Anda di halaman 1dari 14

SCALING

POKET PERIODONTAL – Carranza hal. 277

• Poket periodontal : sulkus gingiva yang mendalam secara patologis yang merupakan
gejala klinis utama dari penyakit periodontal.
• Etiologi : poket terjadi karena pergerakan koronal margin gingiva, pemindahan ke arah
apikal dari gingiva cekat atau kombinasi keduanya.
• Klasifikasi :
- Berdasarkan morfologi
▪ Poket gingiva/pseudopoket/poket relatif → tanpa kerusakan tulang
Poket ini terbentuk karena enlargement gingiva tanpa destruksi jaringan
periodontal. Sulkus menjadi dalam karena membesarnya gingiva.
▪ Poket periodontal/poket absolut/true pocket → peningkatan kedalaman
sulkus, ada kerusakan tulang
Poket terbentuk dengan adanya destruksi jaringan pendukung periodontal.
Mendalamnya poket secara progresif mengarah terhadap kerusakan jaringan
pendukung dan hilangnya gigi.

kiri : sulkus gingiva kanan : poket

- Berdasarkan letak dasar poket terhadap alveolar crest


▪ Poket supraboni/supracrestal/supraalveolar → dasar poket di atas alveolar
crest
- Dasar poket berada pada daerah koronal dari tulang alveolar yang mendasari.
- Belum terjadi destruksi tulang alveolar.
- Kerusakan tulang arah horizontal.
▪ Poket infraboni/subcrestal/intraalveolar → dasar poket di bawah alveolar
crest
- Dasar poket di sebelah apikal tulang alveolar yang terdekat.
- Dinding poket lateral terletak antara kedua permukaan gigi dan tulang
alveolar.
- Kerusakan tulang arah vertikal/angular.
a : poket gingiva b : poket supraboni c : poket infraboni

- Berdasarkan permukaan gigi yang terlibat


▪ Simple pocket : hanya melibatkan 1 permukaan gigi
▪ Compound pocket : melibatkan 2 atau lebih permukaan gigi
▪ Complex pocket/spiral pocket : dasamr poket tidak langsung berkomunikasi
dengan margin gingiva (berliku-liku); poket yang berasal dari 1 sisi dan
memiliki akhiran di tepi sisi lain

a : simple pocket b : compound pocket c : complex pocket

- Berdasarkan banyak dinding poket tersisa


▪ 3 dinding tulang
▪ 2 dinding tulang
▪ 1 dinding tulang
• Gambaran klinis :
- Warna merah kebiru-biruan, menebalnya margin gingiva
- Zona vertikal merah kebiruan dari margin gingiva ke mukosa alveolar
- Terjadinya perdarahan gingiva, adanya supurasi, atau keduanya
- Terdapat kegoyangan gigi
- Terbentuknya diastema antar gigi
- Pasien mengeluhkan adanya rasa sakit terlokalisir, terasa sakit tumpul di dalam tulang
• Kandungan : poket periodontal mengandung debris yang terdiri dari mikroorganisme dan
produknya (enzim, toksin, dan produk metabolik lainnya); gcf; musin salivary, sel epitel
terdeskuamasi, dan leukosit.

KALKULUS – Carranza hal. 117

• Kalkulus : suatu masa (deposit plak/sisa makanan yang mengandung bakteri) yang
mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi dan objek
solid lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi-geligi tiruan.
➔ kalkulus terdiri dari plak bakteri termineralisasi yang terbentuk pada permukaan gigi
alami dan prostesis gigi.
• Berdasarkan hubungannya terhadap margin gingiva
- Kalkulus supragingiva : kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi mulai
dari puncak margin gingiva dan dapat dilihat.
▪ berwarna putih kekuning-kuningan
▪ konsistensinya keras seperti batu tanah liat
▪ mudah dilepaskan dari permukaan gigi dengan skeler
▪ warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau dari
merokok
- Kalkulus subgingiva : kalkulus yang berada di bawah batas margin gingiva,
biasanya pada daerah poket gingiva dan tidak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan.
Untuk menentukan lokasi dan perluasannya harus dilakukan probing dengan
eksplorer.
▪ biasanya padat dan keras
▪ warnanya coklat tua atau hijau kehitam-hitaman
▪ konsistensinya seperti kepala korek api
▪ melekat erat ke permukaan gigi

GINGIVA SEHAT

• Gingiva : bagian mukosa di dalam rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi
lingir (ridge) alveolar. Gingiva sering kali dipakai sebagai indikator jika jaringan
periodontal terkena penyakit, karena kebanyakan penyakit jaringan periodontal dimulai
dari gingiva, kadang-kadang gingiva juga dapat menggambarkan keadaan alveolar yang
berada dibawahnya.
• Gambaran klinis gingiva normal :
- Warna : merah jambu (coral pink) – karena adanya suplai darah, derajat lapisan
keratin epitelium, dan jumlah pigmen melanin pada epithelium
- Ukuran : ukuran gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan
suplai darah; terdapat peningkatan ukuran gingiva merupakan tanda adanya penyakit
periodontal
- Bentuk : interdental → piramidal, bila proksimal gigi saling menjauh → papila lebih
luas dan tumpul
- Kontur : margin gingiva → collar like (festoon gingiva)
- Konsistensi : kuat dan kenyal – karena gingiva melekat erat ke struktur dibawahnya
dan tidak mempunyai lapisan submukosa
- Tekstur : stippling (hanya di attached gingiva), bila stippling hilang → ada penyakit
periodontal.
- Sulkus gingiva tidak lebih dari 2 mm
- Tidak mudah berdarah
- Tidak ada eksudat
- Tidak ada oedem

KLASIFIKASI PENYAKIT PERIODONTAL

• PENYAKIT GINGIVA → tidak ada kehilangan perlekatan


- Dental plaque-induced gingival disease
Kondisi ini dapat terjadi pada jaringan periodontal baik yang mengalami
maupun tidak mengalami attachment loss. Kondisi ini stabil dan tidak agresif.
▪ Gingivitis yang hanya berasosiasi dengan dental plak
o Tanpa kontribusi faktor lokal
o Dengan kontribusi faktor lokal – anatomi, restorasi, fraktur
▪ Penyakit gingiva yang dimodifikasi oleh faktor sistemik
o Berhubungan dengan sistem endokrin
✓ Puberty-associated gingivitis
✓ Menstrual cycle-associated gingivitis
✓ Berhubungan dengan kehamilan
➢ Gingivitis
➢ Pyogenic granuloma
✓ Gingivitis yang berhubungan dengan diabetes melitus
o Berhubungan dengan diskrasia darah
✓ Leukimia-associated gingivitis
▪ Penyakit gingiva yang dimodifikasi oleh obat-obatan
o Gingival enlargement
✓ Antikonvulsan (phenytoin)
✓ Imunosupresif (cyclosporine)
✓ Calcium channel blocker (nifedipine)
o Gingivitis
✓ Oral kontrasepsi
▪ Penyakit gingiva yang dimodifikasi oleh malnutrisi
o Defisiensi asam askorbat (vitamin c)
- Non-plaque-induced gingival disease
▪ Penyakit gingiva dengan penyebab bakteri spesifik
o Neisseria gonorrhoeae
o Treponema palladium
o Spesies streptococcus
o Lainnya
▪ Penyakit gingiva dengan penyebab virus
o Infeksi herpesvirus
✓ Primary herpetic gingivostomatitis
✓ Reccurent oral herpes
✓ Varicella zoster
o Lainnya
▪ Penyakit gingiva dengan penyebab jamur
o Infeksi spesies candida : generalized gingival candidiasis
o Linear gingival erythema
o Histoplasmosis
o Lainnya
▪ Lesi gingiva dengan penyebab genetik
o Hereditary gingival fibromatosis
o Lainnya
▪ Manifestasi gingiva dari penyakit sistemik
o Lesi mucocutaneous
✓ Lichen planus
✓ Pemphigoid
✓ Pemphigus vulgaris
✓ Erythema multiforme
✓ Lupus erythematous
✓ Drug induced
✓ Lainnya
o Reaksi alergi
✓ Material restorasi
➢ Merkuri
➢ Nikel
➢ Akrilik
➢ Lainnya
✓ Reaksi atribut pada
➢ Pasta gigi
➢ Obat kumur
➢ Permen karet
➢ Makanan
✓ Lainnya
▪ Lesi traumatik
o Chemical injury
o Physical injury
o Thermal injury
▪ Reaksi benda asing
▪ Lainnya yang tidak spesifik
• PERIODONTITIS → kerusakan tulang, kehilangan perlekatan
- Periodontitis kronis
▪ Pada orang dewasa > 35 tahun, tidak sakit
▪ Akumulasi plak dan kalkulus
▪ Progress lambat-sedang, kerusakan tulang sebanding dengan penyebab
▪ Kerusakan tulang horizontal
▪ Bila ada faktor lokal/sistemik (DM, HIV) atau lingkungan (merokok,
stres) maka kerusakan meningkat
▪ Perluasan
o Localized : < 30% gigi yang ada
o Generalized : > 30% gigi yang ada
▪ Keparahan
o Slight : 1-2 mm loss of attachment (LA)
o Moderate : 3-4 mm LA
o Severe : > 4mm LA
▪ Bakteri
o Prevotella intermedia
o Porphyromonas gingivalis
o Fusobacterium nucleatum
o Tannerella forsythia
o Aggregatibacter actinomycetemcomitans
o Campylobacter rectus
- Periodontitis agresif
▪ Pada pasien sehat, umumnya dewasa muda < 35 tahun
▪ Akumulasi plak dan kalkulus sedikit (tidak sebanding dengan beratnya
kerusakan tulang)
▪ Progresnya cepat, kerusakan tulang angular/vertikal, inflamasi minimal
▪ Bersifat genetik/diturunkan
▪ Perubahan dalam respon imun
▪ Klasifikasi
o Localized : melibatkan molar 1 atau insisif permanen, onset
saat puber; antibodi serum merespon agen infeksi
o Generalized : melibatkan minimal 3 gigi selan molar 1 dan
insisif, < 30 tahun antibodi serum kurang merespon agen infeksi
▪ Bakteri dominan → aggregatibacter actinomycetemcomitans (AA)
- Periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik
▪ Kelainan hematologik
o Neutropenia
o Leukimia
▪ Kelainan genetik
o Papillon-lefeure syndrome – kehilangan semua gigi sulung < 4
tahun dan gigi permanen < 14 tahun akibat destruksi parah
periodontal

KLASIFIKASI GINGIVITIS

• Berdasarkan perjalanan dan lamanya diklasifikasikan atas empat jenis yaitu :


- gingivitis akut : rasa sakit timbul secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu pendek
- gingivitis subakut : tahap yang lebih hebat dari kondisi gingivitis akut
- gingivitis rekuren : peradangan gusi yang dapat timbul kembali setelah
dibersihkan dengan perawatan atau hilang secara spontan dan dapat timbul
kembali
- gingivitis kronis : peradangan gusi yang paling umum ditemukan, timbul secara
perlahan-lahan dalam waktu yang lama, dan tidak terasa sakit apabila tidak ada
komplikasi dari gingivitis akut dan subakut yang semakin parah
• Berdasarkan penyebarannya gingivitis diklasifikasikan atas lima jenis yaitu:
- localized gingivitis : membatasi gusi pada satu daerah gigi atau beberapa daerah
gigi
- generalized gingivitis : meliputi gusi di dalam rongga mulut secara menyeluruh
- marginal gingivitis : meliputi margin gusi tetapi juga termasuk bagian batas gusi
cekat
- papillary gingivitis : meliputi papila interdental, sering meluas sampai batas
margin gusi, dan gingivitis lebih sering diawali pada daerah papilla
- diffuse gingivitis : meliputi margin gusi, gusi cekat, dan papila interdental

KLASIFIKASI PENYAKIT PERIODONTAL MENURUT AAP (American academy of


periodontology)
Necrotizing periodontal disease

Necrotizing ulcerative disease (NUG) Necrotizing ulserative periodontitis (NUP


• etiologinya merupakan bakteri • Perbedaan antara NUP dan NUG terdapat
• ada lesi nekrotik pada adanya clinical attachment loss dan
• factor predisposisi seperti stress resorpsi tulang alveolar, karakteristik
psikologis, merokok, dan immunosupresi. lainnya sama.
• malnutrisi dapat menjadi faktor kontribusi. • NUP dapat diobservasi pada pasien HIV
• NUG seringkali terlihat sebagai lesi akut dan bermanifestasi sebagai ulserasi lokal
yang mempunyai respon baik terhadap dan nekrosis jaringan gingiva dengan
terapi antimikroba yang dikombinasikan exposure dan destruksi yang cepat dari
dengan pembersihan plak dan kalkulus tulang alveolar, perdarahan spontan, dan
serta peningkatan oral hygiene. rasa nyeri yang parah.
• Ulserasi dan nekrosis papilla interdental • Sama seperti NUG tapi terdapat kerusakan
dan margin gingiva, dilapisi oleh tulang dan kehilangan perlekatan.
pseudomembran jaringan nekrotik • Biasanya pada pasien
berwarna putih kekuningan/abu-abu, immunocompromised (HIV), CD4 < 200
dikelilingi eritema • Terdapat 4 zona (dari luar ke dalam):
• Terbentuk crater-like depression pada a. Bacterial zone: spirochetes sedikit
crest papilla interdental. b. Neutrophil rich zone: banyak
• Perdarahan spontam atau dengan sprirochetes dan neutrophil.
rangsangan. c. Necrosis zone: sel jaringan rusak,
• Sakit saat makan pedas/panas dan banyak spirochetes.
mengunyah d. Zona infiltrasi spirochetes:
• Halitosis, metallic taste jaringan masih bagus, infiltrasi
• Limfadenopati local, demam, malaise spirochetes besar.
• Etiologi:bakteri fusiform dan spirochaeta.
• Factor prediposisi: OH buruk, system
imun menurun, defisiensi nutrisi.
• Tahap perkembangan NUG: ujung papilla
interdental – meluas ke margin gingiva –
attached gingiva – mengenai tulang.

Abscesses of periodontium
Periodontal Abses

a. Abses gingiva

b. Abses periodontal

c. Abses pericoronal

Periodontitis yang berasosiasi dengan lesi endodontic

a. Lesi endodontic-periodontik

b. Lesi Periodontik endodontic

c. Lesi kombinasi

Deformitas dapatan atau deformitas perkembangan

a. Kondisi lokal gigi yang berhubungan dengan factor predisposisi penyakit gingiva

atau periodontal yang diinduksi plak.

i) Faktor anatomi gigi

ii) Pengaplikasian bahan restorasi

iii) Fraktur akar

iv) Cervical root resorption dan cemental tears

b. Deformitas mukogingiva dan kondisi sekitar gigi

i) Resesi gingiva atau jaringan lunak


(i) Permuakaan fasial atau lingual

(ii) Interproksimal (papilla)

ii) Lack of keratinized gingiva

iii) Penurunan ketinggian vestibular

iv) Aberrant frenum atau posisi otot

v) Gingival Excess

(i) Pseudopocket

(ii) Gingival margin yang inkonsisten

(iii) Excessive gingival display

(iv) Gingival enlargement

(v) Warna yang abnormal

c. Deformitas mukogingiva dan kondisi dari linggir edentulous

i) Defisiensi linggir secara vertikal atau horizontal

ii) Lack of gingiva or keratinized tissue

iii) Gingival atau soft tissue enlargement

iv) Penurunan ketinggian vestibular

v) Warna abnormal

d. Trauma oklusal

i) Trauma oklusal primer

ii) Trauma oklusal sekunder

Ciri2 gingivitis

Macam2 gingivitis berdasarkan grade

Gingivitis berdasarkan onset (akut sama kronis)

Gingivitis (macam penyakite berdasarkan abc, ciri)

Ciri2 periodontitis
Macam2 periodontitis

Periodontitis ada apa aja tipenya (dan ciri2nya)

Periodontitis (macam penyakite berdasarkan abc, ciri)

DESEN

Letak tubuli dentin

Tubulus dentin dapat terbuka jika lapisan pelindung dentin berupa email dan sementum hilang
karena karies, erosi, abrasi ataupun atrisi.

• Atrisi = bagian oklusal kontak antar gigi (bruxism)


• Abrasi = bagian servikal karena gesekan benda asing (sikat gigi)
• Abfraksi = oklusi eksentrik yang mengakibatkan terbentuk cekung tajam (bruxism,
maloklusi)
• Erosi = suasana asam

Permeabilitas tubulus dentin yang tinggi dapat menyebabkan cairan di dalam tubulus dentin
bergerak karena respon dari suhu, sentuhan, ataupun perubahan tekanan sehingga menganggu
reseptor saraf di dalamnya dan menimbulkan sensasi nyeri.

Fluoride yang digunakan pada perawatan hipersensitivitas gigi dapat berpenetrasi ke dalam
tubulus dentin dan mengubah ukuran diameter tubulus dentin. Senyawa fluoride tersebut akan
mengunci tubulus dentin yang terpapar dengan lingkungan rongga mulut dan menahan stimulus
yang memicu hipersensitivitas dentin

Kenapa dentin terbuka


Knp kok gigi nyeri

Ditanya bahan desen apa aja

Desen dibagian apa

Cara ngeceknya gimana

Langkah2nya bagaimana (cara/prosedur desen)

Kenapa kok mau didesen? Knp harus di desen

Indikasi kontraindikasi (secara implisit ini ntar mbok jawab)

Sebagai indikasi penatalaksanaan hipersensitivitas dentin ialah gigi dengan resesi gingiva 1 dan 2
miller; gigi tanpa abrasi, abfraksi, atau atrisi; gigi tanpa karies; dan gigi tanpa kerusakan tulang.
Kontraindikasi penatalaksanaan hipersensitivitas dentin ialah gigi dengan resesi miller kelas 3
dan 4; gigi dengan adanya karies, abrasi, abfraksi, atau atrisi; dan gigi dengan adanya kerusakan
tulang.

Strategi perawatan dentin hipersensitif adalah

1) diagnosis dan rencana perawatan yang tepat serta DHE mengenai faktor etiologi,

2) pada kasus sensitif ringan sampai sedang, DHE mengenai metode penyikatan gigi yang benar
dan pemilihan pasta gigi yang sesuai yang dapat dilakukan di rumah (at home therapy),

3) bilamasih tetap merasa ngilu dapat dilanjutkan dengan perawatan di ruang dokter (inoffice
therapy) menggunakan sistem iontophoresis dengan alat khusus,yaitu desensitron, dan

4) apabila kedua cara sebelumnyabelumefektif,pertimbangkan perawatan endodontik sebagai


langkah terakhir

Bedain nyeri karena karies atau hipersensitif gimana

Cara cek gigi butuh desen, bedanya sama karies apa

Hipersensitivitas dentin terjadi akibat berkurangnya perlindungan sementum, smear layer dan
pergerakan hidrodinamik cairan dalam tubulus dentinalis.

Terdapat berbagai teknik aplikasi agen desensitisasi dentin dalam bermacam-macam bentuk,
misalnya krim topikal, varnish, pasta gigi, bubuk polis, single dose applicator, campuran
bubuk/cairan, dan modifikasi resin

Dalam menentukan dentin hipersensitif, perlu memperhatikan adanya dentin yang tidak
terlindung dan tubulus dentinalis yang terbuka.12 Dua hal yang perludiperhatikanialah 1)
lokalisasi lesi, terbukanya dentin oleh karena hilangnya enamel atau jaringan periodontal; dan
aktivasi lesi, apakah tubulus dentin terbuka dan mengganggu pulpa

Berdasarkan teori hidrodinamik, maka dasar pemikiran dariperawatan dentin hipersensitif adalah
menghalangi menjalarnya rangsang dengan cara menutup tubulus dentinalis yang terbuka.

Anda mungkin juga menyukai