Jaundice atau yang lebih sering dikenal sebagai penyakit kuning, yang banyak dialami
oleh bayi baru lahir, merupakan sebuah reaksi yang dialami oleh bayi yang baru lahir ditandai
dengan warna kulit yang kekuningan. Jaundice, yang tidak diikuti keluhan lain, merupakan
suatu hal yang lumrah dialami oleh bayi yang baru lahir karena bayi memiliki sel darah
merah yang lebih banyak sehingga pemecahan sel darah merah lebih sering untuk dilakukan.
Selain itu, bayi yang baru lahir juga belum memiliki organ liver yang sempurna di mana
organ liver bertugas untuk membersihkan bilirubirin dalam darah. Kadar bilirubin dalam
tubuh bayi pun menjadi tinggi.
a) Dehidrasi
b) Kejang
c) Tidak merespon untuk menyusu sang Ibu
Bila orang tua baru maupun keluarga yang melihat tanda-tanda di atas, jangan
ragu untuk konsultasikan dengan dokter yang bersangkutan.
B. Komplikasi
Penting bagi orang tua untuk segera memberikan penangan kepada bayinya yang
memiliki tingkat keparahan jaundice yang tinggi karena penanganan yang lambat
akan memunculkan komplikasi pada bayi. Komplikasi yang terjadi yaitu
kerusakan permanen pada otak atau dikenal dengan kernicterus. Kernicterus
terjadi dikarenakan kadar bilirubin dalam darah yang sangat tinggi yang tidak
ditangani dnegan segera.
Gejala yang timbul apabila bayi mengalami kernicterus di antaranya:
Kejang
Gerakan motorik yang tidak normal
Menangis kencang
Sensitif
Apnoea (kesulitan bernapas)
Kehilangan kemampuan mendengar
Permasalahan pada sensorik
Kesulitan untuk berbicara
C. Penyebab
Tubuh bayi menghasilkan banyak bilirubin karena organ hatinya belum terbentuk
sempurna sehingga fungsi hati pun juga belum maksimal. Hal tersebut yang
menyebabkan bilirubin menumpuk dan memiliki kadar yang berlebih. Kondisi ini
dalam istilah medis lebih dikenal sebagai hyperbilirubinaemia.
Selain faktor alamiah dari pembentukan organ di bayi yang baru lahir, faktor
kondisi juga mempengaruhi penyakit kuning. Faktor kondisi tersebut di antaranya:
a) Infeksi virus
b) Hepatitis
c) Cystic Fibrosis
d) Kelainan sel darah
Perbedaan rhesus darah antara ibu dengan bayi.
Kondisi dengan ibu memiliki rhesus negatif dan bayi yang
memiliki rhesus positif.
e) Hipotiroid konginental
f) Sindrom Crigler Najjar
Sindrom langka yang merupakan kelainan bawaan dari resesif autosomal
yang ditandai dengan penurunan aktivitas UDP-glucoronosyltransferase
yaitu enzim yang dibutuhkan untuk mengkonjugasi bilirubin yang tak
terkonjugasi di dalam liver.
g) Kelainan genetik
h) Permasalahan pada saluran empedu dan kantong empedu
i) Kurangnya asupan oksigen
j) Efek obat-obatan tertentu
Bayi yang mengalami jaundice, akan lebih beresiko apabila bayi tersebut:
a) Lahir prematur
b) Ibu memiliki diabetes gestasional (diabetes yang dialami selama
kehamilan hingga persalinan)
c) Cedera
d) Tidak mendapat asupan ASI yang cukup
D. Pengobatan
Setiap penyakit tentunya ada penawarnya. Setiap penyakit tentunya ada cara
pencegahannya. Begitu pula dengan penyakit ini. Jaundice memiliki beberapa
pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Deteksi dini akan
mempermudah pemulihan pada pasien jaundice. Orang tua dapat membawa
bayinya untuk berkonsultasi terkait permasalahan jaundice pada bayi apabila
tanda dan gejala jaundice tidak hilang setelah dua minggu sejak kelahiran.
Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:
a) Fototerapi
Fototerapi adalah sebuah penangan terapi menggunakan cahaya yang
dibuat secara khusus.
Penanganan dengan fototerapi memiliki dua tipe:
Fototerapi secara konvensional
Penanganan ini dilakukan dengan meletakkan bayi di bawah
cahaya lampu dilengkapi dengan pelindung di matanya.