
44,6
Neutrofil 42,5 – 71,0
8
5,
9
Terapi (Nama, Kekuatan) Aturan Pakai 2 30/12/22 3 31/12/22
9 1/
RUTE PARENTERAL
/ 1
1 2/
2 2
/ 2
2
2
Inj OMZ 40 mg/ 12 jam √ √ √ Stop
Inj Ondansetron 4 mg / 8 jam √ √ √ Stop
BB : Berat Badan; TB : Tinggi Badan; RPM : Riwayat Penyakit saat MRS; RPD : Riwayat Penyakit Dahulu
D. Asuhan Kefarmasian
Pada tanggal 29 Desember 2022 pasien datang dengan inisial Tn M berusia 68 tahun
dengan BB 59 kg dan TB 159 cm datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri perut
seperti ditusuk-tusuk, kadang pusing berputar. Riwayat alergi paracetamol ( bentol-bentol),
riwayat dirawat di RS Ortho diberi meloxicam, Na diklofenak suka membeli sendiri jika
nyeri. Pasien di pindahkan dari poli
Rekonsiliasi obat pada saat admisi pasien menyatakan sering mengonsumsi Na
diklofenak jika nyeri dan pada saat transfer dari poli tidak mendaptakan terapi apapun oleh
karena itu direkomendasikan untuk mengentikan pengunaan obat itu karna dapat
memperburuk kondisi pasien karena Na diklofenak termasuk golongan obat NSAID yang
menghambat COX-1 dan COX-2, dimana COX-1 itu berfungsi sebagai agen proteksi di
lambung sedangkan COX-2 untuk mediator inflamasi. Apabila COX-1 dihambat maka akan
mengakibatkan hilangnya agen proteksi di lambung yang mengakibatkan banyaknya efek
samping yang tidak diinginkan (Adiansyah, E. E. P. S, 2021). Kemudian pasien mendaptkan terapi
IVFD Tuto ops 20 tpm, inj omeprazol 40 mg/ 12 jam, inj ondansetron 4 mg/8 jam dan po sukralfat 3 x
C1. Hal ini sudah sesuai dengan literatur bahwa pasien dengan diagnosa gastritis diberikan terapi
obat golongan PPI yaitu omeperazol untuk mengurangi sekresi asam lambung, kemudian golongan
agen mucoprotektif yaitu sukralfat untuk melindungi mukosa lambung dengan cara membentuk
lapisan seperti mukus kemudian ondansetron untuk mengatasi mual.
Berdasrkan hasil PTO dan analisi SOAP terdapat DRP yaitu adanya indikasi tanpa terapi yaitu
tekanan darah sistol dan diastol pasien melebihi batas normal yaitu sebesar 188/97 mmHg dan masuk
kategori hipertensi stage 2, kemudian mengusulkan untuk diberikan terapi antihipertensi yaitu
amlodipin 1x 10 mg untuk menurunkan tekanan darah pasien. Setelah diberikan terapi antihipertensi
dan saluran pencernaan , TD pasien mulai turun dan keadan pasien mulai membaik.
Pada tanggal 30 Desember 2022, keadan pasien mulai membaik nyeri ulu hati mulai berkurang
tekan darah pasien mulai turu yaitu 163/83 mmHg, namun pasien mengeluhkan pusing kepala seperti
berputar-putar dan gelisah kemudian pasien diberikan terapi diazepam 2 x2mg untuk mengatasi
keluhan yang dirasakan oleh pasien kemudian setelah diberikan terapi diazepam keluhan yang
dirasakn pasien mulai membaik. Pasien juga masih mendapatkan terapi IVFD Tuto ops 20 tpm, inj
omeprazol 40 mg/ 12 jam, inj ondansetron 4 mg/8 jam dan po sukralfat 3 x C1, dalam hal ini tidak
ditemukan adanya potensial interaksi obat sehingga yang perlu dilakukan yaitu memonitoring tanda -
tanda vital dan keadaan umum pasien .
Pada tanggal 31 Desember 2022, kondisi pasien mulai membaik tekanan darah pasien berangsur
angur mulai turun hingga 153/ 80 mmHg , nadi 98x/ menit, suhu 37°C dan respirasi 18x menit .
Pasien juga masih mendapatkan terapi IVFD Tuto ops 20 tpm, inj omeprazol 40 mg/ 12 jam, inj
ondansetron 4 mg/8 jam dan po sukralfat 3 x C1, kemudian s etelah diperiksa oleh dokter dan keadan
umum pasien mulai membaik pasien diinjinkan untuk pulang pada hari dan tanggal yang sama yaitu
tanggal 31 Desember 2022, sebelum pulang pasien di tensi kembali dan tekanan darah pasien yaitu
158/86 mmHg kemudian dokter memberikan tambahan terapi antihipertensi golongan ARB yaitu
kandesartan 1x 8 mg lalu terapi amlodipin 1x10 mg, po sukralfat susp 3x1 sendok, diazepam 2x1 tab
dilanjutkan untuk obat pulang dan inj odansetron dihentikan, inj omeprazol di ganti oral yaitu
omeprazol 2x20 mg untuk obat pulangnya, kemudian pada siang harinya pasien di perbolehkan
pulang.
BAB IV
KESIMPULAN