KARSINOMA SERVIKS
Disusun oleh :
Annisa Sri Wulandari Putri
C014212058
Residen Pembimbing :
dr. Nurul Fajri Syamsuri
Supervisor Pembimbing :
Dr. dr. Efendi Lukas, Sp.OG, Subsp.K.Fm
(Dr. dr. Efendi Lukas, Sp.OG, Subs.K.Fm) (dr. Nurul Fajri Syamsuri)
Mengetahui,
Ketua Program Mahasiswa
Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus pada bulan Maret tahun 2023 dan
telah mendapatkan perbaikan. Tugas ini dalam rangka kepaniteraan klinik
pada Departemen Obsetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Co-Assistant
(Dr. dr. Efendi Lukas, Sp.OG, Subs.K.Fm) (dr. Nurul Fajri Syamsuri)
LAPORAN KASUS
❖ Identitas
Nama : Ny. ADM
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : BTP
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal Pemeriksaan : 15 Maret 2023
No. RM : 933906
❖ Anamnesis
Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien berusia 49 tahun P4A1 datang dengan keluhan keluar darah
dari jalan lahir sejak pukul 02.30 WITA (2 jam sebelum masuk rumah
sakit), ganti popok dewasa sebanyak 4 kali, dan disertai nyeri perut bagian
bawah yang menjalar sampai ke belakang. Mual dan muntah tidak ada,
demam tidak ada. Riwayat berganti pasangan tidak ada. Riwayat merokok
dan alkohol disangkal. Riwayat biopsi serviks (20/04/2021) dengan kesan
squamous cell carcinoma non keratinizing moderately differentiated.
Riwayat kemoterapi 6 kali, riwayat radioterapi 40 kali, riwayat
hemodialisa 11 kali.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat Hipertensi : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat Alergi Obat/Makanan : Disangkal
Riwayat Haid :
Menarche : 16 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : 28 hari, teratur
Dismenorhoe : disangkal
Banyaknya : ganti pembalut 3x/hari
Riwayat Pernikahan :
Menikah : 1 kali pada usia 21 tahun
Lamanya menikah : 28 tahun
Riwayat kehamilan ;
1. 1996/Perempuan/Normal/Rumah/Dukun
2. 1997/Laki-Laki/Normal/Rumah Sakit/Bidan/3000 gram
3. 1999/Laki-Laki/Normal/Rumah Sakit/Bidan/2800 gram
4. 2003/Abortus/Rumah Sakit/Kuretase
5. 2012/Laki-Laki/SC/Rumah Sakit/Dokter/1200 gram
Riwayat KB
Riwayat KB suntik 3 bulan sejak tahun 2013, berhenti tahun 2019.
❖ Pemeriksaan Fisis
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5), baik
Status Gizi : BB 50 kg, TB 153 cm, IMT 21,35 kg/m2
Tanda Vital
Tensi : 80/40 mmHg
Nadi : 110 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,6 0C
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar
Abdomen : Supel
Massa tumor : Tidak ada
Nyeri tekan : Nyeri tekan suprapubik
Fluksus : Darah (+)
Pemeriksaan Dalam
Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Berbenjol-benjol dan mudah berdarah
Uterus : Kesan normal
Adneksa : Kesan normal
Pelepasan : Darah (+)
❖ Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi Rutin
WBC 27,1 4,00 - 10,00 103/uL
RBC 2,15 4,00 – 6,00 106/uL
HBG 5,9 12,0 – 16,0 g/dL
HCT 17 37,0 - 48,0 %
MCV 81 80,0 – 97,0 fL
MCH 27 26,5 – 33,5 pg
MCHC 34 31,5 – 35,0 g/dL
PLT 207 150 – 400 103/uL
NEUT 87,6 50,0-70,0 %
LYMP 6,9 20,0-40,0 %
MONO 5,1 2,00 - 8,00 %
Kimia Darah
SGOT 23 <38 U/L
SGPT 17 <41 U/L
Ureum 40 10-50 mg/dl
Kreatinin 3,13 P (<1,1) mg/dl
Albumin 2,0 3,5-5,0 gr/dl
Natrium 128 136-145 mmol/l
Kalium 2,8 3,5-5,1 mmol/l
Klorin 99 97-111 mmol/l
GDS 88 <140 mg/dl
Hematologi
Waktu Perdarahan 2,0 1-7 menit
Waktu Bekuan 7,0 4-10 menit
❖ Penatalaksanaan :
Terapi
- Injeksi asam traneksamat 1 gr/intravena
- Injeksi ranitidin 50 mg/intravena
- Injeksi ketorolac 30 mg/intravena
- Drips cocktail
- Transfusi PRC 1 bag per hari (diambil 4 bag)
Planning
- Observasi keadaan umum, tanda vital, dan perdarahan
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Epidemiologi
Kanker serviks adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker
pada wanita. Selama 30 tahun terakhir, peningkatan proporsi wanita muda yang
terkena kanker serviks berkisar antara 10-40%. Menurut WHO dan International
Agency for Research on Cancer (IARC), tahun 2008 terdapat 529.000 kasus baru
kanker serviks secara global. Di negara berkembang, jumlah kasus baru kanker
serviks adalah 452.000 dan menempati urutan kedua di antara keganasan pada
pasien wanita. Sebaliknya, jumlah kasus baru kanker serviks adalah 77.000 di
negara maju dan menduduki peringkat kesepuluh di antara keganasan wanita.
Pada tahun 2018 di seluruh dunia, diperkirakan 570.000 kasus dan 311.000
kematian, kanker serviks menempati urutan keempat kanker yang paling sering
didiagnosis dan penyebab utama kematian keempat akibat kanker pada wanita.
Namun, sekitar 85% dari kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia terjadi
di negara-negara berkembang, dan angka kematian 18 kali lebih tinggi di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah dibandingkan negara maju. Kanker
serviks menempati urutan kedua dalam insiden dan kematian setelah kanker
payudara menurut Indeks Pembangunan Manusia (IPM); namun, ini adalah
kanker yang paling sering didiagnosis di 28 negara dan penyebab utama kematian
akibat kanker di 42 negara, yang sebagian besar berada di Afrika SubSahara dan
Asia Tenggara. Insiden regional dan tingkat kematian tertinggi terlihat di Afrika.1
\
Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000
kasus. Data ini didapatkan dari registrasi kanker berdasarkan populasi, registrasi
data vital, dan data otopsi verbal dari 187 negara dari tahun 1980 sampai 2010.
Per tahun insiden dari kanker serviks meningkat 3.1% dari 378.000 kasus pada
tahun 1980. Ditemukan sekitar 200.000 kematian terkait kanker serviks, dan
46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49 tahun yang hidup di negara sedang
berkembang. Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di negara berkembang,
dan urutan ke 10 pada negara maju atau urutan ke-5 secara global. Di Indonesia
kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar data
dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%. Menurut
perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru kanker
serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40
ribu kasus kanker serviks.3
Faktor Risiko
• Merokok
Saat ini terdapat data yang mendukung bahwa rokok sebagai faktor resiko
karsinoma serviks dan terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian kanker
sel skuamosa pada serviks. Mekanisme kerja bisa langsung (aktivitas mutasi
mukus serviks telah ditunjukkan pada perokok) atau melalui efek imunosupresif
dari merokok. Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau dapat dijumpai dalam
lendir dari mulut rahim pada wanita perokok. Bahan karsinogenik ini dapat
merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama infeksi HPV dapat mencetuskan
transformasi keganasan.
• Diet
Diet rendah karotenoid dan defisiensi asam folat juga dimasukkan dalam
faktor risiko karsinoma serviks.
Etiologi
Patogenesis
Tumorigenesis
A.Titik awal ini menunjukkan sel berisiko karena infeksi HPV aktif. Genom HPV
(cincin biru) ada sebagai plasmid, terpisah dari DNA host. B. Lesi prainvasif yang
relevan secara klinis, cervical neoplasma intraepithelial 3 (CIN 3) atau carsinoma
in situ (CIS), merupakan tahap peralihan dalam perkembangan kanker serviks.
Genom HPV telah terintegrasi ke dalam DNA host, menghasilkan peningkatan
kemampuan proliferasi. C. Efek interaktif antara gangguan lingkungan, imunitas
pejamu, dan variasi genom sel somatik menyebabkan kanker serviks invasif.5
Penyebaran Tumor
Di sebelah kiri, onkoprotein E6 virus secara langsung mengikat p53 dan juga
mengaktifkan E6AP untuk mendegradasi protein supresor tumor p53. Di sebelah
kanan, oncoprotein E7 memfosforilasi protein penekan tumor retinoblastoma,
menghasilkan pelepasan faktor transkripsi E2F, yang terlibat dalam
perkembangan siklus sel. E7 juga menurunkan regulasi produksi protein penekan
tumor p21 dan merusak fungsi p53. Efek kumulatif dari onkoprotein E6 dan E7
akhirnya menghasilkan perubahan siklus sel, mendorong proliferasi sel yang tidak
terkendali.5
Sistem stadium yang banyak digunakan untuk kanker serviks adalah yang
dikembangkan oleh FIGO bekerja sama dengan WHO dan International Union
Against Cancer (UICC). Staging ini diperbarui pada tahun 2009 dan dirinci dalam
Tabel 1 dan Gambar 3. Dalam bab ini, penyakit stadium awal mengacu pada
FIGO stadium I-IIA. Istilah penyakit stadium lanjut menggambarkan stadium IIB
dan lebih tinggi.5
Pemeriksaan Penunjang
Tes Pap pada saat ini merupakan alat skrining yang diandalkan. Tes Pap
direkomendasikan pada saat mulai melakukan aktivitas seksual atau setelah
menikah. Setelah tiga kali pemeriksaan tes Pap tiap tahun, interval pemeriksaan
dapat lebih lama (tiap 3 tahun sekali). Bagi kelompok perempuanyang berisiko
tinggi (infeksi hPV, HIV, kehidupan seksual yang berisiko) dianjurkan
pemeriksaan tes Pap setiap tahun. Pap Smear test adalah suatu tes yang aman dan
sederhana dengan pengambilan sample mengunakan kapas di serviks dan dilihat
secara mikroskopik untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel
leher rahim.6
Tes IVA
Tes visual dengan menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%)
dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi
setelah dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami
dysplasia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks . Interpretasi dari tes
ini berupa terjadinya Plak putih yang tebal atau epitel acetowhite, biasanya dekat
SSK apabila positif . Asam asetat menyebabkan nukleoprotein di dalam sel
membeku sementara. Oleh karena itu, area peningkatan pergantian sel, termasuk
CIN, tampak putih.6
Kolposkopi
Tes HPV
Biopsi Serviks
Ada beberapa tipe biopsi yang dapat digunakan unuk mendiagnosis lesi
prankanker dan kanker. Jika dengan menggunakan biopsi dapat mengangkat
seluruh jaringan yang abnormal, hal ini bisa menjadikan biopsi sebagai
tatalaksana pengobatan. Jaringan yang diangkat bisa dinilai derajat histopatologi
yaitu penilaian terhadap morfologi sel yang dicurigai sebagai bagian dari jaringan
tumor secara mikroskopik. Derajat histopatologi kanker serviks didasarkan pada
ukuran dari sel-sel tumor dimana semakin pleomorfik sel-sel tersebut maka
derajatnya semakin jelek, pembentukan keratinisasi per sel, pembentukan mutiara
tanduk, semakin banyak sel yang mengalami keratinisasi dan membentuk mutiara
tanduk semakin baik diferensiasinya, jumlah sel yang mengalami mitosis, invasi
ke pembuluh darah maupun ke pembuluh limfe, dan batas tumor, semakin jelas
batasan sel-sel ganasnya memiliki derajat diferensiasi yang lebih baik.7
Pemeriksaan Tambahan
Diagnosis Banding
1. Servivitis
Servisitis mengacu pada peradangan pada stroma serviks yang bisa akut
atau kronis. Servisitis biasanya muncul dengan cairan encer dan mukopurulen.
Perdarahanpost coitus juga berhubungan dengan kondisi ini. Servisitis akut dapat
disebabkan oleh infeksi C. trachomatis, N. gonorrhea, T. vaginalis, G. vaginalis,
dan spesies mycoplasma. Servisitis kronis biasanya tidak memiliki sumber infeksi.
Infeksi serviks penting untuk mendiagnosis dan mengobati sedini mungkin karena
infeksi inidapat meningkat ke saluran kelamin bagian atas dan menyebabkan
komplikasi yang signifikan termasuk penyakit radang panggul, infertilitas, nyeri
panggul kronis, dan peningkatan risiko kehamilan ektopik.8
2. Endometritis
3. Cervical polyps
Penatalaksanaan
Beberapa metode terapi destruksi lokal antara lain: krioterapi dengan N2O
dan CO2, elektrokauter, elektrokoagulasi, dan laser. Metode tersebut ditujukan
untuk destruksi lokal lapisan epitel serviks dengan kelainan lesi prakanker yang
kemudian pada fase penyembuhan berikutnya akan digantikan dengan epitel
skuamosa yang baru.2
• Krioterapi
• Elektrokauter
• Diatermi Elektrokoagulasi
• Laser
1) Bila margin bebas, konisasi sudah adekuat pada yang masih memerlukan
fertilitas;
4) Bila hasil konisasi ternyata invasive, terapi sesuai tata laksana kanker
invasif.
1) Konisasi (Cold knife conization) bila free margin (terapi adekuat) apabila
fertilitas dipertahankan (Tingkat Evidens B).
Pilihan:
1) Operatif
2) Non Operatif
Pilihan:
1) Operatif (Rekomendasi A)
Pilihan:
1) Kemoradiasi (Rekomendasi A)
2) Radiasi (Rekomendasi B)
3) Radiasi
1) Paliatif;
Pembedahan
• Radiasi ajuvan diberikan pascabedah pada kasus dengan risiko tinggi (lesi besar,
invasi limfo-vaskuler atatr invasi stroma yang dalam). Radiasi pascabedah dapat
mengurangi residif sampai 50%.
Prognosis
Radioterapi
Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
• Pasien dengan risiko sedang hasil tes Pap yang negatif sebanyak tiga kali
berturut turut dengan selisih waktu antar pemeriksaan satu tahun dan atas
petunjuk dokter sangat dianjurkan. Untuk pasien (atau partner hubungan seksual
yang level aktivitasnya tidak diketahui), dianjurkan untuk melakukan tes Pap tiap
tahun. Pasien dengan risiko tinggi. Pasien yang memulai hubungan seksual saat
usia.
Deteksi Dini
• Papsmear
Prognosis
7. Koliopoulos G dkk. (2018). Cytology versus HPV testing for cervical cancer
screening in the general population (Review). Cochrane Library by John Wiley &
Sons, Ltd.
8. Jonathan S. Berek, et al. Berek & Novak’s Gynecology 15th edition. Wolter
Kluwer Health: Lippincott Williams & Wilkins. 2012