Disusun oleh :
Dian Rumianti Said (4521060040)
HUKUM-B
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2021/2022
Surat Perjanjian Jual Beli Rumah
Yang nantinya dalam surat perjanjian jual beli rumah ini disebut sebagai Penjual
Dari kedua belah pihak tersebut telah melakukan kesepakatan untuk melakukan jual beli
sebuah rumah dengan luas bangunan 32 m2 dengan luas tanah sebesar 72 m2 yang berada
pada Jl. Kolibri No 18 atas nama Rizka Dewi
1. Penjual menjaminkan bahwa sebidang rumah tersebut merupakan milik sendiri dari
Penjual dan tidak sedang disewakan atau dikontrakkan kepada pihak manapun.
2. Dari kedua belah pihak melakukan jual beli sebuah rumah dengan harga
Rp600.000.000. Pembayaran akan dilakukan secara tunai, tidak melalui perantara
apapun, dan dibayar lunas pada saat transaksi jual beli dilakukan.
3. Setelah pemindahtanganan rumah maka Pembeli bertanggung jawab dan wajib
membayarkan Pajak Bumi dan Bangunan yang ada setiap tahunnya.
4. Hal lainnya yang tidak ataupun belum tertulis di dalam surat perjanjian jual beli
rumah ini akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan melalui tahapan
musyawarah antara Penjual dan Pembeli.
Demikian surat perjanjian jual beli rumah ini dibuat berdasarkan kesepakataan dan
persetujuan antara Penjual dan Pembeli.
Penjual Pembeli
1) Unsur esensialia adalah unsur yang harus ada dan merupakan hal pokok dalam suatu
perjanjian, sehingga tanpa hal pokok tersebut perjanjian menjadi tidak sah dan tidak
mengikat para pihak yang membuatnya.
Contohnya dalam perjanjian diatas yang merupakan unsur esensialianya yaitu
perjanjian jual beli yang ditandai dengan dimana kedua belah pihak mengikatkan diri
untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak lain untuk membayar harga yang
dijanjikan seperti dalam perjanjian ini adanya jual beli rumah dengan harga yang
disetujui yaitu Rp.600.000.000.
2) Unsur naturalia dapat dikatakan sebagai unsur yang sudah pasti ada dalam suatu
perjanjian tanpa perlu diperjanjikan secara khusus oleh kedua belah pihak yang
sedang mengadakan perjanjian. unsur ini tidak diatur oleh para pihak yang
mengadakan perjanjian maka secara otomatis akan kita temukan dalam ketentuan
perundangundangan yang berlaku sehingga tidak harus dibunyikan lagi dalam
perjanjian.
Contohnya dalam perjanjian diatas penjual memiliki kewajiban untuk menanggung
cacat tersembunyi pada barang dagangan.Walaupun tidak dituangkan ke dalam
kontrak perjanjian namun pasal 1339 KUHPer sudah lebih dulu memberikan
pengaturan terhadap persoalan penanggungan cacat tersembunyi pada barang
dagangan.
3) Unsur aksidentalia merupakan suatu hal yang khusus diperjanjikan oleh para pihak
sebagai pelengkap dari suatu diperjanjian maka disepakati suatu aturan khusus yang
sengaja disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian.
Contohnya seperti batas waktu pembayaran suatu prestasi yang dibunyikan dalam
kontrak yang dimana dalam kontrak perjanjian diatas ditandai dengan pembeli harus
melunasi pembayaran saat itu juga dalam artian saat proses transaksi jual beli
dilakukan pembayaran tersebut dilakukan tanpa dicicil.