LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.1.2 Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), teori yang dikembangkan untuk
menjelaskan penyebab ansietas adalah :
1) Teori Psikoanalitik
Ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian yaitu “Id dan Super Ego”. Id melambangkan dorongan insting
dan impuls primitif, super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Sedang ego atau aku
digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari id dan super ego,
ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu bahaya yang
perlu diatasi.
2) Teori Interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
dihubungakan trauma pada masa perkembangan seperti kehilangan,
perpisahan menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang
mempunyai harga diri biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas
berat.
3) Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4) Kajian Biologis
Menujukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk
Benzodiazeoines. Reseptor ini mungkin membentuk dan mengatur ansietas.
2. Faktor Prespitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), faktor prespitasi pada gangguan
1) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
menurunnya kemampuan untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan
integritas fungsi sosial.
3) Rentang Respon Kecemasan
Rentang respon sehat sakit dapat dipakai untuk menggambarkan respon
adaptif – maladaptif pada ansietas.
a) Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan
berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b) Ansietas Sedang
Pada tingkat ini memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c) Ansietas Berat
Pada ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang, seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan
tidak dapat berfikir tentang hal lain serta membutuhkan banyak pengarahan
atau tuntutan. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
d) Tingkat Panik
Pada tingkat ini seseorang mengalami kehilangan kendali. Orang yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan atau tuntutan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian.
Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung
terus dalam waktu lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan
kematian.
e) Tabel Respon dari Ansietas
1.1.2.5 Evaluasi
1. Verbalisasi kawatir akibat kondisi yang dihadapi berkurang
2. Tanda-tanda vitasl seperti frekuensi napas, nadi dan tekanan darah membaik
3. Perilaku gelisah berkurang
4. Perilaku kebingungan menurun.