Anda di halaman 1dari 3

Dalam rangka meningkatkan Pelayanan dan Pembinaan Kesehatan

Jemaah Haji 2017, kami sampaikan gambaran sing


kat penyelenggaraan kesehatan jemaah haji tahun 2017 sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan
untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang
sebaik-baiknya kepada jemaah haji agar jemaah haji dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
2. Pedoman pelayanan pemeriksaan dan pembinaan jemaah haji sesuai
Permenkes 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah haji
dan Permenkes 62 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan
serta Permenkes Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pemberian Sertifikat
Vaksinasi Internasional.
3. Sesuai permenkes Dinas Kesehatan Kab/Kota membentuk TIM
Penyelenggara Kesehatan Haji yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota
sesuai per undang-undangan.
4. TIM Penyelenggaraan Kesehatan Haji melakukan pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas dan/atau di Rumah
Sakit yang ditunjuk.
5. Pemeriksaan kesehatan meliputi : 1. Pemeriksaan tahap pertama, 2.
Pemeriksaan tahap kedua dan 3. Pemeriksaan tahap ketiga (di
embarkasi)
6. Pemeriksaan tahap pertama adalah pemeriksaan pada masa tunggu
sejak mendapat nomor porsi sampai 1 tahun sebelum keberangkatan,
hasil pemeriksaan keluar keterangan risti atau tidak risti yang ditanda
tangani oleh dokter pemeriksa dilanjutkan dengan pembinaan.
7. Pemeriksaan tahap kedua adalah pemeriksaan kesehatan jemaah haji
pada masa keberangkatan atau tahun keberangaktan, hasil
pemeriksaan keluar keterangan istithaah kesehatan haji yang ditanda
tangani oleh dokter pemeriksa dan berita acara Istithoah kesehatan
ditandatangani oleh ketua TIM Penyelenggaran Kesehatan Haji
dilanjutkan dengan pembinaan.
8. Tempat Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama dan tahap kedua serta
pembinaan adalah Puskesmas dan/atau RS yang ditunjuk melakukan
pemeriksaan, pembinaan kesehatan dan kebugaran jemaah haji serta
pengendalian penyakit.
9. Pelaksanaan vaksinasi jemaah haji dilaksanakan di Puskesmas
dan/atau di Rumah Sakit yang ditunjuk.
10. Jenis vaksin yang diberikan ke jemaah haji : 1. Vaksin Meningitis
Menigokokus (MM) merupakan vaksin yang wajib diberikan dan
difasiltasi oleh Kemeskes melalui Dinkes Provinsi. 2. Vaksin Influenza
dan Pneumoni adalah vaksin yang dianjurkan bagi jemaah haji dan
tidak difasilitasi oleh Kemenkes.
11. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan, pembinaan kesehatan
jemaah haji dan vaskinasi diinput ke website
siskohatkes.kemenkes.go.id dengan capaian 100% dan
didokumentasikan menggunakan Buku Kesehatan Jemaah Haji
(BKJH).
12. Pemantauan, pengamatan dan pembinaan kesehatan jemaah haji
didalam perjalanan keberangkatan jemaah haji dari daerah sampai
Embarkasi dan dari Debarkasi sampai daerah menjadi tanggungjawab
pemerintah daerah.
13. Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Haji di puskesmas/klinik, rumah
sakit di kabupaten/kota, dan rumah sakit rujukan sepanjang
didasarkan pada indikasi medis, dapat dilakukan melalui mekanisme
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
14. Bagi Jemaah Haji yang bukan merupakan peserta JKN, Pembiayaan
pelayanan Kesehatan Haji dilakukan secara mandiri atau mengikuti
mekanisme asuransi kesehatan yang dimiliki.
15. Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Haji yang timbul akibat keadaan
khusus (kondisi KLB, KKMD, dan Keadaan krisis/bencana) menjadi
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.

Berkenaan hal tersebut diatas maka upaya yang dapat kami lakukan
adalah :
1. Melakukan sosialisasi kebijakan dan persiapan penyelenggaraan
kesehatan haji 2107 melalui pertemuan dengan Puskesmas, Rumah
Sakit dan Stakeholder.
2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM baik dari Dinkes Kota
Bandung atau pun Puskesmas dan Rumah Sakit rujukan.
3. Melaksanakan pembinaan/konsultasi pelayanan pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas dan Rumah Sakit
rujukan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan penyenggaran kesehatan
haji.
5. Membuat referensi/regulasi/SOP penyelenggaraan kesehatan haji.
6. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas program dan lintas
sektor.
7. Membuat Surat Keputusan TIM Penyelenggara Kesehatan Haji 2017.
8. Meningkatkan fasiltas sarana dan prasarana penyelenggaraan
kesehatan haji.
9. Menyiapkan anggaran sesuai kebutuhan atau DPA Dinas Kesehatan
Kota Bandung.
10. Koordinasi dengan BPJS Kesehatan Kota Bandung terkait pelayanan
kesehatan jemaah haji.

Masalah yang ditemukan pada kegiatan pelayanan kesehatan haji


samapai dengan saat ini adalah :
1. Capaian pemeriksaan kesehatan jemaah haji berdasarkan siskohatkes
Kota Bandung masih rendah / jauh dari target akhir april 80%
capaian s.d. 16 mei 2017 baru mencapai 74.5%.
2. Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan ataupun di
Puskesmas sangat kurang baik secara kuantitas ataupun kualitas.
3. Kesadaran jemaah untuk datang melakukan pemeriksaan kesehatan
masih kurang.
4. Sistem pencatatan dan pelaporan melalui siskohatkes berubah
mengikuti permenkes sehingga sering mengalami masalah akibat
penyempurnaan system.
5. Waktu pelaksanaan kegiatan yang terlalu dekat dengan waktu
keberangakatan jemaah sehingga perlu percepatan anggaran kegiatan.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami


ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai