Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL FARMASI

KESESUAIAN SARANA DAN PRASARANA RUANG FARMASI


TERHADAP PERMEKES RI N0 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK
DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN
TAHUN 2019

I. Pendahuluan
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan termasuk didalamnya kefarmasian di Puskesmas yang merupakan
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota. Dengan makin
kompleksnya upaya pelayanan kesehatan khususnya masalah terapi obat,
telah menuntut kita untuk memberikan perhatian dan orientasi pelayanan
farmasi kepada pasien.
Pelayanan kefarmasian meliputi penelolaan sumber daya (SDM, sarana
prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan
pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan
obat, informasi obat, pencatatan/penyimpanan resep) dengan memanfaatkan
tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode tata laksana ang sesuai dalam
upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan
II. Latar belakang
Prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara tidak langsung
mendukung pelayanan kefarmasian, sedangkan sarana adalah suatu tempat,
fasilitas yang secara langsung terkait dengan pelayanan kefarmasian. Dalam
upaya mendukung pelayanan kefarmasian di puskesmas diperlukan saranadan
prasarana yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
pusksmas dengan memperhatikan luas cakupan, ketersediaan ruang rawat inap,
jumlah karyawan, angka kunjungan dan kepuasan pasien.
Pada bulan Desember 2018 pada kotak saran ditemukan adanya keluhan
pelanggan tenyang apotek, pasien merasa ada ketdaknyamanan pada saat
menerima obat, dan pada bulan yang sama ada keluhan dari petugas farmasi
tentang nyeri pinggang bawah dan lecet di punggung tangan karena adanya
ketidaksesuaian loket pemberian obat
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan adanya audit internal terhadap
kesesuaian sarana dan prasarana ruang farmasi dengan Permenkes RI No
9tahun 2017 tentang apotek, yang diharapkan akan dapat mengidentifikasi
kesenjangan kinerja yang menjadi masukan untuk melakukan perbaikan dan
penyempurnaan baik pada system pelayanan maupun system manajemen.
III. Tujuan Audit
1. Tujuan Umum
Terpenuhinya kesesuaian sarana dan prasarana ruang farmasi dengan
Permenkes RI No 9tahun 2017 tentang apotek di Puskesmas Cimahi Selatan
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan data dan informasi factual tentang kesesuaian sarana dan
prasarana ruang farmasi dengan permenkes RI No 9 tahun 2017 tentang
apotek
b. Memberikan rekomendasi sebagai dasar pengambilan keputusan
perbakan sarana dan prasarana ruang farmasi di Puskesmas Cimahi
Selatan
IV. Lingkup Audit
Lingkup audit internal adalah Upaya Kesehatan Perorangan bagian farmasi
V. Objek Audit
Adapun obyek audit internal adalah kesesuaian sarana dan prasarana ruang
farmasi dengan Permenkes RI No 9 tahun 2017 tentang apotek di Puskesmas
Cimahi Selatan
VI. Jadwal dan Alokasi Waktu
Lihat lampiran
VII. Metoda Audit
Audit dilakukan melalui wawancara, observasi, dan penelusuran sarana dan
prasarana
VIII. Kriteria Audit
Permenkes RI No 9tahun 2017
IX. Instrumen Audit
1. Daftar Pertanyaan pedoman wawancara
2. Daftar Ceklist telusur sarana dan prasana
X. Sasaran
Sasaran audit adalah bagian farmasi Puskesmas Cimahi Selatan
XI. Pembiayaan
Non Budgeter
XII.Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Hasil audit dilaporkan kepada kepala puskesmas dan kepada unit yang
diaudit sebagai feed back. Hasil audit juga disampaikan pada saat Pertemuan
Tinjauan Manajemen dengan membahas kendala dalam perbaikan sehingga
dapat memperoleh dukungan manajemen dalam upaya perbaikan kinerja
maupun erbaikan sistem manajemen pelayanan.
Berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal, unit kerja
yang di audit (auditee) wajib melakukan tindak lanjut terhadap temuan audit
dalam bentuk upaya-upaya perbaikan. Setelah memperoleh laporan hasil audit,
auditeee harus mempelajari laporan audit tersebut, untuk kemudian menyusun
rencana perbaikan.
Rencana perbaikan disusun dengan batas waktu yang jelas, sehingga
pelaksanaan perbaikan dapat dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan atau disepakati bersama dengan auditor. Pada saat pelaksanaan
kegiatan perbaikan, auditor dapat melakukan monitoring kegiatan-kegiatan tindak
lanjut yang dilakukan oleh auditee dan memberikan arahan atau bimbingan jika
diperlukan. Hasil perbaikan wajib dilaporkan oleh auditee kepada kepala
puskesmas dan disampaikan tembusan kepada auditor internal.

XIII. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan


a. Pencatatan
Pencatatan hasil temuan audit oleh anggota auditor kemudian diserahkan
pada Ketua Tim Audit Internal untuk diolah dan dianalisa serta ditindaklanjuti
dalam bentuk Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Tindak Lanjut (TL).
b. Pelaporan
Pelaporan hasiit dibuat oleh Tim Audit Internal untuk kemudian dilaporkan
pada Tim Mutu saat diadakan rapat tinjauan manajemen dihadapan kepala
puskesmas. Laporan berupa hasil audit, tindak lanjut yang telah dilakukan
dan kendala pada saat perbaikan.
c. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan selama pelaksanaan audit di buat oleh Tim Audit
Internal untuk mengetahui apakah terdapat kekurangan dalam pelaksanaan
audit internal saat ini sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbaikan
pada pelaksanaan audit selanjutnya.
Mengetahui, Cimahi, .................................
Ketua Tim Mutu Ketua Tim Audit

Wina Anggraeni, dr Sri Yanti Agustini


NIP. 19890612 201502 2 003 NIP. 19790805 200902 2 002

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Cimahi Selatan

Dewi Irawati
NIP. 19770805 200501 2 015
Lampiran
Daftar Pertanyaan Audit Internal kesesuaian sarana dan prasarana ruang farmasi
dengan Permenkes RI No 9 tahun 2017 tentang apotek

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL


KESESUAIAN SARANA DAN PRASARANA RUANG FARMASI
TERHADAP PERMEKES RI N0 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK

1. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan tempat penerimaan resep?


2. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan tempat pelayanan resep dan
peracikan?
3. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan tempat penyerahan sediaan
farmasi?
4. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan tempat konseling?
5. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan tempat penyimpanan sediaan
farmasi?
6. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan tempat penyimpanan alat
kesehatan?
7. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan tempat penyimpanan arsip?
8. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan instalasi air bersih?
9. Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan instalansi listrik?
10.Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan system tata udara?
11.Apakah tenaga farmasi merasa nyaman dengan proteksi kebakaran?
Lampiran
Daftar Tilik Audit Internal kesesuaian sarana dan prasarana ruang farmasi dengan
Permenkes RI No 9 tahun 2017 tentang apotek

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL


KESESUAIAN SARANA DAN PRASARANA RUANG FARMASI
TERHADAP PERMEKES RI N0 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK

SARANA :

ket
N0 Sarana tersedia Kenyamanan
1 Tempat penerimaan resep

2 Tempat pelayanan resep dan racikan

3 Tempat penyerahan sediaan farmasi

4 Tempat konseling

5 Tempat penyimpanan sediaan farmasi

6 Tempat penyimpanan alat kesehatan

7 Tempat penyimpanan arsip

PRASARANA :
ket
N0 Sarana tersedia Kenyamanan
1 Instalansi Air bersih

2 Instalansi Listrik

3 System tata udara

4 Sistem proteksi kebakaran

Jumlah Skor Dilakukan : Complain Rate (CR : %


Jumlah Skor Total :
Complain Rate = Jumlah Ya / Jumlah Total x 100%

Lampiran
Jadual audit internal kesesuaian sarana dan prasarana ruang farmasi dengan
Permenkes RI No 9 tahun 2017 tentang apotek
Kegiatan JADWAL AUDIT INTERNAL

kesesuaian sarana dan prasarana ruang farmasi dengan Permenkes RI No 9


tahun 2017 tentang apotek

TAHUN 2019

MA
JAN PEB APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
R

1. Penyusunan rencana
X
program audit

2. Penyusunan Kerangka
X
Acuan

3. Pemberitahunan
kepada unit yang akan X
diaudit

4.Pelaksanaan audit X

5. Tim auditor Dwi,


Adh
ena,
Sri Y

6. Analisis hasil audit X

7. Tindak lanjut hasil audit X

8. Monitoring pelaksanaan X
tindak lanjut audit

9. Menyusun laporan audit X

Anda mungkin juga menyukai