Anda di halaman 1dari 7

Tulisan tersebut menjelaskan tentang seorang pria yang hidup pada abad pertama yang terkenal

sebagai seorang filsuf pengembara. Dia hidup dalam kehidupan yang menjauhi hubungan seksual,
berkeliling menyampaikan ajaran, dan melakukan berbagai mukjizat seperti mengusir setan dan
bahkan menghidupkan orang mati. Bagi beberapa orang, dia dianggap sebagai seorang pria ilahi,
mungkin bahkan sebagai putra Tuhan, dan pada akhir hidupnya, dia diangkat ke surga dan tidak
pernah terlihat lagi.

Namun, tulisan ini menyatakan bahwa pria yang dimaksud bukanlah Yesus dari Nazareth, melainkan
Apollonius of Tiana, salah satu tokoh paling menarik dari zaman Kuno Akhir. Apollonius adalah
seorang filsuf Pythagoras.

seorang individu bernama Apollonius yang dikenal karena melakukan keajaiban dan
hidupnya, setidaknya menurut cerita-cerita terkenal tentang kehidupannya, tampak
mencerminkan dalam banyak hal yang signifikan cerita-cerita terkenal tentang
kehidupan Yesus Kristus dalam narasi Kristen. Tulisan tersebut bertanya, siapakah
Apollonius dan apa yang kita ketahui tentang kehidupannya? Apa hubungannya
dengan tokoh sentral dalam Kekristenan?

Apollonius adalah seorang tokoh sejarah yang hidup pada abad pertama Masehi. Dia
dikenal sebagai seorang filsuf dan pemimpin spiritual yang berasal dari Tyana,
sebuah kota di wilayah Anatolia, yang sekarang termasuk bagian dari Turki modern.
Menurut sumber-sumber kuno yang mengisahkan tentang hidupnya, Apollonius
dilaporkan melakukan banyak keajaiban dan mukjizat, termasuk penyembuhan orang
sakit dan membangkitkan orang mati.

Meskipun cerita-cerita tentang Apollonius mirip dengan cerita-cerita tentang


kehidupan Yesus Kristus dalam tradisi Kristen, Apollonius bukanlah tokoh agama
dalam konteks Kristen. Dia lebih dikenal sebagai seorang filsuf dan spiritualis yang
mengembangkan ajaran dan praktik-praktik spiritual yang berbeda dengan agama
Kristen.

Apollonius tidak memiliki hubungan langsung dengan tokoh sentral dalam


Kekristenan, yaitu Yesus Kristus. Meskipun ada beberapa kesamaan dalam cerita-
cerita tentang kehidupan mereka, kedua tokoh ini muncul dalam konteks budaya
dan agama yang berbeda. Cerita-cerita tentang Apollonius sebagian besar berasal
dari "Vita Apollonii" yang ditulis oleh seorang penulis abad ke-3 bernama
Philostratus.

abad pertama adalah periode yang penuh dengan peristiwa penting yang akan
membentuk sejarah dunia. Beberapa peristiwa yang disebutkan antara lain adalah
kehancuran Yerusalem, kebakaran Roma, dan tentu saja kehidupan dan pelayanan
Yesus dari Nazaret. Pengikut Yesus akhirnya menjadi agama terbesar di dunia.
Tulisan tersebut juga menyebutkan bahwa ada konsensus di kalangan ahli bahwa
Yesus adalah seorang pria nyata yang tinggal di Yudea pada paruh pertama abad
pertama. Ada banyak alasan yang mendukung kesimpulan ini, salah satunya adalah
bahwa Yesus bukanlah tokoh fiktif semata.

Pada waktu dan wilayah tertentu, terdapat beberapa orang yang memiliki kesamaan
dengan Yesus, seperti mengklaim sebagai Mesias dan menentang otoritas Romawi,
serta melakukan mukjizat-mukjizat. Tulisan tersebut bertanya mengapa Yesus secara
khusus dianggap sebagai tokoh palsu jika semua orang lain yang mirip dengannya
adalah nyata.

Salah satu contoh tokoh yang disebutkan dalam tulisan tersebut adalah Apollonius
dari Tiana. Apollonius adalah seorang tokoh yang dikenal karena berkeliling di dunia
Hellenik dan Mediterania sebagai seorang suci. Dia juga melakukan banyak mukjizat
dan memiliki kesamaan dengan Yesus dalam beberapa hal.

Namun, penilaian mengenai keaslian dan kebenaran tokoh-tokoh seperti Yesus dan
Apollonius sangat tergantung pada perspektif dan keyakinan masing-masing
individu. Meskipun ada banyak kesamaan di antara mereka, keyakinan dan penilaian
terhadap kebenaran klaim mereka dapat berbeda-beda.

Tulisan tersebut membahas perbandingan yang sering dibuat antara Yesus dan
kehidupan Apollonius. Perbandingan ini sering digunakan sebagai argumen untuk
menentang keabsahan Kristus, tetapi hal-hal tidaklah sesederhana itu dan topik ini
seringkali dibesar-besarkan dan direpresentasikan dengan cara yang salah.

Pertama-tama, yang perlu kita ketahui adalah bahwa semua informasi yang kita miliki
tentang Apollonius dan kehidupannya berasal dari sumber-sumber yang lebih terkini.
Sebagian besar informasi kita berasal dari sebuah teks yang disebut "Life of
Apollonius of Tiana" yang ditulis pada abad ke-3 oleh seorang penulis bernama
Philostratus. Dengan kata lain, hampir dua milenium setelah kehidupan Apollonius.

Dalam tulisan tersebut, penulis mengindikasikan bahwa informasi tentang Apollonius


kemungkinan tidak dapat diandalkan sepenuhnya karena jarak waktu yang lama
antara kehidupannya dan penulisan teks tersebut. Hal ini dapat menyebabkan
penyensasionalan dan representasi yang salah terhadap sosok Apollonius.

seseorang bernama Philistrada atau Felastrados, yang sudah meninggal bertahun-


tahun yang lalu. Dikatakan bahwa Felastrados adalah seorang sofis, yang berarti
tulisan tersebut ditulis dalam gaya yang lebih menghibur daripada faktual. Tulisan
tersebut mengandung banyak elemen dan gaya bahasa umum dari era tersebut, dan
banyak aspek dari teks tersebut mungkin tidak dimaksudkan untuk menjadi akurat
secara historis, tetapi lebih ditujukan sebagai cerita yang menghibur dan legendaris.

Dalam kata lain, banyak informasi mengenai Philistrada harus diterima dengan
kritikalitas yang tinggi. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber lain yang ada,
seperti surat-surat yang dikaitkan dengan Apollonius sendiri, banyak di antaranya
juga disebutkan dalam tulisan tersebut.
ada ketidakpastian mengenai keaslian sumber-sumber yang ada terkait Apollonius.
Para sarjana berpendapat bahwa beberapa sumber mungkin berasal dari Apollonius
sendiri, namun sumber-sumber lainnya juga dapat memberikan informasi lebih lanjut
tentang dirinya atau setidaknya persepsi publik tentang siapa dia. Dikatakan bahwa
sangat sulit untuk mengatakan sesuatu dengan pasti tentang sosok sejarah yang
sebenarnya dari Apollonius, dan lebih mudah untuk membicarakan Apollonius
sebagai tokoh legendaris. Versi Apollonius yang diceritakan atau dijelaskan dalam
narasi terkenal seperti dalam kehidupan Apollonius dari Tiana karya Philostratus,
namun mungkin dimungkinkan untuk mengekstrak sebagian informasi dari narasi-
narasi ini untuk mendapatkan gambaran tentang sosok sebenarnya Apollonius.

Berdasarkan sumber-sumber yang dapat diakses, apa yang dapat kita katakan
tentang kehidupan Apollonius? Apollonius terutama dikenang sebagai seorang bijak
yang memiliki kemampuan ajaib. Cerita-cerita cenderung mengategorikannya
sebagai seorang filsuf Pythagoras, atau lebih tepatnya seorang filsuf neo-Pythagoras.
Namun, ini tidak berarti bahwa dia adalah seorang filsuf dalam arti memiliki
pengetahuan yang banyak atau berspekulasi tentang sifat kenyataan. Sebagaimana
telah kita lihat dalam episode tentang Pythagoras, menjadi "Pythagoras" bisa berarti
memiliki berbagai pengetahuan dan keahlian.
Apollonius, seorang tokoh pada abad ke-1 Masehi. Pada waktu itu, neopitagorisme
dan pandangan filosofis sangat terkait dengan ide-ide seputar angka bahwa dasar-
dasar realitas terdiri dari angka atau matematika. Prinsip paling mendasar dari
realitas adalah monad atau yang satu, yang menjadi sangat pusat dalam platonisme
akhir.

Namun, seperti yang dibahas, pitagorisme juga sangat terkait dengan cara hidup
yang disebut "cara hidup pitagoras". Ada cara tertentu di mana seseorang bisa
menjadi dan berperilaku seperti seorang Pitagoras. Meskipun spekulasi angka
mungkin memainkan peran dalam pemikiran Apollonius, dia lebih terkait dengan
cara hidup dan perilaku ini yang ditandai sebagai Pitagoras.

Pitagoras diharapkan memiliki penampilan yang mirip dengan apa yang kita sebut
sebagai "hippi" saat ini. Mereka biasanya memiliki janggut dan rambut panjang,
mengenakan pakaian yang diperbaiki, dan mengikuti diet vegetarian. Mereka
memiliki cara berbicara atau tidak berbicara yang misterius, dan sering berkelana dari
tempat ke tempat karena Pitagoras sendiri terkait dengan kekuatan ajaib dan hampir
ilahi.

Dalam konteks tulisan ini, hal tersebut menggambarkan bahwa karakteristik cara
hidup dan perilaku inilah yang secara khusus terkait dengan Apollonius, bukan
sekadar ide-ide yang ia sampaikan.
sebuah aliran filsafat yang berasal dari ajaran Pythagoras. Pada masa-masa
kemudian, para pengikut Pythagoras sering diharapkan dapat melakukan mukjizat
atau prestasi luar biasa yang melebihi kemampuan manusia biasa, berkat kekuatan
luar biasa dari kebijaksanaan rahasia Pythagorean yang mereka pegang.

Apollonius adalah salah satu tokoh yang merupakan bagian dari kelompok
Pythagorean tersebut. Dia memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan harapan tersebut,
seperti memiliki usia yang panjang, kemungkinan menjadi vegetarian, berjanggut
dan berambut panjang, serta melakukan berbagai hal yang menakjubkan di dunia
Helenistik dan di luar itu. Cerita-cerita tentang kehidupannya sangat kaya dan
menarik.

Terdapat legenda bahwa sebelum Apollonius dilahirkan, ibunya dikunjungi oleh


dewa Proteus yang memberitahukan kelahiran seorang bijak yang luar biasa ini.
Kelahirannya sendiri dikaitkan dengan tanda-tanda surgawi lainnya, seperti dikelilingi
oleh angsa saat melahirkan. Hal ini menimbulkan asosiasi dengan kelahiran dewa
Apollo yang juga disertai dengan kehadiran angsa, dan ini memperkuat gagasan
bahwa Apollonius mungkin dianggap sebagai semacam dewa di bumi atau makhluk
ilahi yang memiliki keterkaitan khusus dengan dewa Apollo, sebagaimana disiratkan
dalam namanya sendiri, Apollonius.

Meskipun Philostratus tidak menyebutkan apakah Apollonius adalah makhluk ilahi


atau bukan dalam teks sebenarnya, kelahirannya juga disertai dengan tanda-tanda
surgawi lainnya, seperti petir dan hal-hal lainnya.

seorang tokoh yang disebut sebagai filsuf dan memiliki hubungan dengan keilahian.
Apollonius diyakini berasal dari Tiana, Asia Kecil, dan belajar di bawah beberapa
orang Pythagorean. Nasibnya berubah ketika ia melakukan perjalanan penting ke
India.

Perjalanan ke India ini merupakan bagian penting dari kehidupan Apollonius dan
menceritakan bagaimana ia melakukan perjalanan ke sana untuk bertemu dan
belajar dengan para brahmana yang menurutnya adalah Pencipta Asli Doktrin
Pythagorean. Dengan kata lain, daripada belajar dengan para Pythagorean di
kampung halamannya, ia langsung pergi ke sumbernya, meskipun tidak termasuk
Pythagoras sendiri.

Konon, di India inilah ia memperoleh kebijaksanaan dan kekuatan luar biasa. Ketika ia
kembali ke Barat, ia segera dikenal sebagai seorang bijak dan orang-orang mulai
berkumpul di sekitarnya. Sepanjang hidupnya, Apollonius mengembara di sekitar
dunia Mediterania, mengunjungi kota-kota Yunani di Anatolia, Mesir, dan banyak
tempat lainnya.

Di semua tempat ini, dikatakan bahwa ia melakukan mukjizat. Ia mengusir setan,


menyembuhkan orang sakit, dan bahkan muncul secara ajaib di tempat-tempat yang
berbeda, seperti halnya Pythagoras sendiri.

Namun, tulisan tersebut menyebutkan bahwa Philostratus, seorang penulis kuno


yang menulis tentang kehidupan Apollonius, tidak menyatakan apapun mengenai
sifat ilahi atau non-ilahi Apollonius dalam teks aslinya. Meskipun ada tanda-tanda
surgawi yang menyertai kelahirannya, seperti petir dan hal-hal lainnya, dan ada
kesamaan dengan tokoh ilahi lainnya, termasuk cerita tentang Yesus Kristus.

Pada saat yang sama, ada banyak cerita fantastis lainnya tentang Apollonius. Bahkan
ada cerita tentang bagaimana ia secara praktis menghidupkan kembali orang-orang
yang telah meninggal. Dalam salah satu cerita yang sangat menarik, dikatakan bahwa
ia mengunjungi Orakel Trifonius. Orakel Trifonius ini terkenal sangat sulit.
Pengalaman di sana sangat berat, seseorang harus turun dan masuk ke dalam gua
yang gelap dan keluar dengan hampir traumatis oleh pengalaman tersebut, yang
mungkin melibatkan beberapa senyawa psikoaktif. Ada cerita tentang orang-orang
yang lupa cara tertawa untuk waktu yang lama setelah turun ke dalam gua ini, jadi
pengalaman ini sangat serius. Namun, Apollonius tentu saja sepertinya tidak
terpengaruh oleh semuanya, seperti seorang pemberani yang sesungguhnya.

Apollonius terlihat sebagai karakter yang sangat karismatik dan berwarna. Bagi
banyak orang, ia akan dilihat sebagai sosok yang sangat aneh bahkan untuk
zamannya. Banyak hal yang dikaitkan dengan dirinya membuatnya menjadi sosok
yang sangat unik. Hanya fakta bahwa ia menjalani kehidupan selibat saja sudah
merupakan misteri yang tidak dapat dimengerti oleh kebanyakan orang, terutama
dalam masa sebelum munculnya agama Kristen.

Tulisan tersebut menjelaskan tentang Apollonius dan beberapa spekulasi mengenai


keyakinan dan gaya hidupnya. Tulisan tersebut menyebutkan bahwa meskipun
Apollonius terkenal karena kisah-kisah yang menakjubkan dalam hidupnya, termasuk
menghentikan seorang muridnya untuk menikahi seorang vampir dengan
kemampuannya melihat masa depan, keyakinan filosofisnya tidak begitu jelas.
Namun, sebagai seorang Pythagoras, dapat diasumsikan bahwa Apollonius juga
memegang beberapa ide yang terkait dengan Pythagoras, seperti pentingnya angka
dan geometri, kemungkinan reinkarnasi, dan keabadian jiwa. Beberapa cerita juga
menyiratkan bahwa Apollonius mungkin memiliki pandangan tentang Tuhan yang
Transenden di atas dunia dan oleh karena itu tidak membutuhkan apa pun dari kita,
yang terlihat dari penolakannya terhadap pengorbanan hewan, praktik yang umum
dalam agama kuno

Tulisan tersebut menyatakan bahwa "sophist" (ahli filsafat) yang tertarik atau peduli
terutama pada menghibur audiensnya. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dan
meragukan banyak informasi yang diberikan olehnya dalam bukunya. Contohnya,
apakah Apollonius benar-benar pergi ke India? Tentu saja, ada kemungkinan, tetapi
itu juga cara yang sangat nyaman untuk menghubungkannya dengan gurunya,
Pythagoras, yang juga dikatakan telah melakukan perjalanan yang sama.

Selain itu, tulisan tersebut menyebutkan tentang motif umum dalam dunia kuno
yaitu melakukan perjalanan ke timur untuk mencari kebijaksanaan. Juga, apa yang
dapat dikatakan tentang semua keajaiban dan perjalanan di barat? Secara singkat,
kita tidak dapat benar-benar mengetahui banyak tentang Apollonius sebagai sosok
sejarah. Bahkan di sini ada kesamaan antara dia dan Yesus karena konsensus para
sarjana tentang keduanya cukup mirip. Seperti halnya dengan Yesus, umumnya
disepakati bahwa Apollonius mungkin merupakan sosok nyata dalam beberapa hal,
tetapi sebagian besar cerita tentangnya adalah interpolasi belakangan. Juga mungkin
aman untuk mengasumsikan bahwa dia adalah seorang Pythagorean yang terkenal
karena berkeliling dunia Helenistik melakukan keajaiban.
Tulisan tersebut membahas tentang kesamaan antara kehidupan Apollonius dari
Tiana dan Yesus Kristus, serta keberadaan tokoh-tokoh ajaib pada periode waktu
tertentu. Tulisan tersebut juga mengacu pada beberapa tokoh dalam dunia Yahudi,
seperti Honey the Circle Jar dan mungkin juga Shimon oleh Yokai, yang disebut
sebagai contoh tokoh-tokoh serupa dalam wilayah tersebut pada saat itu.

Pada intinya, tulisan tersebut menyoroti banyaknya kesamaan antara kehidupan


Apollonius dan Yesus seperti yang tercantum dalam kitab-kitab Injil, mulai dari
kelahiran ajaib yang disertai dengan tanda-tanda ilahi hingga melakukan mukjizat-
mukjizat serupa, bahkan hingga kematian atau ketiadaan kematian mereka. Penulis
berpendapat bahwa kesamaan yang begitu banyak ini tidak bisa dianggap sebagai
kebetulan semata.

Selanjutnya, tulisan tersebut menjelaskan bahwa sumber utama cerita tentang


Apollonius, yaitu "Life of Apollonius of Tiana" oleh Philostratus, ditulis pada abad ke-
3. Hal ini berarti bahwa tulisan tersebut jauh setelah masa hidup Apollonius dan juga
setelah kitab-kitab Injil tentang Yesus telah ditulis dan dianggap sebagai kanon.

Pada intinya, tulisan ini menyampaikan pemikiran dan diskusi tentang kemiripan
antara Apollonius dan Yesus, serta mengajukan pertanyaan mengenai kemungkinan
pengaruh antara keduanya dalam konteks sejarah dan kepercayaan agama.
Tulisan ini menyatakan bahwa banyak sarjana saat ini berpendapat bahwa salah satu
tujuan utama Philostratus dalam menulis karya ini tentang Apollonius adalah sebagai
respons terhadap umat Kristen yang pada saat itu telah menjadi komunitas yang
sangat kuat. Dalam beberapa hal, Apollonius dikonstruksikan sebagai versi pagan
dari Kristus. Ia digambarkan melakukan segala hal yang dilakukan Yesus dan bahkan
lebih dari itu. Hal ini merupakan cara bagi Philostratus untuk menunjukkan bahwa
pada dasarnya kita juga memiliki orang-orang kudus seperti yang kamu miliki, Yesus
kamu tidak begitu istimewa setelah semua ini.

Tulisan ini juga menyatakan bahwa kemungkinan kesamaan antara Apollonius dan
Yesus dapat disebabkan oleh fakta bahwa tokoh-tokoh seperti mereka cukup umum
pada abad pertama, dan kesamaan khusus antara mereka mungkin merupakan
respons langsung terhadap umat Kristen dan catatan-kitab suci oleh Philostratus.
Meskipun interaksi antar-agama dalam kasus ini mungkin tidak begitu ramah, kita
dapat berterima kasih atas percakapan seperti itu karena memberikan kita cerita-
cerita yang begitu menarik, seperti kehidupan Apollonius of Tiana, salah satu tokoh
paling menarik dari Antikuitas akhir.

Anda mungkin juga menyukai