Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KASUS

A. Kasus

Seorang pasien perempuan bernama Ny. ER berusia 41 tahun merupakan pasien


rujukan dari RS Latifah datang ke IGD RSMS pada tanggal 10/06/22 dengan keluhan
demam sudah 5 hari demam, 6 hari sesak dan berkurang apabila pasien duduk dengan
posisi tegak.

B. Rekonsiliasi obat

RSUD Prof. Dr. MARGONO Nama : Ny. ER


SOEKARJO PURWOKERTO RM : 022xxxxx
INSTALASI FARMASI Tgl Lahir : 09-04-1981
Usia : 41 tahun
R. PSR Kelas : I/II/III/Utama/VIP/VVIP L/P Alergi : -
REKONSILIASI OBAT
SAAT ADMISI
Dari : Rumah
Nama Obat Aturan Tindak Lanjut Aturan Keterangan Perubahan
pakai/terakhir Pakai oleh DPJP
penggunaan
Metformin 3x1 Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Glimepiride 1x1 Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)

SAAT TRANSFER (Dari Ruang: IGD) (Ke: PSR Atas) Tgl: 10-06-2022
Nama Obat Aturan Tindak Lanjut Aturan Keterangan Perubahan
pakai/terakhir Pakai oleh DPJP
penggunaan
Infus NaCl ; 12 TPM Lanjut/Ada
RL perubahan/Stop*)
Inj. 2x1 g Lanjut/Ada
Ceftriaxone perubahan/Stop*)
Inj. 1x1 ampul Lanjut/Ada
Furosemide perubahan/Stop*)
Inj Vit K 3x1 ampul Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Drip Adona 3x1 amoul Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Inj. Kalnex 3x500 mg Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Inj. Fartison 1x1 ampul Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Metformin 2x500mg Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
SAAT DISCHARGE Tgl: 14-06-2022 Ruang: PSR Atas
Nama Obat Aturan Tindak Lanjut Aturan Keterangan Perubahan
pakai/terakhir Pakai oleh DPJP
penggunaan
Cefixime 2x200 mg Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Furosemide 1-0-0 Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Kalnex 3x500mg Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Metformin 2x500mg Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Curcuma 3x1 Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Fero sulfat 3x1 Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Rampiril 1x2,5mg Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
Amlodipine 1x5mg Lanjut/Ada
perubahan/Stop*)
C. Pemantauan Terapi Obat

RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO RM


INSTALASI FARMASI

Nama Pasien: Ny. ER Nomor RM : 0 2 2 x x x x x

Tgl lahir/Umur : 09-04- BB : ........... kg; TB : ............. cm; Kamar : PSR Atas
1981/41 tahun
RPM : DHF efusi pleura, anemia, DM
RPD : DM sudah 3 tahun
DPJP : Rachmad Aji S., Dr. MSc. Sp. PD
Diagnosis : DHF efusi pleura, anemia, DM
Merokok : - batang/hr; Kopi : - gelas/hr; Lainnya : -
Alergi : -

RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT HARIAN

Parameter Penyakit / 10-06- 11-06- 12-06- 13-06- 14-06-


Nilai Normal
Tanggal 22 22 22 22 22
Tanda
Vital

Tekanan Darah (mm


120/80 mmHg 154/88 167/95 165/67 178/100 -
Hg)
Nadi (kali per menit) 60-100x/menit 103 155 143 90 -
Suhu Badan (oC) 35,5-37,5⁰C 37 36 36,20 36 -
Respirasi (kali per
12-20x/menit 24 24 20 20 -
menit)
Demam + - - - -
Sesak nafas ++ ++ ++ + -
Batuk + + + + -
KELUHAN

Lemes + + + + -
Skala nyeri 6 6 5 4 -

Laboratorium Rutin / 10-06- 11-06- 12-06- 13-06- 14-06-


Nilai Normal
PARENTERAL

Tanggal 22 22 22 22 22
Laboratorium
Rutin
RUTE
Eritrosit 4.11-5.55
3.26 2.49 3.06 - 3.78
10⁶/uL
Hematokrit 34-45 % 26 20 25 - 31
Leukosit 4.790-
14.030 - - - -
11.340/mm3
Hemoglobin 10.9-14.9 g/dL 8.5 6.4 8.1 - 10.1
Neutrofil 42,5-71.0 % 79.6 80,2 73,8 - 75,6
Dengue igG/ igM Non reaktif Reaktif - - - -
Trombosit 216.000-
122.000 - - - -
451.000/mm3
GDS 80-139 mg/dL 289 204 - - -
SGOT <31 U/L 131 - - - -
SGPT <31 U/L 136 - - - -
APTT 25.0-31.3 detik - 20.5 - - -
PT 9.9-11.8 detik - 11.0 - - -
Terapi (Nama Obat, 10-06- 11-06- 12-06- 13-06- 14-06-
Aturan Pakai
Kekuataan) 22 22 22 22 22
Inj ceftriaxone 2x1 g √ √ - √ -
Inj furosemid 1x1 ampul √ - - - -
Inj vit k 3x1 ampul √ √ - - -
Inj kalnex 3x500mg √ √ - √ -
Inj fartison 1x1 ampul √ √ - - -
Inj furosemid 2x1 ampul - √ - √ -
Drip adona 3x1 ampul √ √ - - -
Inj fartison 2x1 ampul - - - √ -

Metformin 2x500 √ √ - √ √
Curcuma 3x1 - √ - √ √
Fero sulfat 3x1 - - - √ √
RUTE ORAL

Ramipril 1x2,5mg - - - √ √
Amlodipin 1x5mg - - - √ √
Cefixime 2x200mg - - - - √
Furosemid 1-0-0 - - - - √
Kalnex 3x500mg - - - - √

Inf Nacl : RL 12 TPM √ √ √ √ -


PCR 1 kolf - - - -
I.V.F.D.
Diisi oleh Apoteker yang merawat :
BB : Berat Badan; TB : Tinggi Badan; RPM : Riwayat Penyakit saat MRS; RPD : Riwayat
Penyakit Dahul
D. SOAP

RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO


PURWOKERTO RM
INSTALASI FARMASI
1
.

Nama Pasien : Ny. ER Nomor RM : 022xxxxx


Tgl lahir/Umur : 09-04-1981/ 41 tahun BB :.......... kg; TB : cm; Kamar : PSR Atas

PEMANTAUAN TERAPI OBAT


Diisi oleh Apoteker yang merawat :

Tgl Asuhan Kefarmasian


Subjective Objective Asessment Planning
10/06/22 Pasien rujukan RS Diagnosis sesuai  Rekonsiliasi  Monitoring KU,
Latifah 5 hari dengan DPJP : obat : TTD dan gula
demam 6 hari DHF efusi pleura, - Metformin 3x1 - darah
sesak, sesak anemia DM. > instruksi DPJP
berkurang apabila Terapi : lanjut
duduk dengan  Inf Nacl : RL - Glimepiride 1x1
posisi tegak. 12 TPM -> instruksi
Riwayat DM DPJP STOP
 Inj ceftriaxone
sudah 3 tahun
2x1 g
 Inj furosemide  Tekanan darah di  Saran pemberian
1x1 ampul atas normal obat
 Inj vit K 3x1 belum ada terapi antihipertensi
ampul golongan CCB
 Drip adona 3x1 (amlodipin
ampul 1x10mg)
 Inj kalnex
3x500mg  Riwayat  Edukasi terapi
 Inj fartison 1x1 pengobatan
ampul hipertensi tidak
 Metformin rutin, tidak
2x500mg terkontrol dan
tidak minum obat
Tanda-tanda Vital -> ketidakpatuhan
TD : 154/88 terapi
mmHg
Nadi : 103  SGOT SGPT  Saran pemberian
x/menit tinggi belum ada SNMC
RR : 24 x/menit terapi 2ampul/24jam
Suhu : 37⁰C

Hasil Lab
Eritrosit : 3,26
10⁶/uL (L)
Hematokrit : 26 %
(L)
Hemoglobin : 8,5
g/dL (L)
Leukosit :
14.030/mm3 (H)
Dengue igG, igM :
reaktif
Trombosit :
122.000/uL (L)
GDS : 289 mg/dL
(H)
SGOT : 131 U/L
(H)
SGPT : 136 U/L
(H)

11/06/22 Pasien masih Diagnosis sesuai  Hemoglobin  Saran pemberian


mnegeluhkan dengan DPJP : semakin menurun transfusi darah
demam, sesak, DHF efusi pleura,
batuk dan lemas anemia DM.
Terapi :  Tekanan darah  Saran pemberian
 Inf Nacl : RL belum terkontrol obat
12 TPM antihipertensi
 Inj ceftriaxone golongan CCB
2x1 g (amlodipin
 Inj furosemide 1x10mg)
2x1 ampul dilanjutkan
 Inj vit K 3x1
ampul  GDS masih  Monitoring
 Drip adona 3x1 belum terkontrol kadar gula darah
ampul
 Inj kalnex
3x500mg
 Inj fartison 1x1
ampul
 Metformin
2x500mg
 Curcuma 3x1

Tanda-tanda Vital
TD : 167/95
mmHg
Nadi : 155
x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36⁰C

Hasil Lab
Eritrosit : 2,49
10⁶/uL (L)
Hematokrit : 20 %
(L)
Hemoglobin : 6,4
g/dL (L)
GDS : 204 mg/dL
(H)
APTT : 20,5 detik
(L)
12/06/22 Demam pasien Diagnosis sesuai  Tekanan darah  Saran pemberian
sudah tidak ada dengan DPJP : masih belum obat
tetapi pasien DHF efusi pleura, terkontrol antihipertensi
masih anemia DM. golongan CCB
mengeluhkan Terapi : (amlodipin
sesak nafas, batuk  Inf Nacl : RL 1x10mg) masih
dan lemas 12 TPM dilanjutkan
 Inj ceftriaxone
2x1 g  Belum ada  Saran
 Inj furosemide pemeriksaan pengecekan
2x1 ampul ulang kadar gula ulang kadar gula
 Inj vit K 3x1 darah darah
ampul
 Drip adona 3x1
ampul
 Inj kalnex
3x500mg
 Inj fartison 1x1
ampul
 Metformin
2x500mg
 Curcuma 3x1

Tanda-tanda Vital
TD : 165/67
mmHg Nadi : 143
x/menit RR : 20
x/menit Suhu :
36,20⁰C

Hasil Lab
Eritrosit : 3,06
10⁶/uL (L)
Hematokrit : 25 %
(L)
Hemoglobin : 8,1
g/dL (L)
13/06/22 Sesak nafas pasien Diagnosis sesuai  Pasien sudah  Monitoring
berkurang, batuk dengan DPJP : mendapatkan tekanan darah
lemas DHF efusi pleura, terapi
anemia DM. antihipertensi :
Terapi : - Ramipril
 Inf Nacl : RL 1x2,5mg
12 TPM - Amlodipine
 Inj ceftriaxone 1x5mg
2x1 g
 Injeksi kalnex  Evaluasi  Monitoring
3x500mg efektivitas terapi kadar gula darah
 Injeksi
furosemide
2x1ampul
 Injeksi fartison
2x1ampul
 Metformin
2x500mg
 Curcumma 3x1
 Ferrous sulfat
3x1
 Ramipril
1x2,5mg
 Amlodipine
1x5mg

Tanda-tanda Vital
TD : 178/100
mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,00⁰C

14/06/22 Pasien sudah tidak Pasien Kondisi pasien Edukasi terapi


merasakan sesak mendapatkan sudah mulai
nafas dan keadaan terapi pulang membaik dan
sudah membaik  Cefixime pasien
2x200 mg diperbolehkan
 Furosemide untuk pulang
1-0-0 dengan terapi :
 Kalnex - Cefixime 2x200
3x500mg mg
 Metformin - Furosemide 1-0-
2x500mg 0
 Curcuma - Kalnex
3x1 3x500mg
 Fero sulfat - Metformin
3x1 2x500mg
- Curcuma 3x1
 Ramipril
- Fero sulfat 3x1
1x2,5mg
- Ramipril
 Amlodipine
1x2,5mg
1x5mg
- Amlodipine
1x5mg
BAB III
PEMBAHASAN

Ny. ER berusia 41 tahun datang ke IGD RSMS pada tanggal 10-06-22, beliau
merupakan pasien rujukan dari RS Latifah, kemudian dipindahkan ke bangsal PSR
(Perawatan Soeparjo Roestam) atas kamar 217A dengan keluhan sudah 5 hari
demam, sesak 6 hari, batuk, lemas dan skala yang diderita pasien yaitu 6. Pasien
didagnosis DHF (Dengue Haemoragic Fever), efusi pleura, anemia dan mempunyai
riwayat penyakit Diabetes Mellitus sejak 3 tahun lalu serta hipertensi tetapi sudah
tidak rutin untuk menimum obat antihipertensi karena pasien merasa tekanan darah
pas saat dicek selalu normal sehingga pasein berhenti memimum obat antihipertensi.
Pada tanggal 10-06-22 Ny ER memiliki kadar eritrosit 3,26 10^ 6/uL (rendah),
hematokrit 26 % (rendah), hemoglobin 8,5 g/dL (rendah), trombosit 122.000/uL
(rendah). Penurunan nilai eritrosit, hematokrit, hemoglobin merupakan indikator
anemia. Fungsi eritrosit dalam mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh
berkaitan dengan Hb karena oksigen yang diangkut oleh hemoglobin terikat dengan
Hb. MCV adalah indeks untuk menentukan ukuran sel darah merah. MCV
menunjukkan ukuran sel darah merah tunggal apakah sebagai Normositik (ukuran
normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau Makrositik (ukuran kecil >100 fL).
Karena pada kasus ini pasien memiliki nilai MCV normal maka anemia yang dialami
pasien adalah anemia normositik. Sementara itu nilai Hb dan Hct digunakan untuk
memantau derajat anemia, serta respon terhadap terapi anemia. Pasien Ny.ER
memiliki nilai Hb 8,5 tidak terlalu rendah dan belum memerlukan transfusi darah
(Kemenkes RI, 2011). Selain itu pasien memiliki dengue igG, igM reaktif, neutrofil
79,6% (tinggi) hal ini bisa disebabkan karena anemia dimana terdapat peningkatan 1
tipe saja yaitu neutrofil. Neutrofil adalah leukosit yang paling banyak. Neutrofil
terutama berfungsi sebagai pertahanan terhadap invasi mikroba melalui fagositosis.
Sel ini memegang peranan penting dalam kerusakan jaringan yang berkaitan dengan
penyakit noninfeksi seperti artritis reumatoid, asma dan radang perut. (Kementrian
Kesehatan RI, 2011), dan leukosit 14,030/mm3 (tinggi) hal ini bisa jadi disebabkan
karena terdapatnya infeksi yang ditandai dengan nilai kadar leukosit yang tinggi.
Kemudian pasien juga memiliki riwayat penyakit DM dimana dibuktikan dalam nilai
GDS yang tinggi 289 mg/dL, serta pasien juga memiliki kadar SGOT 131 U/L SGPT
136 U/L yang tinggi akan tetapi DPJP belum memberikan terapi sehingga saya
menyarankan pemberian terapi SNMC (Stronger Neo-Minophagen C) dengan dosis
40-60ml perhari maksimal 100ml/hari (2ampul/24jam) (MIMS, hal 156). Tekanan
darah pasien tinggi dan DPJP belum memberikan terapi sehingga saya menyarankan
untuk pemberian terapi antihipertensi yaitu ; amlodipin 1x10mg (ISO hal 25).
Pada tanggal 11-06-22 nilai kadar eritrosit (2,49), hematokrit (20), hemoglobin
(6,4) Ny.ER semakin menurun sehingga perlu dilakukannya untuk transfusi darah dan
diberikan PRC 1 kolf. PRC merupakan pilihan utama untuk anemia kronik karena
volumenya lebih kecil dibandingkan dengan whole blood. Setiap unit PRC
mempunyai volume kira-kira 128-240 ml, tergantung volume kadar hemoglobin
donor dan proses separasi komponen awal. Volume darah diperkirakan mengandung
plasma 50 ml atau antara 20-150 ml (Alimoenthe, 2011). PRC dibuat khusus didalam
kantong plastik pada saat segera setelah donasi darah diputar secara khusus sehingga
terpisah dari komponen-komponen lain, jauh lebih baik dan lebih tahan lama
disimpan. Packed Red Cells (PRC) dibuat dengan cara pengendapan darah didalam
botol lalu bagian plasmanya disedot keluar tidak menghasilkan komponen yang ideal
karena sudah terbuka resiko kontaminasi pada waktu penghisapan. Waktu
penyimpanannya hanya sampai 24 jam didalam alat pendingin darah (Depkes RI,
2008). Setelah pemberian PRC pada hari itu keesokan harinya pada tangggal 12-06-
22 nilai eritrosit (3,06), hematokrit (25%), hemoglobin (8,1 g/dL) pasien Ny.ER telah
mengalami perbaikan kenaikan meskipun masih dibawah normal sehingga pemberian
PRC ini dihentikan.
Pada tanggal 10-06-22 pasien mendapatkan terapi injeksi ceftriaxone 2x1
karena pasien memiliki nilai leukosit tinggi yang menandakan adanya infeksi, injeksi
kalnex 3x500mg, drip adona 3x1 ampul, injeksi vit K 3x1 ampul, injeksi fartison
yang diindikasikan untuk terapi anemia yang disebabkan oleh pendarahan tersebut,
kemudian pasien juga mendapatkan terapi injeksi furosemid 1x1 ampul yang
diindikasikan untuk efusi pleuranya, kemudian mendapatkan terapi metformin
2x500mg sebagai antidiabetes karena pasien sebelumnya sudah meminum obat
anntidiabetes secara rutin selama 3 tahun untuk mengontrol kadar gula darahnya akan
tetapi guda darah pasien ini masih belum terkontrol dan pada tanggal 12-06-22 tidak
di cek ulang kadar gula darahnya sehingga saya menyanrankan untuk pengecekan
ulang kadar gular darah. Pada hasil tes laboratorium juga nilai SGOT dan SGPT
pasien tinggi dan belum mendapatkan terapi sehingga disarankan pemberian SNMC
2x1 ampul (MIMS hal 156).
Pada tanggal 11-06-22 pasien mengalami penurunan hemoglobin sehingga
harus dilakukan transfusi darah. Pada tanggal ini juga pasien masih mendapatkan
terapi seperti sebelumnya akan tetapi injeksi furosemidenya dinaikkan dosisnya dari
1x1 ampulmenjadi 2x1 ampul hal ini bisa jadi karena pasien masih megalami efusi
pleura yang ditandai dengan gejala sesak nafasnya, akan tetapi pada hari ini juga
melakukan dilakukan evaluasi fungsi pleura dengan hasil pleura keluar sero
hemoragic 300cc. Kemudian mendapatkan terapi curcuma 3x1 karena sebelumnya
mengalami nilai SGOT dan SGPT yang tinggi. Curcuma ini berfungsi sebagai
hepatoprotektor. Mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek kurkumin sebagai
antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai antar ion
superoksida (O2-) sehingga mencegah kerusakan sel hepar karena peroksidasi lipid
dengan cara dimediasi oleh enzim antioksidan yaitu superoxide dismutase (SOD)
dimana enzim SOD akan mengonversi O2- menjadi produk yang kurang toksik.
Curcumin juga mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST) dan mampu
menghambat beberapa faktor proinflamasi seperti nuclear factor-ĸB (NF-kB) dan
profibrotik sitokin. Aktifitas penghambatan pembentukan NF-kB merupakan faktor
transkripsi sejumlah gen penting dalam proses imunitas dan inflamasi, salah satunya
untuk membentuk TNF-α. Dengan menekan kerja NF-kB maka radikal bebas dari
hasil sampingan inflamasi berkurang (Marinda, 2014), akan tetapi pasien memiliki
SGOT SGPT yang tinggi sehingga disarankan untuk penambahan terapi SNMC
2ampul/ 24jam. Pada tanggal 12-06-22 pasien masih belum menunjukkan perbaikan
sehingga terapi yang diberikan DPJP masih dilanjutkan.
Pada tanggal 13-06-22 pasien mendapatkan perbaikan dimana sesak nafasnya
sudah berkurang meskipun masih mengeluhkan batuk dan lemas sehingga pasien
mendapatkan terapi injeksi ceftriaxone 2x1g, injeksi kalnex 3x500mg, injeksi
furosemide 2x1 ampul, injeksi fartison 2x1 ampul, ramipril 1x2,5mg, amlodipine
1x5mg, curcuma 3x1, ferrous sulfate 3x1. Terapi ramipril dan amlodipine ini untuk
terapi antihipertensinya yang dibuktikan pada tekanan darahnya masih belum
terkontrol/ belum normal dan pada saat rekonsiliasi obatpun pasien menyebutkan
bahwa pasien juga pernah mengkonsumsi obat antihipertensi namun sudah bebrapa
bulan ini diberhentikan atau tidak di konsumsi kembali karena pasien merasa tekanan
darahnya selalu normal. Pada dosis rampiril dan amlodipine ini sudah sesuai dengan
literatur dimana dosis ramipril untuk hipertensi 1x2,5mg dan amlodipin 1x5mg.
Pada tanggal 14-06-22 pasien sudah merasa lebih baik dan sudah tidak sesak
lagi sehingga DPJP meperbolehkan pasien untuk pulang. DPJP meresepkan terapi
pulang yaitu : cefixime 2x200mg, furosemide 1-0-0 diminum pagi hari, kalnex
3x500mg, metformin 2x500mg, curcuma 3x1, ferrous sulfate 3x1, ramipril 1x2,5mg,
dan amlodipine 1x5mg.

BAB IV
KESIMPULAN
1. Pasien mendapatkan terapi sesuai dengan instruksi DPJP yang sudah sesuai
dengan literatur karena pasien mengalami perbaikan gejala meskipun secara
perlahan.
2. Pasien mendapatkan terapi pulang cefixime 2x200mg, furosemide 1-0-0
diminum pagi hari, kalnex 3x500mg, metformin 2x500mg, curcuma 3x1, ferrous
sulfate 3x1, ramipril 1x2,5mg, dan amlodipine 1x5mg.

Anda mungkin juga menyukai