Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
2023
Tingkat Stress Pada Mahasiswa Perantauan
A. Responden
Mahasiswa perantauan
B. Latar Belakang
Stres merupakan suatu keadaan yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik,
lingkungan, dan situasi sosial yang tidak terkontrol.Stres merupakan respon tubuh
seseorang akibat adanya tekanan, ancaman atau suatu perubahan dari diri atau lingkungan
individu tersebut. Menurut Maramis (1999 dalam Mukhtar, 2021) Stress merupakan suatu
keadaan tertekan yang dialami oleh individu, penyebab stres yang dialami oleh individu
juga berbeda-beda, dalam hal ini mahasiswa tingkat pertama mengalami stres dapat
disebabkan karena kurang mampunya mahasiswa dalam menghadapi lingkungan yang
baru bagi dirinya perbedaan pola belajar dari jenjang SLTA menuju jenjang perkuliahan,
pola interaksi sosial dengan teman baru, serta kehidupan yang jauh dari keluarga yang
mendorong individu mengalami stres tersebut. Adanya perbedaan dampak stress pada diri
mahasiswa disebabkan oleh perbedaan karakeristik masing-masing mahasiswa.
Perbedaan karakteristik yang ada pada diri mahasiswa akan menentukan respon
mahasiswa terhadap stress yang dihadapi, sehingga akan ada respon yang berbeda-beda
dari mahasisa terhadap sumber stress yang sama (Ningrum, 2011). Mahasiswa dalam
mengatasi stres yang dialami menggunakan berbagai strategi, namun setiap individu
memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya tergantung individu tersebut, tidak
sedikit mahasiswa yang salah strategi dalam menghadapi masalah.
C. Tujuan
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkatan stress seorang
mahasiswa perantauan yang berada jauh dari kampong halamannya.
D. Metode Wawancara
Wawancara ini menggunakan metode individual, yaitu wawancara yang dilakukan
seseorang pewawancara dengan responden tunggal atau wawancara secara perseorangan.
E. Definisi
Stres menurut Hans Selye dalam Sary(2015) menyatakan bahwa stres adalah respon
tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya.
F. Aspek Stres :
Bressert (2020) menyatakan bahwa dampak stress termasuk dalam 4 aspek stress meliputi
fisik, kognitif. emosi dan perilaku.
Aspek stress menurut Menurut Bressert (2020) sebagai berikut:
1. Biologis , yaitu reaksi biologis yang timbul karena adanya suatu kondisi atau situasi
yang mengancam atau berbahaya.
2. Kognitif, yaitu kerusakan pada fungsi berpikir yang menyebabkan seseorang sulit
berkonsentrasi.
3. Emosi, yaitu seseorang menggunakan emosi untuk menilai kondisi stress mereka.
4. Perilaku, yaitu stress menyebabkan seseorang mencari kenyamanan dengan orang lain
untuk mendapat dukungan.
G. Indikator :
1. Biologis : gangguan tidur (insomnia), badan mudah lelah, jantung berdetak lebih
cepat dan kuat, kepala menjadi pusing, tubuh gemetar, keluar keringat berlebih.
2. Kognitif : mudah lupa, sering merasa khawatir, tidak dapat membuat keputusan
3. Emosi : mudah marah dan tersinggung, cemas, takut
4. Perilaku : senang menyendiri, menunda nunda pekerjaan, mengurung diri dikamar.
Pedoman Wawancara
Tingkat Stres Pada Mahasiswa Perantauan
1. Faktor eksternal
Faktor Definisi
Sumber daya yang dimiliki individu dalam
Waktu dan Uang mempengaruhi cara seseorang untuk
menghadapi stressor.
Latar belakang pendidikan yang dimiliki
Pendidikan individu sangat mempengaruhi cara
seseorang saat menghadapi kondisi stress.
Batas yang berbeda-beda yang dimiliki oleh
Standar hidup masing-masing individu akan dapat
mempengaruhi seseorang dalam
menghadapi kondisi tubuh yang stres.
Adanya kenyamanan baik secara fisik dan
psikologis yang diberikan oleh oranglain
kepada individu serta dengan adanya orang-
Dukungan social orang disekitar akan membantu individu
tersebut untuk menemukan solusi cara
penyelesaian dalam menghadapi stressor.
Dalam kehidupan termasuk peristiwa besar
dalam kehidupan dan masalah sehari-hari,
Stressor keadaan dimana dapat mempengaruhi cara
seseorang menghadapi kondisi tubuh yang
berada dititik paling tinggi stress.
2. Faktor internal
Faktor Definisi
Afek Afek negatif dapat mempengaruhi kondisi
stres dan kesakitan.
Kepribadian tahan banting meliputi
Kepribadian hardiness (kepribadian tahan komitmen terhadap diri sendiri,
banting) kepercayaan yang dianggap individu bahwa
dirinya dapat mengontrol apa yang terjadi
dalam kehidupan serta kemampuan untuk
mengubah dan mengkonformasi dengan
aktifitas baru.
Individu yang memiliki optimisme yang
tinggi dapat membuat seseorang lebih
Optimisme efektif dalam menghadapi kondisi yang
stresful serta dapat menurunkan resiko dan
kesakitan.
Perasaan seseorang dapat mengontrol
Kontrol psikologis kondisi yang stresfull serta membantu
dalam menghadapi stres secara lebih
efektif.