Diskusi Scaling
Diskusi Scaling
• Poket periodontal : sulkus gingiva yang mendalam secara patologis yang merupakan
gejala klinis utama dari penyakit periodontal.
• Etiologi : poket terjadi karena pergerakan koronal margin gingiva, pemindahan ke arah
apikal dari gingiva cekat atau kombinasi keduanya.
• Klasifikasi :
- Berdasarkan morfologi
▪ Poket gingiva/pseudopoket/poket relatif → tanpa kerusakan tulang
Poket ini terbentuk karena enlargement gingiva tanpa destruksi jaringan
periodontal. Sulkus menjadi dalam karena membesarnya gingiva.
▪ Poket periodontal/poket absolut/true pocket → peningkatan kedalaman
sulkus, ada kerusakan tulang
Poket terbentuk dengan adanya destruksi jaringan pendukung periodontal.
Mendalamnya poket secara progresif mengarah terhadap kerusakan jaringan
pendukung dan hilangnya gigi.
• Kalkulus : suatu masa (deposit plak/sisa makanan yang mengandung bakteri) yang
mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi dan objek
solid lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi-geligi tiruan.
➔ kalkulus terdiri dari plak bakteri termineralisasi yang terbentuk pada permukaan gigi
alami dan prostesis gigi.
• Berdasarkan hubungannya terhadap margin gingiva
- Kalkulus supragingiva : kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi mulai
dari puncak margin gingiva dan dapat dilihat.
▪ berwarna putih kekuning-kuningan
▪ konsistensinya keras seperti batu tanah liat
▪ mudah dilepaskan dari permukaan gigi dengan skeler
▪ warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau dari
merokok
- Kalkulus subgingiva : kalkulus yang berada di bawah batas margin gingiva,
biasanya pada daerah poket gingiva dan tidak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan.
Untuk menentukan lokasi dan perluasannya harus dilakukan probing dengan
eksplorer.
▪ biasanya padat dan keras
▪ warnanya coklat tua atau hijau kehitam-hitaman
▪ konsistensinya seperti kepala korek api
▪ melekat erat ke permukaan gigi
GINGIVA SEHAT
• Gingiva : bagian mukosa di dalam rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi
lingir (ridge) alveolar. Gingiva sering kali dipakai sebagai indikator jika jaringan
periodontal terkena penyakit, karena kebanyakan penyakit jaringan periodontal dimulai
dari gingiva, kadang-kadang gingiva juga dapat menggambarkan keadaan alveolar yang
berada dibawahnya.
• Gambaran klinis gingiva normal :
- Warna : merah jambu (coral pink) – karena adanya suplai darah, derajat lapisan
keratin epitelium, dan jumlah pigmen melanin pada epithelium
- Ukuran : ukuran gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan
suplai darah; terdapat peningkatan ukuran gingiva merupakan tanda adanya penyakit
periodontal
- Bentuk : interdental → piramidal, bila proksimal gigi saling menjauh → papila lebih
luas dan tumpul
- Kontur : margin gingiva → collar like (festoon gingiva)
- Konsistensi : kuat dan kenyal – karena gingiva melekat erat ke struktur dibawahnya
dan tidak mempunyai lapisan submukosa
- Tekstur : stippling (hanya di attached gingiva), bila stippling hilang → ada penyakit
periodontal.
- Sulkus gingiva tidak lebih dari 2 mm
- Tidak mudah berdarah
- Tidak ada eksudat
- Tidak ada oedem
KLASIFIKASI GINGIVITIS
Abscesses of periodontium
Periodontal Abses
a. Abses gingiva
b. Abses periodontal
c. Abses pericoronal
a. Lesi endodontic-periodontik
c. Lesi kombinasi
a. Kondisi lokal gigi yang berhubungan dengan factor predisposisi penyakit gingiva
v) Gingival Excess
(i) Pseudopocket
v) Warna abnormal
d. Trauma oklusal
Ciri2 gingivitis
Ciri2 periodontitis
Macam2 periodontitis
DESEN
Tubulus dentin dapat terbuka jika lapisan pelindung dentin berupa email dan sementum hilang
karena karies, erosi, abrasi ataupun atrisi.
Permeabilitas tubulus dentin yang tinggi dapat menyebabkan cairan di dalam tubulus dentin
bergerak karena respon dari suhu, sentuhan, ataupun perubahan tekanan sehingga menganggu
reseptor saraf di dalamnya dan menimbulkan sensasi nyeri.
Fluoride yang digunakan pada perawatan hipersensitivitas gigi dapat berpenetrasi ke dalam
tubulus dentin dan mengubah ukuran diameter tubulus dentin. Senyawa fluoride tersebut akan
mengunci tubulus dentin yang terpapar dengan lingkungan rongga mulut dan menahan stimulus
yang memicu hipersensitivitas dentin
Sebagai indikasi penatalaksanaan hipersensitivitas dentin ialah gigi dengan resesi gingiva 1 dan 2
miller; gigi tanpa abrasi, abfraksi, atau atrisi; gigi tanpa karies; dan gigi tanpa kerusakan tulang.
Kontraindikasi penatalaksanaan hipersensitivitas dentin ialah gigi dengan resesi miller kelas 3
dan 4; gigi dengan adanya karies, abrasi, abfraksi, atau atrisi; dan gigi dengan adanya kerusakan
tulang.
1) diagnosis dan rencana perawatan yang tepat serta DHE mengenai faktor etiologi,
2) pada kasus sensitif ringan sampai sedang, DHE mengenai metode penyikatan gigi yang benar
dan pemilihan pasta gigi yang sesuai yang dapat dilakukan di rumah (at home therapy),
3) bilamasih tetap merasa ngilu dapat dilanjutkan dengan perawatan di ruang dokter (inoffice
therapy) menggunakan sistem iontophoresis dengan alat khusus,yaitu desensitron, dan
Hipersensitivitas dentin terjadi akibat berkurangnya perlindungan sementum, smear layer dan
pergerakan hidrodinamik cairan dalam tubulus dentinalis.
Terdapat berbagai teknik aplikasi agen desensitisasi dentin dalam bermacam-macam bentuk,
misalnya krim topikal, varnish, pasta gigi, bubuk polis, single dose applicator, campuran
bubuk/cairan, dan modifikasi resin
Dalam menentukan dentin hipersensitif, perlu memperhatikan adanya dentin yang tidak
terlindung dan tubulus dentinalis yang terbuka.12 Dua hal yang perludiperhatikanialah 1)
lokalisasi lesi, terbukanya dentin oleh karena hilangnya enamel atau jaringan periodontal; dan
aktivasi lesi, apakah tubulus dentin terbuka dan mengganggu pulpa
Berdasarkan teori hidrodinamik, maka dasar pemikiran dariperawatan dentin hipersensitif adalah
menghalangi menjalarnya rangsang dengan cara menutup tubulus dentinalis yang terbuka.